BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1
ObjekPenelitian 3.1.1
LokasiPenelitian DalampenelitianinipenulisakanmenganalisabagaimanapengaruhStra
tegi
Bauran
Pemasaran
(Produk,
Harga,
Distribusi,
Promosi.
Objekpenelitian yang digunakanadalahrestoran Papa Ron’s Pizza.Data yang diambilmerupakan data hasilkuesionerterhadapkonsumenrestoran Papa Ron’s Pizza. 3.1.2
Sejarah dan Profil Perusahaan Papa Ron’s Pizza berdiri sejak tahun 2000, sampai saat ini Papa
Ron's Pizza sudah membuka 43 gerai tersebar di seluruh Indonesia. 17 outlet diantaranya berada di JABOTABEK dan sisa nya di luar Kota. Sejak dibukanya Papa Ron’s Pizza pada tahun 2000 banyak prestasi yang telah didapatkan. Visi Papa Ron’s Pizza Menjadi Pemimpin Kelas dunia dalam industri restoran di Indonesia, dengan pengembangan Internasional.
23
Konsep dan Target Market Untuk Produk dari Papa Ron’s Pizza memiliki 27 jenis rasa Pizza yang berbeda dengan dibagi menjadi 2 (dua) kategori yaitu Papa’s Favorite Pizza dan Loaded To The Max Pizza sebagai Top Of The Line Pizza dari Papa Ron’s Pizza. Selain itu, produk terbaru yang ditawarkan Smoked beef Cheese Roll. Konsep dari makanan yang ditawarkan oleh Papa Ron’s Pizza adalah “East Meets West”, dimana makanan yang ditawarkan merupakan hasil adaptasi agar sesuai dengan cita rasa asia. Papa Ron’s Pizza memiliki beberapa menu favorit yang salah satunya adalah Java Chicken Satay, menjadi favorit karena pizza ini merupakan makanan Tradisional yang diadaptasikan menjadi makanan International. Dan bagi para Vegetarian dan para penggemar sayuran, Papa
Ron’s
Pizza
juga
menyediakan
Salad
&
Pizza
khusus
Vegetarian yang toppingnya berisikan sayuran segar. Selain itu, Papa Ron’s Pizza juga mempunyai Hot Italian Sandwich yang disebut Calzone. Calzone ini unik, karena memiliki beberapa jenis filling seperti telur, keju dan smoked beef. Kemudian untuk varian Calzone terbaru Papa Ron’s Pizza juga mengeluarkan Chicken Teriyaki Calzone. Selain Pizza dan Calzone, Papa Ron’s Pizza juga mengunggulkan Pastanya yang special dan beda dari yang lain. Untuk pasta, Papa Ron’s Pizza juga memiliki Fettucine Alfredo yang disajikan dengan Smoked
24
Beef & Mush room, Baked Penne Carbonara, Penne Pollo E Funghi, Fettucine Alfredo, Baked Lasagna, dan 3 jenis Spaghetti yaitu Bolognaise, Napolitan, dan Black Pepper. Untuk dapat selalu memenuhi selera konsumen, didalam dapur percobaan Papa Ron’s Pizza senantiasa melakukan inovasi dan berkreasi untuk menciptakan menu-menu baru yang lezat dan inovatif. Selain dari kualitas makanan yang tinggi, Papa Ron’s Pizza juga didukung oleh team product development yang berdedikasi tinggi dan mempunyai pengalaman internasional yang selalu memegang prinsip “Customer is the King”. Hal ini dapat dicapai dengan suatu pemahaman untuk selalu terbuka terhadap kritik, saran dan tanggap terhadap masukan-masukan yang positif namun tidak lupa untuk selalu berterima kasih terhadap kritik, saran dan masukan yang positif tersebut. Program- Program, Event dan Community Care Program Kami juga memiliki program menarik lainnya seperti Junior Pizza Maker untuk anak – anak usia dibawah 12 tahun dan program Kitchen Tour untuk peserta usia di atas 12 tahun. Kegiatan ini memberikan pengalaman
baru
bagi
para
pesertanya
karena
diajarkan
untuk
membuat Pizza mereka sendiri dan dapat dibawa pulang lengkap dengan minumnya, dan juga akan mendapatkan Sertifikat Junior Pizza Maker atau Sertifikat Kitchen Tour dengan biaya Rp.25.000++/orang. Selain itu juga kami memiliki paket untuk pesta ulang tahun, dengan harga yang terjangkau. Tidak hanya itu saja, kami juga peduli terhadap kegiatan
25
sosial kemasyarakatan dan membantu anak-anak terlantar dengan Program CSR kita yang diberi nama Community Care Program yang rutin setiap bulan kita lakukan, dan pada saat ini mitra yang bergabung dengan Papa Ron’s Pizza antara lain adalah Wahana Visi Indonesia (WVI), Sampoerna Foundation dan Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB). Dan untuk institusi pendidikan yang memerlukan dana untuk kegiatan mereka, kami memiliki program yang disebut dengan“Dukung OSIS” atau bisa disebut juga “Fund Raising”. Yang terakhir, untuk program promosi, kami memiliki program atau penawaran khusus setiap bulannya hal ini kami lakukan untuk memanjakan konsumen kami agar selalu mendapatkan yang terbaik dari Papa Ron’s Pizza. 3.2 Desain Penelitian Dalam penyusunan penelitian ini penulis menggunakan metode analisis kausal. Analisis kausal Sugiyono (2009:56) adalah penelitian untuk mengetahui tentang hubungan yang bersifat sebab akibat dengan adanya variabel independent (variabel yang mempengaruhi) dan dependent (dipengaruhi ). Pengaruh satu atau lebih variabel bebas (independent variables) terhadap variabel terikat (dependent variabel). Tujuan penelitian kausal dalam hal ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Strategi Bauran Pemasaran (Produk, Harga, Distribusi dan Promosi) terhadap Keputusan Pembelian Restoran Papa Ron’s Pizza.
26
3.3 Hipotesis Sugiyono (2009:93) Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik.berkenaan dengan kerangka pemikiran maka hipotesis dalam penelitian ini adalah : Ha1 : Produk berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian. Ha2 : Harga berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian. Ha3 : Distribusi berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian. Ha4 : Promosi berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian. Ha5 : Produk, Harga, Distribusi, dan Promosi secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian.
3.4 Skala Pengukuran Variabel Di dalam melakukan penelitian, peneliti memberikan skala untuk mengukur variabel-variabel yang akan diteliti melalui anggapan responden dengan menggunakan skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2009 :132). Skala ini memiliki unit pengukuran yang sama sehingga jarak antara satu titik dengan titik yang lain dapat diketahui. Dalam skala ini pemberian bobot skor sebagai berikut:
27
1. Jawaban sangat setuju (SS) diberi bobot 5 2. Jawaban setuju (S) diberi bobot 4 3. Jawaban netral (N) diberi bobot 3 4. Jawaban tidak setuju (TS) diberi bobot 2 5. Jawaban sangat tidak setuju (STS) diberi bobot 1
3.5 Definisi Operasional Variabel Definisi operasional adalah suatu informasi ilmiah yang amat membantu penelitian lain yang ingin menggunakan variabel yang sama. Definisi
operasional
merupakan
semacam
petunjuk
pelaksanaan
bagaimana caranya mengukur suatu variabel sehingga dapat menentukan apakah prosedur pengukuran yang sama akan dilakukan atau diperlukan prosedur pengukuran yang baru. Adapun operasionalisasi dari masingmasing variabel terdapat pada tabel – tabel berikut di bawah ini : Tabel 3.1 Indikator Variabel Produk No.
Variabel
Dimensi
1. Kualitas Produk 1. Produk (X1) 2. Fitur Produk 3. Gaya dan Desain Produk Sumber : Kotler dan Amstrong (2008:272)
Indikator 1. Nilai yang dirasakan pelanggan 2. Kelengkapan
Skala Likert
3. Penampilan produk
28
Tabel 3.2 Indikator Variabel Harga No.
1.
Variabel
Harga (X2)
Dimensi 1. Daftar Harga 2. Diskon
Indikator 1. Informasi Harga Produk 2. Potongan Harga
3. Potongan Harga Khusus
3. Potongan Harga Khusus saat Event
4. Periode Pembayaran
4. Jangka Waktu Pembayaran
Skala
Likert
Sumber : Kotler dan Keller (2009:63) Tabel 3.3 Indikator Variabel Distribusi No.
1.
Variabel
Distribusi (X3)
Dimensi 1. Akses
Indikator 1. Lokasi terjangkau
2. Visibilitas
2. Lokasi dapat dilihat jelas dari tepi jalan
3. Lalu Lintas
3. Banyaknya orang lalu lalang
4. Tempat Parkir
4. Luas
Skala
Likert
5. Aman Sumber : Hurriyati (2005:57)
29
Tabel 3.4 Indikator Variabel Promosi No.
1.
Variabel
Promosi (X4)
Dimensi 1. Personal Selling
Indikator 1. Komunikasi
2. Periklanan
2. Penampilan pelayanan 3. Internet
3. Promosi Penjualan
4. Hubungan Masyarakat
Skala
Likert
4. Diskon 5. Program Pembuatan Produk
Sumber : Walker dalam buku Sunyoto (2012:156) Tabel 3.5 Indikator Variabel Keputusan Pembelian No.
1.
Variabel
Dimensi 1. Pengenalan Kebutuhan
Indikator 1. Kebutuhan rasa Lapar
2. Pencarian Informasi
2. Media Internet
3. Evaluasi Keputusan Alternative Pembelian (Y) 4. Keputusan Pembelian
5. Perilaku Pasca Pembelian Sumber : Kotler dan Amstrong (2008:179)
3. Memilih Restoran Papa Ron’s Pizza Sesuai Selera
Skala
Likert
4. Membeli di Restoran Papa Ron’s Pizza Sesuai Selera 5. Pembelian Ulang
30
3.6 Metode Pengumpulan Data Menurut Sugiyono (2009:122) Teknik pengambilan sampel menggunakan kombinasi dari sampling Insidental dan Purposive sampling. a. Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Misalnya akan melakukan penelitian tentang kualitas makanan maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli makanan. Sampling adalah mahasiswa Universitas Mercu Buana yang sudah pernah makan di restoran Papa Ron’s Pizza. Maka yang digunakan adalah insidental dan purposive sampling. Hal ini dilakukan mengingat jumlah sampel yang sangat banyak artinya penentuan jumlah sampel dan sampel terpilih dalam penelitian dilakukan dengan cara menyebar kuisioner terhadap responden secara acak yang tidak disengaja ditemui oleh peneliti dan dengan didasarkan pada berbagai pertimbangan, diantaranya representatif atas populasi dan kesesuaian dengan persyaratan dalam alat analisis. Purposive sampling digunakan dalam pengambilan sampel karena untuk menghindari hal yang tidak diinginkan ( sakit hati responden karena tidak memenuhi syarat purposive sampling dan mereka tidak termasuk dalam responden penelitian) dan syarat purposive sampling tersebut dimasukkan dalam kuisioner penelitian.
31
3.7 Jenis Data Jenis data yang saya gunakan dalam penelitian ini ialah data primer. Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama, dari individu, seperti: hasil wawancara atau hasil pengisian kuesioner yang biasanya dilakukan peneliti (Siagian, Sugiarta, 2000). Jenis data ini diperoleh langsung dari wawancara berdasarkan daftar pertanyaan kepada para konsumen. 3.8 Populasi dan Sampel 3.8.1 Populasi Menurut Sugiyono (2009:115), “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek atau subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh setiap atau obyek itu. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis di Universitas Mercu Buana yang pernah makan di restoran Papa Ron’s Pizza. 3.8.2 Sampel Menurut Sugiyono (2009), “sample adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Jika populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua populasi, misalnya karena
32
keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang di ambil dari populasi itu. Keseluruhan populasi mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis di Universitas Mercu buana tidak mungkin dapat diteliti karena faktor keterbatasan biaya, tenaga, dan waktu. Maka dari itu dalam penelitian ini sampel yang diambil sebanyak 100 sampel. 3.9 Metode Analisis Data Alat analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah regresi berganda dengan menggunakan tingkat signifikan = 5%. Peneliti memilih alat analisis ini karena selain mengukur kekuatan hubungan antara 2 variabelatau lebih, regresi berganda juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen. 3.9.1. Uji Intrumen Penelitian a. Uji Validitas Dasar pengambilan keputusan untuk menguji validitas butir angket adalah: 1) Jika r hitung positif dan r hitung > r tabel maka variabel tersebut valid. 2) Jika r hitung tidak positif serta r hitung < r tabel maka variabel tersebut tidak valid(Ghozali,2005). b. Uji Reliabilitas Reabilitas adalah tingkat keandalan kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan reliabel jika jawaban seseorang terhadap pernyataan konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Hal ini sesuai dengan pendapat Ferdinand (2006), yang menjelaskan bahwa sebuah scale atau
33
instrument pengukur data dan data yang dihasilkan tersebut reliable atau terpecaya apabila instrument itu secara konsisten memunculkan hasil yang sama setiap kali dilakukan pengukuran. Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur kuesioner yang merupakan indikator dari variabel. Dalam melakukan perhitungan Alpha digunakan alat bantu program komputer SPSS, dan dalam pengambilan keputusan reliabilitas, suatu instrumen dikatakan reliabel atau handal jika nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,600 (Ghozali, 2005). 3.9.2. Uji Asumsi Klasik a.
Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak (Ghozali, 2005). Ada 2 cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan analisis statistik. Analisis grafik yang pertama adalah dengan melihat grafik histogram, jika pada grafik tersebut memberikan pola distribusi yang normal (simetris / tidak menceng) maka menunjukkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas. Cara lain yaitu dengan melihat penyebaran data (titik) pada suatu sumbu diagoal dari grafik normal probability plot (Normal P-P Plot). Jika grafik normal probability plot menunjukkan bahwa titik-titik (yang menggambarkan data sesungguhnya) terlihat menyebar disekitar garis diagonal dan
34
mengikuti arah garis diagonalnya maka menunjukkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas. Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan jika tidak hati-hati secara visual kelihatan normal, padahal secara statistik bisa sebaliknya (Ghozali, 2005). Oleh karena itu dalam penelitian ini uji grafik dilengkapi dengan uji statistik. Uji statistik yang digunakan untuk menguji normalitas dalam penelitian ini adalah uji statistik nonparametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Uji K-S dilakukan dengan kriteria pengujian jika nilai signifikansi (Asymp.Sig.) > 0,05 maka data residual berdistribusi normal. Jika nilai signifikansi (Asymp.Sig.) < 0,05 maka data residual tidak berdistribusi normal. b. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji ada atau tidaknya korelasi antara variabel bebas (independen). Dilakukan dengan cara menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika variabel-variabel independen saling berkorelasi (diatas 0,9) dan nilai R2 yang dihasilkan oleh estimasi model regresi empiris sangat tinggi, dan nilai tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF (Variance Inflation Factor) > 10 maka mengindikasikan adanya multikolinieritas antar variabel independen dalam model regresi pada penelitian ini (Ghozali, 2006).
35
c. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2005). Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas, dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan grafik scatterplot
untuk
menguji
ada
tidaknya
heteroskedastisitas.
Caranya adalah dengan melihat grafik scatterplot tersebut. Jika ada pola tertentu, seperti tititk-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur
(bergelombang,
melebar
kemudian
menyempit),
maka
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Dan jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada
sumbu
Y,
maka
tidak
terjadi
heteroskedastisitas
(homoskedastisitas). 3.9.3. Analisis Regresi Berganda Hasil dari analisis regresi adalah berupa koefisien untuk masingmasing
variabel
independen.
Dalam
penelitian
ini,
variabel
independennya adalah Produk (X1), Harga (X2), Distribusi (X3), dan Promosi (X4) Sedangkan variabel dependennya adalah Keputusan Pembelian(Y), sehingga persamaan regresi linier bergandanya adalah sebagai berikut
36
Y = a + b1.X1 + b2.X2+b3.X3 + b4.X4 + e Keterangan : Y
= Keputusan Pembelian
a
= konstanta
b1 = koefisien regresi dari Produk b2 = koefisien regresi dari Harga b3 = koefisien regeresi dari Distribusi b4 = koefisien regresi dari Promosi X1 = Produk X2 = Harga X3 = Distribusi X4 = Promosi e
= eror
3.9.4. Uji Hipotesis a. Uji Koefisien Determinasi(R2) Uji koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2005).Nilai R2 yang semakin mendekati 1, berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel independen. Koefisien determinasi yang digunakan adalah nilai Adjusted R Square karena lebih dapat dipercaya dalam mengevaluasi model regresi. Nilai Adjusted R
37
Square dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan kedalam model. Berbeda dengan nilai R2 yang pasti akan meningkat setiap tambahan satu variabel independen, tidak perduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Untuk standard error of estímate (SEE) yang dihasilkan dari pengujian ini, semakin kecil SEE, maka akan membuat persamaan regresi semakin tepat dalam memprediksi variabel dependen. b. Pengujian Individu atau Uji Parsial (Uji Statistik t) Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel independen secara indivdual (parsial) dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2005). Hipotesis yang digunakan adalah : 1. Ho : b1 = 0, artinya variabel independen X1 secara individual tidak berpengaruh terhadap variabel dependen Y. 2. Ha : b1 ≠ 0, artinya variabel independen X1 secara individual berpengaruh terhadap variabel dependen Y. 3. Ho : b2 = 0, artinya variabel independen X2 secara individual tidak berpengaruh terhadap variabel dependen Y. 4. Ha : b2 ≠ 0, artinya variabel independen X2 secara individual berpengaruh terhadap variabel dependen Y. 5. Ho : b3 = 0, artinya variabel independen X3 secara individual tidak berpengaruh terhadap variabel dependen Y.
38
6. Ha : b3 ≠ 0, artinya variabel independen X3 secara individual berpengaruh terhadap variabel dependen Y. 7. Ho : b4 = 0, artinya variabel independen X4 secara individual tidak berpengaruh terhadap variabel dependen Y. 8. Ha : b4 ≠ 0, artinya variabel X4 secara individual berpengaruh terhadap variabel dependen Y. Sedangkan kriteria pengujian pada uji statistik t dilakukan dengan membandingkan antara nilai t hitung dengan nilai t tabel dengan menggunakan tingkat signifikansi sebesar 5%. Jika nilai t hitung lebih besar dari t tabel maka secara individual variabel independen mempengaruhi variabel dependen (Ho ditolak dan Ha diterima). Selain itu, dapat juga dengan melihat nilai probabilitas. Jika nilai probabilitas lebih kecil daripada 0,05 (untuk tingkat signifikansi = 5%), maka variabel independen secara individual berpengaruh terhadap variabel dependen. Sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar daripada 0,05 maka variabel independen secara individual tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. c. Pengujian Menyeluruh atau Uji Simultan (Uji statistik F) Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersamasama (simultan) terhadap variabel dependen (Ghozali, 2005). Uji ini dilakukkan dengan membandingkan antara nilai F hitung dengan nilai F tabel dengan menggunakan tingkat signifikan sebesar 5%. Jika nilai F
39
hitung lebih besar dari F tabel maka secara bersama-sama seluruh variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Selain itu, dapat juga dengan melihat nilai probabilitas. Jika nilai probabilitas lebih kecil daripada 0,05 (untuk tingkat signifikansi = 5%), maka variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar daripada 0,05 maka variabel independen secara serentak tidakberpengaruh terhadap variabel dependen.
40