37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian Langkah atau prosedur yang akan dilakukan dalam mengumpulkan data dan informasi guna memecahkan permasalahan pada penelitian diperlukan sebuah metode. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode ini digunakan karena beberapa pertimbangan. Pertama, menyesuaikan metode lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan jamak. Kedua, metode ini secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden. Ketiga, metode ini lebih peka dan dapat lebih menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama terhadap pola-pola nilai yang dihadapi. (Moleong, 2007:9). Sejalan dengan pendapat tesebut Nazir (2005:54), meyatakan bahwa : Metode Deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Berdasarkan pendapat diatas bahwa metode deskriptif adalah salah satu jenis metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan kondisi yang diteliti. Di samping itu juga merupakan penelitian dimana pengumpulan data harus berkaitan dengan keadaan dan kejadian sekarang, sehingga dalam melaporkan keadaan objek atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya.
Muchamad Arifin, 2015 BLENDED LEARNING DI PERGURUAN TINGGI: DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PROFESIONALISME DOSEN DAN KEPUASAN BELAJAR MAHASISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
38
Selanjutnya Whitney (1960) dalam Nazir (2005:54) menyebutkan : “Metode deskriptif merupakan pencarian fakta dengan interprestasi yang tepat”. Dari pendapat tersebut dapat dikemukakan bahwa, penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta, situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena. Berdasarkan pernyataan diatas, metode deskriptif dalam penelitian kualitatif merupakan studi pengumpulan data suatu objek secara langsung dari responden berupa kata-kata dan gambar secara sistematis, akurat, alamiah, yang merupakan hubungan antar fenomena, sehngga menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti. Terkait dengan masalah di atas, maka penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang didasarkan pada dua alasan. Pertama permasalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah penerapan blended learning dengan profesionalisme dosen dan kepuasan belajar mahasiswa di FPTK UPI Bandung dalam hubungannya dengan Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 mengenai profesionalisme Guru dan dosen,yang membutuhkan sejumlah data lapangan yang sifatnya aktual. Kedua, pemilihan pendekatan ini didasarkan pada keterkaitan masalah yang dikaji dengan sejumlah data primer dari subjek penelitian. Hal ini sesuai dengan pendapat Sukmadinata (2006:94) yang menyatakan bahwa: Penelitian kualitatif bertolak dari filsafat konstruktivisme yang berasumsi bahwa kenyataan itu berdimensi jamak, interaktif dan suatu pertukaran pengalaman sosial yang diinterprestasikan oleh individu-individu.
Penelitian
kualitatif
ditunjukan
untuk
memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut perspektif partisipan. Partisipan adalah orang-orang yang diajak wawancara,
Muchamad Arifin, 2015 BLENDED LEARNING DI PERGURUAN TINGGI: DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PROFESIONALISME DOSEN DAN KEPUASAN BELAJAR MAHASISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
39
diobservasi,
diminta
memberikan
data,
pendapat
pemikiran,persepsinya. Selain pendapat di atas, David Williams (1995) dalam Moleong (2007:5) menulis bahwa : “ Penelitian kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu latar alamiah, dengan menggunakan metode alamiah, dan dilakukan oleh orang atau peneliti yang tertarik secara alamiah.”. Maksud
pemaparan di atas, bahwa penelitian kualitatif adalah
penelitian yang dilakukan untuk memahami fenomena yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya : perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain. Secara holistik, meneliti kata-kata, laporan-laporan, merinci pandangan-pandangan dari responden, dan melakukan suatu pengaturan yang alami. Sehubungan
dengan
masalah
tersebut,
Nasution
(2003:5)
menyatakan bahwa : “Hakikat penelitian kualitatif adalah untuk mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya.” Sejalan pendapat tersebut, bahwa penelitian yang berusaha mengamati perilaku orang dan memahami kehidupan serta penafsirannya lebih tepat menggunakan penelitian secara kualitatif dimana peneliti secara langsung dapat berinteraksi dengan responden. Implementasi di lapangan, penelitian kualitatif digunakan untuk kepentingan yang berbeda bila dibandingkan dengan penelitian kuantitatif. Sugiyono (2008:35) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif dilakukan ketika : 1.
Bila masalah penelitian belum jelas,
2.
Untuk memahami makna dibalik data yang tampak.
3.
Untuk memahami interaksi sosial.
4.
Untuk memahami perasaan orang
5.
Untuk mengembangkan teori.
Muchamad Arifin, 2015 BLENDED LEARNING DI PERGURUAN TINGGI: DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PROFESIONALISME DOSEN DAN KEPUASAN BELAJAR MAHASISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
40
6.
Untuk memastikan kebenaran data.
7.
Meneliti sejarah perkembangan. Mengacu pada pendapat para ahli di atas, pendekatan kualitatif
sangat tepat digunakan dalam penelitian ini, karena sangat memungkinkan untuk meneliti fokus permasalahan yang akan diteliti secara mendalam. Adapun fokus permasalahan yang akan diteliti yaitu, sebagai berikut : 1.
Mendeskripsikan pandangan para dosen akan penerapan blended Learning dengan profesionalisme dosen dan kepuasan belajar mahasiswa di FPTK UPI Bandung dalam hubungannya dengan Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 mengenai profesionalisme Guru dan dosen.
2.
Mengetahui hubungan antara kompetensi yang harus dimiliki oleh dosen dalam
halnya kompetensi pedagogik dengan model
pembelajaran blended learning. 3.
Mendeskripsikan faktor-faktor yang mendukung penerapan blended learning dengan profesionalisme dosen di FPTK UPI Bandung
4.
Mengetahui tingkat kepuasan mahasiswa terhadap penerapan proses blended learning
3.2. Desain Penelitian Desain yang dirancang dalam metode penelitian kualitatif adalah studi kasus. Studi kasus adalah penelitian yang menempatkan objek yang dieliti sebagai kasus, dimana di dalamnya terdapat sekelompok orang atau kegiatan, organisasi. Sejalan dengan hal tersebut Komara (2009:105) menyatakan bahwa : Penelitian
kasus
adalah
penelitian
yang
bertujuan
untuk
mempelajari secara intensif latar belakang dan keadaan sekarang (termasuk interaksinya) mengenai unit social tertentu, yang meliputi individu, kelompok, lembaga dan masyarakat.
Muchamad Arifin, 2015 BLENDED LEARNING DI PERGURUAN TINGGI: DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PROFESIONALISME DOSEN DAN KEPUASAN BELAJAR MAHASISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
41
Selanjutnya John W. Best (1977) dalam Komara (2009:105) menyatakan bahwa : “Studi kasus berkenaan dengan segala sesuatu yang bermakna dalam sejarah atau perkembangan kasus yang bertujuan untuk memahami siklus kehidupan suatu unit individu (perorangan, keluarga, kelompok, pranata sosial suatu masyarakat).” Dari pernyataan tersebut dapat dimaknai bahwa penelitian kasus dilakukan melalui penggalian data secara mendalam dan menganalisis secara intensif interaksi factor-faktor yang terlibat di dalamnya. Faktorfaktor yang terlibat diantaranya adalah : Peneliti sendiri dan Para Dosen Departemen Pendidikan Teknik Elektro. Jenis penelitian ini eksploratif dengan pendekatan kualitatif. Analisis dilakukan secara deskriptif untuk mengetahui penerapan blended learning dengan profesionalisme dosen di FPTK UPI Bandung. Pemilihan desain penelitian ini didasarkan atas pertimbangan sebagai berikut : 1.
Penelitian kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan latar dan interaksi yang kompleks dari informan, serta memberikan informasi yang lebih mendalam.
2.
Desain ini cocok untuk menggali informasi-informasi mengenali penerapan blended learning dengan profesionalisme dosen.
3.
Secara pragmatis, biaya lebih murah, rancangan penelitian dapat dimodifikasi selama penelitian berlangsung.
3.3. Definisi Operasional Beberapa konsep yang menjadi fokus dalam penelitian ini perlu dijelaskan secara operasional untuk menjelaskan makna yang terkandung didalamnya. Membatasi ruang lingkup dan masalah penelitian dan parameter yang akan diteliti. Konsep-konsep tersebut yaitu : model pembelajaran blended learning, Profesionalisme dosen, Muchamad Arifin, 2015 BLENDED LEARNING DI PERGURUAN TINGGI: DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PROFESIONALISME DOSEN DAN KEPUASAN BELAJAR MAHASISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
42
3.3.1 Blended Learning Blended learning adalah metode pembelajaran yang memadukan pertemuan tatap muka dengan materi online secara harmonis. Perpaduan antara peserta didik konvensional di mana pendidik dan peserta didik bertemu langsung dengan pembelajaran online yang bisa diakses kapan saja, dimana saja. Adapun bentuk lain dari blended learning adalah pertemuan virtual antara pendidik dengan peserta didik. Semuanya dilakukan secara real time. Sebagian menyebutnya dengan Long Distance Intructed Learning, yang lain menyebutnya Virtual Instructor Led Training yang dipandu oleh instruktur virtual. Berdasarkan pengutipan teori di atas, Blended Learning dapat dikatakan model pembelajaran yang dapat menjawab semua keterbatasan kegiatan belajar mengajar. Dengan model pembelajaran Blended learning ini kegiatan belajar mengajar akan menutupi keterbatasan bahan ajar, jam ajar dan ruang ajar, dan akan memenuhi komponen belajar mengajar seperti online learning, pembelajaran tatap muka dan belajar mandiri. 3.3.2 Profesionalisme Guru dan Dosen Profesionalisme guru dan dosen dapat diartikan sebagai dasar dalam melaksanakan tugas professional yang bersumber dari pendidikan dan pengalaman yang diperoleh. Kompetensi professional tersebut berupa kemampuan dalam memahami landasan kependidikan, kemampuan merencanakan proses pembelajaran, kemampuan melaksanakan proses pembelajaran, dan kemampuan mengevakuasi proses pembelajaran. Menurut Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuannya.
Muchamad Arifin, 2015 BLENDED LEARNING DI PERGURUAN TINGGI: DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PROFESIONALISME DOSEN DAN KEPUASAN BELAJAR MAHASISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
43
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa guru dan dosen yang telah memyandang predikat guru profesional adalah yang telah memenuhi kriteria dan kompetensi profesionalisme dosen.
3.4
Lokasi dan Populasi/Sampel Penelitian 3.4.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan dari penelitian. Selain itu juga merupakan sumber diperolehnya data pada penelitian yang dilakukan. Adapun lokasi penelitian adalah sekolah yang secara langsung merupakan unit observasi sebagai sumber data, yaitu FPTK UPI Bandung, Pemilihan tempat ini dengan alasan bahwa di FPTK UPI Bandung terdapat unit pengamatan (observasi) yang relevan dengan materi dan tujuan peneliti, serta merupakan salah satu Departemen di UPI Bandung yang menerapkan model pembelajaran Blended Learning. 3.4.2 Populasi dan Sampel Keseluruhan subjek dalam penelitian biasa disebut sebagai populasi.
Komara (2009:128) mengatakan bahwa : “Populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas; obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.” Berdasarkan hal tersebut maka yang menjadi populasi penelitian ini adalah Para Dosen serta mahasiswa yang telah mengikuti penerapan pembelajaran Blended Learning di DPTE FPTK UPI Bandung . Sampel dalam penelitian
merupakan sebagian dari populasi.
Menurut Komara (2009 : 129) sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Penentuan sampel dilakukan dengan Probability Sampling dengan cara Stratified Random Sampling. Teknik ini memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur Muchamad Arifin, 2015 BLENDED LEARNING DI PERGURUAN TINGGI: DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PROFESIONALISME DOSEN DAN KEPUASAN BELAJAR MAHASISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
44
(anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Dikatakan simple (sederhana) karena cara pengambilan sampel dari semua anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Dengan menggunakan teknik ini, Para Dosen dan mahasiswa DPTE FPTK UPI Bandung terpilih sebagai sampel yang memiliki peluang untuk menjadi informan dan responden penelitian yang akan menghasilkan sekumpulan data. 3.5
Instrumen penelitian dan Sumber Data Instrumen dalam penelitian merupakan alat untuk menetapkan fokus penelitian. Sugiyono (2011:222) menyatakan bahwa : Peneliti kualitatif sebagai human instrumen, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya. Menurut pernyataan tersebut, bahwa penelitian kualitatif sebagai instrumen adalah peneliti sendiri yang menentukan fokus penelitian. Selanjutnya Nasution (1988) dalam Sugiyono (2011:223) menyatakan : Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian utama. Alasannya ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satusatunya yang dapat mencapainya. Berdasarkan dua pernyataan tersebut dapat difahami bahwa, dalam penelitian kualitatif pada awalnya dimana permasalahan belum jelas dan pasti, maka yang menjadi instrumen adalah peneliti sendiri. Tetapi setelah masalahnya yang akan dipelajari jelas, maka dapat dikembangkan suatu instrumen.
Muchamad Arifin, 2015 BLENDED LEARNING DI PERGURUAN TINGGI: DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PROFESIONALISME DOSEN DAN KEPUASAN BELAJAR MAHASISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
45
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa, peneliti adalah sebagai alat yang peka dapat menyesuaikan diri, menangkap keseluruhan situasi, melibatkan interaksi manusia, menganalisis data yang diperoleh, dan mengambil kesimpulan berdasarkan data yang dikumpulkan. Selain itu peneliti sebagai instrumen akan merespon hal yang aneh dan menyimpang untuk mempertinggi tingkat kepercayaan dan pemahaman terhadap aspek yang diteliti. Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada natural setting (kondisi yang alamiah), sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperan serta (participan observation), wawancara mendalam (in depth interview) dan dokumentasi. (Sugiyono, 2011:225). 3.5.1 Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber sumber data kepada pengumpul data melalui teknik pengumpulan data berupa obsevasi, wawancara, kuisioner dan dokumentasi. Dalam penelitian kualitatif
jumlah sumber data/responden tidak ditentukan sebelumnya.
Namun kerangka dasar yang akan dijadikan responden sudah direncanakan. Berdasarkan uraian tersebut, sumber data primer dalam penelitian ini adalah Para Dosen dan mahasiswa DPTE FPTK UPI Bandung. 3.5.2 Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber yang tidak langsung yang biasanya berupa data dokumentasi dan arsip-arsip resmi. Data sekunder dalam penelitian ini adalah : 1. Data dan dokumen tentang model pembelajaran blended learning dan profesionalisme dosen di FPTK UPI 2. Buku-buku yang berkaitan dengan permasalahan penelitian, terutama yang berkaitan dengan hubungan antara model pembelajaran blended learning dan profesionalime dosen. Muchamad Arifin, 2015 BLENDED LEARNING DI PERGURUAN TINGGI: DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PROFESIONALISME DOSEN DAN KEPUASAN BELAJAR MAHASISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
46
Data yang dianalisis agar tidak mengakibatkan bias maka dilakukan cross check setiap data pada informan kunci maupun data hasil wawancara serta hasil pengamatan, berkaitan hal tersebut Moleong (2011:330) menyatakan: sebagai teknik trianggulasi yaitu, pengecekan keabsahan data mempergunakan informasi di luar data itu sendiri, sedangkan Sugiyono (2011:273) berpendapat bahwa : Trianggulasi dalam pengujian kridibilitas diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat trianggulasi sumber, trianggulasi teknik pengumpulan data, dan waktu. Dari pernyataan di atas dapat dijelaskan bahwa trianggulasi sumber, menguji kredibilitas data dengan cara mengecek data yang diperoleh melalui beberapa sumber atau instrumen. Trianggulasi teknik, menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan cara yang berbeda, misal : data yang diperoleh dari wawancara dicek dengan pengamatan dan dicocokan dengan dokumen yang ada. Trianggulasi waktu, menguji kredibilitas dengan melakukan pengulangan untuk mengumpulkan data dalam waktu yang berbeda. 3.6
Teknik Pengumpulan, Pengolahan dan Analisis Data 3.6.1
Pengumpulan Data Untuk mengumpulkan data dalam penelitian diperlukan cara-cara
atau teknik pengumpulan data tertentu, sehingga proses penelitian dapat berjalan dengan lancar. Cara-cara atau teknik pengumpulan data sebagai berikut: 1. Pedoman Observasi Dalam penelitian ini teknik observasi digunakan untuk mengetahui persepsi para dosen mengenai penerapan model pembelajaran blended learning dengan profesionalisme dosen dan kepuasan belajar mahasiswa dalam hubungannya dengan UndangMuchamad Arifin, 2015 BLENDED LEARNING DI PERGURUAN TINGGI: DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PROFESIONALISME DOSEN DAN KEPUASAN BELAJAR MAHASISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
47
undang Nomor 14 tahun 2005 mengenai profesionalisme Guru dan dosen. Observasi atau pengamatan dapat diklasifikasikan atas pengamatan
melalui
cara
berperanserta
dan
yang
tidak
berperanserta. Pada pengamatan tanpa peranserta pengamat hanya melakukan satu fungsi yaitu mengadakan pengamatan. Pengamat berperanserta melakukan dua peranan sekaligus, yaitu sebagai pengamat dan sekaligus menjadi anggota resmi dari kelompok yang diamatinya
(Moleong, 2007:176).
Hal yang diobservasikan dalam penelitian ini adalah penerapan
model
pembelajaran
blended
learning
dengan
profesionalisme dosen dan kepuasan belajar mahasiswa dalam hubungannya dengan Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 mengenai profesionalisme Guru dan dosen.
2. Pedoman Wawancara Instrumen untuk memperoleh keterangan data dalam penelitian secara langsung menggunakan pedoman wawancara. Nazir (2005:193) mengatakan bahwa : “Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara sipenanya atau si pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggnakan alat yang dinamakan interview guide.” Fungsi wawancara dalam penelitian ini untuk mengadakan komunikasi dengan pihak-pihak terkait atau subjek penelitian antara lain Para dosen dan mahasiswa DPTE dalam rangka memperoleh penjelasan atau informasi tentang hal-hal yang belum tercantum dalam observasi dan dokumentasi. Penelitian
ini
menggunakan
pedoman
wawancara
terstruktur tentang “penerapan model pembelajaran blended Muchamad Arifin, 2015 BLENDED LEARNING DI PERGURUAN TINGGI: DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PROFESIONALISME DOSEN DAN KEPUASAN BELAJAR MAHASISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
48
learning dengan profesionalisme dosen di FPTK UPI Bandung” secara tatap muka langsung dengan para dosen DPTE FPTK UPI Bandung.
Wawancara
menggunakan
alat
perekam
(Voice
Recorder) secara terencana, artinya pertanyaan disusun dan direncanakan oleh peneliti dan divalidasi oleh pakar. Namun dalam pelaksanaannya bersifat fleksibel, maksudnya pertanyaan dapat berubah sesuai dengan situasi dan kondisi pada saat wawancara. 3. Kuisioner Teknik pengumpulan informasi yang memungkinkan analisis mempelajari
sikap-sikap, keyakinan, perilaku, dan
karakteristik dapat dilakukan menggunakan
kuisioner. Sejalan
dengan pernyataan tersebut Arikunto (1985:107) mengatakan bahwa : “Kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam ari laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.” Penelitian ini menggunakan kuisioner tertutup, artinya sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih. 4. Dokumentasi Analisis dokumen dilakukan untuk mengumpulkan data yang bersumber dari arsip dan, yang ada hubungannya dengan penelitian tersebut. Menurut Moleong, (2007:216) Dokumen ialah setiap bahan tertulis ataupun film, lain dari record, yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan seorang penyidik. Record adalah setiap pernyataan tertulis yang disusun oleh seseorang atau lembaga untuk keperluan pengujian suatu peristiwa atau menyajikan akunting. Dokumen digunakan dalam penelitian sebagai sumber data karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data
Muchamad Arifin, 2015 BLENDED LEARNING DI PERGURUAN TINGGI: DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PROFESIONALISME DOSEN DAN KEPUASAN BELAJAR MAHASISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
49
dimanfaatkan
untuk
menguji,
menafsirkan,
bahkan
untuk
meramalkan.
3.6.2
Teknik Pengolahan Data Cara untuk memperoleh angka ringkasan dalam penelitian harus
melalui pengolahan data. Senada dengan itu
Hasan (2002 : 11)
mengatakan bahwa : “Pengolahan data adalah suatu proses dalam memperoleh data ringkasan atau angka ringkasan dengan menggunakan cara-cara atau rumus-rumus tertentu.” Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan sebagai berikut : Observasi dengan mengkategorikan data yang diperoleh, hasil kuisioner dengan
persentase, wawancara dengan mengelompokkan jawaban
responden, Penelitian kualitatif, teknik analisis data lebih banyak dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data. Tahapan dalam penelitian kualitatif adalah tahap memasuki lapangan dengan grand tour dan minitour question, analisis datanya dengan analisis domain. Tahap ke dua adalah menentukan fokus, teknik pengumpulan data dengan minitour question, analisis data dilakukan dengan analisis taksonomi. Selanjutnya pada tahap selection, pertanyaan yang digunakan adalah pertanyaan struktural, analisis data dengan analisis komponensial. Setelah analisis komponensial dilanjutkan analisis tema. ( Sugiyono, 2011:203) Metode penarikan sampel pada kuesioner yang digunakan adalah metode Stratified Random Sampling, yaitu salah satu bagian dari metode Probability Sampling yang memiliki populasi tidak homogen, dimana pada penelitian ini akan menggunakan responden mahasiswa yang telah mengikuti proses pembelajaran blended learning yaitu mahasiswa angkatan 2009-2011 kemudian setiap angkatan aan diambil sample secara acak. Muchamad Arifin, 2015 BLENDED LEARNING DI PERGURUAN TINGGI: DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PROFESIONALISME DOSEN DAN KEPUASAN BELAJAR MAHASISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
50
Jumlah kecukupan sample dihitung berdasarkan rumus Taro Yamane yang dikutip oleh Rakhmat (1998:82) Sebagai berikut : n= dimana
:
n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi = presisi yang ditetapkan
Berdasarkan rumus di atas maka jumlah kecukupan sampel dengan tingkat presisi 10 % adalah sebagai berikut : n= = = 54,54 = 56 responden 3.6.3
Analisis Data Teknik analisis data adalah proses kategori urutan data,
mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar. Analisis data sebagai proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis seperti yang disaranakan oleh data sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan hipotesis. Inti analisis terletak pada tiga proses yang berkaitan yaitu : mendeskripsikan
fenomena,
mengklasifikasikannya,
dan
melihat
bagaimana konsep-konsep yang muncul itu satu dengan yang lainnya berkaitan. Proses itu merupakan proses siklikal (Moleong, 2007:289). Kegiatan analisis data dilakukan setelah data yang diperlukan terkumpul. Dengan demikian, pada tahap ini berusaha mengorganisasikan Muchamad Arifin, 2015 BLENDED LEARNING DI PERGURUAN TINGGI: DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PROFESIONALISME DOSEN DAN KEPUASAN BELAJAR MAHASISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
51
data
yang
diperoleh
dalam
bentuk
catatan
lapangan
dokumentasi.eluruh data didokumentasikan dalam buku catatan.
3.7
Prosedur dan Alur Penelitian 3.7.1
Diagram Alur Penelitian Berikut ini diagram alir penelitian yang dilakukan : Mulai Identifikasi Masalah Perumusan Masalah Rancangan Penelitian Penentuan Sampel Penyusunan Instrumen kuesioner & wawancara Pengambilan Data kuesioner & wawancara
Data sample Terpenuhi
Tidak
ya Triangulasi Data Reduksi Data Muchamad Arifin, 2015 BLENDED LEARNING DI PERGURUAN TINGGI: DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PROFESIONALISME DOSEN DAN KEPUASAN BELAJAR MAHASISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dan
52
Display Data Analisis Data Kesimpulan
3.7.2
Selesai Variabel Penelitian 3.1adalah Alur Penelitian VariabelGambar penelitian segala sesuatu yang berbentuk apa saja
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011: 60). Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah: 1.
Variabel Bebas Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah Penerapan Pembelajaran Blended Learning dalam hubungannya dengan Profesionalisme dosen.
2.
Variabel Terikat Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah Persepsi para dosen mengenai profesionalisme dosen dan tingkat kepuasan mahasiswa mengenai penerapan pembelajaran Blended Learning.
3.7.3
Paradigma Penelitian Paradigma
penelitian
merupakan
kerangka
berpikir
yang
menjelaskan bagaimana cara pandang peneliti terhadap perlakuan penelitian. Selain itu, paradigma penelitian menjelaskan bagaimana peneliti memahami suatu masalah serta kriteria pengujian sebagai landasan untuk menjawab masalah penelitian. Sedangkan menurut Sugiyono (2011: 66) berpendapat paradigma penelitian adalah : Muchamad Arifin, 2015 BLENDED LEARNING DI PERGURUAN TINGGI: DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PROFESIONALISME DOSEN DAN KEPUASAN BELAJAR MAHASISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
53
Pola pikir yang menunjukan hubungan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis statistik yang akan digunakan.
Berdasarkan tujuan dari paradigma penelitian di atas, maka gambaran paradigma penelitian yang digunakan sebagai berikut:
Variabel Bebas
Penerapan Model Pembelajaran Blended Learning Mahasiswa
Dosen
Instrumen Kuesioner
Instrumen Wawancara
Persepsi Mahasiswa mengenai kepuasan menggunakan model pembelajaran blended learning
Persepsi dosen mengenai hubungan blended learning dan profesionalisme dosen
Tingkat Kepuasan Mahasiswa
Dosen Profesional ?
Gambar 3.2 Paradigma Penelitian
Muchamad Arifin, 2015 BLENDED LEARNING DI PERGURUAN TINGGI: DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PROFESIONALISME DOSEN DAN KEPUASAN BELAJAR MAHASISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Variabel Terikat