BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Paradigma Penelitian Dalam penelitian ini peneliti memakai paradigma dari salah satu penelitian kualitatif yaitu teori kritis (critical theory). Teori kritis memandang bahwa kenyataan itu sangat berhubungan dengan pengamat yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain serta nilai – nilai yang dianut oleh pengamat tersebut turut mempengaruhi fakta dari kenyataan tersebut. Paradigma teori kritis ini sama dengan paradigma postpositivisme yang menilai realitas secara kritis. (Tahir, 2011: 58)
3.3 Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dengan metode analisis semiotik. Semiotik disebut sebagai ilmu tentang tanda. Semiotik merupakan studi mengenai arti dan analisis dari kejadian-kejadian yang menimbulkan arti (meaning-producing event). Ilmu atau metode analisis yang mengkaji tanda yang disebut semiotika pada dasarnya hendak mempelajari bagaimana kemanusiaan (humanity) memaknai hal-hal (things). Memaknai (to signify) dalam hal ini tidak dapat dicampuradukkan dengan mengkomunikasikan (to communicate).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Memaknai adalah bahwa objek-objek tidak hanya membawa informasi, dalam hal mana objek-objek tersebut akan berkomunikasi, tetapi juga mengkonstitusi sistem terstruktur dari tanda. Dipilih sebagai metode penelitian karena semiotik bisa memberikan ruang yang luas untuk melakukan interpretasi terhadap iklan sehingga pada akhirnya bisa didapatkan makna yang tersembunyi dalam sebuah iklan. Metode analisis pendekatan semiotik bersifat interpretatif kualitatif, maka secara umum teknik analisis datanya menggunakan alur yang lazim digunakan dalam metode penulisan kualitatif, yakni mengidentifikasi objek yang diteliti untuk dipaparkan, dianalisis, dan kemudian ditafsirkan maknanya. Proses pembentukan makna oleh semiotika bersifat intesional dan memiliki motivasi, pada penelitian ini motivasi dianalisa melalui penggunaan teknik-teknik pada film, yaitu teknik analisis mise-en-scene dan teknik kerja kamera. Teknik analisis mise-en-scene yang paling menonjol. Berikut ini akan diketengahkan bagan yang menjelaskan tentang makna konotatif dan denotatif dari studi semiotika :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 3.1 Tabel Tanda Roland Barthes 1. Signifier
2. Signified (petanda)
(penanda)
3. Denotative Sign (tanda deotative)
1. Conotative Signifier (penanda konotatif)
2. Conotative Signified (petanda konotatif)
3. Conotative Sign ( tanda konotatif)
Dari peta Barthes diatas terlihat bahwa denotatif (3) terdiri atas penanda (1) dan petanda (2) akan tetapi, pada saat bersamaan , tanda denotatif adalah petanda konotatif (4) dengan kata lain, merupakan unsur material hanya jika anda mengenai tanda “Sign”, barulah knotasi seperti harga diri, keterangan dan keberanian menjadi mungkin. Lewat model ini Barthes menjelaskan bahwa signifikasi tahap pertama merupakan hubungan antara signifier (ekspresi) dan signified (content) didalam sebuah tanda terhadap realitas external. Itu yang disebut Barthes sebagai denotasi yaitu makna yang paling nyata (Sign) Konotasi mempunyai makna yang subjektif atau paling tidak intersubjektif. Dengan kata lain, denotasi adalah apa yang digambarkan tanda
http://digilib.mercubuana.ac.id/
terhadap sebuah objek, sedangkan makna konotasi adalah bagaimana cara menggambarkannya. Konotasi bekerja dalam tikngat subjektif sehingga kehadirannya tidak disadari pembaca mudah sekali membaca makna konotatif sebagai fakta denotatif. Karena itu, salah satu tujuan analisis semiotika adalah kerangka berpikir dan mengatasi terjadinya salah baca(miss reading) atau salah dalam mengartikan makna suatu tanda. Pada signifikasi tahap kedua yang berhubungan dengan isi, tanda bekerja melalui mitos (myth). Mitos adalah bagaimana kebudayaan menjelaskan atau memahami bebrapa aspek tentang realitas atau gejala alam. Mitos merupakan produk kelas sosial yang sudah mempunyai suatu dominasi. Mitos primitif, misalnya mengenai hidup danmati, manusia dan dewa. Sedangkan mitos masa kini misalnya, mengenai femininitas, maskulinitas, ilmu pengetahuan dan kesuksesan.1 Mitos adalah suatu wahana dimana suatu ideologi berwujud. Mitos dapat berangkai menjadi mitologi yang memainkan peranan penting dalam kesatuankesatuan budaya. Sedangkan Van Zoest (1991) menegaskan, siapapun bisa menemukan ideologi dalam teks dengan jalan meneliti konotasi-konotasi yang terdapat didalamnya.2
3.4
1 2
Unit Analisis
Fiske, John. Introducation to communication Studies. Second Edition, London, hall 88 Alex Sobur, Analisis Teks Media, Bandung, 2001, hal. 128-129
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Unit analisis ini adalah film Percy Jackson: sea of monster yang diputar di bioskop-bioskop yang salah satunya di Indonesia yang dianalisis adalah peradegan yang mengambil makna dari simbol illuminati, serta meliputi unit analisis dalam penelitian yang berupa teks audio dan visualnya dalam film Percy Jackson: sea of monster dalam bentuk framing gambar secara bersambung dalam satu adegan utuh, dengan demikian adegan-adegan yang berkaitan dengan makna simbol illuminati yang dianalisis.
3.5
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standart
untuk memperoleh data yang diperlukan. Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk mendapatkan data yang diperoleh adalah sebagai berikut:
1.5.1
Data Primer Data yang diperoleh langsung dari obserbasi obyek pene;itian dengan
cara mengamati dan menganalisis data yang ada yaitu pada kaset dvd. Selanjutnya peneliti melakukan pencermatan pada objek yaitu dengan mengamati, menganalisa, dan mencatat tanda-tanda yang teraudio-visualkan pada film Percy Jackson: sea of monster
1.5.2
Data Sekunder
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Data yang didapatkan dengan kepustakaan yang ada baik dari bukubuku majalah, internet, dan literatur-literatur yang dapat mendukung data primer.
1.6
Teknik Analisis Data Teknik analisis data merupakan teknik yang digunakan dalam
menganalisis dan menginterpretasikan data yang ada. Semua data yang terkumpul selanjutnya di analisis secara kualitatif menggunakan analisis semiotika dengan sudut pandang teori semiotika Roland Barthes. Model semiotika ini membahas fenomena keseharian yang luput dari perhatian. Salah satu area penting yang dirambah Barthes adalah studinya tentang tanda adalah peran pembaca (the reader). Dalam proses analisis yang dilakukan pertama kali adalah mencari tanda (memilih beberapa gambar yang terkait aspekpenelitian). Setelah melakukan tahap penyeleksian terhadap gambar yang membuat tanda-tanda. Peneliti mengkategorisasikan pesan artikel yang diteliti kedalam dua kategori, yaitu: 1. Pesan ikonik yang terkodekan, berupa konotasi yang muncul pada gambar berfungsi jika dikaitkan dengan sistem tanda yang lebih luas. Pesan ikonik tak terdokedan, denotasi dalam gambar yang diteliti atau pemahaman langsung dari gambar, tanpa mempertimbangkan kode sosial yang lebih luas lagi. Untuk mengkaji sebuah Film dalam prespektif semiotika dipergunakan sistem tanda. Menurut Sobur (2004:116), pada dasarnya lambang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
yang digunakan terdiri dari dua jenis, verbal dan non verba. Lambang verbal adalah bahasa yang kita kenal, lambang non verbal adalah bentuk yang disajikan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/