33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Objek Penelitian Penelitian ini menganalisis bagaimana pengaruh produk, persepsi harga dan citra merek terhadap keputusan pembelian makanan cepat saji d’Besto. Objek penelitian yang digunakan adalah Perusahaan makanan cepat saji khususnya d’Besto petukangan utara. Data yang diambil merupakan data hasil kuesioner kepada konsumen d’Besto petukangan utara, mengenai pengaruh produk, persepsi harga, citra merek dan keputusan pembelian makan cepat saji d’Besto.
3.2
Desain Penelitian Dalam penyusunan penelitian ini penulis menggunakan metode analisis Kausal. Analisis kausal adalah penelitian untuk mengetahui tentang pengaruh satu atau lebih veriabel bebas (independent variables) terhadap variabel terikat (dependent variabel). Tujuan penelitian kausal dalam hal ini adalah untuk mengetahui seberapa besar persepsi produk, harga mempengaruhi citra merek dan keputusan pembelian makanan cepat saji d’Besto kepada konsumen di petukangan utara.
34
3.3
Hipotesis Hipotesis adalah suatu penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena, atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi. Hipotesis merupakan pernyataan penelitian tentang pengaruh variabelvariabel dalam penelitian, serta merupakan pernyataan yang paling spesifik. Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Hipotesis 1
: produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian makanan cepat saji d’Besto.
2) Hipotesis 2
: persepsi harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian makanan cepat saji d’Besto.
3) Hipotesis 3
: citra merek berpengaruh terhadap keputusan pembelian makanan cepat saji d’Besto.
4) Hipotesis 4
: produk, persepsi harga dan citra merek berpengaruh terhadap keputusan pembelian makanan cepat saji d’Besto.
3.4
Skala Pengukuran Variabel Di dalam melakukan penelitian, peneliti memberikan skala untuk mengukur variabel-variabel yang akan diteliti melalui anggapan responden dengan menggunakan skala Ordinal. Skala Ordinal didesain untuk menelaah seberapa kuat subjek setuju atau tidak setuju dengan pertanyaan pada skala 5 titik (Sekaran, 2006). Skala ini memiliki unit pengukuran yang sama sehingga jarak antara satu titik dengan titik yang lain dapat
35
diketahui. Dalam skala interval dengan pemberian bobot skor sebagai berikut: 1. Jawaban sangat setuju diberi bobot 5 2. Jawaban setuju diberi bobot 4 3. Jawaban netral diberi bobot 3 4. Jawaban tidak setuju diberi bobot 2 5. Jawaban sangat tidak setuju diberi bobot 1 3.5
Definisi Operasional Variabel Definisi operasional adalah suatu informasi ilmiah yang amat membantu penelitian lain yang ingin menggunakan variabel yang sama. Definisi
operasional
merupakan
semacam
petunjuk
pelaksanaan
bagaimana caranya mengukur suatu variabel sehingga dapat menentukan apakah prosedur pengukuran yang sama akan dilakukan atau diperlukan prosedur pengukuran yang baru.
36
Adapun operasionalisasi dari masing-masing variabel terdapat pada Tabel 3.1 di bawah ini:
Variabel Produk (X1)
Definisi
Tabel 3.1 Operasional Variabel
Segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan (Kotler dan Amstrong, 2009)
Indikator
1.Performance (Kinerja)
Skala Pengukuran
2. Fitur (Keragaman Produk) 3. Reliability (Keandalan) 4.Conformance (Kesesuaian) 5. Durability (Daya Tahan)
Skala Ordinal
6. Serviceability (Kemampuan Pelayanan) 7. Asthetics (Estetika) Persepsi Harga (X2)
Citra Merek (X3)
Keputusan Pembelian (Y)
Harga dari sudut pandang pemasaran merupakan suatu moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang dan jasa (Dinawan, 2010) Memudahkan konsumen dalam mengenal suatu barang atau jasa yang dapat memuaskan kebutuhan mereka (kotler, 2009)
Keputusan untuk membeli atau menggunakan suatu produk (kotler, 2009)
Sumber data diolah 2013
1. Perbandingan harga dengan produk lain 2. Kesesuaian harga dengan kualitas produk 3.Keter jangkauan Harga
Skala Ordinal
1. Atribut 2. 3. 4. 5. 6. 1. 2. 3. 4.
Manfaat Nilai Budaya Kepribadian Pemakai Budaya Sosial Pribadi Psikologi
Skala Ordinal
Skala Ordinal
37
3.6
Metode Pengumpulan Data Metode pengumulan data adalah teknik atau acuan cara-cara yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data. Pengumpulan data primer pada penelitian ini diperoleh dengan metode survey, yaitu menggunakan kuesioner (angket) yang merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab. Pertanyaan berisi butir-butir pengukur variabel yang digunakan dalam model penelitian. Langkah selanjutnya adalah lakukan penyebaran dan pengumpulan data yang dilakukan, yaitu pemberian kuesioner secara langsung kepada responden.
3.7
Jenis Data Data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data sumber primer adalah data sumber yang didapat langsung dari yang memberikan data kepada pengumpulan data. Seperti data yang diperoleh, diamati, dan dicatat langsung oleh peneliti langsung dari perusahaan yang menjadi objek penelitian.
3.8
Populasi dan Sampel
3.8.1
Populasi Populasi pada penelitian ini hanya mengambil sempel pada responden yang membeli makanan cepat saji d’besto yang tidak sengaja ditemui di Petukangan Utara, Jakarta Selatan. Yang mengkonsumsi makanan cepat saji d’Besto, dikarenakan populasi yang sangat besar maka
38
metode menjadi sangat sensitive sehingga sulit mendapatkan ukuranukuran goodness of fit yang baik. 3.8.2
Sampel Sampel (sample) adalah sebagian dari populasi. Sampel terdiri atas sejumlah anggota yang dipilih dari populasi. Dengan kata lain, sejumlah, tapi tidak semua, elemen populasi akan membentuk sampel. Dengan mempelajari sampel, peneliti akan mampu menarik kesimpulan yang dapat digeneralisasikan terhadap populasi penelitian. Pengambilan sampel (sampling) adalah proses memilih sejumlah elemen secukupnya dari populasi, sehingga penelitian terhadap sampel dan pemahaman tentang sifat atau karakteristiknya akan membuat kita dapat menggeneralisasikan sifat atau karakteristik tersebut pada elemen populasi. (Sekaran, 2006). Menurut Roscoe dalam buku Research Methods for business (1982) yang dikutip oleh Sugiyono (2009) “Ukuran sempel yang layak dalam penelitian adalah 30 sampai dengan 500”. Mengacu pada pertanyaan tersebut dalam penelitian ini sampel yang diambil atau dipilih sejumlah 100 responden yang membeli makan cepat saji d’Besto Petukangan Utara, Jakarta Selatan.
3.9
Metode Analisi Data Dalam proposal skripsi ini penulis menggunakan model analisis kuantitatif yaitu suatu model analisis yang dipakai untuk mengetahui dan menguji pengaruh produk, persepsi harga dan citra merek terhadap
39
keputusan pembelian makanan cepat saji d’Besto. Model analisis kuantitatif yang dipakai adalah : 3.9.1 Uji Validitas Uji Validitas adalah untuk mengetahui tingkat kevalidan dari instrument (kuisoner) yang digunakan dalam pengumpulan data. Uji validitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah item-item yang tersaji dalam kuisoner benar-benar mampu mengungkapkan dengan pasti apa yang akan diteliti. Uji validitas ini diperoleh dengan cara mengkorelasi setiap skor indikator dengan total skor indikator variabel, kemudian hasil korelasi dibandingkan dengan nilai kritis pada taraf signifikan 0,05. Suatu instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan tinggi rendahnya validitas instrument menunjukan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud.
Dimana : r = koefisien korelasi variabel bebas dan variabel terikat n= Banyaknya Sampel X= Skor tiap item Y= Skor total variabel
40
3.9.2
Uji Reabilitas Sedangkan uji reabilitas dimaksudkan untuk mengetahui adanya konsistensi alat ukur dalam penggunaannya, atau kata lain alat ukur tersebut mempunyai hasil yang konsisten apabila digunakan berkali-kali pada waktu yang berbeda. Untuk uji reabilitas digunakan teknik Alpha Crobach, dimana suatu instrument dapat dikatakan handal (reliable).
Dimana:
𝛔= = Reliabilitas instrument k = banyaknya butir pertanyaan 𝛔b²= jumlah varians butir 𝛔t²= jumlah varians total 3.9.3
Analisis Deskriptif Analisa data yang berdasarkan angka, persentase dan frekuensi guna mengetahui dan menguji pengaruh produk, persepsi harga dan citra merek terhadap keputusan pembelian makanan cepet saji d’Besto.
41
3.9.4
Uji Normalitas Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak berdistribusi normal. Dalam penelitian ini uji normalitas dilakukan dengan mengamati penyebaran data pada sumbu diagonal suatu grafik. Menurut Singgih Santoso (2001) ketentuannya adalah sebagai berikut: a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
3.9.5
Uji Asumsi Klasik Dalam melakukan analisis data kuantitatif seringkali kita menggunakan uji persyaratan analisis. Dalam artikel ini akan dibahas tentang persyaratan uji analisis untuk Regresi Berganda yang juga sering disebut dengan istilah Uji Asumsi Klasik. Menurut Damodar Gujarati (2006) agar model regresi tidak bias atau agar model regresi BLUE (Best Linear Unbiased Estimator) maka perlu dilakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu. Uji persyaratan analisis untuk regresi berganda yang sering digunakan adalah sebagai berikut: 1. Autokorelasi Autokorelasi digunakan untuk menguji suatu model apakah antara variabel pengganggu masing-masing variabel bebas saling mempengaruhi. Untuk mengetahui apakah pada model regresi mengandung autokorelasi dapat digunakan pendekatan D-W (Durbin Watson).
42
Menurut Singgih Santoso (2001) kriteria autokorelasi ada 3, yaitu: a. Nilai D-W di bawah -2 berarti diindikasikan ada autokorelasi positif. b. Nilai D-W di antara -2 sampai 2 berarti diindikasikan tidak ada autokorelasi. c. Nilai D-W di atas 2 berarti diindikasikan ada autokorelasi negatif. 2. Multikolinearitas Multikolinieritas digunakan untuk menguji suatu model apakah terjadi hubungan yang sempurna atau hampir sempurna antara variabel bebas, sehingga sulit untuk memisahkan pengaruh antara variabel-variabel itu secara individu terhadap variabel terikat. Pengujian ini untuk mengetahui apakah antar variabel bebas dalam persamaan regresi tersebut tidak saling berkorelasi. Untuk mendeteksi multikolinieritas adalah dengan melihat nilai tolerance dan nilai Variance Inflation Factor (VIF), di mana menurut Hair et al dalam Duwi Priyatno (2009) variabel dikatakan mempunyai masalah multikolinearitas apabila nilai tolerance lebih kecil dari 0,1 atau nilai VIF lebih besar dari 10. 3. Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah terjadi penyimpangan model karena gangguan varian yang berbeda antar observasi satu ke observasi lain. Pengujian heteroskedastisitas dilakukan
43
dengan mengamati grafik scatter plot pada output SPSS, dimana menurut Duwi Priyatno (2009) ketentuannya adalah sebagai berikut: a.
Jika
titik-titiknya
membentuk
pola
tertentu
yang
teratur
maka
diindikasikan terdapat masalah heteroskedastisitas. b.
Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titiknya menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka diindikasikan tidak terdapat masalah heterokedastisitas.
3.9.6
Uji Hipotesis 1.
Analisis Regresi Berganda Analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara
variabel bebas dengan variabel terikat yaitu antara produk (X1), persepsi harga (X2) dan citra merek (X3). Namun selain hal itu hal ini digunakan juga untuk mengetahui sejauh mana pengaruh produk, persepsi harga dan citra merek. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 Dimana : Y
= Keputusan Pembelian
a
= Bilangan Konstanta
b
= Bilangan Koefisien
X1 = Produk X2 = Persepsi Harga X3 = Citra Merek
44
2.
Uji Signifikansi Simultan (Uji F Statistik) Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat (Ghozali, 2006). Dalam penelitian ini pengujian hipotesis secara simultan dimaksudkan untuk mengukur besarnya pengaruh variabel bebas yaitu Produk, Persepsi Harga dan Citra Merek terhadap Keputusan Pembelian sebagai variabel terikatnya. Hipotesis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah : H0 : β1 = β2= β3= 0, variabel-variabel bebas (Produk, Persepsi Harga dan Citra Merek) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan secara bersama-sama terhadap variable terikatnya (Keputusan Pembelian). H1 : β1 : β2 : β3 ≠ 0, variabel-variabel bebas (Produk, Persepsi Harga dan Citra Merek) mempunyai pengaruh yang signifikan secara bersama-sama terhadap variabel terikatnya (Keputusan Pembelian). Dasar pengambilan keputusan (Ghozali, 2006), yaitu dengan membandingkan nilai F hitung dengan F tabel: Apabila F tabel > F hitung, maka H0 diterima dan H1 ditolak. Apabila F tabel < F hitung, maka H0 ditolak dan H1 diterima.
45
3.
Uji Signifikansi Parameter Individual ( Uji t Statistik) Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat (Ghozali,2006). Pengujian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel bebas (Produk, Persepsi Harga dan Citra Merek) terhadap variabel terikat (Keputusan Pembelian) secara terpisah atau parsial. Hipotesa yang akan digunakan dalam pengujian ini adalah : H0 : β0 ≠ 0, variabel bebas (Produk, Persepsi Harga dan Citra Merek) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Keputusan Pembelian) H1 : β1 ≠ 0, variabel bebas (Produk, Persepsi Harga dan Citra Merek) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Keputusan Pembelian). Dasar pengambilan keputusan (Ghozali, 2006): 1.
Dengan membandingkan nilai t hitungnya dengan t tabel Apabila t tabel >t hitung, maka H0 diterima dan H1 ditolak Apabila t tabel < t hitung maka H0 ditolak dan H1 diterima Dengan tingkat signifikansi 95% (α = 5%).
2. Dengan menggunakan angka probabilitas signifikansi. Apabila angka probabilitas signifikansi > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak. Apabila angka probabilitas signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak dan H1diterima.