BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metoda Pengumpulan Data 3.1.1. Populasi Untuk mengetahui aspek apa saja yang mempengaruhi efektivitas pengembangan bersama sistem informasi manajemen sebagai akibat dari pengadopsian teknologi baru, maka perlu pembatasan pada perusahaan mana saja yang akan dilakukan penelitian sehingga hasil analisa mempunyai validitas yang tinggi karena diambil dari perusahaan yang mempunyai model bisnis yang sejenis. Perusahaan-perusahaan tersebut diambil dengan memilih model bisnis yang mempunyai konsentrasi dalam bidang konsultan sistem informasi dan masih tergolong baru dalam mengadopsi teknologi enterprise platform J2EE atau .NET. Populasi perusahaan konsultan di Indonesia diambil dari beberapa sumber seperti melalui pencarian di yellow pages, search engine, dan beberapa majalah yang ada di Indonesia. 3.1.2. Sampel Dari pengumpulan melalui beberapa media, akan dipilih perusahaan yang memenuhi batasan pada penelitian ini. Dari sampel 15 ini akan diberikan beberapa pertanyaan yang ditujukan untuk manajemen tingkat menengah dan atas sebagai pembuat keputusan dalam pemilihan teknologi yang ingin diadopsi dan tim yang bekerja di lapangan sebagai orang yang berhadapan langsung dengan proses adopsi teknologi tersebut. 15 3.1.3. Teknik Sampling Jumlah sampel yang dihitung menggunakan metoda rule of thumb (Neuman,2000), dimana semakin kecil jumlah populasi yang akan diteliti, semakin besar rasio sample yang harus diambil untuk mendapatkan sampel yang akurat. Sebaliknya semakin besar populasi dimungkinkan untuk mengambil sampel yang lebih kecil untuk mendapatkan sampel yang sama baiknya. Untuk populasi yang kecil (di bawah 1,000), dibutuhkan sampel yang besar (30%). Untuk populasi yang lebih besar (sekitar 10,000) sampel sebesar 10% dibutuhkan. Untuk populasi yang besar (di atas 150,000) rasio sampel yang lebih kecil dapat digunakan (1%). Dan untuk populai yang sangat besar (di atas 10,000,000), rasio sampel yang sangat kecil (0.025%) dapat digunakan.
Kuesioner yang diberikan kepada manajemen perusahaan tersebut akan menggunakan simple random sample (sampel acak sederhana) dimana dibagikan melalui pengiriman lewat e-mail jika pemberian secara langsung tidak dimungkinkan. Responden yang diberikan kuesioner akan dihubungi dan ditunggu responnya selama dua minggu sehingga cukup waktunya bagi mereka untuk mengisi dan mengembalikan. Untuk memudahkan komunikasi dengan responden maka disediakan alamat e-mail untuk mengembalikan kuesioner tersebut yaitu
[email protected]
3.2. Analisis Validitas dan Reliabilitas 3.2.1. Uji Validitas Dalam suatu penelitian maka keabsahan data dan hasil analisa sangat diperlukan untuk mendukung teori dan hipotesa yang diambil. Untuk itu hasil dari kuesioner yang disebar sebagai instrumen pengumpulan data harus diuji validitasnya. Data yang tidak valid dapat dihilangkan untuk menjamin bahwa hasil penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan. Untuk itu setiap responden diharapkan dapat mengisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan tanpa tekanan dan interferensi dari pihak lain. Ada beberapa langkah yang harus diperhatikan dalam melakukan uji validitas ini, yaitu (Umar,2000 dan Neuman,2000) : Uji Validitas Dalam melakukan uji validitas berasal dari konsep para ahli dan dari literatur yang dapat dipertanggungjawabkan Gunakan pre-test atau uji awal dengan membuat pertanyaan-pertanyaan awal sebelum membuat kuesioner yang siap edar. Tabulasi data Validitas Internal Validitas internal adalah kemampuan untuk mengeliminasi penjelasan-penjelasan alternatif dari variabel terikat (dependent variable) Validitas internal dapat dihitung dengan membandingkan model yang dibangun dengan yang tertera dalam literatur Validitas Eksternal Validitas eksternal adalah kemampuan untuk men-generalisasi temuan-temuan pada penelitian ini kepada hal-hal di luar penelitian itu sendiri. Validitas eksternal dapat dihitung dengan membandingkan kriteria-kriteria dari instrumen pengukuran data dengan fakta yang ada di kehidupan nyata. 3.2.2. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dimaksudkan agar suatu fakta mempunyai ketergantungan dan konsistensi dengan hal yang lain, sehingga bukan hanya menjadi suatu teori atau hal yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Sehingga menurut Neuman (Neuman,2000), reliabilitas berarti
ketergantungan dan konsistensi. Hal ini berlaku jika suatu hal yang terjadi dalam suatu kondisi yang sama maka hal tersebut akan terulang. Dalam dunia nyata sebenarnya sulit untuk mengukur hal yang intangible atau bersifat kualitatif, sehingga dibuthkan uji ini.
Ada tiga tipe reliabilitas berikut metoda pengukurannya (Neuman,2000): • Stability Reliability Digunakan untuk memastikan apakah pengukuran akan menghasilkan hasil yang sama jika diaplikasikan pada orang yang sama namun dengan waktu yang berbeda. Dengan menggunakan metoda pengukuran test-retest, grup sampel yang telah menjawab kuesioner akan disuruh untuk mencoba mengulangi kembali pengisian tersebut. Jika indikator menyatakan stabil, seharusnya jawaban yang diberikan pasti akan sama dengan sebelumnya. •
Representative Reliability Digunakan untuk memastikan apakah pengukuran akan menghasilkan hasil yang sama jika diaplikasikan pada grup sampel yang berbeda. Dengan menggunakan metoda Subpopulation analysis, dapat dilihat apakah pertanyaan yang diberikan akan menghasilkan hasil yang sama jika diberikan kepada suatu grup daripada grup yang lainnya.
•
Equivalence Reliability Digunakan ketika beberapa pengukuran dilakukan dan apakah pengukuran tersebut menghasilkan nilai yang konsisten terhadap indikator yang berbeda-beda. Metoda statistik yang dapat digunakan di sini adalah Cronbach's Alpha.
3.3. Desain Penelitian 3.3.1. Model Penelitian Dari model penelitian seperti pada gambar 3.1 di bawah dapat terlihat empat variabel bebas dari pengadopsian teknologi baru, yaitu teknologi baru itu sendiri, Kemampuan sumber daya manusia, keikutsertaan pengguna (user involvement) dan resistensi pengguna (user resistance) yang akan memilliki hubungan dengan faktor pengembangan bersama sistem informasi manajemen yaitu efektivitas dan performance pada khususnya. Teknologi Baru (X1)
Kemampuan - Training (X4) - Learning Speed (X5)
Pengembangan Bersama Sistem Informasi Manajemen Efektivitas (Y1)
Keikutsertaan Pengguna (X2)
Performance (Y2)
Resistensi Pengguna (X3)
G amb ar 3.1. Mod el Pene litia n Ado psi Tek nolo gi Bar u Ter had ap Efek tivit
as Pengembangan Bersama Sistem Informasi Manajemen 3.3.2. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdapat dua jenis variabel yaitu variabel terikat (dependent variable) dan variabel bebas (independent variable). Independent Variable adalah variabel-variabel dalam penelitian yang menunjukkan aspek-aspek yang terkait dengan efektivitas dan kinerja pengembangan bersama sistem informasi manajemen di Indonesia yaitu hubungan dengan adopsi teknologi baru, kemampuan (skill), Keikutsertaan pengguna (user involvement) dan Resistansi Pengguna (user resistance). Sedangkan dependent variable adalah variabel-variabel yang terkait dengan hasil dari adopsi teknologi baru sehubungan dengan pengembangan bersama sistem informasi manajemen, yaitu efektivitas dan kinerja.
Baik variabel bebas maupun variabel tak bebas memiliki nilai interval dengan keterangan: • Sangat Tidak Setuju (nilai =1) •
Tidak Setuju (nilai =2)
•
Netral (nilai =3)
•
Setuju (nilai =4)
•
Sangat Setuju (nilai =5)
Keterangan rinci mengenai variabel-variabel ini dapat dijelaskan: X1 = Teknologi baru, meliputi pemilihan teknologi pengembangan aplikasi beserta alternatifnya. X2 = Keikutsertaan pengguna (User Involvement), meliputi ikut sertanya user dalam proses adopsi teknologi tersebut. X3 = Resistensi pengguna (User Resistance), mencakup penolakan yang timbul dari pihak pengguna akibat dari teknologi yang baru diadopsi. X4 = Kemampuan (skill), dilihat dari faktor training yang dipersiapkan untuk menghadapi proses adopsi teknologi baru. X5 = Kemampuan (skill) dilihat dari faktor Learning Speed atau kecepatan pembelajaran dari anggota tim untuk menghadapi proses adopsi teknologi baru. Y1 = Efektivitas proses pengembangan sistem, mencakup sejauh mana sistem yang dibangun dapat memenuhi keinginan semua pihak. Y2 = Performa proses pengembangan yang mencakup pada target pencapaian dalam proses pengembangan berdasarkan apa yang telah direncanakan sebelumnya.
3.4. Hipotesis
Dari variabel yang terbentuk dan model yang menghubungkan variabel tersebut di atas maka hipotesis yang muncul dalam penelitian ini dapat dibagi ke dalam dua bagian, pertama hubungan masing-masing dan keseluruhan variabel bebas terhadap efektivitas proses pengembangan, dan yang kedua terhadap kinerja proses pengembangan, dengan total hipotesis sebanyak 12 (dua belas) hipotesis. 3.4.1. Terhadap Faktor Efektivitas Pengembangan Sistem •
Hipotesis yang menyatakan pemilihan teknologi baru yang akan diadopsi terhadap alternatif-alternatif yang tersedia berkorelasi dengan efektivitas pengembangan bersama sistem informasi manajemen. H0
=
Pemilihan teknologi baru yang sesuai tidak ada korelasinya dengan efektivitas pengembangan sistem.
H1
=
Pemilihan teknologi baru yang sesuai ada korelasinya dengan efektivitas pengembangan sistem.
Test hipotesis:
•
ρ1 = 0 H0 : ρ1 ≠ 0 H1 : Hipotesis yang menyatakan keikutsertaan pengguna (user involvement) berkorelasi dengan efektivitas pengembangan bersama sistem informasi manajemen H0
=
keikutsertaan pengguna (user involvement) tidak ada korelasinya dengan efektivitas pengembangan sistem
H1
=
keikutsertaan pengguna (user involvement) ada korelasinya dengan efektivitas pengembangan sistem.
Test hipotesis: H0 H1
: :
ρ2 = 0 ρ2 ≠ 0
•
Hipotesis yang menyatakan resistensi pengguna (user resistance) berkorelasi dengan efektivitas pengembangan bersama sistem informasi manajemen H0
=
resistensi pengguna (user resistance) tidak ada korelasinya dengan efektivitas pengembangan sistem
H1
=
resistensi pengguna (user resistance) ada korelasinya dengan efektivitas pengembangan sistem.
Test hipotesis: H0 H1 •
: :
ρ3 = 0 ρ3 ≠ 0
Hipotesis yang menyatakan bahwa kemampuan (skill) sumber daya manusia dilihat dari sisi training yang diberikan berkorelasi dengan efektivitas pengembangan bersama sistem informasi manajemen. H0
=
Training yang diberikan tidak ada korelasinya dengan efektivitas pengembangan sistem
H1
=
Training
yang
diberikan
ada
korelasinya
dengan
efektivitas
pengembangan sistem. Test hipotesis: H0 H1 •
: :
ρ4 = 0 ρ4 ≠ 0
Hipotesis yang menyatakan bahwa kemampuan (skill) sumber daya manusia dilihat dari sisi kecepatan pembelajaran (Learning Speed) yang diberikan berkorelasi dengan efektivitas pengembangan bersama sistem informasi manajemen. H0
=
Kecepatan Pembelajaran pada teknologi baru tidak ada korelasinya dengan efektivitas pengembangan sistem
H1
=
Kecepatan Pembelajaran pada teknologi baru ada korelasinya dengan efektivitas pengembangan sistem
Test hipotesis: H0 H1 •
: :
ρ5 = 0 ρ5 ≠ 0
Hipotesis yang menyatakan ada atau tidaknya hubungan linier antara seluruh variabel bebas terhadap efektivitas pengembangan sistem. H0
=
H1
=
Faktor-faktor Teknologi Baru, Training, Kecepatan Pembelajaran, Keikutsertaan Pengguna dan Resistensi Pengguna tidak mempengaruhi secara linier terhadap efektivitas pengembangan bersama sistem informasi Faktor-faktor Teknologi Baru, Training, Kecepatan Pembelajaran, Keikutsertaan Pengguna dan Resistensi Pengguna mempengaruhi secara linier terhadap efektivitas pengembangan bersama sistem informasi
Test Hipotesis: H0
:
β1 = β2 = β3 = β4 = β5 = 0
H1
:
Tidak Semua βi (i=1,2,3,4,5) sama dengan 0 (nol)
3.4.2. Terhadap Faktor Kinerja Pengembangan Sistem
•
Hipotesis yang menyatakan pemilihan teknologi baru yang akan diadopsi terhadap alternatif-alternatif yang tersedia berkorelasi dengan kinerja pengembangan bersama sistem informasi manajemen. H0
=
Pemilihan teknologi baru yang sesuai tidak ada korelasinya dengan kinerja pengembangan sistem.
H1
=
Pemilihan teknologi baru yang sesuai ada korelasinya dengan kinerja pengembangan sistem.
Test hipotesis:
•
ρ1 = 0 H0 : ρ1 ≠ 0 H1 : Hipotesis yang menyatakan keikutsertaan pengguna (user involvement) berkorelasi dengan kinerja pengembangan bersama sistem informasi manajemen H0
=
keikutsertaan pengguna (user involvement) tidak ada korelasinya dengan kinerja pengembangan sistem
H1
=
keikutsertaan pengguna (user involvement) ada korelasinya dengan kinerja pengembangan sistem.
Test hipotesis: H0 H1 •
: :
ρ2 = 0 ρ2 ≠ 0
Hipotesis yang menyatakan resistensi pengguna (user resistance) berkorelasi dengan kinerja pengembangan bersama sistem informasi manajemen H0
=
resistensi pengguna (user resistance) tidak ada korelasinya dengan kinerja pengembangan sistem
H1
=
resistensi pengguna (user resistance) ada korelasinya dengan kinerja pengembangan sistem.
Test hipotesis: H0 H1 •
: :
ρ3 = 0 ρ3 ≠ 0
Hipotesis yang menyatakan bahwa kemampuan (skill) sumber daya manusia dilihat dari sisi training yang diberikan berkorelasi dengan kinerja pengembangan bersama sistem informasi manajemen.
H0
=
Training
yang
diberikan
tidak
ada
korelasinya
dengan
kinerja
pengembangan sistem H1
=
Training yang diberikan ada korelasinya dengan kinerja pengembangan sistem.
Test hipotesis: H0 H1 •
: :
ρ4 = 0 ρ4 ≠ 0
Hipotesis yang menyatakan bahwa kemampuan (skill) sumber daya manusia dilihat dari sisi kecepatan pembelajaran (Learning Speed) yang diberikan berkorelasi dengan kinerja pengembangan bersama sistem informasi manajemen. H0
=
Kecepatan Pembelajaran pada teknologi baru tidak ada korelasinya dengan kinerja pengembangan sistem
H1
=
Kecepatan Pembelajaran pada teknologi baru ada korelasinya dengan kinerja pengembangan sistem
Test hipotesis: H0 H1 •
: :
ρ5 = 0 ρ5 ≠ 0
Hipotesis yang menyatakan ada atau tidaknya hubungan linier antara seluruh variabel bebas terhadap kinerja pengembangan sistem. H0
=
H1
=
Faktor-faktor Teknologi Baru, Training, Kecepatan Pembelajaran, Keikutsertaan Pengguna dan Resistensi Pengguna tidak mempengaruhi secara linier terhadap kinerja pengembangan bersama sistem informasi Faktor-faktor Teknologi Baru, Training, Kecepatan Pembelajaran, Keikutsertaan Pengguna dan Resistensi Pengguna mempengaruhi secara linier terhadap kinerja pengembangan bersama sistem informasi
Test Hipotesis:
H0
:
β1 = β2 = β3 = β4 = β5 = 0
H1
:
Tidak Semua βi (i=1,2,3,4,5) sama dengan 0 (nol)
3.5. Analisa Statistik Untuk menganalisa data tersebut maka dibutuhkan alat uji statistik. Dalam penelitian ini akan digunakan beberapa metode statistik seperti untuk menghitung nilai rata-rata (Mean) dari jawaban yang diberikan, standar deviasi, uji korelasi dan persamaan regresi dengan uji F dan uji t. Standar deviasi sebagai alat untuk mengukur seberapa jauh data yang diperoleh menyimpang dari rata-rata keseluruhannya. Nilai ini akan banyak digunakan dalam analisa statistik lebih lanjut.
S=
∑ ( Xi -X )2 n-1
Dimana S adalah standar deviasi, Xi nilai dari masing-masing data observasi, dan X adalah rata-rata keseluruhan sampel. Untuk mengetahui seberapa jauh dua variabel memiliki hubungan (korelasi), maka harus dihitung koefisien korelasinya. Koefisien korelasi (r) adalah ukuran kekuatan hubungan linier antara kedua variabel tersebut.
Nilai koefisien korelasi r r = 2 2 2 2 ini [ n(ΣX ) – (ΣX) ] [ n(ΣY ) – (ΣY) ] berkisar antara –1 sampai dengan 1, dimana 1 berarti kedua variabel yang diuji memiliki hubungan positif yang sempurna, nilai -1 berarti kedua variabel memiliki hubungan negatif/terbalik yang sempurna, dan nilai 0 berarti kedua variabel tidak memiliki hubungan sama sekali. Tingkat hubungan antara variabel lebih detail dijelaskan pada Gambar 3.2 di bawah. n(ΣXY) – (ΣX)( ΣY)
Ga Korelasi Negatif Sempurna Korelasi Negatif Kuat
Korelasi Positif Sempurna
Tidak Ada Korelasi Berkorelasi Berkorelasi Negatif Negatif Sedang Lemah
-1
- 0,5
Korelasi Positif Lemah 0
Berkorelasi Berkorelasi Positif Positif Sedang Kuat 0,5
mb ar 3.2.
1
Ke kua
tan dan Arah Koefisien Korelasi (Mason, 1999) Selanjutnya karena hipotesis yang didefinisikan di atas akan membuktikan ada atau tidaknya hubungan linier antara beberapa variabel bebas terhadap masing-masing variabel terikat, maka metoda statistik yang digunakan adalah uji F terhadap sampel yang didapat. Hasil yang diperoleh dari uji F hanya menghasilkan apakah satu atau lebih dari variabel bebas memang memiliki hubungan linier terhadap variabel terikat tanpa mengetahui variabel mana yang benar-benar memiliki hubungan linier secara signifikan. Uji F didapat melalui analisa varian (ANOVA) seperti di bawah ini, Variasi Regresi Error
SS SSR SSE
DF k n-(k+1)
Total
SST
n-1
MS MSR MSE
F F=MSR/MSE
Secara sederhana uji F dapat dijelaskan sebagai berikut, jika nilai significance yang dipilih adalah α=0,05 atau lima kesalahan dalam seratus sampel kejadian, maka jika nilai F yang didapat berada pada daerah penolakan (daerah penolakan terhadap hipotesis nol yang didapat melalui tabel distribusi F(n-(k+1),k) berdasarkan degree of freedom / df dari Regresi, Error dan α=0,05) maka dapat disimpulkan satu atau lebih dari variabel bebas mempengaruhi variabel terikat secara linier dan signifikan. Untuk mengetahui seberapa besar variabel-variabel bebas (Xi) tersebut mempengaruhi variabel terikat (Y), besaran yang digunakan dari hasil uji F dari regresi linier ini adalah nilai Adjusted R-square (Adj R2). Apabila nilai Adjusted R-square ini rendah, salah satu kemungkinan yang bisa terjadi adalah terjadinya Multicollinearity atau adanya hubungan korelasi yang besar dan signifikan antara sesama variabel bebas. Rule of thumb yang bisa diambil sebagai acuan
terjadinya Multicollinearity ini apabila terjadinya hubungan korelasi antara dua variabel bebas yang lebih besar dari 0,7 atau lebih kecil dari –0,7 (Mason, 1999). Untuk menentukan variabel mana dari variabel bebas yang secara signifikan mempengaruhi secara linier terhadap persamaan regresi maka dilakukan uji t.
bi – 0
t(n-(k+1)) Untuk : t untuk regresi n k
bi s ( b i)
=
-------s ( bi )
Untuk tes i(I=1,…,k) = = = =
Jumlah sampel Jumlah variabel bebas Estimasi koefisien regresi linier ke-i Standar error dari estimator
= Statistik tes masing-masing parameter