BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metodologi Penelitian 3.1.1. Pendekatan Penelitian Substansi yang diteliti dari penelitian ini ialah pola persebaran permukiman yang terdapat di Kawasan Rawan Bencana III dan II Gunung Merapi sebelum terjadinya erupsi tahun 2010.Pada penelitian ini yang dimaksud permukiman adalah desa, dengan pusat permukiman berupa dukuh atau dusun. Selanjutnya dilakukan penelitian terhadap faktor– faktor yang berpengaruh terhadap pola persebaran..Penelitian ini dipilih dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif memiliki definisi sebagai metode yang menguji teori dengan cara menentukan hubungan antar variabel. Penelitian kuantitatif ini melakukan pengujian teori secara deduktif, artinya penelitian dimulai dari tema umum lalu dibawa pada tema
khusus. Pada penelitian ini, diperlukan literatur utama pada awal penelitian yang
digunakan sebagai arahan dalam penyusunan keseluruhan penelitian. Sehingga dalam penelitian kuantitatif yang ditekankan ialah bahwa penelitian ini didasarkan pada literature yang dikaji pada bagian awal penelitian dan pada akhir penelitian diadakan uji teori terhadap data yang telah dikumpulkan.(Creswell,2012) Penggunaan metode kuantitatif pada penelitian ini dikarenakan telah ditemukan banyak literatur mengenai pola persebaran serta factor pengaruhnya.Sehingga alur dari penelitian ini telah terfokus dan terbatas pada variabel yang telah diperoleh dari hasil kajian literature pola persebaran dan factor pengaruh.Pada tahap pembahasan, analisis yang dilakukan berasal dari data yang diperoleh dari lapangan dengan mengacu pada variabel terpilih hasil kajian literature. 3.1.2. Variabel Penelitian Variabel adalah konsep yang memiliki keragaman nilai, dimana konsep merupakan fenomena abstrak (Nazir, 1988). Menurut Creswell (2012), variabel ialah karakteristik pada suatu individu atau organisasi yang terukur. Di dalam penelitian kuantitatif, variabel berfungsi sebagai jawaban dari rumusan masalah.Variabel sendiri terbentuk dari sintesa kajian literature.Pada penelitian ini, variabel yang digunakan ialah :
25
Tabel 3.1. Variabel Penelitian Persebaran Pusat Permukiman Aspek yang dilihat
Variabel
Sub Variabel
Definisi Operasional
Indikator
Pola Permukiman
Persebaran Unit Permukiman
Persebaran dusun
Sifat sebaran unit permukiman
Indeks Tetangga Terdekat
Bahaya Letusan Gunung Api
Sarana Prasarana Mitigasi
Faktor Bencana
Kebutuhan Keamanan
Jenis dan insentitas gunung api yang berdampak pada unit permukiman Penggunaan sarana mitigasi yang digunakan oleh masyarakat yang disediakan oleh pemerintah
Bahaya dan dampak Letusan Gunung Api Pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kondisi lingkungan yang rawan akan bencana Tanda Letusan
Kegiatan Pelatihan Penanggulangan Bencana Kondisi kelerengan yang ada pada setiap dusun (pusat permukiman) Kesuburan tanah untuk lahan pertanian Sarana permukiman berupa sarana ekonomi, pendidikan, kesehatan yang diakses oleh masyarakat sumber air bersih dan cara penyediaan air bersih yang dilakukan oleh masyarakat
Topografi Jenis Tanah Sarana Permukiman Ketersediaan Air
Faktor Non Bencana
Kebutuhan Kerjasama/ ikatan kekeluargaan
Kondisi masyarakat untuk saling berinteraksi pada kegiatan gotong royong, rembug warga dan saling tolong menolong
Mata Pencaharian
Lokasi pekerjaan yang dilakukan oleh masyarakat
Lokasi Pekerjaan Kebudayaan Merapi
Budaya
Sistem Waris
Keterkaitan dengan Merapi
Sistem Waris Aksesibilitas Menuju Lokasi Kerja
Aksesibilitas
Akseibilitas Menuju Sarana Permukiman
Berupa kebiasaan masyarakat terhadap kebudayaan terkait keberadaan Merapi, dan pengaruh Merapi untuk kehidupan masyarakat Berupa pelaksanaan sistem waris yang dilakukan oleh masyarakat terhadap kepemilikan rumah kemudahan masyarakat untuk menuju lokasi dilihat dari sisi adanya kemudahan mendapatkan sarana transportasi serta kedekatan jarak.
Jenis dan Intensitas bahaya Tingkat penggunaan sarana prasarana mitigasi Tingkat pemahaman masyarakat terhadap bahaya letusan Tingakt pengetahuan masyarakat terhadap tanda – tanda letusan Tingkat partisipasi kegiatan Tingkat Kelerengan Tingkat Kesuburan Banyaknya sarana yang digunakan Aksesibilitas Air Bersih
Tingkat partisipasi warga Jarak lokasi pekerjaan dengan permukiman penduduk Tingkat partisipasi Bentuk keterkaitan
Tingkat Pelaksanaan Sistem Waris Tingkat Kemudahan Tingkat Kemudahan
Sumber : Hasil Analisis Penulis, 2015
26
3.2. Teknik Pengumpulan Data Dan Kebutuhan Data 3.2.1. Teknik Pengumpulan Data Data yang didapatkan pada penelitian ini berasal dari pengumpulan data primer dan pengumpulan data sekunder. 1) Pengumpulan Data Primer
Kuesioner Pengumpulan data berupa kuesioner ditujukan pada sampel masyarakat yang bertempat tinggal di desa pada lokus penelitian. Kuesioner ini digunakan untuk mengetahui persepsi dan kebiasaan masyarakat tentang faktor–faktor yang berpengaruh di dalam menentukan tempat tinggal dimana secara fisik permukiman tersebut akan membentuk pola permukiman tertentu.
2) Pengumpulan Data Sekunder
Survey Instansi Pengumpulan data sekunder berupa survey instansi merupakan cara untuk mendapatkan data dengan mengunjungi instansi atau dinas dinas terkait.
Kajian Literatur Data-data dari literatur digunakan sebagai pedoman ataupun acuan penulis, terutama pada kajian teori mengenai pola desa dan bentuk permukiman. Penggunaan data literatur juga berfungsi sebagai komparasi antara data di lapangan dengan teori.
3.2.2. Kebutuhan Data Kebutuhan data untuk penlitian ini diperoleh dengan menyesuaikan pada variabel yang telah ditemukan sebelumnya. Sehingga data yang diperlukan adalah sebagai berikut : Tabel 3.2. Kebutuhan Data Bentuk Data
Teknik Pengumpulan Data
Sumber Data
sekunder
peta
Survey instansi
BAPPEDA
sekunder
peta
Survey instansi
BPPTK
primer
kuesioner
masyarakat
Persepsi masyarakat
primer
kuesioner
masyarakat
Tanda Letusan
Kebiasaan Masyarakat
primer
kuesioner
masyarakat
Kegiatan Pelatihan Penanggulangan Bencana
Kebiasaan Masyarakat
primer
kuesioner
masyarakat
tingkat kelerengan
sekunder
Survey instansi
BAPPEDA
Variabel
Sub Variabel
Persebaran Permukiman
Persebaran dusun Bahaya Letusan Gunung Api
Kebutuhan Keamanan
Topografi
Sarana Prasarana Mitigasi Bahaya dan Dampak Letusan Gunung Api
Data Penggunaan lahan Permukiman Jenis dan intensitas letusan gunung Merapi Kebiasaan Masyarakat
Jenis Data
peta
27
Variabel
Sistem Waris
Aksesibilitas
Sumber Data
peta
Survey instansi
BAPPEDA
kuesioner
masyarakat
Survey instansi
Kelurahan
primer
kuesioner
masyarakat
primer
kuesioner
masyarakat
primer
kuesioner
masyarakat
primer
kuesioner
masyarakat
primer
kuesioner
masyarakat
primer
kuesioner
masyarakat
Kebiasaan Masyarakat
primer
kuesioner
masyarakat
Kebiasaan Masyarakat
primer
kuesioner
masyarakat
Jenis tanah Kebiasaan masyarakat dalam menggunakan sarana Persebaran sarana permukiman Sumber air dan cara mengakses Partisipasi masyarakat dalam kegiatan masyarakat
Sarana Permukiman
Budaya
Teknik Pengumpulan Data
Data
Kesuburan tanah
Ketersediaan air bersih Kebutuhan Kerjasama/ ikatan kekeluargaan Mata Pencaharian
Bentuk Data
Sub Variabel
Lokasi Pekerjaan
Eksisting Lokasi
Kebudayaan Merapi Keterkaitan dengan Merapi Sistem Waris Aksesibilitas Menuju Lokasi Kerja Akseibilitas Menuju Sarana Permukiman
Kebiasaan Masyarakat Persepsi masyarakat Kondisi Eksisting
Jenis Data sekunder
primer
sekunder
peta
Sumber : Hasil Analisis Penulis, 2015
3.2.3. Teknik Sampel Pada penelitian ini digunakan teknik sampling untuk mendapatkan sampel penduduk pada daerah penelitian dengan tujuan untuk mendapatkan data kuesioner persepsi masyarakat. Teknik sampel yang digunakan adalah sampel probabilitas. Sampel probabilitas merupakan teknik sampel yang memberikan kesempatan pada setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sarjono dan Julianita, 2011).. Pada penelitian ini, populasi terdiri atas dua kelompok yaitu penduduk pada desa di KRB II dan KRB III. Sehingga sampel digunakan untuk mendapatkan sampel pada masing – masing KRB secara terpisah Sampling penduduk dari keseluruhan populasi yang berada di KRB II dan KRB III. Pada tahapan ini digunakan rumus Frank Lynch yaitu n = NZ2 . p (1- p) / Nd2 + Z2 . p (1 – p) Keterangan : n = sampel N = Populasi Z = Nilai variabel normal (1,96) p = The largest possible proportion (0,50) d = Sampling error
28
Pada daerah penelitian, jumlah seluruh penduduk berjumlah 142648 penduduk yang terdiri dari 113964 penduduk di KRB II dan 28684 penduduk di KRB III. Berdasarkan rumus tersebut, maka jumlah sampel yang didapatkan dengan menggunakan batas ketelitian 5 % adalah
Jumlah sampel yang terpilih berjumlah 383 sampel penduduk yang jika didistribusikan pada setiap KRB yaitu
Selanjutnya hasil sampel pada setiap KRB didstibusikan pada setiap desa di masing – masing KRB dan setiap dusun minimal memiliki seorang responden sebagai perwakilan. Dalam hal ini, pada batasan penelitian terdapat 93 dusun di KRB III dan 348 dusun di KRB II. 3.3. Teknik Analisis Data Analisis data merupakan tahap yang dilakukan setelah mendapatkan dan memilah data. Secara umum tahapan analisis data dimulai dengan memasukkan data yang terkait kemudian diproses dengan menggunakan metode tertentu dan akan didapatkan output dari proses tersebut. Secara rinci pada penelitian ini, teknik analisis data terbagi ke dalam beberapa tahap yaitu: 3.3.1. Identifikasi Pola Sebaran Pusat Permukiman / Dukuh dengan Analisis Tetangga Terdekat Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran pusat permukiman yang berkembang sebelum erupsi Merapi 2010. Dalam penentuan pola persebaran dusun digunakan teknik analisis tetangga terdekat yang membagi persebaran permukiman ke dalam tiga kategori, yaitu permukiman mengelompok, permukiman acak dan seragam. Untuk mendapatkan nilai dari tetangga terdekat (T) digunakan rumus sebagai berikut
29
T = nilai tetangga terdekat Ju = jarak rata - rata antara satu titik dengan titik tetangga terdekatnya Jh = p = jumlah titik (permukiman) dibagi luas wilayah (permukiman)
T=0
T = 1,0
T = 2,15
Acak
Mengelompok
Seragam T = nilai tetangga terdekat
Dalam mengidentifikasi persebaran pusat permukiman, setiap dukun atau dukuh yang berbentuk polygon diubah kedalam bentuk titik, yang kemudian antar titik tersebut dicari jarak terdekatnya.Titik dusun dibentuk dengan mengambil bagian terluar dari polygon, dimana titik tersebut memiliki jarak paling dekat dengan dusun atau titik terdekatnya.Jarak yang digunakan merupakan jarak sebenarnya, yaitu terdapat akses (jalan) yang menghubungkan dusun satu dengan dusun terdekat.
A
A
A
C B
C B
Tetangga terdekat dusun B adalah dusun A, sehingga jarak terdekatnya adalah jarak dusun A dan B
Gambar 3.1. Ilustrasi Identifikasi Persebaran Permukiman
C B
Tetangga terdekat dusun C adalah dusun C, dan juga sebaliknya. Sehingga jarak terdekatnya adalah jarak dusun A dan C
Sumber : Hasil Analisis Penulis, 2015
3.3.2. Identifikasi Faktor yang Berpengaruh terhadap Pembentukan Pola Permukiman Langkah kedua yaitu mengidentifikasi faktor bencana dan non bencana yang didapat dari hasil kuesioner persepsi masyarakat dan kondisi spasial. Faktor bencana dan non bencana yang didapatkan secara spasial seperti kelerengan, jenis dan intensitas bahaya serta jenis tanah dilakukan dengan overlay peta factor dan penggunaan lahan atau persebaran pusat 30
permukiman. Selanjutnya hasil overlay dan hasil kuesioner dikelompokkan menjadi 3 indikator pengaruh Tabel 3.3. Indikator Pengaruh Faktor Pengaruh Sub Variabel Faktor Bencana Bahaya Letusan Gunung Api
Sarana Prasarana Mitigasi
Faktor Non Bencana
Keterangan Awan panas dengan intensitas yang semakin rendah semakin berpengaruh karena lokasi permukiman semakin ada dalam kondisi yang aman Penggunaan sarana yang semakin lengkap smakin berpengaruh terhadap keamanan masyarakat dalam memilih lokasi tempat tinggal
Indikator 2 (pengaruh rendah)
1 (tidak berpengaruh)
Dukuh (pusat permukiman) berada pada bahaya awan panas rendah
Dukuh (pusat permukiman) berada pada bahaya awan panas sedang
Dukuh (pusat permukiman) berada pada bahaya awan panas tinggi
Masyarakat menggunakan sarana prasarana mitigasi berupa kendaraan dan tempat penampungan
Masyarakat hanya menggunakan sarana mitigasi berupa tempat penampungan
Masyarakat tidak menggunakan sarana mitigasi, mengungsi mandiri
3 (berpengaruh)
Bahaya dan dampak Letusan Gunung Api
Kuesioner Persepsi Masyarakat
Memahami bahaya letusan Merapi (4-5)
Tanda Letusan
Kebiasaan Masyarakat
Melihat tanda alam dan peringatan pemerintah
Masyarakat kurang paham akan bahaya letusan gunung Merapi (1-3) Mengetahui dari tanda alam
Kegiatan Pelatihan Penanggulangan Bencana
Kebiasaan Masyarakat
Masyarakat selalu mengikuti kegiatan penanggulangan bencana
Masyarakat jarang mengikuti kegiatan penanggulangan bencana
Kelerengan
Spasial
Dukuh berada pada kelerengan 0 -15%
Dukuh berada pada kelerengan 15-25%
Dukuh berada pada kelerengan >25%
Jenis Tanah
Spasial
Tanah di sekitar dukuh merupakan tanah yang subur
Tanah di sekitar dukuh merupakan tanah yang kurang subur
Tanah di sekitar dukuh merupakan tanah yang tidak subur
Penggunaan Sarana Permukiman
Kebiasaan Masyarakat
Penyediaan Air Bersih
Eksisting Penyediaan
Ikatan Kekeluargaan
Kebiasaan Masyarakat
Lokasi Pekerjaan
Eksisting Lokasi
Kebudayaan Merapi Keterkaitan
Kebiasaan Masyarakat Kuesioner
mengakses semua sarana yang terdapat dalam satu desa Jaringan air bersih disediakan secara individu Masyarakat sering mengikuti kegiatan kekeluargaan Terletak di sekitar dukuh atau dusun Ada ritual budaya dan sering mengikuti Sebagai sumber
mengakses beberapa sarana yang terdapat dalam satu desa Jaringan air bersih dilakukan secara kelompok Masyarakat jarang mengikuti kegiatan kekeluargaan Terletak dalam satu desa Ada ritual budaya, jarang mengikuti Sumber
Masyarakat tidak mengetahui bahaya letusan gunung Merapi tidak mengetahui tanda letusan Merapi Masyarakat tidak pernah mengikuti kegiatan penanggulangan bencana
Masyarakat tidak mengakses sarana apapun Tidak terdapat sumber air bersih tetap Masyarakat tidak pernah mengikuti kegiatan kekeluargaan Terletak di luar desa Tidak pernah atau tidak ada Tidak berpengaruh
31
Sub Variabel
Keterangan
dengan Merapi
Persepsi Masyarakat
Sistem Waris
Kondisi Eksisting
Aksesibilitas Menuju Lokasi Kerja (Petani)
Kebiasaan Masyarakat
Aksesibilitas Menuju Lokasi Kerja (Non Petani)
Kebiasaan Masyarakat
Akseibilitas Menuju Sarana Permukiman
Kebiasaan Masyarakat
3 (berpengaruh) pendghidupan dan kekuatan spiritual Tanah warisan dan sudah tinggal sendiri Satu dusun dan dapat diakses dengan berjalan kaki dan kendaraan pribadi Satu dusun dan dapat diakses dengan berjalan kaki, angkutan umum dan kendaraan pribadi Satu desa dan dapat diakses dengan berjalan kaki, angkutan umum dan kendaraan pribadi
Indikator 2 (pengaruh rendah) penghidupan atau kekuatan spiritual Tanah warisan dan tinggal bersama orang tua
1 (tidak berpengaruh)
Bukan Tanah Warisan
Satu desa diakses oleh kendaraan pribadi
Satu desa diakses jalan kaki atau luar desa
Satu desa dapat diakses oleh angkutan umum atau kendaraan pribadi
Satu desa diakses dengan berjalan atau luar desa
Satu desa dapat diakses oleh angkutan umum atau kendaraan pribadi
Satu desa diakses dengan berjalan atau luar desa
Sumber : Hasil Analisis Penulis, 2015
3.3.3. Identifikasi Pengaruh Faktor terhadap Pola Permukiman Selanjutnya setelah dilakukan pembobotan, hasil kuesioner dan kondisi spasial hasil overlay peta, kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis regresi yang dilakukan dengan bantuan SPSS 17 dengan rincian sebagai berikut : 1. Analisis Regresi Berganda Analisis regresi berganda merupakan analisis untuk mengetahui besaran pengaruh variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y), dengan variabel independen berjumlah lebih dari satu variabel. Pada penelitian ini variabel dependen (Y) adalah nilai analisis tetangga terdekat (T) dan variabel independen (X) adalah skoring dari hasil kuesioner dan hasil overlay peta. Hasil pada analisis ini ialah untuk mengetahui besaran pengaruh keseluruhan variabel independen (faktor pengaruh) terhadap variavel dependen (Pola persebaran permukiman) 2. Analisis Regresi Linier Analisis ini digunakan untuk mengetahui besaran pengaruh setiap variabel dependen terhadap variabel independen. Sehingga dalam analisis ini akan diketahui variabel faktor pengaruh yang memiliki pengaruh paling besar dan paling kecil. 3. Analisis Persamaan Regresi Linier terhadap Teori Faktor Pengaruh Analisis ini digunakan untuk mengetahui kesesuaian model regresi pada faktor pengaruh di KRB II dan III terhadap model regresi teori faktor pengaruh.
32
Titik Dusun
Faktor Bencana dan Non Bencana
Analisis Tetangga Terdekat
Kondisi Spasial
Pola Permukiman
Overlay Peta
Persepsi dan Kebiasaan Masyarakat
Skoring
Faktor Pembentuk Pola Permukiman
Analisis Regresi Berganda dan Linier
Besaran Pengaruh Faktor terhadap Pola Permukiman
Gambar 3.2. Kerangka Analisis Penelitian Sumber : Hasil Analisis Penulis, 2015
33