44
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1.
Sifat Penelitian. Pada penelitian ini, tipe yang digunakan adalah deskriptif. Penelitian
deskriptif adalah penelitian yang memaparkan situasi atau peristiwa dan tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. 75 Penelitian deskriptif ini dilakukan untuk mengumpulkan informasi aktual secara rinci mengenai peran program director dalam program “Dahsyat” untuk melukiskan kondisi yang terjadi pada saat memproduksi program. Peranan yang terjadi pada saat pra produksi, produksi, hingga tahapan paska produksi. Pendekatan yang penulis gunakan untuk penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Menurut Kirk dan Miller mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental berhubungan pada pengamatan manusia dan kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya. 76 Namun, Denzin dan Lincoln (1987) menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan
75
Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, Bandung, Remaja Rosdakarya. 1998 hal 28 Moleong, Lexy J, Metode Penelitian Kualitatif edisi revisi, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2004, hal 4 76
44
45
berbagai metode yang ada. Metode yang biasa dimanfaatkan dalam penelitian kualitatif adalah, wawancara, pengamatan, dan pemanfaatan dokumen. 77
3.2.
Metode Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus. Studi kasus adalah uraian
dan penjelasan komperhensif mengenai berbagai aspek seorang individu, suatu kelompok, suatu organisasi komunitas, suatu sosial. Penelitian studi kasus berupaya menelaah sebanyak mungkin data mengenai subjek yang diteliti. Studi kasus menggunakan beberapa metode antara lain, wawancara, pengamatan, penelaahan dokumen-dokumen, survey dan data apapun untuk menguraikan suatu kasus secara terperinci. Dengan mempelajari semaksimal mugkin seorang individu, suatu kelompok, atau suatu kejadian, peneliti bertujuan memberikan pandangan yang lengkap dan mendalam mengenai subjek yang diteliti. 78 Sebagai suatu metode kualitatif, studi kasus mempunyai beberapa keuntungan. Lincoln dan Guba mengemukakan bahwa keistimewahan studi kasus meliputi hal-hal tersebut : a. Studi kasus menyajikan uraian menyeluruh yang mirip dengan apa yang dialami pembaca dalam kehidupan sehari-hari. b. Studi kasus merupakan sarana utama bagi penelitian emik, yakni menyajikan pandangan subjek yang di teliti, dengan mengungkapkan dan menguraikan sistem perilaku bersama satuan strukturnya dan kelompok structural satuansatuan itu. 77 78
Ibid. 5. Deddy Mulyana, Metode Penelitian Kualitatif, PT. Rosdakarya, Bandung, 2001, Hal 201
46
c. Studi kasus merupakan sarana efektif untuk menunjukan hubungan antara peneliti dan responden. Studi kasus mempunyai keunggulan sebagai suatu studi untuk mendukung studi-studi yang besar di kemudian hari. Studi kasus dapat memberikan hipotetishipotetis untuk penelitian lanjutan. 79 Dalam penelitian ini penulis akan menjelaskan berbagai uraian mengenai, peran program director dalam produksi program Dahsyat di RCTI (studi kasus pada “Program Dahsyat regular” periode Agustus-Desember 2010).
3.3.
Teknik Pengumpulan Data. Untuk melengkapi segala keperluan menganalisa mengenai peran
program director dalam produksi program Dahsyat di RCTI (periode AgustusDesember 2010). Penulis memerlukan data-data yang mendukung, baik dari dalam maupun luar perusahaan. Dalam pengumpulan data penulis menggunakan dua tahap, yaitu :
3.3.1. Data Premier. Data premier atau atau data utama menurut Lifland dan Lofland yang dikutip Lexy Moleong, sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan. Kata-kata dan tindakan orangorang yang diamati atau diwawancarai merupakan sumber data utama.
79
Moh. Nazir, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, 2005, hal 58
47
Sumber data utama dicatat melalui catatan tertulis melalui perekaman video/audio tape, pengambilan foto, atau film. 80 Wawancara
adalah
bentuk
komunikasi
antara
dua
orang,
melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seseorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu. 81 Data yang diambil secara langsung dari nara sumber dengan melakukan wawancara mendalam kepada key informan, yang dilakukan melalui tanya jawab secara langsung dengan Producer, Program Director, Floor Director, Cameraman, Lightingman, Audioman, dan kerabat kerja lainnya yang berpengaruh terhadap penelitian mengenai peran program director, dan selanjutnya hasil wawancara akan di analisis dan di buat kesimpulan.
3.3.2. Data Sekunder. Data yang didapat dari berbagai pustaka atau pendapat para ahli dapat dijadikan sebagai penunjang data primer. Walaupun dikatakan bahwa sumber diluar kata-kata dan tindakan merupakan sumber kedua, jelas hal itu tak bisa diabaikan
diliat dari segi sumber data, bahan
tambahan yang berasal dari sumber tertulis dapat dibagi atas sumber buku
80 81
Moleong, Lexy J, op.cit., 157. Deddy, Mulyana, op.cit., 180.
48
dan majalah ilmiah, sumber dari arsip, dokumen pribadi, dan dokumen resmi. 82 Dalam penelitian ini memperoleh data penelitian melalui pengumpulan data-data tertulis, stuktur organisasi perusahaan, berbagai judul buku, karya tulis dan bentuk tulisan lainnya yang berguna untuk melengkapi data-data penelitian.
3.4.
Subyek Penelitian. Informan atau responden adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberi
informasi tentang situasi dan kondisi penelitian,. Dengan demikian key informan atau narasumber adalah orang yang dianggap penulis mampu untuk memberikan informasi yang berkaitan dengan penelitian. Orang yang berperan besar dan bertanggung jawab dalam penyelenggaraan kegiatan proses produksi program “Dahsyat (regular)” di studio RCTI. Maka key informan haruslah memiliki kapabilitas dan kemampuan dalam berbagi informasi kepada penulis untuk memberi informasi yang terkait dalam penelitian. Sesuai dengan penelitian ini yang dianggap tepat dan mempunyai kredibilitas untuk menjadi narasumber (key informan) adalah : 1. F.X. Witjaksono. ( Program Director, Program Dahsyat ). Bertugas memimpin program acara dahsyat, dalam penuangan ide, konsep dan gagasan yang tercantum dalam rundown program, menjadi karya audio-visual yang menarik. 82
Moleong, Lexy J, op.cit., 159.
49
2. Jahja Immanuel Rianto. ( Producer, Program Dahsyat ). Bertanggung jawab dalam mengevaluasi konten program, iklim penonton di studio, attitude talent, dan memperhitungkan durasi acara agar tidak mengalami over or under time. 3. Indah Angriani, ( Team Creative, Program Dahsyat ). Seseorang yang membuat suatu script atau rundown, seusai melakukan konfirmasi kepada producer dan program director, Dalam suatu script terdapat suatu treatment program sehingga mempermudah perencanaan produksi, menjadi penyusunan jadwal kegiatan (rundown program), medium berpikir kreatif, dan menjadi sarana komunikasi seluruh kerabat kerja produksi. 4. Marcus Alland, ( Chief of CRO, Program Dahsyat ). Chief of CRO ( Control Room Operator ), menaungi kerabat kerja lainnya seperti, SwitcherMan, CCU (Camera Control Unit), VTR (Video Tape Record), dan Character Generator. 5. Zulfikar Salam, ( AudioMan, Program Dahsyat ). Kerabat kerja yang menyiapkan alat berupa, mic, wireless, dan bertindak sebagai sound engineering (menyiapkan atau merangkai suara), terdapat dua jenis audio yang digunakan, yaitu, audio dalam studio dan audio mixer broadcast. 6. Halvianto Soeharto, ( Floor Director, Program Dahsyat ). Floor Director atau yang akrab dikenal sebagai asisten sutradara dan/atau pengarah lapangan, bertugas sebagai pemimpin dalam studio, tentunya
50
dengan mengikuti arahan dari Program Director dari control room, melalui alat komunikasi yang disebut beltpeck. 7. Erwin Julistyo, ( Camera Operator, Program Dahsyat ). Bertanggung jawab untuk pengoperasian kamera, camera operator mendapatkan command dari program director melalui headset atau beltpeck sebagai alat komunikasi, menyeleksi sudut-sudut pengambilan gambar (angle camera) dan komposisi shot untuk memperoleh efek film yang dikehendaki, camera yang umumnya digunakan adalah, camera pedestal, jimmy jeep, dan hand held. 8. Jaka Purnama, ( LightingMan, Program Dahsyat ). Bertanggung jawab terhadap keberhasilan penataan cahaya di studio, baik secara artistik maupun yang mampu menyentuh perasaan penonton, dengan menggunakan effect lighting. 9. Morganda, ( Technical Director, Program Dahsyat ). Seseorang penanggung jawab teknis yang dibantu sejumlah asisten dalam bidang engineering, karena begitu banyak peralatan teknik yang digunakan, misalnya, masalah kontrol CCU (camera control unit), control white balance yang kurang baik, noise dari sound mixer untuk studio, jenis-jenis lighting, lighting effects, VTR recording tracking, dan masih banyak lainnya 10. Noor Falikh, (Art Division, Program Dahsyat ). Mempersiapkan tata set dan/atau dekorasi panggung, properti, dan mengembangkan pendekatan design and setting, dengan melakukan
51
perubahan jika diperlukan pada saat latihan ( general rehearsals ) di studio, hingga berlangsungnya produksi.
3.5.
Definisi Konsep. Dalam pelaksanaan penelitian ini penulis mencoba menjabarkan apa saja
yang akan menjadi definisi konsep atau istilah-istilah. Definisi operasional variabel adalah penjelasan mengenai aspek-aspek yang diteliti sehingga dapat diamati bersama dan diukur dengan seksama definisi opersionalnya adalah :
a.
Peran. Merupakan aspek dinamis kedudukan (status) apabila seseorang
melaksanakan hak dan kewajiban sesuai dengan kedudukannya, maka dia menjalankan peranan. Perbedaan antara kedudukan dengan peranan adalah untuk kepentingan ilmu pengetahuan. Dalam setiap proses komunikasi terdapat berbagai unsur yang menjadikan kesuksesan terselenggaranya kegiatan tersebut. Untuk itu diperlukan support atau peran dari semua unsur yang menjadi bagian dari sistem tersebut. Menurut Maslow dalam buku Naisaban yang berjudul Para Psikolog Terkemuka Dunia, peran bisa diartikan sebagai kebutuhan akan aktualisasi diri”.83
83 Naisaban Ladislaus, op.cit., 279.
52
b.
Program Director. Seseorang yang mempunyai profesi untuk bertanggung jawab terhadap
kreativitas dan kualitas gambar yang tampak dilayar dimana dalam tugasnya mengontrol teknik sinematik, mempelajari dan meliput jalannya acara, dan memimpin kerabat kerja berbagai bidang televisi seperti penata kamera, penata lampu, penata audio, dan lain-lain, hingga menjadi tayangan audio-visual yang menarik dan dapat dinikmati khalayak.
c.
Tahapan produksi program televisi. Proses produksi terdiri dari tiga tahap, yaitu : Pra produksi, merupakan
proses awal dari seluruh kegiatan. Produksi, merupakan tahap pelaksanaan suatu program yang melibatkan semua kerabat kerja produksi yang telah direncanakan pada sebelumnya. Paska produksi, mengevaluasi suatu program yang telah tayang (live), adapun tahap editing (record).
d.
Program televisi. Program Televisi terdiri dari tiga bagian yaitu, Drama, Non Drama, dan
Berita. Bisa juga dikategorikan menjadi Fiksi, Nonfiksi, dan Berita (News). Fiksi (Drama) adalah sebuah format acara televisi yang diproduksi dan dicipta melalui proses imjinasi kreatif dari kisah-kisah drama atau fiksi yang direkayasa dan dikreasi ulang. NonFiksi (NonDrama) merupakan sebuah format acara televisi yang diproduksi dan dicipta melalui proses pengolahan imajinasi kreatif dari realitas kehidupan sehari-hari tanpa harus menginterpretasi ulang dan tanpa
53
menjadi dunia khayalan. Format program acara NonDrama merupakan sebuah runtutan pertunjukan kreatif yang mengutamakan unsur hiburan yang dipenuhi dengan gaya, aksi, dan musik. Contoh, music show, talk show, magazine show, game show, quiz, concert, repackaging video dan variety show. Program Berita (News) adalah sebuah format acara berita televisi yang diproduksi berdasarkan informasi dan fakta atas kejadian peristiwa yang berlangsung pada kehidupan masyarakat sehari-hari, format ini memrlukan nilai faktual dan aktual.
3.6. Fokus Penelitian. Peran program director dalam memproduksi suatu program memiliki tiga tahap, yaitu : Pra produksi, Produksi, dan Paska produksi. 1.
Pra Produksi, a. Bertugas mengubah konsep atau ide didalam naskah (rundown program) bersama producer dan team creative, sehingga menjadi suatu program audio visual yang layak ditayangkan. b. Mendiskusikan
hasil
pendekatan
(teknik
dan
artistik),
merencanakan bentuk pengambilan gambar dan pergerakan kamera. c. Memimpin pertemuan produksi dan latihan (general rehearsals). 2.
Produksi a. Memimpin rangkaian produksi yang dibantu oleh asisten sutradara dan/atau pengarah lapangan (floor director).
54
b. Memimpin kerabat kerja berbagai bidang televisi seperti penata kamera, penata lampu, penata audio, dan kerabat kerja lainnya. 3.
Paska Produksi disini program director dan seluruh kerabat kerja yang terkait melakukan evaluasi program acara yang telah di produksi dan/atau telah tayang, guna mengetahui hal-hal apa saja yang terjadi saat produksi berlangsung.
3.7.
Teknik Analisis Data. Untuk mencapai tujuan penelitian, maka teknik yang digunakan adalah
mendeskripsikan dan menganalisa data yang diperoleh secara kualitatif. Analisa deskriptifnya hanya memaparkan situasi atau peristiwa. Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan dan metode ini artinya melukiskan variabel satu demi satu. 84
Penulis hanya memaparkan kondisi apa adanya, melalui
wawancara mendalam dengan narasumber yang terpilih (valid). Sesuai dengan prosedurnya, proses analisis data dalam penelitian ini dapat dimulai dengan langkah, menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, dalam hal ini adalah hasil dari wawancara, kuesioner, maupun analisis dokumen, Setelah ditelaah maka langkah selanjutnya mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan membuat rangkuman yang inti, proses, dan pernyataanpernyataan yang perlu dijaga sehingga tetap berada didalamnya, langkah selanjutnya adalah menyusun kedalam satuan (informasi), kemudian bagianbagian dari satuan tersebut di kategorisasikan(penyusunan atas dasar pemikiran, 84
Moh, Nazir, op.cit., 54-55
55
pendapat, atau kriteria), kemudian melakukan pemeriksaan keabsahan data dengan
teknik tertentu, dan diakhiri dengan penafsiran data. 85 Triangulasi merupakan kombinasi beragam sumber data, tenaga peneliti, teori dan teknik metodologi dalam suatu penelitian atas gejala sosial. Triangulasi diperlukan karena setiap teknik mempunyai keunggulan dan kelemahan sendirinya. Dengan demikian triangulasi memungkinkan tangkapan realitas secara lebih valid. 86 Triangulasi
adalah
teknik
pemeriksaan
keabsahan
data
yang
memanfaatkan sesuatu yang lain, diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Denzin (1978) membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan keabsahan data, yaitu : 1) Triangulasi Sumber. Membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif (Patton, 1987 : 331). 2) Triangulasi Metode. Menurut (Patton, 1987 : 329), terdapat dua strategi (1) pengecekan derajat
kepercayaan
penemuan
hasil
penelitian
beberapa
teknik
pengumpulan data, (2) pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama.
85
Ibid. 280-282 Denzin, NK. 1978. The Research Act : A Theoretical Introduction In Sociologi Cal Methods. McGraw-Hills. New York. Hal 174. 86
56
3) Triangulasi Penyelidik. Memaanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat data.pada dasarnya penggunaan suatu tim penelitian dapat direalisasikan dilihat dari segi teknik ini. 4) Triangulasi Teori. Menurut Lincoln dan Guba (1981 : 307), berdasarkan anggapan bahwa fakta tidak dapat diperiksa derajat kepercayaannya dengan satu atau lebih teori. Dengan triangulasi peneliti dapat me-recheck temuannya dengan jalan membandingkannya dengan berbagai sumber, metode atau teori. Untuk itu peneliti dapat melakukannya dengan jalan, mengajukan berbagai macam variasi pertanyaan, mengeceknya dengan berbagai sumber data, memanfatkan berbagai metode agar pengecekkan data dapat dilakukan. 87 Teknik yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber, karena informasi tersebut dapat dicapai dengan jalan membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.
87
Moleong, Lexy J, Op.cit.,330-332
57
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.
Gambaran Umum Program Dahsyat. 4.1.1. Program Music Show. Program musik dapat di tampilkan dalam dua format yaitu video klip atau konser. Program musik berupa konser dapat dilakukan di lapangan (outdoor) ataupun di dalam studio (indoor). Program musik di televisi saat ini sangat ditentukan dengan kemampuan artis menarik audien. Tidak saja dari kulitas suara namun juga berdasarkan bagaimana pengemas penampilannya agar menjadi lebih menarik. 88 Program music show termasuk dalam kategori format acara variety show, karena didalamnya terdapat konten yang beragam, music show dapat dipadukan dengan video klip, chart music, quiz dan acara lainnya selama program tersebut diminati dan disukai penonton.
4.1.2. Konsep Program Dahsyat. Musik adalah sesuatu yang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan atau rutinitas kita, sehingga kebutuhan akan informasi musik mempunyai intensitas yang terus meningkat.
88
Morissan, op.cit., 106.
57