35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Sifat Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitian deskriptif adalah penelitian yang memaparkan situasi atau peristiwa. Penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi secara actual terperinci, mengidentifikasi masalah, membuat perbandingan, dan menentukan apa yang dilakukan orang 34
lain dalam menghadapi masalah.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah penelitian dengan menganalisis data yang tidak berbentuk
angka.
menggambarkan
Tetapi
berbentuk
dengan
pemaparan
dengan
suatu hal yang tidak dengan angka. Pengumpulan data
penelitian kualitatif, dapat dilakukan dengan cara wawancara mendalam, 35
Fokus Group Discussion atau observasi.
3.2 Metode Penelitian Peneliti telah menentukan metode yang digunakan adalah metode Analisis Wacana, menurut Pawito dalam bukunya berjudul Penelitian Komunikasi Kualitatif, analisis wacana adalah suatu cara atau metode untuk
34 35
Masri Singarimbun, Metode Penelitian Survey,1995, hal. 9 .Jalaludin Rahmat .: Metode Penelitian Komunikasi.Bandung 2004, hal. 24 – 25
35
36
menguji wacana (discourse) yang terdapat atau terkandung di dalam pesanpesan komunikasi baik secara tekstual maupun kontekstual. Analisis wacana berkenaan dengan isi pesan komunikasi, yang sebagian di antaranya berupa teks, seperti naskah pidato, transkrip siding atau perdebatan forum siding parlemen, artikel yang termuat di surat kabar, buku- buku (essay, novel, 36
roman), dan iklan kampanye pemilihan umum.
Sedangkan menurut Eriyanto (Analisis Wacana, Pengantar Analisis Teks Media), Analisis Wacana dalam studi linguistik merupakan reaksi dari bentuk linguistik formal (yang lebih memperhatikan pada unit kata, frase, 37
atau kalimat semata tanpa melihat keterkaitan di antara unsur tersebut).
Dalam analisis wacana, tujuan penelitian adalah tidak untuk “menyokong” wacana, menemukan apa yang benar- benar di maksudkan orang ketika mereka mengatakan ini atau itu, atau menemukan realitas di balik wacana. Titik awalnya adalah bahwa realitias tidak pernah bisa dicapai diluar wacana dan dengan begitu wacana itu sendirilah yang menjadi objek 38
analisisnya.
Dalam analisis wacana, analisis ini termasuk dalam kategori paradigma kritis. Paradigma ini mempunyai pandangan tertentu bagaimana media, dan pada akhirnya berita harus dipahami dalam keseluruhan proses produksi dan struktur social.39
36 37
Pawito , Penelitian komunikasi kualitatif, LKiS Yogyakarta, 2007, hal 170
Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media,LKiS Yogyakarta, 2001, hal:3 Marriane W. Jorgense dan Loise J. Philips, Analisis Wacana Teori dan Metode, 2007, hal 39-40 39 Opcit, Eriyanto, hal :21
38
37
Dalam tataran kritisnya, ada beberapa hal yang harus dikritisi dalam pandangan kritis melihat media dan berita. Paradigma kritis mempunyai pandangan tersendiri terhadap berita, yang bersumber pada bagaimana berita tersebut diproduksi dan bagaimana kedudukan wartawan dan media bersangkutan dalam keseluruhan proses produksi berita. Paradigma pluralis percaya bahwa wartawan dan media adalah entitas yang otonom, dan berita yang dihasilkan haruslah menggambarkan realitas yang terjadi dilapangan. Sementara paradigma kritis mempertanyakan posisi wartawan dan media dalam keseluruhan struktur social dan kekuatan social yang ada dalam masyarakat. Dan pada khirnya posisi tersebut mempengaruhi berita, bukan pencerminan dari realitas yang sesungguhnya.40 Peneliti akan mencermati hasil rekaman video tayangan Program Todays Dialogue yang didapat dengan mengunduh video dari websitenya yakni www.metrotvnews.com yang terkoneksi dengan software Realplayer yang memiliki tools untuk mengunduh video.
3.3 Unit Analisis Unit analisis dalam penelitian ini adalah peneliti meneliti apa saja bentuk konteks wacana yang ada pada tema yang berisi isu isu kasus Century dalam perdebatan diprogram berita “ Todays Dialogue” di Metro TV.
40 Ibid, Eriyanto, hal 31- 32
38
3.4 Metode Analisis Metode analisis yang digunakan oleh peneliti adalah metode teori Teun A van Djik. Menurut Van Dijk, penelitian atas wacana tidak cukup hanya didasarkan pada analisis atas teks semata, karena teks hanya hasil dari suatu praktek produksi yang harus juga diamati. Disini harus dilihat juga bagaimana suatu teks diproduksi, sehingga kita memperoleh suatu pengetahuan kenapa teks bisa semacam itu.
41
Diperjelas pula dalam buku
Alex Sobur (Analisis Teks Media), Van Dijk membaginya ke dalam tiga 42
tingkatan :
1. Struktur makro. Ini merupakan makna global atau umum dari suatu teks yang dapat dipahami dengan melihat topik dari suatu teks. Tema wacana ini bukan hanya isi, tetapi juga sisi tertentu dari suatu peristiwa. 2. Superstruktur adalah kerangka suatu teks: bagaimana struktur dan elemen wacana itu disusun dalam teks secara utuh. 3. Struktur mikro adalah makna wacana yang dapat diamati dengan menganalisis data, kalimat, proposisi, anak kalimat, parafrase yang dipakai dan sebagainya. 3.5 Fokus Penelitian Di dalam teori yang dimiliki Van Dijk, fokus penelitian program Todays Dialogue ini tergambarkan sebagai berikut :
41 42
Op,cit, Eriyanto, hal 221 Alex Sobur, Analisis Teks Media (Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan analisis Framing), Rosdakarya, Bandung, 2001, hal. 73-74
39
Tabel 3.5 Elemen Wacana Van Dijk Struktur Wacana
Unit yang diamati
Elemen
Struktur Makro
Tematik
Topik
Superstruktur
Skematik
Skema
Struktur Mikro
Semantic
Latar, detail, maksud, pra anggapan, nominalisasi
Sintaksis
Bentuk kalimat, koherensi, kata ganti
Stilistik
Leksikon
Retoris
Grafis, metafora, ekspresi
Table diatas merupakan susunan dalam penelitian wacana berdasarkan teori Van Dijk, berikut adalah pengertiannya sebagai berikut43: a. Tematik Secara harfirah tema berarti “sesuatu yang telah diuraikan”, atau “sesuatu yang telah ditempatkan”. Kata ini berasal dari kata Yunani tithenai yang berarti ‘menempatkan’ atau ‘meletakkan’. Dilihat dari sudut sebuah tulisan yang telah selesai, tema adalah suatu amanat utama yang disampaikan oleh penulis melalui
43
Ibid, Alex Sobur. Hal : 74
40
tulisannya. Sebuah tema bukan merupakan hasil dari seperangkat elemen yang spesifik, melainkan wujud- wujud kesatuan yang dapat kita lihat didalam teks atau bagi cara – cara yang kita lalui agar beraneka kode dapat terkumpul dan koheren. b. Skematik Skematik mungkin merupakan strategi dari komunikator untuk mendukung makna umum dengan memberikan sejumlah alasan pendukung. Apakah informasi penting disampaikan diawal, atau pada kesimpulan bergantung kepada makna yang didistribusikan dalam wacana. Dengan kata lain, struktur skematik memberikan tekanan: bagian mana yang didahulukan, dan bagian mana yang bisa dikemudiankan sebagai strategi untuk menyembunyikan informasi penting. c. Semantik Dalam pengertian umum, semantik adalah disiplin ilmu bahasa yang menelaah makna satuan lingual, baik makna leksikal maupun makna gramatikal. Makna leksikal adalah makna unit semantik yang terkecil yang disebut leksem, sedangkan makna gramatikal adalah makna yang terbentuk dari penggabungan satuan – satuan kebahasaan. Semantik dalam skema Van Dijk dikategorikan sebagai makna lokal (local meaning), yakni makna yang muncul dari hubungan antar kalimat, hubungan antar proposisi yang membangun makna tertentu dalam suatu
41
bangunan teks. d. Sintaksis Strategi untuk menampilkan diri sendiri secara positif dan lawan secara negative, itu juga dilakukan dengan manipulasi politik menggunakan sintaksis (kalimat) seperti pada pemakaian kata ganti, aturan tata kata, pemakaian kategori sintaksis yang spesifik, pemakaian kalimat aktif atau pasif, peletakan anak kalimat, pemakaian kalimat yang kompleks dan sebagainya. Secara etimologis, kata sintaksis berasal dari kata Yunani (sun = ‘dengan’ + tattein = ‘menempatkan’). Jadi, kata sintaksis secara etimologis bererti menempatkan bersama – sama kata – kata menjadi kelompok kata atau kalimat(Pateda, 1994:85). Ramlan (Pateda, 1994:85) mengatakan,”Sintaksis ialah bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa, dan frase…”. e. Stilistik Pusat perhatian stilistika adalah style, yaitu cara yang digunakan seorang pembicara atau penulis untuk menyatakan maksudnya dengan menggunakan bahasa sebagai sarana. Dengan demikian, style dapat diterjemahkan sebagai gaya bahasa (Sudjiman, 1993:13) Apa yang disebut gaya bahasa itu sesungguhnya terdapat dalam segala ragam bahasa: ragam lisan dan ragam tulis, ragam
42
nonsastra dan ragam sastra, karena gaya bahasa adalah cara menggunakan bahasa dalam konteks tertentu oleh orang tertentu untuk maksud tertentu. Akan tetapi secara tradisional gaya bahasa selalu ditautkan dengan teks sastra, khususnya teks sastra tertulis. f. Retoris Strategi dalam level retoris di sini adalah gaya yang diungkapkan ketika sesorang berbicara atau menulis. Misalnya, dengan pemakaian kata yang berlebihan (hiperbolik), atau bertele – tele. Retoris mempunyai fungsi persuasive, dan berhubungan erat dengan bagaimana pesan itu ingin disampaikan kepada khalayak. Pemakaiannya, diantaranya, dengan menggunakan gaya repetisi (pengulangan), aliterasi (pemakaian kata – kata yang permulaannya sama bunyinya seperti sajak), sebagai suatu strategi untuk menarik perhatian, atau untuk menekankan sisi tertentu agar diperhatikan oleh khalayak. Bentuk gaya retoris lain adalah ejekan (ironi) dan metonomi. Tujuannya adalah melebihkan sesuatu yang positif mengenai diri sendiri dan melebihkan keburukan pihak lawan.
43
3.6 Teknik Pengumpulan Data 3.6.1 Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber pertama obyek penelitian. Dalam penelitian ini data primer didapat dari observasi (pengamatan) langsung terhadap dokumentasi media atau berita itu sendiri. Dokumentasi adalah data data yang dikumpulkan dari studi pustaka di perpustakaan, artikel artikel ilmiah di media cetak dan elektronik, serta dari internet. Dengan lebih memperhatikan bahasa dalam tema dialog yang mengarah pada masalah politik. pada kasus Century yang di lakukan dengan menyimak tayangan program “Todays Dialogue” pada periode bulan Desember – Februari. 3.6.2 Data Sekunder Data sekunder yang digunakan peneliti adalah wawancara. Data sekunder ini merupakan nilai tambahan untuk penelitian. Wawancara dilakukan pada produser program Todays Dialogue, beberapa bintang tamu yang dihadirkan dalam program Todays Dialogue episode episode kasus bank Century.
3.7 Teknik Analisis Data Dalam teknik analisis datanya, peneliti berusaha memahami makna tuturan bentuk teks, dan situasi, karena analisis wacana adalah lebih menekankan pada bagaimana pesan atau teks komunikasi pesan disampaikan
44
melalui kata, frase, kalimat44. Dalam bukunya, Eriyanto mengungkapkan analisis wacana secara sederhana dapat digambarkan sebagai analisis untuk mengetahui bagaimana realitas (peristiwa, aktor, kelompok atau apapun) diinformasikan oleh media melalui penggunaan bahasa. Analisis wacana suatu metode analisis yang ditujukan untuk mengetahui prinsip – prinsip yang digunakan oleh komunikator dari perspektif mereka. Dan disini realitas sosial dimaknai dan dikonstruksi dengan makna tertentu. Dalam penelitian ini keabsahan data dilakukan dengan konsistensi peneliti dalam proses pengumpulan data, interpretasi dan analisis data, diskusi secara intens dengan dosen pembimbing juga dilakukan untuk mempertajam temuan penelitian.
44
Op.Cit, Eriyanto. hal : 3