BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Deskripsi Latar
SOCIETY+ Coffee Bar & Lounge merupakan sebuah konsep kafe yang membidik pangsa pasar kelas premium (kelas A). Mulai dari menu makanan yang beragam, mulai dari masakan Asia sampai masakan Eropa tersedia untuk menunjang image SOCIETY+ Coffee Bar & Lounge. Selain itu, SOCIETY+ Coffee Bar & Lounge juga menwarkan beragam minuman mulai dari minuman non-alkohol sampai minuman beralkohol. Namun karena SOCIETY+ Coffee Bar & Loungedapat dikatakan sebagai kafe baru di wilayah Jakarta, khususnya Jakarta Barat ini, SOCIETY+ Coffee Bar & Loungemasih menemukan banyak kendala dalam pengoperasiannya. Contoh kendala yang masih ditemui adalah kendala dalam kegiatan komunikasi pemasarannya. Karena kendala ini, SOCIETY+ Coffee Bar & Lounge belum memiliki pangsa pasar yang luas. Hal ini dapat berakibat kepada tingkat penjualannya yang lebih rendah dibandingkan kafe-kafe serupa yang berada di wilayah Jakarta Barat. Oleh karena itu, penulis melakukan observasi selama kurang lebih 3 (tiga) bulan di SOCIETY+ Coffee Bar & Loungeuntuk mengetahui lebih dalam permasalahan yang terjadi. Penulis melakukan penelitian untuk mengetahui kegiatan komunikasi pemasaran
18
19 yang dilakukan oleh public relations SOCIETY+ Coffee Bar & Lounge dalam menjalankan tugasnya. Penulis juga ingin mencari tahu apakah upaya-upaya yang dilakukan dalam kegiatan komunikasi pemasaran tersebut berjalan baik atau tidak. Dalam observasi secara langsung yang telah dilakukan selama 3 (tiga) bulan di SOCIETY+ Coffee Bar & Lounge, penulis terjun langsung dalam kegiatan komunikasi pemasaran yang dilakukan agar dapat memperoleh data-data yang lebih tepat.
3.2
Sumber Data
3.2.1 Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber data yang asli secara langsung (tidak melalui perantara) Data primer berupa opini atau pendapat dari suatu subjek (orang) secara individu maupun kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda atau kejadian maupun gasil pengujian.
3.2.2 Data sekunder
Data sekunder merupakan data pendukung data primer. Data sekunder diperoleh secara tidak langsung (melalui media perantara). Data sekunder berupa bukti, catatan, laporan historis yang disusun menjadi arsip yang dipublikasikan atau tidak dipublikasikan. Data sekunder yang diambil adalah data-data perusahaan yang berkaitan dalam penelitian yang dilakukan penulis
20 di SOCIETY+ Coffee Bar & Lounge. Selain itu, data sekunder yang digunakan penulis berasal dari, antara lain: 1.
Pustaka Internet Dalam
penelitian
ini,
penulis
menggunakan
internet
untuk
memperkuat data yang telah diperoleh penulis dari sumber lain. Sumber dari pustaka internet ini adalah situs resmi dari SOCIETY+ Coffee Bar & Lounge sebagai tempat penulis melaksanakan penelitian ini. Situs resmi tersebut adalah www.societyplus.org
2.
Pustaka Buku Dalam penelitian ini, penulis menggunakan referensi dari berbagai
buku dan jurnal yang memuat berbagai teori berkaitan yang dibutuhkan oleh penulis untuk mendukung penelitian yang dilakukan.
3.
Data dari perusahaan Dalam penelitian ini, penulis memperoleh data-data resmi dari
perusahaan
3.3
Satuan Kajian Satuan kajian merupakan hal-hal yang dikaji dalam penelitian ini. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana
public relations menjalankan kegiatan komunikasi
pemasaran di SOCIETY+ Coffee Bar & Lounge. 2. Apa sajakah dampak yang ditimbulkan sebagai akibat dari proses komunikasi pemasaran yang telah dilakukan tersebut.
21 3. Bagaimanakah komunikasi pemasaran yang baik yang dapat dilakukan untuk mempertahankan citra, konsumen dan pangsa pasar dari SOCIETY+ Coffee Bar & Lounge.
3.4
Tahap-tahap Riset Dalam penulisan karya ini, penulis melakukan wawancara dan observasi
secara langsung ke perusahaan. Tahap pengumpulan data yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut: 1. Penetapan masalah 2. Pengumpulan data 3. Pengolahan data 4. Penulisan hasil data riset 5. Penarikan kesimpulan
3.5
Metode Riset Metode yang penulis gunakan adalah metode kualitatif dengan penjelasan
secara deskriptif.. Riset kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data sedalam-dalamnya. (Kriyantono, 2012:56). Secara umum, riset yang menggunakan metode kualitatif mempunyai ciri-ciri (Kriyantono, 2012:57) •
Intensif, partisipasi periset dalam waktu lama pada setting lapangan, periset adalah instrumen pokok riset.
•
Perekam yang sangat hati-hati terhadap apa yang terjadi dengan catatancatatan di lapangan dan tipe-tipe lain dari bukti-bukti dokumenter.
22 •
Analisis data lapangan.
•
Melaporkan hasil termasuk deskripsi detail, quotes (kutipan-kutipan) dan komentar-komentar.
•
Tidak ada realitas yang tunggal, setiap periset mengkreasi realitas sebagai bagian dari proses risetnya.
•
Realitas dipandang sebagai dinamis dan produk konstruksi sosial.
•
Subjektif dan berada hanya dalam referensi periset. Periset sebagai sarana penggalian interpretasi data.
•
Realitas adalah holistik dan tidak dapat dipilah-pilah.
•
Periset memproduksi pejelasan unik tentang situasi yang terjadi dan individu-individunya.
•
Lebih pada kedalaman (depth) daripada keluasan (breadth).
•
Prosedur riset : empiris – rasional dan tidak berstruktur.
•
Hubungan antara teori, konsep dan data : data memunculkan atau membentuk teori baru.
Penulis melakukan observasi dan wawancara mengenai kegiatan komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh SOCIETY+ Coffee Bar & Lounge dan kaitannya terhadap jumlah penjualan selama periode tersebut.
23 3.6
Pengumpulan dan Pencatatan Data
1.
Wawancara
Menurut Moleong (Herdiansyah, 2010: 118), wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut. Menurut Tubbs dan Moss (Hubeis, 2012:117), wawancara adalah suatu proses komunikasi dyodik relasional dengan tujuan yang serius, dan ditetapkan terlebih dulu, dirancang untuk mempertukar perilaku dan melibatkan tanya jawab, atau suatu percakapan berdasarkan suatu maksud. Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan teknik wawancara. Namun, penulis melakukan wawancara tidak berbatas dengan wawancara baku atau formal saja, tetapi juga wawancara tidak baku dengan pertanyaan yang bersifat tertutup. Hal ini bertujuan: 1. Penulis dapat melakukan pendekatan terhadap sumber berita. 2. Penulis dapat mengumpulkan informasi lebih luas, karena dengan teknik wawancara, sumber berita tidak terikat pada pertanyaanpertanyaan yang terbatas. 3. Pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang cenderung lebih spesifik, maka penulis akan mendapatkan informasi secara lebih spesifik pula.
24 4. Waktu yang digunakan dalam wawancara akan lebih singkat. 5. Sumber berita (responden) tidak merasa dikecam, sehingga suasana wawancara akan lebih santai dan sumber berita juga akan lebih mudah memberikan informasi yang penulis butuhkan dalam penelitian ini.
Pencatatan data yang dilakukan oleh penulis saat wawancara adalah dengan
merekam
proses
wawancara
dengan
tape
recorder
agar
mempermudah serta meminimalisir kemungkinan data yang tertinggal atau terlupa.
2.
Observasi
Observasi atau pengamata adalah kegiatan keseharian manusia dengan menggunakan pancaindra mata sebagai alat bantu utamanya selain pancaindra lainnya seperti telinga, penciuman, mulut dan kulit. (Elvinaro Ardianto, 2010:165) Dapat dikatakan observasi adalah kegiatan melihat dan mengamati secara langsung (tanpa mediator) suatu objek tertentu. Namun tidak semua observasi dapat dikatakan sebagai metode dalam suatu riset. Observasi harus memenuhi syarat-syarat tertentu agar bermanfaat bagi kegiatan riset. Syarat-syarat tersebut antara lain (Rachmat Kriyantono, 2012:110):
25 •
Observasi digunakan dalam riset dan telah direncanakan secara sistematik.
•
Observasi harus berkaitan dengan tujuan riset yang telah ditetapkan
•
Observasi yang dilakukan harus dicatat secara sistematis dan dihubungkan dengan proporsisi umum dan bukan dipaparkan sebagai suatu yang harus menarik perhatian.
•
Observasi dapat dicek dan dikontrol mengenai validitas dan kredibilitasnya.
Penulis mencatat seluruh hasil observasi ke dalam sebuah memo dan penulis juga mengambil beberapa gambar yang mendukung penelitian yang dilakukan.
3.7
Analisis dan Penafsiran Data Analisis data menurut Patton adalah proses mengatur urutan data,
mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar. (Ardianto, 2012 : 217). Menurut Nasution, ada beberapa langkah analisis data dalam penelitian kualitatif (Ardianto, 2012 : 216 - 217), antara lain : 1.
Mereduksi data
2.
Men-display data
3.
Mengambil keputusan dan verifikasi
4.
Menganalisis data
26
3.8
5.
Membuat lembar rangkuman
6.
Menggunakan matriks dalam analisis data
Pemeriksaan Keabsahan Data Keabsahan data harus dipastikan benar-benar tepat dalam suatu penelitian
kualitatif. Salah satu pemeriksaan keabsahan data adalah dengan cara triangulasi. Tujuan triangulasi adalah mengecek kebenaran data tertentu dengan membandingkannya dengan data yang diperoleh dari sumber lain, pada berbagai fase penelitian lapangan, pada waktu yang berlainan dan dengan menggunakan metode yang berlainan. (Ardianto, 2010:197) Seperti yang dikutip dari Bachtiar S.Bahri dalam jurnal ”Meyakinkan Validitas Data melalui Triangulasi pada penelitian Kualitatif” , Triangulasi terdiri dari beberapa cara, antara lain (Bahri, 2010: 55-57) : a.
Triangulasi Sumber Triangulasi sumber berarti membandingkan mencek ulang derajat
kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui sumber yang berbeda. Misalnya
membandingkan
hasil
pengamatan
dengan
wawancara;
membandingkan antara apa yang dikatakan umum dengan yang dikatakan secara pribadi, membandingkan hasil wawancara dengan dokumen yang ada. b.
Triangulasi Waktu Triangulasi digunakan untuk validitas data yang berkaitan dengan
perubahan suatu proses dan perilaku manusia, karena perilaku manusia mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Untuk mendapatkan data yang sahih melalui observasi peneliti perlu mengadakan pengamatan tidak hanya satu kali pengamatan saja.
27 c.
Triangulasi Teori Triangulasi teori adalah memanfaatkan dua teori atau lebih untuk
diadu atau dipadu. Untuk itu diperlukan rancangan penelitian pengumpulan data dan analisis data yang lebih lengkap. Dengan demikian akan dapat memberikan hasil yang komprehensif. d.
Triangulasi Peneliti Triangulasi peneliti adalah menggunakan lebih dari satu peneliti
dalam mengadakan observasi atau wawancara. Karena masing-masing peneliti mempunyai gaya, sikap dan persepsi yang berbeda dalam mengamati suatu fenomena maka hasil pengamatan dapat berbeda dalam mengamati fenomena yang sama. Pengamatan dan wawancara dengan menggunakan dua atau lebih pengamat/pewawancara akan dapat memperoleh data yang lebih absah. Sebelumnya tim peneliti perlu mengadakan kesepakatan dalam menentukan kriteria/acuan pengamatan dan atau wawancara. e.
Triangulasi Metode Triangulasi metode adalah usaha mencek keabsahan data, atau
mencek keabsahan temuan penelitian. Triangulasi metode dapat dilakukan dengan menggunakan lebih dari satu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan data yang sama. Pelaksanaannya dapat juga dengan cara cek dan recek.
28 Penulis menggunakan triangulasi teori. Model triangulasi tersebut digunakan penulis karena sesuai dengan konsep dan penelitian yang dilakukan oleh penulis. Triangulasi teori dilakukan dengan membandingkan data primer dan data sekunder yang penulis dapatkan dalam penelitian dengan teori yang berkaitan.