BAB III METODOLOGI PENELITIAN
1.1 Tempat dan Waktu Penelitian 1.1.1 Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di SMK Negeri 1 Suwawa pada siswa kelas X 1.1.2 Waktu Penelitian Penelitian ini rencananya akan dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan bulan Juni tahun 2013.
1.2 Metode Penelitian Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode eksperimen. Nazir (2011:64) menyatakan bahwa tujuan dari penelitian eksperimental adalah untuk menyelidiki ada tidaknya hubungan sebab akibat serta seberapa besar hubungan sebab akibat tersebut dengan cara memberikan perlakuan-perlakuan tertentu pada beberaa kelompok eksperimental dan menyediakan control untuk perbandingan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh pengembangan keterampilan berpikir divergen pada soal open-ended terhadap motivasi belajar matematika siswa. Jadi, metode yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu metode eksperimen tentang pengaruh pengembangan keterampilan
46
berpikir divergen terhadap motivasi belajar matematika siswa di SMK Negeri 1 Suwawa.
1.3 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan Only post-test group control desigen pada soal open ended. Yang dapat digambarkan tabel desain dibawah ini: Tabel desain penelitian Kelas
Perlakuan
Tes angket
Eksperimen
X
P1
Kontrol
-
P2
Keterangan: X = Penggunaan Soal Open-Ended P1 = Pemberian Tes angket Kemampuan Berpikir Divergen Siswa Yang Menggunakan Soal Open-Ended P2 = Pemberian Tes angket Kemampuan Berpikir Divergen Siswa Yang Menggunakan Soal Close-Ended
1.4 Variabel Penelitian Berdasarkan desain penelitian maka variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas adalah kemampuan berpikir divergen menggunakan soal open-ended. Untuk variabel terikat adalah motivasi belajar matematika siswa kelas X SMK Negeri 1 Suwawa.
47
1.5 Populasi dan Sampel 1.5.1 Populasi Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan. Menurut Sugiyono (2011: 61) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi, populasi yang akan menjadi perhatian dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMK Negeri 1 Suwawa. 1.5.2 Sampel sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi, Sugiyono (2011: 62). Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misal karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat mengambil sampel dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul reprensetatif atau mewakili. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara Disproportionate Stratified Random Sampling.
48
1.6 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah untuk data kuntitatif berupa angket atau kuesioner untuk mengukur motivasi belajar matematika siswa. Sedangkan untuk data kualitatif berupa wawancara kepada siswa tentang masalah soal openended. Pedoman wawancara dibuat berdasarkan masalah yang ditemukan peneliti pada hasil jawaban siswa setelah postes. Selain itu dokumentasi diperlukan untuk melengkapi informasi yang sudah diperoleh.
1.6.1
Metode Angket Angket
merupakan
sejumlah
pertanyaan
tertulis
yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahui (Arikunto, 1998: 140). Angket dalam penelitian ini terdiri dari daftar butir-butir pertanyaan yang dibagikan kepada responden dan dipergunakanuntuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan variabel interaksi sosial dan motivasi belajar matematika. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup atau disebut juga close from questioner yaitu kuesioner yang disusun dengan menyediakan pilihan jawaban yang lengkap, sehingga pengisi atau responden hanya memberikan jawaban silang pada
49
jawaban yang telah disediakan. Alternatif jawaban berupa multiple choise seperti butir a, b, c, d, dan e. Sebelum menyusun angket, terlebih dahulu dibuat kisi-kisi instrumen. Setelah menyusun kisi-kisi instrumen, kemudian mulai menyusun pernyataan berdasarkan kisi-kisi instrumen yang ada. Dalam instrumen tersebut digunakan skala pengukuran likert. Agar lebih jelas dapat dilihat pada table berikut: Kategori Jawabaan Instrumen Penelitian berupa angket Pernyataan Positif
Pernyataan Negatif
Jawaban
Skor
Jawaban
Skor
1
Selalu
5
Tidak Pernah
5
2
Sering
4
Jarang
4
3
Kadang-kadang
3
Kadang-kadang
3
4
Jarang
2
Sering
2
5
Tidak Pernah
1
Selalu
1
No.
Kisi–kisi tersebut ini disajikan dengan tujuan untuk memberikan informasi mengenai sebaran butir–butir menurut dimensi dan indikator–indikator.
1.7 Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen angket. Sebaran angket untuk mengetahui motivasi
50
belajar matematika siswa. Instrument angket bertujuan untuk melihat perubahan motivasi belajar matematika siswa secara signifikan setelah kelas eksperimen mendapatkan pembelajaran matematika melalui pengembangan keterampilan berpikir divergen pada soal open-ended dan kelas kontrol setelah memperoleh pembelajaran matematika dengan model pembelajaran pada soal close-ended. Tiap butir soal angket yang diberikan memiliki bobot yang telah diatur berdasarkan indikatorindikator soal open-ended. Intrumen penelitian ini sebelum diberikan kepada siswa yang menjadi sampel penelitian hendaknya dikonsultasikan dengan dosen pembimbing dan guru matematika di sekolah, kemudian diuji cobakan kepada siswa selain kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Setelah data hasil uji coba tersebut terkumpul, data-data tersebut kemudian dianalisis untuk mengetahui validitas, reliabilitas, dari Tiap butir soal angket. Untuk menentukan validitas tiap butir soal, reliabilitas soal, tiap butir soal serta untuk kepentingan analisis data hasil uji coba, sebelumnya dilakukan pemberian skor terhadap hasil pekerjaan siswa. a. Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu instrumen. Sebuah butir soal dikatakan valid jika mempunyai dukungan yang besar terhadap skor total atau terdapat kesesuaian antara bagian-bagian instrumen dengan instrumen
51
secara keseluruhan. Dengan kata lain sebuah butir soal dikatakan memiliki validitas yang baik apabila setiap bagian instrumen mendukung
“misi”
instrumen
secara
keseluruhan
yaitu
mengungkap data dari variabel yang dimaksud. 1) Pengujian Validitas konstruk (Contruct Validity) Untuk menguji validitas konstruk, maka dapat digunakan pendapat dari ahli (judged experts). Dalam hal ini setelah instrument dikontruksi tentang aspek-aspek yang akan di ukur dengan
berlandaskan
teori
tertentu,
maka
selanjutnya
di
konsultasikan dengan ahli. Para ahli diminta pendapatnya tentang instrument yang telah disusun itu. Mungkin para ahli akan memberikan
pendapat:
instrument
dapat
digunakan
tanpa
perbaikan, ada perbaikan, dan mungkin dirombak total. Jumlah tenaga ahli yang digunakan minimal tiga orang, dan umumnya telah bergelar doctor sesuai dengan lingkup yang diteliti. Sugiyono (2011:352) 2) Pengujian Validitas Isi (Content Validity) Validitas isi dihitung dengan cara mengkorelasikan skor butir instrument dengan skor total (item-total correlation). Untuk menguji tingkat validitas digunakan uji yang dikemukakan oleh Pearson yang dikenal dengan korelasi product moment dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
52
r xy =
N XY X Y
N X X N Y Y 2
2
2
2
Keterangan : r xy
= Koefisien korelasi antara X dan Y
N
= Jumlah peserta tes
X
= Skor siswa pada tiap butir soal
Y
= Skor total
(Arikunto, 2006: 27) Interpretasi besarnya koefisien korelasi dilakukan berdasarkan patokan sebagai berikut : Tabel Interpretasi Koefisien Korelasi Koefisien Korelasi (r)
Interpretasi
0,80 < r 1,00
Sangat tinggi
0,60 < r 0,80
Tinggi
0,40 < r 0,60
Cukup
0,20 < r 0,40
Rendah
r 0,20
Sangat rendah
Butir soal angket yang memiliki nilai validitas yang sangat rendah tidak dipakai, karena hal ini menunjukkan bahwa skor yang dicapai siswa pada soal tersebut tidak memberi dukungan terhadap skor total atau dengan kata lain skor item tes tidak memiliki kesejajaran dengan skor total. Pengujian validitas tiap butir digunakan analisis item, yaitu mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir.
53
Syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah kalau rtabel < rhitung maka butir dalam instrumen tersebut dnyatakan valid (Sugiono, 2011:134). b. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan suatu instrumen
dapat
dipercaya
untuk
digunakan
sebagai
alat
pengumpul data. Untuk jenis data interval/essay pengujian reliabilitas dengan menggunakan teknik Alfa Cronbach. Adapun rumus rumus koeefisien reliabilitas Alfa Cronbach:
r 11
n = n 1
b2 1 t2
(Arikunto, 2006: 27)
Dimana : r 11
= Reliabilitas yang dicari
n = Banyak soal
t2
= Varians total 2 b
= Jumlah varians skor tiap-tiap item
Untuk mencari variansi digunakan rumus :
x x N
2
2
= 2
N
atau = 2
x
2
N
Dengan kriteria: 0,80< r 11 1,00 : korelasi sangat tinggi 0,60< r 11 0,80 : korelasi tinggi
54
x N
2
0,40< r 11 0,60 : korelasi cukup 0,20< r 11 0,40 : korelasi rendah 0,00< r 11 0,20 : korelasi sangat rendah
1.8 Teknik Analisis Data Analisis data dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Untuk menentukan uji statistik yang digunakan, terlebih dahulu ditentukan normalitas data dan homogenitas variansi. Apabila hasil pengujian menunjukkan bahwa sebaran data tidak berdistribusi normal maka untuk menguji kesamaan dua rata-rata digunakan statistik non parametrik dan apabila hasil pengujian menunjukkan tidak homogen maka untuk uji kesamaan dua rata-rata digunakan uji t (apabila berdistribusi normal) dan tidak digunakan varians gabungan. Sebelum itu ditentukan rata-rata skor dan simpangan bakunya. Langkah-langkahnya sebagai berikut : 1. Menghitung rata-rata skor akhir dengan menggunakan rumus : k
x
x i 1
i
(Arikunto, 2006: 27)
n
2. Menghitung standar deviasi skor akhir dengan menggunakan rumus :
s
k
i 1
x
i
x n
2
(Arikunto, 2006: 27)
55
3. Pengujian normalitas Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah data penelitian yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini uji normalitas yang digunakan adalah uji Liliefors (Sudjana, 2002:466) dengan prosedur analisis sebagai berikut : a) Data diurut dari yang terkecil sampai yang terbesar b) Pengamatan X1, X2, X3, ... , Xn dijadikan angka baku Z1, Z2, Z3, ... , Zn dengan rumus : Z i
Xi X S
c) Untuk setiap angka baku yang diperoleh dengan menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang
F Z i PZ X i d) Dihitung proporsi Z1, Z2, Z3, ... , Zn yang lebih kecil atau sama dengan Zi jika proporsi ini dinyatakan dengan S(Zi) maka : S Z i
banyaknya Z1 , Z 2 , Z 3 , ... , Z n Z i n
e) Dihitung selisih F(Zi) – S(Zi) kemudian menyatakan dalam harga mutlak. f) Diambil harga yang terbesar di antara harga-harga mutlaknya selisih tersebut. Harga tersebut dinamakan L0. g) Data berdistribusi normal jika L0 Ldaftar untuk taraf nyata alpha yang dipilih.
56
4. Menguji homogenitas varians Pengujian homogenitas varians bertujuan untuk menguji apakah varians kedua kelompok yang diteliti homogen atau tidak. Pengujian homogenitas varians menggunakan uji-F, dengan rumus :
F
S1 S2
2
(Arikunto, 2006: 27)
2
Hipotesis yang diuji adalah: H0
:
σ12 = σ22
H1
:
σ1 2 ≠ σ2 2
Kriteria
pengujian
adalah
F(1 )( n1 1) ( n2 1) F F1 2
( n1 1, n2 1)
terima
hipotesis
H0
jika
. Untuk taraf nyata α, dimana
F ( m,n ) didapat dari daftar distribusi F dengan peluang β, dk pembilang = m dan dk penyebut = n. Dalam hal lainnya H0 ditolak. 5. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dilakukan secara statistik dengan menggunakan uji kesamaan dua rata-rata untuk satu pihak (one tail test) yaitu uji pihak kanan. Uji pihak kanan digunakan apabila hipotesis nol (H0) berbunyi ”sama dengan (=)” dan hipotesis alternatif (Ha) berbunyi ”lebih besar ( > )” Uji statistik yang digunakan adalah statistik t-test dengan rumus : 57
t
x1 x 2 2
(Arikunto, 2006: 27)
2
s1 s 2 n1 n2 Dimana: t
= nilai hitung untuk uji t
x1
= nilai rata-rata kelas eksperimen
x2
= nilai rata-rata kelas kontrol
s1
= varians kelas kontrol
s2
= varians kelas eksperimen.
n1
= jumlah responden kelas eksperimen
n2
= jumlah responden kelas kontrol
taraf signifikan : α = 0.5 kriteria pengujian : Tolak H0 jika nilai thitung ≤ ttable pada keadaan lain H0 diterima. 6. Hipotesis Statistik Hipotesis statistik berbentuk uji satu pihak yang dapat dirumuskan sebagai berikut : 𝐻0 : µ 1 ≤ µ2 H1: µ1 > µ2 Keterangan: H0 :
Pada pemberian tes angket tidak terdapat pengaruh yang
signifikan antara motivasi belajar matematika siswa yang memperoleh pembelajaran matematika melalui pengembangan 58
keterampilan berpikir divergen pada soal open-ended dengan siswa yang memperoleh pembelajaran yang menggunakan closeended. H1: Pada pemberian tes angket kemampuan berpikir divergen siswa yang memperoleh pembelajaran matematika melalui pendekatan pembelajaran dengan menggunakan soal open-ended lebih baik daripada yang memperoleh pembelajaran yang menggunakan soal close-ended.
59