BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Paradigma Pradigma adalah basis kepercayaan utama atau metafisika dari sistem berfikir : basis dari ontologi, epistemologi dan metodelogi. Dalam pandangan filsafat, paradigma memuat pandangan-pandangan awal yang membedakan, memperjelas dan mempertajam orientasi berfikir seseorang. Dengan demikian paradigma membawa konsekuensi praktis bagi prilaku, cara berfikir, interpretasi dan kebijakan dalam pemikiran masalah23 Paradigma
ini
menggunakan
paradigma
konstruktivis.
Paradigma
konstruktivisme merupakan antitesis terhadap paham yang menempatkan pentingnya pengamatan dan objetivitas dalam menemukan suatu realitas atas ilmu pengetahuan. Secara tegas paham ini menyatakan bahwa positivisme dan postpositivisme keliru dalam mengungkapkan realitas dunia dan harus di tinggalkan dan digantikan oleh paham yang bersifat konstruktif. Adapun sifat penelitian menggunakan kualitatif pendekatan deskriptif. Penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana
23
Agus Salim, Teori & Paradigma penelitian sosial, edisi kedua, Tiara Wacana, Yogjakarta 2006 hal 96
29
30
peneliti adalah sebagai instrumen kunci,teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif,dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalilsasi. 24 Sedangkan pendekatan deskriptif adalah sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku orang yang diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar belakang dan individu tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi dalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari keseluruhan.25 3.2 Metode Penelitian Metode penelitian ini menggunakan metode Studi Kasus. Studi Kasus adalah sebagai metode atau strategi penelitian dan sekaligus hasil suatu penelitian pada kasus tertentu dengan sifat-sifat yang spesifik, khusus dan berskala lokal. Studi kasus lebih dipahami sebagai pendekatan untuk mempelajari, menerangkan atau menginterpretasi suatu ‘kasus’ dalam konteksnya yang alamiah tanpa adannya intervensi dari luar. Studi kasus merupakan salah satu metode penelitian ilmu sosial suatu penenlitian berkenan dengan “How” atau “Why” bila pennelitian meiliki sedikit peluang untuk mengontrol peristiwa-peristiwa yang akan diselidiki dan bagaimana fokus penelitian terletak pada fenomena kontemporer (masa kini) didalam konteks kehidupan nyata. 24
Sugiyono Memahami Penelitian Kualitatif , Alfabeta, Bandung 2005 hal 1 Jalaliddin Rachmat . Metode Penelitian Komunikasi.PT.Remaja Rosdakarya, Bandung 2007 hal 11
25
31
Diantara semua ragam studi kasus, kecenderungan yang paling menonjol adalah upaya untuk menyoroti suatu keputusan atau seperangkat keputusan, yakni mengapa keputusan itu diambil, bagaimana ia diterapkan, dan apa pula hasilnya (Schramm, dalam Yin, 1981).26 Ciri-ciri studi kasus : 1. Partikularistik artinya studi kasus terfokus pada situasi, peristiwa, program atau fenomena. 2. Deskriptif artinya hasil metode inideskriptif detail dari topik yang diteliti . 3. Heuristic adalah metode studi kasus membantu khalayak memahami apa yang
sedang diteliti. Interpretasi baru, perspektif baru, makna baru
merupakan tujuan dari studi kasus. 4. Induktif studi kasus berangkat dari fakta-fakta dilapangan, kemudian menyimpulkan kedalam tataran konsep atau teori. 27 Menurut pendapat Lincoln dan Guba mengemukakan bahwa keistimewaan dari studi kasus meliputi: a) Studi kasus merupakan sarana utama bagi peneliti empirik,yakni menyajikan pandangan subjek yang diteliti. b) Studi kasus menyajikan uraian menyeluruh yang mirip dengan apa yang dialami pembaca dalam kehidupan sehari-hari. c) Studi kasus merupakan sarana efektif untuk menunjukan hubungan antara peneliti dan koresponden. 26 27
Agus Salim . Op cit hal 118 Robert K. Yin, Studi Kasus & Metode, Pt. Raya Grafindo, Jakarta ,2002
32
Keunggulan metode studi kasus adalah bahwa hasilnya dapat mendukung studi-studi lebih besar dikemudian hari dan dapat memberikan hipotesis-hipotesis untuk riset lanjutan. 3.3 Subjek Penelitian Dalam penelitian kualitatif, posisi narasumber sangatlah penting, bukan sekedar memberi respon melainkan juga sebagai pemilik informasi, karena itu ia disebut dengan informan (orang yang memberika informasi,sumber informasi, atau sumber data) atau juga disebut dengan subjek penelitian, karena ia bukan saja sebagai sumber data melainkan juga aktor atau pelaku yang ikut menentukan keberhasilan atau tidaknya sebuah penelitian berdasarkan informasi yang diberikan. Dalam penetitian ini narasumber yang akan berkompeten untuk di wawancarai dan di minta informasi sehubungan dengan penelitian ini adalah Produser, Tim Kreatif dan Production Assistant Program Sebelas Duabelas. 3.4
Nara Sumber/Key Informan Posisi nara sumber sangatlah penting, bukan sekedar memberi respon,
melainkan juga sebagai pemilik informasi. Karena itu disebut dengan Informan (orang yang memberikan informasi, sumber informasi, sumber data) atau juga disebut dengan subjek penelitian, karena ia bukan saja sebagai sumber data
33
melainkan juga aktor atau pelaku yang ikut menentukan keberhasilan atau tidaknya sebuah penelitian berdasarkan informasi yang diberikan. 28 Dengan demikian key informan atau nara sumber adalah orang yang dianggap penyusun paling mampu memberikan informasi yang berkaitan dengan penelitian. Orang yang berperan besar dan bertanggung jawab dan bertanggung jawab dalam penyelenggaraan kegiatan produksi Sebelas Duabelas, serta berkaitan langsung dengan strategi yang digunakan dan ini berarti key informan haruslah memiliki kapabilitas dan kompetensi untuk memberikan informasi yang diberikan. Key informan yang berkompeten untuk diwawancarai dan dimintai informasi sehubung dengan penelitian ini adalah: a)
Mudja Azzahari (Tim Kreatif) & Arief Didu (Tim Kreatif)
Bekerja di setiap harinya dibantu oleh Gilang Baskara, Arief Dhidu, dan Andi Wijaya dan bekerja sama dengan kru talent untuk menciptakan tema-tema disetiap minggunya, membuat rundown. Dan bertanggung jawab agar acara ini menarik dan banyak ditonton disetiap minggunya. b)
Fina Merliane Vidya (Produser ) Bertanggung jawab pada program secara keseluruhan baik dari segi format
acara, format show, editorian maupun manajemen personil Sebelas Duabelas.
28
Imam Suprayodo dan Tabron, Metodelogi Penellitian Sosial Agama: Bandung. PT Remaja Rosdakarya.2001 Hal 176
34
c)
M Imam Prasetyo ( Production Assistant ) Bertanggung jawab dalam hal teknis, Karena seorang Production Assistant
berperan mengimplementasikan ide serta bertugas dari mulai Pra-Produksi, Produksi, Dan Pasca Produksi.
3.5 Teknik Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data penulis menggunakan teknik triangulasi dan wawancara untuk mendapatkan data primer dan sekunder. Wawancara dilakukan setelah adanya kesepakatkan antara penulis dan narasumber mengenai waktu dan tempat wawancara berlangsung. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan penulis sebagai berikut: 3.5.1 Data Primer Data yag diambil secara langsung dari nara sumber dengan melakukan wawancara mendalam (indepth Interview) yaitu dengan melakukan wawancara tatap muka dan terus menerus menggali informasi dan observasi langsung kelapangan, metode ini memungkinkan peneliti mendapatkan alasan jelas dari jawaban informan antara lain mencakup opini, informasi dan nilai maupun pengalaman29
29
Burhan Bugin. Metode penelitian kualitatif. Pt Raja Grafindo Persada: Jakarta 2004 hal 144
35
3.5.2 Data Skunder Data skunder dengan studi kapustakaan (literatur) yaitu membaca bukubuku koran majalah, atau internet serta data dan bahan referensi dari berbagai sumber yang berhubungan dengan permasalah yang diteliti guna melengkapi data yang sudah ada. 3.6 Teknik Analisis Data Analisis data menurut Paton, adalah proses mengukur urutan data, mengorganisasikannya ke suatu pola pada kategori, dan satuan urutan dasar, ia membedakannya ddengan penafsiran yaitu memberikan arti yang segnifikan terhadap analisis, menjelaskan pola uraian dan mencarii hubungan anatar dimensidimensi uraian. Dari rumusan masalah tersebut dapat kita liat bahwa analisis data bermaksud pertama-tama mengorganisasikan data.30 Setelah penelitian terkumpul, maka selanjutnya adalah proses pemilihan data kemudian dianalisis serta diinterpretasikan dengan teliti dan ulet sehingga diperoleh suatu kesimpulan yang objektif dari suatu penelitian. Untuk mencapai tujuan penelitian, maka teknik yang digunakan adalah mendeskripsikan dan menganalisa data yang diperoleh secara kualitatif. Analisis deskriptif hanya memaparkan situasi dan peristiwa.31
30 31
Op cit Lexy J Monolong hall 103 Op cit Jalaludin Rahmat. Hal:28
36
3.6 Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data Teknik pemeriksaan keabsahan data yang dipakai pada penelitian ini adalah triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Diluar data itu untuk keperluan penegcekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan
ialah
pemeriksaan
melalui
sumber
lainnya.
Denzin
(1978)
membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik dan teori.32 1. Triangulasi dengan sumber, berarti membandingkan dengan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. 2. Pada triangulasi dengan metode, menurut Patton (1987:329) terdapat dua strategi yaitu: (1) pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data dan (2) pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama. 3. Teknik
triangulasi
jenis
ketiga
ini
ialah
dengan
jalan
memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan mengecek kembali derajat kepercayaan data.
32
Lexy J Moleong. Metodelogi Penelitian Kualitatif.Remaja Rosdakarya 2013 hal 330-331
37
4. Triangulasi dengan teori, menurut Lincoln dan Guba (1981:307) berdasarkan anggapan bahwa fakta tidak dapat di periksa derajat kepercayaannyadengan satu atau lebih teori. Jadi, triangulasi berarti cara terbaik untuk menghilangkan pendekatan perbedaan kontruksi kenyataan yang ada dalam konteks suatu studi sewaktu pengumpulan data tentang berbagai kejadin dan hubungan dari berbagai pandangan. Dengan kata lain bahwa triangulasi, peneliti dapat me-recheck temuannya dengan jalan membandingkan dengan berbagai sumber, metode atau teori. Untuk itu maka peneliti dapat melakukannya dengan jalan mengeceknya dengan berbagai sumber data. Hal ini dilakukan agar data hasil penelitian bersifat akurat dan terjadinya kevalidan data.33
33
Ibid hal 332