23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi, Subjek, Populasi, dan Sampel 1. Lokasi penelitian Lokasi yang dijadikan tempat penelitian adalah Sekolah Dasar Negeri Serang 16 yang beralamat di jalan ustad Uzair Yahya No.2 Kecamatan Serang Kota Serang Provinsi Banten. Penelitian ini dilaksanakan pada kelas III semester genap tahun ajaran 2014/2015 dengan materi luas persegi dan persegi panjang. Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 16 dikarenakan lokasinya yang relatif dekat dari kampus dan memiliki dua rombongan belajar yaitu kelas IIIA dan IIIB sehingga memudahkan peneliti dalam proses penelitian. 2. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas III dimana untuk kelas III A berjumlah 27 siswa yang terdiri dari 13 siswa perempuan dan 14 siswa laki-laki, dan untuk kelas III B berjumlah 27 orang yang terdiri dari 12 siswa perempuan dan 15 siswa laki-laki. Agar tidak menghambat pelaksanaan pengolahan data, dalam pengolahan data hanya diambil 25 siswa pada masing-masing kelas. Hal ini dilakukan untuk memudahkan dalam penghitungan data. 3. Populasi Berdasarkan pendapat Sugiyono (2012, hlm. 117) dapat dijelaskan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh seorang peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Berdasarkan pengertian diatas, maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III SD Negeri Serang 16 yang berjumlah 52 siswa. 4. Sampel
Nurchasanah,2016 PENGARUH PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA KONSEP LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
24
Sempel yang akan digunakan dalam penelitian ini sebanyak 2 kelas. Satu kelas dijadikan kelas eksperimen dan satu kelas lagi dijadikan sebagai kelas kontrol. Pada kelas eksperimen dilaksanakan pembelajaran dengan
Nurchasanah,2016 PENGARUH PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA KONSEP LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pendekatan Brain Based Learning, sedangkan pada kelas kontrol dilaksanakan pembelajaran dengan pendekatan konvensional. Kelas yang dipilih menjadi kelompok eksperimen yaitu kelas III B dan untuk kelompok kontrol yakni kelas III A.
B. Metode Penelitian Suatu penelitian mempunyai tujuan dan kegunaan tertentu. Tujuan dari penelitian ada beberapa sifat. Ada yang bersifat menemukan sesuatu yang benar-benar baru, ada yang bersifat membuktikan kebenaran dari suatu data, ada pula yang bersifat mengembangkan pengetahuan yang telah ada. Sugiyono (2012, hlm. 3) mengemukakan bahwa, “Metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 107) “Penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dan kondisi yang terkendali”. Dalam penelitian eksperimen ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas atau independent variable dan variabel terikat atau dependent variable. Sugiyono (2012, hlm. 61) mengemukakan
bahwa
“Variabel
bebas
merupakan
variabel
yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahanya atau timbulnya variabel dependen (terikat)”. Sedangkan variable terikat menurut Sugiyono (2012, hlm. 61) “Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas”. Dengan demikian terkait variabel bebas pada penelitian ini adalah pendekatan berbassis otak (Brain Based Learning) sedangkan untuk variabel terikatnya yaitu kemampuan komunikasi matematis. Penelitian ini menyelidiki ada tidaknya sebab akibat dari permasalahan yang diangkat, seberapa besar hubungan sebab-akibat tersebut dengan cara memberikan perlakuan tertentu pada beberapa kelompok eksperimen dan menyiapkan pula kelompok kontrol untuk perbandingan.
Nurchasanah,2016 PENGARUH PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA KONSEP LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam penelitian ini, terdapat dua subjek penelitian yaitu kelas eksperimen adalah kelas yang diberikan suatu perlakuan (treathment) khusus untuk mengetahui bagaimana pengaruh dari perlakuan tersebut. Dan kelas kontrol adalah kelas yang tidak mendapat perlakuan dan ikut mendapat pengamatan. Dimaksudkan hasil yang diperoleh dari kelas eksperimen akan terlihat jelas pengaruhnya karena dibandingkan dengan kelas kontrol. Kelas eksperimen diberikan perlakuan (treathment) pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan Brain Based Learning, sedangkan kelas kontrol diberikan pembelajaran matematika menggunakan pendekatan konvensional atau pendekatan yang biasa dilakukan setiap harinya. Antara kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan dua kali uji tes dengan instrumen soal yang bentuk dan jumlahnya sama. Tes awal atau pretes dengan soal yang sama untuk menguji kemampuan awal siswa dalam kemampuan komunikasi matematis. Dan pada akhir kegiatan penelitian, diberikan tes akhir atau postes dengan soal yang sama pula pada kegiatan uji tes awal. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui adanya peningkatan terhadap kemampuan komunikasi matematis terhadap materi yang telah dipelajari dan perbandingan hasil antara kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah sebelumnya diberikan perlakuan yang berbeda.
C. Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi Eksperimental Design dengan bentuk Nonequivalent Control Group design. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 114) desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-veriabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Nonequivalent Control Group design memiliki kelas kontrol dan kelas eksperimen yang tidak dipilih secara random. Kelas eksperimen dan kelas kontrol dipilih secara disengaja atas pertimbanganpertimbangan tertentu.
Nurchasanah,2016 PENGARUH PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA KONSEP LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pengamatan dilakukan dua kali yaitu melalui tes awal dan tes akhir baik terhadap kelas eksperimen maupun kelas kontrol dengan bentuk dan jumlah soal yang sama untuk mengatahui kemampuan komunikasi matematis siswa pada kedua kelas tersebut. Uji tes awal dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam kemampuan komunikasi matematis pada kedua kelas tersebut, kemudian kelas eksperimen diberikan perlakuan yaitu dengan pembelajaran menggunakan pendekatan Brain Based Learning, sedangkan kelas kontrol diberikan pembelajaran konvensional. Tahap selanjutnya yaitu kedua kelas diberikan uji tes akhir untuk mengetahui peningkatan hasil kemampuan komunikasi matematis siswa terhadap materi yang telah dipelajari dengan perlakuan yang berbeda, baru setelah itu membandingkan hasil uji tes awal dan uji tes akhir antara kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengetahui perbedaannya. Adapun desain penelitian sesuai dengan yang terdapat dalam buku Sugiyono (2012, hlm. 116) digambarkan sebagai berikut :
O1
X
O3
O2 O4
Gambar 3.5 Desain Penelitian Keterangan : O1 = tes awal kelas eksperimen O2 = tes akhir kelas eksperimen X = perlakuan menggunakan BBL O3 = tes awal kelas kontrol O4 = tes akhir kelas kontrol
D. Prosedur penelitian
Nurchasanah,2016 PENGARUH PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA KONSEP LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Untuk memudahkan peneliti dalam melaksanakan penelitian, diperlukan langkah-langkah penelitian yang
jelas. Pada penelitian ini dikelompokkan
dalam tiga tahapan utama, yakni tahap persiapan, tahap pelaksanaan, serta tahap pengolahan dan analisis data. Untuk lebih lengkapnya langkah-langkah penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut: Langkah yang pertama dalam penelitian ini adalah melakukan studi pendahuluan berupa literatur dan studi lapangan. Dari studi literatur dan studi lapangan yang dilakukan maka peneliti menemukan masalah-masalah yang hendak dikaji. Sebelum merumuskan desain penelitian, terlebih dahulu menentukan variabel-variabel penelitian. Variabel yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah : Variabel bebas yaitu pendekatan Brain Based Learning Variabel terikat yaitu kemampuan komunikasi matematis siswa Menyusun media pembelajaran yang hendak digunakan dalam pembelajaran di kelas eksperimen dan kelas kontrol seperti membuat RPP, alat peraga, dan lain-lain. Menyusun instrumen penelitian berupa soal, lembar wawancara, dan angket skala sikap siswa untuk mengukur prestasi belajar matematika siswa. Kemudian mengkonsultasikan instrumen penelitian dengan guru kelas dan dosen pembimbing. Mengujicobakan
instrumen
yang telah di validitas oleh guru kelas dan dosen pembimbing. Mengadakan validitas instrumen penelitian. Memberikan uji tes awal baik untuk kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Melaksanakan penelitian yaitu melakukan perlakuan terhadap kelas eksperimen dengan menggunakan pendekatan Brain Based Learning dan memberikan perlakuan kepada kelas kontrol dengan menggunakan pendekatan konvensional.
Nurchasanah,2016 PENGARUH PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA KONSEP LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Memberikan uji tes akhir atau postes kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Setelah postest dilakukan siswa pada kelas eksperimen diberikan diberikan angket skala sikap untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan. Mengumpulkan data-data setelah dilaksanakan penelitian. Menganalisis hasil penelitian Menyimpulkan hasil penelitian.
Dibawah ini merupakan bagan langkah-langkah penelitian sebagai berikut:
Studi pendahuluan
Perumusan Masalah
Penentuan variabel penelitian
Menyusun instrumen penelitian, Uji coba dan validitas instrumen Tes awal/ Pretes
Pelaksanaan pembelajaran dengan
Pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan Brain Based
menggunakan pendekatan konvensional
Learning
Nurchasanah,2016 PENGARUH PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA Tes akhir/ Postes PADA KONSEP LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pengumpulan data
Gambar 3.6 Langkah-langkah Penelitian
E. Definisi Operasional 1. Pendekatan Brain Based Learning atau pendekatan berbasis otak merupakan “Pembelajaran yang diselaraskan dengan cara otak yang didesain secara alamiah untuk belajar” (Jensen, 2008, hlm. 12). Pendekatan ini dirancang untuk menciptakan situasi pembelajaran yang menyenangkan dan berorientasi pada potensi otak. 2. Komunikasi Matematis, sebelum berbicara tentang komunikasi matematis perlu diketahui terlebih dahulu komunikasi yang merupakan proses penyampaian pesan kepada orang yang dituju. “Komunikasi memegang peranan penting dalam matematika, setiap orang yang berkepentingan dengan matematika akan memerlukan komunikasi dalam perbendaharaan informasi yang lebih banyak” (Isrok’atun, 2009, hlm. 8). “Komunikas matematika merefleksikan pemahaman matematik dan merupakan bagian dari kekuatan matematika” (Supriadi, 2014, hlm. 42). 3. Marini (2013, hlm. 13) menyatakan bahwa “Persegi panjang adalah jajar genjang yang memiliki sudut siku-siku (memiliki satu sudut siku-siku
Nurchasanah,2016 PENGARUH PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA KONSEP LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengakibatkan keempat sudutnya siku-siku) dan persegi adalah persegi panjang yang memilliki dua sisi yang berdekatan kongruen”.
F. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian merupakan alat ukur untuk menguji variabel penelitian dengan tujuan menghasilkan data penelitian yang akurat. Seperti yang disebutkan oleh Sugiyono (2012, hlm. 148) “Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”. Secara garis besar instrumen penelitian yang digunakan dapat digolongkan menjadi dua macam tes dan nontes. Dalam penelitian ini instrumen yang akan digunakan yaitu tes dan Nontes. Instrumen tes terdiri dari instrumen pretes dan postes, sedangkan instrumen non tes yang digunakan yaitu angket skala sikap siswa, pedoman wawancara, lembar observasi siswa selama proses pembelajaran, dan daftar isian untuk guru tentang gambaran guru terhadap pendekatan Brain Based Learning. 1. Instrumen Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Instrumen tes yang digunakan pada penelitian ini yaitu tes kemampuan komunikasi matematis. Tes kemampuan ini digunakan untuk mengukur kemampuan komunikasi matematis siswa. Instrumen tes terdiri dari pretes dan postes. Baik pretes maupun postes keduanya diberikan kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pretes diberikan untuk mengetahui kemampuan awal komunikasi matematis siswa sebelum diberikan treatment. Sedangkan postes diberikan untuk mengukur peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa setelah diberikan pembelajaran terhadap kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sebelum melaksanakan penelitian, soal yang akan berikan kepada siswa kelas eksperimen maupun kelas kontrol
terlebih dahulu perlu diuji
kevalidannya. Ada beberapa tes yang harus dilakukan dalam menguji sebuah instrumen penelitian antara lain:
Nurchasanah,2016 PENGARUH PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA KONSEP LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Validitas tes Kriteria yang mendasar dari suatu tes yang baik adalah bagaimana tes tersebut dapat mengukur hasil-hasil yang konsisten dengan tujuannya. Seperti pendapat Sugiyono (2012, hlm. 173) bahwa “Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”. Untuk mengetahui validitas suatu soal, maka diperlu pengujian atau pertimbangan dari para ahli, salah satu ahli disini adalah dosen pembimbing. Pada penelitian ini validitas soal dilakukan oleh dua orang validator yang merupakan dosen pembimbing dan guru kelas III. Adapun kriteria dalam pengujian validitas soal ini terdiri dari dua yaitu validitas muka dan validitas isi. 1) Validitas Muka Validitas muka disebut pula sebagai validitas bentuk soal atau validitas tampilan baik itu berupa pertanyaan, pernyataan ataupun suruhan. Validitas muka ini dilakukan untuk mengetahui keabsahan susunan kalimat pada soal sehingga tidak menimbulkan pengertian yang tidak tepat, termasuk juga kejelasan gambar dalam soal. Untuk setiap butir soal, jika soal dianggap valid maka validator membubuhkan angka 1 pada tabel. Namun jika dianggap kurang valid maka validator membubuhkan angka 0 pada tabel. Setelah itu validator memberikan saran atau perbaikan pada kolom dalam lembaran format yang telah disediakan. Soal dapat dikatakan valid apabila butir soal tersebut memiliki kejelasan dari segi bahasa atau redaksinya. 2) Validitas Isi Validitas isi membuktikan tentang ketepatan atau kesesuaian tes ditinjau dari materi yang diajukan, kesesuaian butir soal dengan indikator, kesesuaian butir soal dengan tingkatan kognitif siswa, dan kesesuaian materi dengan tujuan yang ingin dicapai. Sama dengan validitas muka untuk setiap butir soal, jika soal dianggap valid maka validator membubuhkan angka 1 pada tabel. Namun jika dianggap kurang valid maka validator membubuhkan angka 0 pada tabel. Setelah itu apabila
Nurchasanah,2016 PENGARUH PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA KONSEP LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
terdapat ketidakvalidan pada soal tersebut maka, validator memberikan saran atau perbaikan pada kolom dalam lembaran format yang telah disediakan. Soal dikatakan valid secara isi jika butir soal tersebut telah sesuai dengan: a) Materi pokok yang diberikan b) Indikator pencapaian hasil belajar c) Aspek kemampuan komunikasi matematis d) Tingkat kesukaran untuk siswa kelas III Sekolah Dasar 3) Hasil pertimbangan validitas muka dan validitas isi Tabel 3.1 Hasil Pertimbangan Validitas Muka No. Soal
1.
Valid (1) atau Tidak Valid (0)
Komentar dan Saran Perbaikan
1
Untuk redaksi soal sudah cukup jelas dan bisa dipahami siswa. Mungkin hanya saja kata “ceritakan” diganti dengan kata “beritahu”
2a.
1
Untuk redaksi soal sudah cukup jelas dan bisa dipahami siswa.
2b
1
Untuk redaksi soal sudah cukup jelas dan bisa dipahami siswa.
3.
1
Untuk redaksi soal sudah cukup jelas dan bisa dipahami siswa.
4a.
1
Untuk redaksi soal sudah cukup jelas dan bisa dipahami siswa.
4b.
1
Untuk redaksi soal sudah cukup jelas dan bisa dipahami siswa.
Tabel 3.2 Hasil Pertimbangan Validitas Isi
Nurchasanah,2016 PENGARUH PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA KONSEP LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No. Soal
1.
Valid (1) atau Tidak Valid (0)
Komentar dan Saran Perbaikan
1
Isi soal sudah cukup jelas dan sesuai dengan empat indicator yang ada
2a.
0
Seharusnya tingkat kesukarannya adalah sukar bukan sedang
2b
1
Isi soal sudah cukup jelas dan sesuai dengan empat indicator yang ada
3.
1
Isi soal sudah cukup jelas dan sesuai dengan empat indicator yang ada
4a.
0
Seharusnya tingkat kesukarannya adalah sukar bukan sedang
4b.
1
Isi soal sudah cukup jelas dan sesuai dengan empat indicator yang ada
Berdasarkan tabel pertimbangan di atas dapat dilihat bahwa untuk validitas muka sudah valid. Akan tetapi, untuk validitas isi soal hanya terdapat kesalahan pada soal nomer 2a dan 4a saja. Atas hasil pertimbangan tersebut untuk soal-soal yang masih salah dilakukan perbaikan sesuai dengan saran yang diberikan oleh validator, sehingga soal menjadi valid.
2. Instrumen Non-Tes Instrumen non-tes yang digunakan pada penelitian ini yaitu angket skala sikap dan lembar wawancara. a. Angket Skala sikap
Nurchasanah,2016 PENGARUH PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA KONSEP LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Skala sikap dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh informasi mengenai respon dan sikap siswa setelah dilakukannya pembelajaran matematika menggunakan pendekatan Brain Based Learning. Skala sikap tersebut berisi beberapa pertanyaan, diantaranya keberanian dalam bertanya dan menjawab pertanyaan, perasaan suka atau tidaknya terhadap pembelajaran, pendapat mengenai pembelajaran menggunakan BBL, penguasaan kemampuan pemecahan masalah matematis setelah dilakukan pembelajaran, dan kesukaan terhadap suasana kelas ketika pembelajaran berlangsung. Angket skala sikap ini diberikan setelah semua proses pembelajaran berakhir dan diberikan kepada seluruh siswa di kelas eksperimen. Untuk menentukan baik atau tidaknya skala sikap ini tidak ada kriteria yang mutlak. Namun dalam pembuatannya dilakukan secara bertahap. Tahap pertama yakni membuat kisi-kisinya terlebih dahulu, langkah selanjutnya yaitu melakukan uji validitas isi dengan mengkonsultasikan kepada dosen pembimbing. Skala sikap dianalisis dengan menghitung jumlah jawaban yang menyatakan SS (Sangat Setuju), S (Setuju), TS (Tidak Setuju), dan STS (Sangat Tidak setuju). Kemudian dideskripsikan berdasarkan jumlah jawaban dari angket skala sikap siswa kelas eksperiman. Jumlah pernyataan yang dibuat berjumlah 10 terdiri dari 5 pernyataan positif dan 5 pernyataan negatif. Pernyataan positif yaitu nomor 1, 3, 5, 7, 9. Sedangkan pernyataan negative yaitu nomor 2, 4, 6, 8, 10.
Tabel 3.3 Kriteria Penyekoran Skala Sikap Bentuk Jawaban
Skor Jawaban Positif
Negatif
SS
4
1
S
3
2
Nurchasanah,2016 PENGARUH PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA KONSEP LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
TS
2
3
STS
1
4
b. Pedoman Wawancara Menurut Sugiyono (2012, hlm. 172) mengatakan bahwa “Wawancara digunakan bila ingin mengetahui hal-hal dari responden secara lebih mendalam serta jumlah responden sedikit”. Dalam penelitian ini wawancara digunakan untuk mengetahui lebih dalam perasaan siswa dalam pembelajaran Brain Based Learning. Selanjutnya data hasil wawancara tersebut dianalisis deskriptif sebagai salah satu pertimbangan dalam pengambilan kesimpulan. Wawancara dilakukan terhadap beberapa perwakilan siswa yang terdapat di kelas eksperimen masing-masing dari kelompok rendah, sedang, dan tinggi. c. Lembar Observasi Lembar observasi digunakan oleh peneliti untuk mengontrol pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Brain Based Learning serta mengamati dan mencatat segala aktivitas siswa dan guru yang terjadi didalam kelas selama proses pembelajaran berlangsung. Interaksi antara siswa dan guru dalam pembelajaran, serta interaksi antar siswa dalam pembelajaran matematika dengan pendekatan Brain Based Learning. Instrumen lembar observasi ini diisi oleh observer, yakni guru matematika kelas eksperimen. Aktivitas siswa yang diamati pada waktu pembelajaran berlangsung antara lain: mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru, mempelajari lembar kerja siswa (LKS), melaksanakan instruksi dari guru, berdiskusi antara siswa dengan siswa ataupun dengan guru, mengerjakan soal-soal yang diberikan guru. Sedangkan aktivitas guru yang diamati adalah sebagai berikut: penyampaian tujuan pembelajaran, memotivasi siswa, menjelaskan materi secara lisan/tulisan, mengajukan pertanyaan, membimbing ativitas siswa, serta menutup kegiatan pembelajaran.
Nurchasanah,2016 PENGARUH PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA KONSEP LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
G. Teknik Pengumpulan Data Beberapa cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Tes, dilakukan sebelum (pretes) dan sesudah (postes) proses pembelajaran terhadap kedua kelas baik eksperimen maupun kontrol.
Waktu
pelaksanaan tes awal dan tes akhir dilakukan secara bersamaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol agar data yang dihasilkan lebih akurat dan tidak menimbulkan kebocoran soal dari siswa yang telah mendapatkan tes terlebih dahulu. 2. Skala sikap diberikan kepada seluruh siswa. Instrumen skala sikap ini diberikan setelah seluruh pembelajaran selesai dilaksanakan dan setelah dilakukan postes. 3. Wawancara dilakukan pada siswa setelah proses pembelajaran selesai. Dimana beberapa siswa dipilih secara acak. 4. Dalam pengisian Lembar observasi dilakukan pada setiap pembelajaran (treathment) berlangsung. Untuk observer sendiri adalah guru matematika kelas eksperimen yang terlibat langsung dalam pemantauan pada saat proses pembelajaran dilakukan.
H. Teknik Analisis Data 1. Analisis Data Tes a. Uji Normalitas Hipotesis yang telah dirumuskan, nantinya akan di uji menggunakan perhitungan statistika, antara lain dengan meghitung normalitas, homogenitas data dan uji hipotesis. Uji normalitas digunakan agar data yang didapatkan dapat terlihat berdistribusi normal atau tidak. Maksud dari kata normal tersebut adalah apakah sebaran data siswa yang diperoleh mendapatkan nilai tinggi, sedang dan rendah. Rumus untuk menghitung normalitas menurut Riduwan (2004, hlm. 182) sebagai berikut:
Nurchasanah,2016 PENGARUH PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA KONSEP LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keterangan : = frekuensi yang diamati
Adapun untuk melakukan uji normalitas data pada penelitian ini digunakan program software Statistics Passage for the Social Sciense (SPSS) 21.0 for windows. Dengan cara memasukkan data yang akan diproses pada program, kemudian pilih analyze, descriptive statistics dan explore, maka akan keluar berupa output nilai uji normalitas yang diinginkan setelah sebelumnya melengkapi data input. Output ini menjelaskan hasil uji apakah sebuah distribusi data bisa dikatakan normal atau tidak. Pedoman pengambilan keputusan menurut Susanto (2010, hlm.186) Hipotesis untuk uji normalitas yaitu sebagai berikut: H0
: data berdistribusi normal
Hα
: data tidak berdistribusi normal
Uji statistik yang digunakan adalah uji Shapiro-Wilk, dimana taraf signifikansinya (α) sebesar 0,05. Dengan kriteria keputusan sebagai berikut: Jika nilai signifikansi > 0,05 maka H0 diterima Jika nilai signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak b. Uji Homogenitas Variansi Uji homogenitas variansi dilakukan dengan maksud untuk mengetahui apakah kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki varians yang homogen atau tidak. Untuk mengetahui apakah kelompok
Nurchasanah,2016 PENGARUH PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA KONSEP LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
eksperimen dan kelompok kontrol memiliki varians yang homogen digunakan uji F, menurut Sudjana (2005, hlm.249), sebagai berikut:
S12 F= 2 S2 Keterangan:
S12
= variansi besar
S 22
= variansi kecil
Hipotesis untuk uji homogenitas sebagai berikut: H0
: kedua variansi sama (homogen)
Hα
: kedua variansi tidak sama (heterogen)
Dengan kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: Jika signifikansi (Sig.) ≤ 0,05 maka
ditolak
Jika signifikansi (Sig.) > 0,05 maka
diterima
Untuk mempermudah pengolahan data, dalam penelitian ini peneliti menggunakan bantuan software Statistics Passage for the Social Science (SPSS) 21.0 for windows. Dengan cara memasukkan data yang akan diproses
pada program, kemudian
pilih analyze, descriptive
statistics dan explore, maka akan keluar berupa output nilai uji homogenitas yang diinginkan setelah sebelumnya melengkapi data input.
c. Uji Perbedaan Dua Rata-rata Uji perbedaan dua rata-rata digunakan untuk menguji hasil rata-rata kelas kontrol dan kelas eksperimen apakah kemampuan komunikasi matematis siswa kedua kelompok sama atau tidak. Syarat untuk melakukan uji-t ini adalah ketika uji normalitas dan uji homogenitas terpenuhi. Adapun rumus untuk menghitung uji-t (2010, hlm. 349) adalah:
Nurchasanah,2016 PENGARUH PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA KONSEP LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menurut Arikunto
Keterangan: r
= Nilai Korelasi X1 dengan X2
n1 dan n2
= Jumlah sampel
1
dan
= Rata-rata sampel ke-1 dan sampel ke-2
dan
= Standar Deviasi sampel ke-1 dan sampel ke-2
S1 dan S2
= Varians sampel ke-1 dan sampel ke-2
Kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut: Jika signifikansi < 0,05, maka H0 ditolak. Jika signifikansi > 0,05, maka H0 diterima. Perhitungan uji t dalam penelitian ini, akan diperoleh menggunakan untuk menghitung data statistik, yaitu software SPSS 21.0 setelah mengatahui normalitas dan homogenitas datanya, dengan cara memasukan data yang akan diolah pada cell baru (variabel view) kemudian pilih analisis compare means dan klik independent–samples t test dan apabila data tidak normal pengolahannya menggunakan uji Man-Whitney U. Setelah dimasukan data pada variebel view maka akan keluar output berupa tabel uji t.
d. Pengelompokkan Nilai Pretes dan Postes Pengelomppokkan data ini dilakukan untuk mengelompokkan nilai, baik nilai pretes maupun postes, nilai tersebut dikelompokkan berdasarkan nilai kelompok tinggi, sedang, dan rendah. Pembagian siswa kedalam tiga kategori didasarkan menurut Arikunto (dalam Aliyah, 2013, hlm. 36) Jika x ≥ (
+ std ) maka x masuk kedalam kelompok Tinggi
Nurchasanah,2016 PENGARUH PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA KONSEP LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Jika (
- std) ≤ x < (
+ std ) maka x masuk kedalam kelompok
Sedang Jika x < (
- std ) maka x masuk kedalam kelompok Rendah
Keterangan: x
= nilai siswa = nilai rata-rata kelas
Std = nilai standar deviasi kelas
e. Analisis Data Pengelompokkan Nilai Postes Eksperimen Pada analisis ini dimaksudkan untuk menganalisis hasil postes siswa kelas eksperimen. Analisis ini dimaksudkan untuk melihat adakah perbedaan nilai belajar masing-masing sub kelompok pada kelas eksperimen. Perhitungan dilakukan dengan bantuan software SPSS 21.0 for Windows. Setelah dibagi kedalam beberapa sud kelompok nilai, maka dilakukan uji One way Anova (uji perbedaan rata-rata lebih dari dua kelompok) dengan cara memasukkan data nilai postes kelas eksperimen kedalam tabel pada SPSS 21.0 lalu pilih Analizy pilih Compare Means pilih One-Way Anova
pada Post Hoc Multiple Comparisons ceklis
Scheffe dan klik Continue maka, akan muncul hasil dari pengolahan data tersebut. uji Scheffe sendiri untuk mencari manakah diantara tiga kelompok yang berbeda dan yang tidak berbeda.
f. Perhitungan Gain Ternormalisasi Perhitungan gain ternormalisasi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana peningkatan kemampuan dasar komunikasi matematis selama
penelitian
pendekatan
Brain
ini
baik
Based
dengan
Learning
pembelajaran
siswa
menggunakan
maupun pembelajaran yang
menggunakan pendekatan konvensional. Adapun perhitungan gain ternormalisasi menggunakan bantuan software Ms. Exel dengan rumus Melzer (Humaeroh, 2014, hlm. 42) sebagai berikut:
Nurchasanah,2016 PENGARUH PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA KONSEP LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
g
skor. postes skor. pretes x100% skor.ideal skor. pretes
Dimana skor ideal yaitu 100.
Acuan untuk melihat peningkatan N-Gain digunakan tabel berikut: Tabel 3.4 Interpretasi N–Gain Gain
Klasifikasi
g>0,7
gain tinggi
0,3
gain sedang
g≤0,3
gain rendah
2. Analisis Data Non-Tes a. Analisis Data Skala Sikap Data yang dikumpulkan dari skala sikap kemudian dianalisis dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut: Setelah pelaksanaan uji tes akhir, siswa langsung diberikan seperangkat tes skala sikap. Setiap butir skala sikap yang terkumpul kemudian rerata jumlah siswa yang menjawab SS, S, TS, atau STS dihitung, cara ini bertujuan untuk mengungkap kecendrungan pilihan siswa secara umum. Tingkat persetujuan siswa untuk masing-masing item dihitung. Data hasil angket ini kemudian dibuat bentuk persentase untuk mengetahui frekuensi masing-masing alternatif jawaban yang diberikan. Dalam pengolahan data, digunakan rumus perhitungan sebagai berikut: P= Keterangan: P = Persentase jawaban n1 = banyaknya siswa yang menjawab skor 4 n2 = banyaknya siswa yang menjawab skor 3 n3 = banyaknya siswa yang menjawab skor 2 n4 = banyaknya siswa yang menjawab skor 1 Skor Ideal = jumlah responden x skor maksimal= 25 x 4 = 100
Nurchasanah,2016 PENGARUH PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA KONSEP LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kemudian menurut Riduwan (2008, hlm. 88) dibawah ini merupakan kriteria interpretasi skor skala sikap. Tabel 3.5 Kriteria Persentase Skala Sikap Persentase 0% - 20% 21% - 40% 41% - 60% 61% - 80% 81% - 100%
Kriteria Sangat lemah Lemah Cukup Kuat Sangat kuat
c. Analisis Data Hasil Wawancara Wawancara dilakukan terhadap 5 siswa dari kelas eksperimen yang dipilih secara acak dari masing-masing kelompok rendah, sedang, dan tingggi pada tiap-tiap kelas eksperimen. Untuk mengetahui respon atau tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran Brain Based Learning dan untuk memperkuat hasil dari data kuesioner yang telah didapat. d. Analisis Data Hasil Observasi Data hasil observasi disajikan dalam bentuk tabel guna untuk memudahkan dalam membaca data. Data tersebut kemudian dianalisis untuk mengetahui aktivitas siswa dan guru selama pembelajaran berlangsung apakah aspek-aspek yang dituliskan dalam lembar observasi dilaksanakan atau tidak.
Nurchasanah,2016 PENGARUH PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA KONSEP LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Nurchasanah,2016 PENGARUH PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA KONSEP LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu