51
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1.
Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan bersifat deskriptif kualitatif, dimana peneliti
mendeskripsikan dan memaparkan tentang wawancara mendalam dan hasil penelitian terhadap objek penelitian yang dilakukan. Menurut Sarwono “metode deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel atau lebih (independent) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel yang lain”. 1 Sedangkan Moleong berpendapat bahwa “metode deskriptif kualitatif ini dipilih dalam upaya mencatat dan mendeskripsikan data-data yang dapat dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar dan bukan berupa angka-angka. Selain itu, semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti. Dengan demikian, laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut mungkin berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, video tape, dokumen pribadi, catatan atau memo dan dokumen resmi lainnya”. 2 Dari definisi di atas, peneliti menggunakan penulisan deskiptif adalah untuk penggambaran yang memaparkan suatu kejadian atau peristiwa yang terjadi pada objek penelitian yang bertujuan untuk membuat perbandingan atau evaluasi.
3.2.
Metode Penelitian Kualitatif Salah satu metode penelitian dalam penelitian kualitatif adalah berupa
penelitian dengan metode/pendekatan studi kasus (Case Study). Menurut Kountur 1
Jonatan Sarwono,. Pintar Menulis Karya Ilmiah – Kunci Sukses dalam Menulis Ilmiah. Yogyakarta: PT. Andi Offset. 2010 hal 34 2 Lexy J. Moleong,. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2005 hal 11
51
52
“penelitian kualitatif adalah penelitian dengan hasil data yang dikumpulkan bukanlah data yang dapat diuji dengan statistic” 3. Sedangkan pengertian Penelitian Kualitatif menurut Bogdan and Taylor dalam Ruslan “penelitian kualitatif diharapkan mampu menghasilkan suatu uraian mendalam tentang ucapan, tulisan dan tingkah laku yang di dapat dari suatu perusahaan atau individu atau organisasi tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif dan holistik” 4. Dalam penelitian kali ini, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif. Karena hasil data yang telah peneliti dapatkan, penulis uraikan dan tuliskan ke dalam proposal skripsi ini.
3.3.
Subjek Penelitian Dalam penelitian ini, subjek penelitiannya ada beberapa narasumber yang
berhubungan langsung dengan perubahan maupun perkembangan website ini, diantaranya : -
Senior Manager E-Commerce & Digital Marketing : Kristie Djuarsa
-
Asist. Manager sekaligus Web Design : Julian Enrico Toar
-
Spv. Digital Marketing (Admin Facebook dan Twitter) : Alham Mitrasyah Adam
-
Sr. Admin Staf (Admin Website Electronic Solution) : Tri Hastuti Widyaningsih
3 4
Ronny Kountur,. Metode Penelitian. Jakarta: Penerbit PPM. 2007 hal 105 Rosady Ruslan,. Metode PEnelitian Public Relations Komunikasi. Jakarta: Rajawali Pers. 2004 hal 215
53
Konsumen Aktif : Suci Anggraeni
-
Konsumen Pasif : Fajar Yulianto
3.4.
-
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah cara yang dilakukan oleh seorang peneliti
untuk mendapatkan data-data dari masyarakat agar ia dapat menjelaskan permasalahan penelitiannya. Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti menggunakan beberapa metode dalam mengumpulkan data. Pengumpulan data ini di klasifikasikan dalam dua bagian, diantaranya : 3.4.1. Data Primer Data Primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari subyek penelitian dengan mengan mengenakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari. Data primer ini disebut juga dengan Data Tangan Pertama.5 Data primer diperoleh dengan melakukan wawancara mendalam/depth interview dengan narasumber. Menurut Elvinaro Ardianto menjelaskan Wawancara mendalam adalah suatu teknik dalam penelitian kualitatif, seorang responden atau kelompok responden mengkomunikasikan bahan-bahan dan mendorong untuk di diskusikan secara bebas. 6
5 6
Saifuddin Azwar,. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2004 hal 20 Sugiyono., Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta. Hal 61
54
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara dengan mengajukan beberapa pertanyaan secara langsung kepada narasumber yang erat kaitannya dengan masalah yang dibahas dalam skripsi yang peneliti tulis. Dalam hal ini, peneliti akan mewawancarai beberapa narasumber dari pihak Electronic Solution yang berkaitan langsung dengan dibuatnya website baru tersebut. Diantaranya adalah Senior Manager E-Commerce & Digital Marketing yaitu Ibu Kristie Djuarsa, lalu Asist. Manager sekaligus Web Design Bapak Julian Enrico Toar, Supervisor Digital Marketing selaku Admin Facebook dan Twitter Electronic Solution yaitu Bapak Alham Mitrasyah Adam, Admin Staf Ibu Tri Hastuti Widyaningsih dan juga konsumen Electronic Solution. Beberapa narasumber diatas dipilih karena pihak-pihak tersebut yang berhubungan langsung dalam pembuatan website baru tersebut. 3.4.2. Data Sekunder Data Sekunder merupakan data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitiannya. Data sekunder ini disebut juga dengan Data Tangan Kedua.7 Sedangkan pengertian Data Sekunder menurut Kuncoro8 adalah “data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpulan data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data”.
7 8
Saifuddin Azwar,. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2004 hal 20 Mudrajat Kuncoro,. Metode Riset untuk Ekonomi Bisnis. Jakarta: Penerbit Erlangga. 2003 hal 127
55
Data ini diperoleh melalui studi kepustakaan/data yang tujuannya adalah untuk melengkapi data primer. Data berupa literatur dari buku terkait, laporan, dokumen dan lain-lain.
3.5.
Definisi Konsep Dalam penelitian ini definisi konsep yang peneliti bahas mencakup mengenai
aspek-aspek komunikasi, public relations, media komunikasi PR dan juga membahas mengenai aspek-aspek Electronic Public Relations (E-PR) dan pembahasan mengenai pemenuhan kebutuhan informasi kepada khalayak. Definisi konsep tentang peran E-PR yang dijalankan Web Division Electronic Solution dalam memenuhi kebutuhan informasi bagi konsumen melalui website baru merupakan salah satu point utama yang akan peneliti bahas dalam pembahasan kali ini.
3.6.
Fokus Penelitian Menurut Bob Julius Onggo Public Relations (PR) di media elektronik (E-PR)
mempunyai peranan yang lebih besar dan luas dibandingkan dengan PR di dunia fisik (PR Konvensional), karena apabila PR offline akan bergantung kepada seorang perantara dalam menyampaikan pesan korporat untuk ditayangkan di media cetak demi membangun citra perusahaan. Namun dengan E-PR, E-PR dapat melewati batas
56
penghalang ini dan langsung dapat menyampaikan pesan-pesan perusahaan kepada target khalayak perusahaan. 9 E-PR merupakan cara yang digunakan oleh PR untuk menjalin hubungan dengan khalayaknya dengan menggunakan media internet sebagai media yang digunakan untuk keperluan tugas ke-PR-an. Tujuannya untuk mempercepat penyampaian informasi dan untuk memberikan respon yang cepat terhadap permasalahan yang muncul. Di Indonesia, E-PR sering dikenal dengan istilah Cyber Public Relations atau Online Public Relations. Fokus utama E-PR adalah membidik media online dan mengadakan kerjasama dengan mereka untuk menyampaikan pesan-pesan PR.10 Menurut pengertian yang telah dijabarkan diatas, maka peran E-PR dapat digunakan dalam upaya memenuhi kebutuhan informasi kepada konsumen melalui beberapa media yang dapat digunakan. Menurut Sulistyo Basuki “kebutuhan informasi adalah informasi yang diinginkan seseorang untuk pekerjaan, penelitian, kepuasan rohaniah, pendidikan dan lain-lain”
11
. Dapat disimpulkan, kebutuhan
informasi adalah keinginan seseorang dalam memperoleh pengetahuan yang bernilai guna untuk dirinya. Dalam penelitian ini, fokus penelitiannya adalah peran E-PR yang dijalankan Web Division – Electronic Solution dalam memenuhi kebutuhan informasi kepada 9
Bob Julius Onggo,. E-Public Relations: Menggapai Publisitas di Era Interaktif Lewat Media Online. Yogyakarta: Penerbit Andi. 2004 hal 4-5 10 Bob Julius Onggo,. Cyber Public Relations. Jakarta: PT Elex Media Computindo kelompok Gramedia. 2004 hal 2 11 Sulistyo Basuki,. Pengantar Dokumentasi. Bandung: Rekayasa Sains.2004 hal 393
57
konsumen dengan cara menyediakan website, merubah tampilan website menjadi lebih menarik, dan menambah beberapa kategori sebagai informasi yang dapat disampaikan
langsung
kepada
konsumen
melalui
website
baru
www.electronicsolution.com.
Teknik Analisis Data
3.7.
Metode analisis data menurut Kriyantono “merupakan analisa yang terdapat adat yang berhasil dikumpulkan oleh periset, melalui perangkat metodelogi tertentu”12. Analisa data yang dilakukan peneliti, menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber, dengan menggunakan metode pengumpulan data yang bermacam-macam, dan dilakukan secara terus menerus sampai datanya penuh. Analisis data yang digunakan adalah wawancara mendalam dan observasi karena sesuai dengan tujuan penelitian. Menurut Miles dan Huberman ada tiga jenis kegiatan dalam analisis data, antara lain adalah sebagai berikut : a. Reduksi Data Reduksi data adalah suatu analisis yang mempertajam, memilih, memfokuskan, membuang, menyusun data dalam suatu cara dimana kesimpulan akhir dapat digambarkan. Reduksi data terjadi secara berkelanjutan hingga laporan akhir.
12
Rachmat Kriyantono,. Teknis Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana. 2006 hal 83
58
b. Model Data Model data adalah suatu kumpulan informasi yang tersusun, yang memperbolehkan pendeskripsian kesimpulan dan pengambilan tindakan. Bentuk yang paling sering dari model data kualitatif selama ini adalah teks naratif. c. Penarikan Kesimpulan Dari permulaan pengumpulan data, peneliti kualitatif mulai memutuskan apakah makna sesuatu, mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan, konfigurasi yang mungkin, alur sebab-akibat dan proporsi-proporsi. 13
3.8.
Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik Triangulasi. Triangulasi
diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Dalam bukunya yang berjudul Penelitian Komunikasi Kualitatif, Pawito menjelaskan mengenai beberapa jenis teknik Triangulasi, yaitu triangulasi data (sering kali juga disebut dengan triangulasi sumber), triangulasi metode, triangulasi teori, triangulasi peneliti. Triangulasi data seperti telah disinggung sebelumnya, menunjuk pada upaya peneliti untuk mengakses sumber-sumber yang lebih bervariasi guna memperoleh data berkenaan dengan persoalan yang sama, misalnya suami dengan isteri dan anak mengenai pola penggunaan televisi dalam keluarga. Hal ini berarti peneliti bermaksud menguji data yang diperoleh dari suatu sumber (untuk 13
A. Huberman & Mathew B.Miles,. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI Press. 1992 hal 20
59
dibandingkan) dengan data dari sumber lain. Dari sini, peneliti akan sampai pada salah satu kemungkinan: data yang diperoleh ternyata konsisten, atau berlawanan. Dengan cara begini peneliti kemudian dapat mengungkapkan gambaran yang lebih memadai (beragam persepektif) mengenai gejala yang diteliti 14. Triangulasi metode di situ menunjuk pada upaya peneliti membandingakan temuan data yang diperoleh dengan menggunakan suatu metode tertentu, (misalnya catatan lapangan yang dibuat selama melakukan observasi) dengan data yang diperoleh dengan menggunakan metode lain (misalnya transkip dari in-depth interview) mengenai suatu persoalan dan dari sumber yang sama. Dalam hal ini, peneliti sebenarnya berusaha menguji seberapa tingkat validitas dan rehabilitasi data dengan menunjukan metode yang berbeda. Triangulasi metode menjadi sangat urgen dalam penelitian komunikasi kualitatif yang menggunakan multiple-method – suatu penelitian yang menggunakan lebih dari satu jenis metode. Triangulasi teori menunjuk pada penggunaan perspektif teori yang bervariasi dalam menginterpretasi data yang sama. Data mengenai pengaruh personal, misalnya dapat dilihat dari perspektif teori yang beragam, seperti teori komunikasi getok tular (word of mouth communication), teori pemuka pendapat (opinion leader), dan teori norma budaya. Kenyataan bahwa jumlah golongan apatis (golput) cendrung meningkat, sebagai contoh lain, dapat dijelaskan dengan teori yang berbeda-beda,
14
Pawito,. Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta: PT. LKiS Pelangi Aksara Yogyakarta. 2007 hal 99-100
60
misalnya teori tentang fungsi partai politik atau teori tentang saluran khusus komunikasi politik untuk agregasi dan artikulasi kepentingan. Triangulasi peneliti dapat dilakukan ketika dua atau lebih peneliti bekerja dalam suatu tim yang meneliti persoalan yang sama. Dalam hubungan ini, temuan data dari peneliti yang lain, dan peneliti kemudian dapat melakukan analisis secara bersama-sama serta mengemukakan penjelasan mengenai temuan yang mungkin saling berbeda. Pada penelitian kali ini, peneliti menggunakan triangulasi sumber, karena menggali kebenaran informasi tertentu melalui berbagai metode dan sumber perolehan data. Misalnya, selain melalui wawancara dan observasi, peneliti juga menggunakan observasi terlibat (participant observation), dokumen tertulis, arsip, dokumen sejarah, catatan resmi, catatan atau tulisan pribadi dan gambar atau foto dokumentasi.