BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Paradigma Paradigma adalah cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi para penganut dan praktisinya. Paradigma menunjukkan pada mereka apa yang penting, absah, dan masuk akal. Paradigma juga bersifat normatif, menunjukkan kepada praktisinya apa yang harus dilakukan tanpa perlu melakukan pertimbangan eksistensial atau epitemologis yang panjang.40 Paradigma yang digunakan di dalam penelitian ini adalah paradigma konstruktif. Paradigma konstruktif, yaitu paradigma yang hampir merupakan antitesis dari paham yang meletakkan pengamatan dan objektivitas dalam menemukan suatu realitas atau ilmu pengetahuan. Paradigma ini memandang ilmu sosial sebagai analisis sistematis terhadap socially meaningful action melalui pengamatan langsung dan terperinci terhadap pelaku sosial yang bersangkutan menciptakan dan memelihara/ mengelola dunia sosial mereka.41 Menurut Patton, para peneliti konstruktivis mempelajari beragam realita yang terkonstruksi oleh individu dan implikasi dari kontruksi tersebut bagi kehidupan mereka dengan yang lain. Dalam konstruksivis, setiap individu memiliki pengalaman yang unik. Dengan demikian, penelitian
40
41
Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003), hlm. 9. Dedy N. Hidayat, Paradigma dan Metodologi Penelitian Sosial Empirik Klasik, (JakartaDepartemen Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Indonesia, 2003), hlm. 3
40
dengan strategi seperti ini menyarankan bahwa setiap cara yang diambil individu dalam memandang dunia adalah valid, dan perlu adanya rasa menghargai atas pandangan tersebut.42 Paradigma
konstruktif
memiliki
beberapa
kriteria
yang
membedakannya dengan paradigma lainnya, yaitu ontologi, epistemologi, dan metodologi. Level ontologi, paradigma konstruktivis melihat kenyataan sebagai hal yang ada tetapi realitas bersifat majemuk, dan maknanya berbeda bagi tiap orang. Dalam epistemologi, peneliti menggunakan pendekatan subjektif karena dengan cara itu bisa menjabarkan pengkonstruksian makna oleh individu. Dalam metodologi, paradigma ini menggunakan berbagai macam jenis pengonstruksian dan menggabungkannya dalam sebuah konsensus. Proses ini melibatkan dua aspek: hermeunetik dan dialetik. Hermeunetik merupakan aktivitas dalam mengkai teks –percakapan, tulisan, atau gambar. Sedangkan dialetik adalah penggunaan dialog sebagai pendekatan agar subjek yang diteliti dapat ditelaah pemikirannya dan membandingkannya dengan cara berpikir peneliti. Dengan begitu, harmonitas komunikasi dan interaksi dapat dicapai dengan maksimal.43 Penulis menggunakan paradigma konstruktif yaitu untuk mengetahui peran humas di dalam mengatasi keluhan (Handle Complain) pada Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Budi Kemuliaan.
42
43
Michael Quinn Patton, Qualitative Research and Evaluation Methods,3rdEdition. (Thousand Oaks, California: Sage Publications, Inc., 2002), hlm. 96-97. William Lawrence Neuman, Social Research Methods: Qualitative and quantitative Approaches, (Pearson Education, 2003). Hlm. 75.
41
3.2 Metode Penelitian Untuk memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan penelitian ini, peneliti menggunakan deskriptif kualitatif dengan desain study kasus yaitu dengan menggunakan pendekatan utama yang pada dasarnya adalah sebuah label atau nama yang bersifat umum saja dari sebuah rumpun metodologi penelitian, serta pengujian secara Internasional atau bertujuan untuk suatu hal. Maksud pengumpulan data merupakan suatu verbalisasi mengenai hal – hal yang diamati. Penelitian ini dilakukan terhadap sejumlah individu atau kelompok, tergantung dari tujuan, ruang lingkup dari studi dapat mencakup segmen atau bagian tertentu keseluruhan siklus kehidupan dari individu atau kelompok dan bagaimana focus penelitian terletak pada fenomena kontenporer (masa kini) didalam konteks kehidupan nyata44.
3.3 Subjek Penelitian Menurut Suharsismi Arikunto45 subjek penelitian adalah benda, hal atau organisasi tempat data atau variabel penelitian yang dipermasalahkan melekat. Tidak ada satu pun penelitian yang dapat dilakukan tanpa adanya subjek penelitian, karena seperti yang telah diketahui bahwa dilaksanakannya penelitian dikarenakan adanya masalah yang harus dipecahkan, maksud dan tujuan penelitian adalah untuk memecahkan persoalan yang timbul tersebut. Hal ini dilakukan dengan jalan mengumpulkan data sebanyak-banyaknya dari informan Dalam penelitian ini, pengambilan sumber data penelitian 44
45
Arikunto, Suharsimi (1998), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, PT. Rineka Cipta, Jakarta. hal.1998 Ibid. Arikunto, Suharsimi., hal. 200
42
menggunakan teknik “deskriptif kualitatif”. Nana Syaodih Sukmadinata46 menyatakan, sampel purposive adalah sampel yang dipilih karena memang menjadi sumber dan kaya dengan informasi tentang fenomena yang ingin ditiliti. Pengambilan sampel ini didasarkan pada pilihan peneliti tentang aspek apa dan siapa yang dijadikan fokus pada saat situasi tertentu dan saat ini terusmenerus sepanjang penelitian. Alat yang di gunakan yaitu intervie guide, wawancaradi lakukan dalam bentuk-bentuk pertanyaan-pertanyaan baik yang telah di tentukan maupun secara spontan. Wawancara merupakan suatu cara yang bertujuan untuk mengetahui apa yang menjadi rencana, ide-ide ataupun apa yang dipikirkan seseorang untuk mengetahui peran dari humas rumah sakit. Wawancara dilakukan dengan subjek penelitian yang terdiri dari : 1. Humas Rumah Sakit Budi Kemuliaan 2. Bagian Admission pendaftaran rawat inap 3. Beberapa pasien rumah sakit ibu dan anak budi kemuliaan.
3.4 Teknik pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, teknik yang akan peneliti gunakan adalah sebagai berikut : 3.4.1 Data Primer 1. Wawancara atau interview Dilakukan dengan wawancara yaitu percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan pewawancara (interviewee) yang 46
Sukmadinata, Nana Syaodih. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakary. hal 101
43
memberikan
jawaban
atas
pertanyaan
itu
Moloeng,
wawancara
dipergunakan untuk mengadakan komunikasi dengan subjek penelitian sehingga diperoleh data-data yang diperlukan. Teknik wawancara mendalam ini diperoleh langsung dari subyek penelitian melalui serangkaian tanya jawab dengan pihak-pihak yang terkait langsung dengan pokok permasalahan47. Dalam penelitian ini wawancara dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara bebas terpimpin. Wawancara bebas terpimpin yaitu cara mengajukan pertanyaan yang dikemukakan bebas, artinya pertanyaan tidak terpaku pada pedoman wawancara tentang masalah-masalah pokok dalam penelitian kemudian dapat dikembangkan sesuai dengan kondisi di lapangan (Sutrisno Hadi, dalam melakukan wawancara ini, pewawancara membawa pedoman yang hanya berisi garis besar tentang hal-hal yang akan ditanyakan48. Wawancara dalam penelitian ini dilakukan secara berulang-ulang terhadap beberapa pasien yang mengeluhkan tentang pelayanan rumah sakit. Wawancara dianggap selesai apabila sudah menemui titik jenuh, yaitu sudah tidak ada lagi hal yang ditanyakan. Wawancara ini bertujuan untuk memperoleh informasi secara mendalam tentang pengetahuan diri, penilaian diri dan pengharapan terhadap diri serta faktor-faktor yang melatarbelakangi pasien merasa tidak puas terhadap pelayanan yang diberikan rumah sakit.
47
48
Moleong, 2005. Metodologi Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. hal. 185 Hadi, Sutrisno. (1994). Statistik. Yogyakarta : Andi.hal. 207
44
2. Observasi Menurut Burhan49 observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja pancaindra mata serta dibantu dengan pancaindra lainnya. Dalam melaksanakan pengamatan ini sebelumnya peneliti akan mengadakan pendekatan dengan subjek penelitian sehingga terjadi keakraban antara peneliti dengan subjek penelitian. Penelitian ini menggunakan jenis observasi non partisipan dimana peneliti tidak ikut serta terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang subjek lakukan, tetapi observasi dilakukan pada saat wawancara.
3.4.2
Data Sekunder Untuk melengkapi data primer maka peneliti menggunakan data sekunder menggunakan menunjang penelitian skripsi ini. Data sekunder adalah data dalam bentuk tertulis. Keuntungan menggunakan data sekunder, adalah : a. Pada umumnya data sekunder dalam keadaan siap tersebut dan dapat dipergunakan dengan segera. b. Baik bentuk maupun isi data sekunder, telah dibentuk dan diisi oleh peneliti – peneliti terdahulu, sehingga peneliti kemudian tidak mempunyai pengawasan terhadap pengumpulan, pengolahan, analisis maupun konstruksi data. c. Tidak terbatas oleh waktu maupun tempat50. 49
Bungin, Burhan H.M, 2007; Penelitian Kualitatif : Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu social, Jakarta : Kencana Prenama Media Group. Hal. 115
50
Ibid. Moleong, 2005.. hal. 187
45
Dari segi mengikatnya, maka data sekunder terbagi atas 3 (tiga) keutamaan data sekunder yaitu51 : a. Bahan Hukum Primer, yaitu bahan hukum yang mengikat bahan – bahan lainnya. b. Bahan Hukum Sekunder, yaitu bahan hukum yang menjelaskan bahan hukum primer, misalnya pendapat maupun teori serta hasil – hasil penelitian. c. Bahan Hukum Tersier, yaitu bahan hukum yang menjelaskan bahan hukum sekunder. Dalam penyusunan skripsi ini bahan hukum tersier tidak digunakan. Untuk melengkapi data sekunder peneliti menggunakan pula data empiris yang dikumpulkan dari sumber – sumber utama.
3.5 Teknik Analisis Data Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, artinya penelitian ini tidak terlalu melibatkan perhitungan angka – angka tetapi lebih menekankan kepada ke alamiahan sumber data. Penelitian kualitatif yaitu pengamatan, wawancara, dan penelaah dokumen. Metode kualitatif digunakan karena beberapa pertimbangan, pertama yaitu menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan jamak. Kedua yaitu metode ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden. Ketiga, yaitu
51
Ibid. Moleong, 2005.. hal. 188
46
metode ini lebih peka menyesuaikan diri dengan banyak penajaman bersama terhadap pola – pola, nilai – nilai yang dihadapi.52
3.6 Teknik Keabsahan Data Teknik keabsahan data yang dilakukan terhadap data – data yang berhasil dikumpulkan dari wawancara mendalam, dianalisa secara kualitatif. Analisa data kualitatif, mengambil data yang telah disusun kesimpulan. Yang dimaksud dengan kesimpulan adalah mengenai peranan Humas di Rumah Sakit
Ibu
dan
Anak
Budi
Kemuliaan
dalam
menjalankan
fungsi
kehumasannya. Dalam penelitian kualitatif, bercikal bakal dari paradigma fenomenologis yang objektifnya dibangun relevan dengan tujuan penelitian. Selain itu penelitian ini yang menggunakan argumentasi data, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memuat sesuatu yang lain diluar data itu untuk kebutuhan sebagai perbandingan teknik argumentasi. Yang banyak digunakan adalah pemeriksaan sumber lainnya, karena argumentasi adalah cara terbaik untuk menghilangkan perbedaan dan membandingkan berbagai macam sumber, metode serta teorinya.
52
Lexi J. Maloeng. Metode Penelitian Kualitatis. Hal : 9
47