BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengkaji, merefleksi secara kritis segala realitas, kendala, problematika dan implikasi dari kegiatan belajar dengan pendekatan tindakan kelas (siklus belajar), yang diterapkan dalam pembelajaran IPA di kelas IV SDN Salatiga 09, yang dilakukan secara berkolaborasi dengan guru kelas yang mengajar mata pelajaran IPA. Atas dasar demikian, maka penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (action research classroom).
3.2. Desain Penelitian Dalam penelitian tindakan kelas, daur refleksi merupakan syarat utama yang harus dilkukan oleh peneliti, agar hasil yang dicapai sesuai dengan apa yang diinginkan. Prinsip daur dalam penelitian yang dimaksudkan dalam penelitian ini antara lain: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi (Hopkins, 1993: 56). Plan Reflective
Action/Observation
Reflective
Revised Plan
Action/Observation
Gambar 3.1 Alur Model Siklus diadopsi dari Hopkins (1993: 56)
32
33
1) Perencanaan Dari kegiatan identifikasi masalah yang dilaksanakan pada studi pendahuluan, peneliti dan guru merencanakan langkah-langkah penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing, sesuai dengan pokok bahasan yang ada pada kurikulum. Perencanaan juga disusun dan dipilih atas dasar pertimbangan kemungkinan untuk dilaksanakan secara efektif dalam berbagai situasi lapangan. Pada tahap perencanaan ini, disepakati fokus yang akan diobservasi, kriteria penilaian, materi atau topik bahasan yang disampaikan beserta buku sumber, tempat dan waktu pelaksanaan kegiatan. 2) Pelaksanaan Tindakan Tindakan yaitu pelaksanaan pembelajaran nyata berdasarkan rencana tindakan yang telah disusun sebelumnya. Tindakan ini ditujukan untuk memperbaiki dan menyempurnakan pelaksanaan pembelajaran, baik keadaan proses maupun hasil belajar siswa sesuai dengan model yang dikembangkan. 3) Observasi Pada saat pelaksanaan tindakan kelas, dengan menggunakan model pembelajaran dan langkah-langkah pembelajaran yang telah disepakati, peneliti mulai mengamati dan mendokumentasikan proses, keadaan, kendala dan faktorfaktor lain yang berkembang selama pelaksanaan tindakan. Hasil observasi ini akan dijadikan sebagai dasar melakukan refleksi dan revisi terhadap rencana dan tindakan yang dilakukan, dan dijadikan sebagai dasar dalam merancang dan merumuskan tindakan selanjutnya. 4) Refleksi Pada tahap ini, peneliti dan guru secara kolaboratif mengkaji serta merenungkan kembali tentang rencana dan pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan hasil analisis terhadap data, proses dan hasil pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan. Refleksi tindakan dilakukan dengan tujuan menentukan dan merekonstruksikan makna situasi belajar, serta untuk mendapatkan dasar bagi perbaikan (revisi) rencana tindakan berikutnya. Refleksi yang dilakukan yaitu refleksi awal, refleksi proses dan refleksi hasil.
34
5) Revisi Berdasarkan hasil pengkajian dan refleksi terhadap pelaksanaan langkahlangkah pembelajaran sesuai dengan rencana tindakan yang telah ditetapkan, peneliti dan guru secara kolaboratif dan partisipatif, melakukan revisi terhadap rencana tindakan yang disusun, dan ditetapkan sebelumnya. Hal ini dimaksudkan untuk melakukan perbaikan-perbaikan tindakan yang telah dilakukan dan sebagai dasar penyusunan rancangan tindakan selanjutnya.
3.3. Subyek Penelitian Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Salatiga 09. 3.4. Instrumen Penelitian 3.4.1. Lembar Observasi Lembar observasi dalam penelitian ini adalah diacu dari langkah-langkah (sintaks) pembelajaran dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Lembar observasi ini selanjutnya diturunkan dalam bentuk kisi-kisi lembar observasi yang disusun nanti setelah melakukan konsultasi dengan guru kelas sebagai kolaborator penelitian tindakan ini. Tabel 3. 1 Kisi-Kisi Lembar Observasi Kinerja Guru Tahapan kegiatan Aspek yang diamati Indikator Kegiatan pendahuluan
Membuka pelajaran
Kegiatan inti
Penyampaian materi dan strategi pembelajaran Penggunaan
model
pembelajaran
dan
pemanfaatan
sumber
belajar
1. Memberikan salam 2. Mengabsensi 3. Memberikan motivasi utnuk membangkitkan minat belajar siswa terhadap materi perubahan kenampakan benda langit 4. Memberikan apersepsi 1. Menjelaskan langkah-langkah model pembelajaran inkuiri terbimbing 1. Menyajikan garis besar materi perubahan kenampakan benda langit. 2. Membagi siswa dalam kelompok yang heterogen 3. Membimbing siswa mengindentifikasi masalah dan menuliskan masalah di papan tulis mengenai materi perubahan kenampakan benda langit
35
Penilaian hasil belajar
Kegiatan penutup
Mengakhiri pelajaran
4. Membimbing siswa menentukan hipotesis yang relevan dengan materi perubahan kenampakan benda langit. 5. Membimbing siswa menentukan langkah-langkah percobaan mengenai materi perubahan kenampakan benda langit. 6. Membimbing siswa mendapatkan data mengenai materi perubahana kenampakan benda langit 1. Memberikan kesempatan tiap kelompok menyampaikan hasil pengolahan data mengenai materi perubahan kenampakan benda langit. 2. Bertanya jawab dengan siswa mengenai materi perubahan kenampakan benda langit. 3. Meluruskan pemahaman siswa 4. Bersama siswa menyimpulkan hasil belajar 1. Memberikan penguatan 2. Memberikan tes 3. Menutup pelajaran
Data hasil observasi pembelajaran yang dilakukan guru, dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing dalam pembelajaran IPA materi perubahan kenamapakan bumi dan benda langit, dinilai dengan rumus di bawah ini (Depdiknas, 2003): Nilai =
Σ Skor yang diperoleh X100% Σ Skor maksimum
Dengan kriteria nilai sebagai berikut: >86% 70 – 85% 55 – 69% <54%
= baik sekali = baik = cukup baik = kurang
3.4.2. Tes Tes yang digunakan dalam penelitian ini dalam maksud untuk mengumpulkan hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN Salatiga 09. Tes ini dimaksudkan
untuk
mengukur
peningkatan
hasil
belajar
IPA
dengan
menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Tes akan dilakukan setiap akhir siklus pembelajaran ini dilakukan. Soal tes akan mengacu pada materi pelajaran yang sampaikan, dengan indikator tes yaitu mengacu pada konsep
36
kognitif pada aspek C1, C2, dan C3. Adapun kisi-kisi soal tes disajikan dalam tabel berikut ini:
SK
KD
Perubahan
Mendeskripsikan
Kenampakan
posisi bulan dan
Bumi dan Benda
kenampakan bumi
Langit
dari hari ke hari
Tabel 3. 2 Kisi-Kisi Soal Indikator
1. Mengindentifikasikan kedudukan benda langit, misalnya: mengamati penampakan benda-benda langit, waktu dan posisi matahari terbit dan tenggelam, penampakan bulan dari hari ke hari
Item Soal Nomor
Jumlah
Soal
Soal
1, 3, 4, 5, 7,
20
8, 9, 10, 13, 15, 16, 17, 20, 22, 23, 25, 26, 27, 30, 33
2. Mencari informasi tentang kedudukan benda langit
2, 6, 11, 12,
20
14, 18, 19, 21, 24, 28, 29, 31, 32, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40 Total
40
40
3.4.3. Angket Angket dalam penelitian ini adalah angket motivasi belajar. Angket ini diberikan setelah siswa diberikan pembelajaran dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Angket motivasi ini akan mengacu dari dua konsep motivasi yaitu motivasi intrinsik, yaitu apakah akhirnya timbul motivasi belajar dari dalam diri siswa, dan kedua motivasi ekstrinsik, yaitu apakah model pembelajaran ini membangkitkan semangat untuk mencapai hasil belajar IPA.
37
Variabel
Tabel 3. 3 Kisi-Kisi Angket Motivasi Belajar Aspek Indikator
Jumlah item
Motivasi
Intrinsik
Ada dorongan dalam diri menggunakan
5
model pembelajaran inkuiri terbimbing dalam pembelajaran IPA Ekstrinsik
Didorong oleh guru untuk menggunakan
5
model pembelajaran inkuiri terbimbing dalam pembelajaran IPA Total
10
3.5. Variabel Penelitian Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini (X) adalah model pembelajaran inkuiri terbimbing, sedangkan variabel terikat (Y) adalah motivasi belajar dan hasil belajar IPA siswa. 3.6. Definisi Operasional Adapun konsep-konsep yang perlu diuraikan/didefinisikan dalam penelitian ini adalah: a. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing adalah sebuah model yang intinya melibatkan siswa ke dalam masalah asli dan menghadapkan mereka dengan sebuah penyelidikan, membantu mengindentifikasi konseptual atau metode pemecahan masalah yang terdapat dalam penyelidikan, dan mengarahkan siswa mencari jalan keluar dari masalah tersebut. b. Motivasi Belajar adalah dorongan yang timbul baik dari dalam diri maupun dari luar diri siswa untuk melakukan aktivitas belajar, demi mencapai hasil belajar yang memuaskan. c. Hasil Belajar IPA hasil belajar perubahan pada diri siswa setelah belajar IPA, dimana perubahan tersebut terjadi pada aspek kognitif, dimana yang akan diukur adalah ingatan (C1), pemahaman (C2), dan penerapan (C3).
38
3.7. Teknik Analisis Data Data yang dikumpulkan berbentuk data kuantitatif maupun data kualitatif. Data-data tersebut akan disajikan dalam bentuk deskripsi, dengan maksud untuk menggambarkan keseluruhan proses maupun hasil yang terjadi setelah dilakukan tindakan, dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing. 3.8. Uji Validitas dan Reliabilitas Data Validitas suatu tes atau instrumen adalah instrumen yang dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak di ukur. Teknik yagn digunakan untuk menguji kevalidan instrumen menggunakan teknik total corrected item to total score correlation yang dinotasikan (r), yang menyatakan bahwa instrumen dianggap valid apabila memiliki koefisien corrected item total correlation ≥ 0.3 (Sugiyono, 2010: 187) Hasil uji validitas dari 50 soal, diperoleh 10 butir soal memiliki tingkat validitas sangat rendah, sehingga disimpulkan bahwa 10 item sosal tersebut termasuk tidak valid dan 40 butir soal lainnya valid. Selanjutnya, 40 butir soal ini akan digunakan 20 butir soal sebagai instrumen soal pada siklus I, dan 20 butir soal lainnya digunakan sebagai instrumen soal pada siklus II. Hasil dari uji validitas disajikan dalam tabel berikut: Tabel 3. 4 Hasil Uji Validitas Instrumen No
Kriteria
Nomor soal
1
Valid
2, 3, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 23, 24, 25, 26, 27, 29, 30, 32, 33, 24, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 50
2
Tidak valid
1, 4, 6, 14, 17, 20, 22, 28, 31, 41
Reliabilitas adalah ketepatan atau ketelitian suatu alat ukur. Kata reliabel sering disebut dengan nama lain, misalnya terpercaya, terandalkan, ajeg, stabil, konsisten, dan lain sebagainya (Sugiyono, 2010: 68). Untuk menghitung tingkat reliabilitas tes hasil belajar, dalam penelitian ini digunakan rumus dari relibalitas alpha cronbach. Untuk menghitung reliabilitas, digunakan alat bantu statistik 18.0 for windows. Menurut Azwar (2007: 44), reliabilitas mengacu pada konsistensi
39
atau kepercayaan hasil ukur yang mengandung makna kecermatan pengukuran. Reliabilitas dinyatakan dengan koefisien reliabilitas yang angkanya berada dalam rentang 0 hingga 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati 1,00, maka semakin tinggi reliabilitasnya (Azwar, 2007: 44). Kaidah untuk menentukan tingkat reliabilitas menurut Gulford & Frucker (dalam Azwar, 2007: 44) sebagai berikut: Tabel 3. 5 Kategori Reliabilitas Data Nilai Reliabilitas 0,90 ≤……. Sangat Reliabel 0,71 – 0,89 Reliabel 0,41 – 0,70 Cukup Reliabel 0,21 – 0,40 Kurang Reliabel …..≤ 0,20 Tidak Reliabel Berikut disajikan dalam tabel hasil pengujian reliabilita instrument siklus I dan siklus II. Tabel 3. 6 Hasil Uji Reliabilita Instrumen
Berdasarkan kriteria reliabilitas di atas, maka instrumen soal pada siklus I maupun siklus II, masuk dalam kategori sangat reliabel, dengan nilai alpha yaitu 0.904. 3.9. Uji Tingkat Kesukaran Soal Uji tingkat kesukaran soal dilakukan untuk mengetahui apakah soal yang diujikan masuk dalam kategori soal yang sulit, sedang ataupun mudah. Instrument soal yang baik adalah soal yang masuk dalam kategori mudah. Untuk menguji tingkat kesukaran soal, digunakan persamaan sebagai berikut: TK =
∑ ∑
40
Keterangan: TK = tingkat kesukaran ∑B = jumlah siswa yang menjawab benar ∑P = jumlah siswa peserta tes. Mengetahui kategori tingkat kesukaran soal, digunakan ketentuan sebagai berikut: Tabel 3. 7 Kategori Tingkat Kesukaran Soal Nilai F Tingkat Kesukaran 0.00 – 0.25
Sukar
0.26 – 0.75
Sedang
0.76 – 1.00
Mudah
Berikut disajikan hasil uji tingkat kesukaran soal siklus I dan siklus II Tabel 3. 8 Analisis Tingkat Kesukaran Soal Siklus I dan Siklus II Kategori Mudah
Sedang
Sukar
5, 23
1,2, 4, 6, 9, 10, 11, 14,
3, 8, 12, 13, 18, 20, 21,
15, 16, 17, 19, 24, 25,
22, 28, 32, 35, 40, 41, 44,
262, 27, 29, 30, 31, 33,
50
34, 36, 37, 38, 39, 42, 43, 45, 46, 47, 48, 49 2
32
14
Berdasarakan tabel di atas, diketahui bahwa soal yang masuk dalam kategori sedang ada 2 soal dengan persentase 4 %. Soal yang masuk kategori sedang ada 32 soal dengan persentase 64%. Sedangkan soal yang masuk kategori sukar ada 14 soal dengan persentase 32%. Dengan hasil ini disimpulkan bahwa soal pada siklus I maupun siklus II masuk dalam kategori sedang.
41
3.10. Indikator Kinerja Indikator keberhasilan dilakukannya penelitian ini apabila: 1. Siswa berhasil meningkatkan hasil belajar IPA, dengan ukuran masing-masing inidividu mendapatkan nilai 70 (patokan dari KTSP Diknas). 2. 80% siswa dalam kelas lulus kriteria KKM. 3. Adanya peningkatan motivasi belajar.