44
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1.
Langkah-langkah penelitian Suatu penelitian
adalah suatu rangkaian proses yang panjang, saling
terkait dan tersusun secara sistematis dari semua unsur pembentuknya. Menurut Singarimbun (1988) proses yang panjang tersebut bermula pada minat untuk mengetahui fenomena tertentu dan selanjutnya berkembang menjadi gagasan, teori , konseptualisasi, pemilihan metoda penelitian dan seterusnya. Hasil akhirnya akan melahirkan gagasan dan teori baru sehingga merupakan proses yang tiada hentinya. Tiap tahap merupakan penentu tahap berikutnya sehingga tiap tahap harus dilakukan dengan cermat. Salah satu bagian penting yang mendukung keberhasilan penelitian ini adalah kejelasan dan ketepatan metode yang menjadi kerangka acuan dalam tata urutan pelaksanaan penelitian. Suatu penelitian merupakan proses di mana antara satu tahap dengan tahap yang lain saling terkait sehingga terjalin suatu susunan yang sistematik, setiap tahapan penelitian merupakan bagian yang menentukan proses selanjutnya. Tiap tahap
merupakan bagian yang menentukan tahap selanjutnya .
Rincian masing – masing tahap kegiatan tersebut akan diuraikan pada bagian berikut : 1. Perumusan Masalah Perumusan masalah disusun agar penelitian tidak menyimpang serta memiliki arah dan batasan yang jelas. Perumusan masalah ini merupakan proses untuk merumuskan fenomena yang ada secara sistematis berdasarkan teori-teori yang telah ada. Dalam hal ini masalah dipersempit sehingga lebih memperjelas isu-isunya. 2. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah tidak lain untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada pada perumusan masalah
45
3. Studi literatur tentang penelitian yang berhubungan Studi literatur dilakukan dengan cara mengumpulkan informasi-informasi tentang penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan pokok bahasan, serta mengumpulkan informasi-informasi lain yang berhubungan dengan penelitian ini. Studi ini meliputi pemahaman tentang teori dan konsep yang relevan yang terdapat pada penelitian yang berhubungan dengan pokok bahasan untuk melengkapi kerangka berpikir penelitian, agar penelitian ini bersifat logis dan lebih terarah. 4. Studi literatur konsep Studi literatur ini hampir sama dengan studi literatur terhadap penelitian yang berhubungan, tetapi dalam hal ini literatur yang dicari adalah yang berhubungan dengan konsep yang mendukung penelitian. Baik itu berupa teori-teori, maupun landasan lainnya yang mendukung. 5. Identifikasi variabel penelitian Berdasarkan tahapan–tahapan penelitian sebelumnya maka akan ditentukan variabel penelitian. Hal ini dimaksudkan untuk mengubah istilah yang kompleks menjadi atribut – atribut atau faktor – faktor yang lebih sederhana. 6. Identifikasi dan pengumpulan data yang diperlukan Setelah cara pengukuran ditetapkan maka ditentukan data – data yang dibutuhkan. Selanjutnya baru kemudian dilakukan pengumpulan data-data berbagai sumber. 7. Identifikasi sampel Penelitian Pada tahapan ini ditentukan
bagaimana dan
besarnya sampel yang
digunakan, sampel mana saja dengan criteria apa saja. Serta mengetahui alasan-alasan apa saja yang menyebabkan mengambil sampel tersebut. 8. Clustering. Dalam tahap ini dilakukan clustering (pengelompokkan responden) dengan tujuan untuk mempermudah analisis, dari sejumlah responden yang ada dibuat menjadi beberapa cluster dan dari tiap cluster itu dipilih salah satu anggota cluster yang mewakili masing masing cluster untuk selanjutnya dianalisis berdasarkan data data yang ada.
46
9. Pembentukan model Pada tahap ini dilakukan penyusunan model berdasarkan model awal yang telah ada dengan melakukan modifikasi berdasarkan teori-teori tertentu yang menguatkan modifikasi tersebut. 10. Menerapkan teknik SEM dengan menggunakan Tool Pada tahap ini digunakan teknik Struktural Equation Modeling, untuk membangun
model
yang
baik.
Sehingga
dapat
merepresentasikan
permasalahan secara keseluruhan 11. Penerapan Model Langkah ini ditujukan untuk memverifikasi model yang telah dikembangkan. Verifikasi ini dilakukan dengan menerapkan model ke dalam suatu contoh situasi hipotesis. Tujuan penerapan model ini selain untuk mendapatkan gambaran mengenai cara kerja model juga ditujukan untuk melihat apakah output yang dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan. 12. Output analisis model Dalam tahap ini setelah model-model yang dibangun diterapkan dengan menggunakan data-data yang ada maka dihasilkanlah output hasil dari analisis model tersebut. Tool yang digunakan adalah Amos 6. 13. Evaluasi dan analisis model Selanjutnya hasil penerapan model akan dianalisis. Analisis ini menyangkut analisis terhadap output dan cara kerja model, juga analisis perbandingan antara hasil dari model yang dikembangkan. Melihat model dari beberapa aspek, apakah model yang digunakan cukup baik dan fit dengan data yang ada dll. 14. Modifikasi model dan penerapan model baru Dalam tahap ini dilakukan perbaikan model yang ada, dengan merubah atau menambah hubungan dan lain-lain dalam upaya menemukan model yang lebih baik dan sesuai dengan sampel data yang telah ditentukan. 15. Kesimpulan dan Saran Berisi kesimpulan dari seluruh tahapan penelitian serta arahan penelitian yang berisikan pengembangan model dalam rangka memperoleh model penentuan target spesifikasi teknis yang lebih baik.
47
Gambar 3.1. Diagram Tahapan Penelitian
48
3.2. Posisi Penelitian. Jika didasarkan pada penelitian-penelitian sebelumnya, maka ada beberapa penelitian yang telah dilakukan dan berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan, penelitian-penelitian tersebut dapat dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Dari Jurnal Ekofeum Online. Penelitian dilakukan terhadap perusahaan tekstil yang telah go public di BEJ dari tahun 1999 sampai dengan tahun 2003. Ada beberapa variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu variabel terikatnya adalah harga saham sedangkan variabel bebasnya adalah Return on Investment, Deviden Payout Rasio, Current Rasio, tingkat Inflasi, tingkat bunga deposito, jumlah uang beredar (M2), kurs Rupiah terhadap Dollar Amerika, volume penjualan saham, dan harga saham lalu. Hasilnya secara umum variabel bebas secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang cukup kuat terhadap harga saham. Tetapi hanya ada dua variabel yang secara sendiri-sendiri (parsial) berpengaruh terhadap harga saham, yaitu jumlah uang beredar, dan harga saham lalu. Sedangkan ke tujuh variabel lainnya tidak berpengaruh secara parsial terhadap harga saham. Variabel uang beredar berpengaruh negatif terhadap harga saham. Hasil penelitian ini bertentangan dengan teori yang ada. Terjadinya kontradiksi ini adalah kemungkinan bahwa dana yang dimiliki masyarakat tidak banyak yang digunakan dalam perdagangan saham industri tekstil.Tetapi digunakan untuk keperluan transaksi dan berjagajaga dan juga dimungkinkan oleh adanya faktor ekspektasi dari investor. Bila uang beredar naik maka akan menyebabkan naiknya tingkat inflasi. Inflasi akan menyebabkan turunnya kinerja perusahaan. Harga saham lalu mempunyai pengaruh yang dominan terhadap variansi harga saham. 2. Yana Adriana, dari Program MM Pasca Sarjana ITB, melakukan penelitian mengenai hubungan rasio keuangan dengan harga saham perusahaan di pasar sekunder (2000-2002). Penelitian dilakukan terhadap perusahaanperusahaan perbankan yang terdaftar di BEJ. Dengan menggunakan analisis cluster kemudian dilakukan analisis regresi didapat 3 persamaan
49
regresi untuk tahun 2001, 2002 dan 2003. Disimpulkan bahwa kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba sangat berpengaruh terhadap harga saham. Hasil uji hipotesis secara parsial ditemukan bahwa variabel ROE muncul dalam persamaan regresi tahun 2001 tapi tidak memberikan pengaruh yang significan terhadap harga saham. Variabel independen lainnya seperti DER, LDR, DPS, ROA, PER dan CAR tidak muncul dalam persamaan regresi sehingga dapat disimpulkan bahwa keenam
variabel
rasio
keuangan
tersebut
masing-masing
tidak
berpengaruh terhadap harga saham perusahaan. 3. Rini Indraswari, dari Program MM ITB, 2000, meneliti tentang profil dan fluktuasi saham perusahaan sektor perbankan di Bursa Efek Jakarta. Penelitian dilakukan terhadap 21 bank yang terdaftar di BEJ periode tahun 1998. Melakukan pengelompokkan dengan analisis cluster kemudian analis korelasi untuk melihat adanya pengaruh antara profil perusahaan yang tergolong cluster
yang sama terhadap fluktuasi harga saham.
Hasilnya ternyata tidak semua variabel penelitian memberikan nilai koefisien yang sama untuk cluster yang sama dan berbeda nilainya untuk cluster yang berbeda. Kemudian setelah dilakukan regresi hasilnya untuk tahun 1998, variabel independen yang berpengaruh terhadap semua cluster adalah variabel dana masyarakat. Variabel independen yang berpengaruh terhadap beberapa cluster diantaranya adalah variabel Total Kredit Sindikasi. Untuk Tahun 1997, variabel independen yang berpengaruh terhadap cluster 1 dan 2 adalah Dana masyarakat. Indeks harga saham memberikan trend menurun sejak tahun 1997 sampai dengan 1998 tetapi tidak hanya profil perusahaan yang memberikan pengaruh terhadap fluktuasi harga sahamnya, faktor lain yang memberikan pengaruh disebut psiko faktor merupakan faktor eksternal. Sehingga faktor financial dan managerial hanya merupakan faktor pendukung terjadinya fluktuasi harga saham. Berdasarkan Analisis Faktor ditemukan bahwa jumlah komponen /faktor yang dihasilkan masing-masing cluster pada tahun 1998 dan 1997 tidak sama. Jadi tidak ada hubungan antara profil bank dengan fluktuasi indeks harga saham.
50
4. Yofy Syarkani 1998, dari Program MM Pasca Sarjana Universitas Padjadjaran, meneliti tentang hubungan kinerja perbankan dengan perubahan harga saham di pasar sekunder.Dalam penelitian dengan menggunakan regresi statistik dan korelasi Berdasarkan penelitiannya, disimpulkan bahwa lima variabel yaitu Capital Adequacy Ratio, Net Revenue from Fund, Loan to Core Deposit, Return on Risk Asset dan rasio hasil kredit secara bersama-sama, mempengaruhi perubahan harga saham 11 sample bank yang diambil. Secara parsial kinerja perbankan yang dinyatakan dalam lima variabel tersebut hanya Return on Risk Asset (RORA) yang mempengaruhi harga saham. Dengan menggunakan sampel ini pula ternyata tidak terlihat adanya pengaruh CAR terhadap harga saham. Sehingga para investor tidak bisa menjadikan CAR sebagai pedoman dalam pembelian saham. 5. Rusdi Husein, 1992, meneliti Model pengembangan analsisi faktor-faktor ekonomi makro yang berpengaruh terhadap harga saham. Menganalisis faktor bukan kebijaksaaan yang diwakili oleh variabel keluaran potensial ekonomi.
Sedangkan
faktor
yang
dipengaruhi
oleh
keputusan
kebijaksanaan pemerintah ada dua yaitu : Kebijaksanaan pengeluaran pemerintah (fiscal) dan kebijaksanaan jumlah uang beredar (moneter). Disamping itu ditambahkan pola dua variabel yang cukup penting yaitu harga relative energi dan antisipasi harga. Analisis menggunakan model ekonometrik dari Michael W K yang telah dimodifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara struktural variabel eksogen yang signifikan pengaruhnya terhadap variabel endogen adalah variabel jumlah uang nominal beredar. Sedangkan bentuk tereduksinya menunjukkan bahwa variabel
eksogen yang berpengaruh secara signifikan terhadap
perkembangan saham adalah variabel keluaran potensial. Keluaran potensial adalah keluaran yang dapat diproduksi pada suatu waktu dibawah kondisi ketenaga kerjaan
penuh dan kapasitas industri
dimanfaatkan secara penuh. Struktur model yang dihasilkan secara statistik tidak dapat menjelaskan dengan baik terbentuknya harga saham di pasar modal Indonesia. Namun dengan adanya struktur model tersebut dapat
51
dilihat perilaku faktor-faktor ekonomi yang dapat mempengaruhi harga saham. Dengan mengamati perubahan setiap variabel yang membentuk struktur model itu di masa depan. 6. M. Hamid Bishri, 2000, dari Program Pascasarjana Universitas Padjadjaran
Bandung.
Meneliti
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
pertumbuhan modal sendiri dan pengaruh pertumbuhan modal sendiri terhadap perubahan harga saham. Penelitian dilakukan terhadap perusahan manufaktur yang telah go public dari tahun 1996-1997. Hasilnya secara simultan faktor-faktor pada periode 1996-1997, Return on Asset, Debt Equity dan Retention Rate berpengaruh positif terhadap pertumbuhan modal sendiri, kemudian pertumbuhan modal sendiri berpengaruh positif terhadap perubahan harga saham. Secara parsial pada tahun 1996 terdapat dua faktor yang dominan terhadap pertumbuhan modal sendiri yaitu Return On Assed an Retention Rate, sedangkan faktor Debt to Equity Ratio mempunyai pengaruh yang sangat kecil terhadap pertumbuhan modal sendiri. Pada tahun 1997 membuktikan bahwa ada dua faktor yang dominan pengaruhnya terhadap pertumbuhan modal sendiri yaitu Return On Asset dan Debt to Equity Rasio, sedangkan faktor Retention Rate mempunyai pengaruh yang sangat kecil terhadap pertumbuhan Modal sendiri. 7. Berdasarkan posisi penelitian yang ada dalam Jurnal Ekofeum Online, penelitian yang dilakukan UGM, ada beberapa penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan a. Penelitian yang dilakukan O Connor (Canbas et al 1997) pada 127 perusahaan selama periode Januari 1950-Maret 1996. Dengan menggunakan 33 rasio keuangan dan menemukan bahwa data-data keuangan perusahaan tidak terlalu menarik bagi investor. Investor kurang memperhatikan rasio-rasio ini dalam melakukan penilaian saham. b. Sri Budi Cantika Yuli (1999) meneliti tentang pengaruh beberapa variabel fundamental eksternal yaitu tingkat inflasi, tingkat bunga, jumlah uang beredar dan nilai tukar US Dollar terhadap Rupiah
52
terhadap perubahan harga saham pada perusahaan farmasi yang telah go public di Bursa Efek Jakarta. Hasilnya menunjukkan bahwa jumlah uang beredar berpengaruh terhadap harga saham. Disamping itu ditambahkan variabel teknikal dan hasilnya menyatakan bahwa volume penjualan serta harga saham lalu berpengaruh terhadap harga saham. c. Sugeng Sulistiono (1994) meneliti tentang beberapa faktor yang berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan perusahaan farmasi yang telah go public di BEJ. Hasilnya
menunjukkan
bahwa ROA memiliki pengaruh terhadap harga saham. d. A Muslimin (1995) meneliti tentang analisis hubungan beberapa faktor dengan capital gain pada perusahaan go public di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitian menyatakan
bahwa kurs saham
suatu perusahaan tergantung dari faktor fundamental yang dapat diketahui dari laporan keuangan perusahaan yaitu laba bersih perusahaan, deviden setiap saham dan laba per saham. Faktorfaktor tersebut mempunyai hubungan yang positif terhadap fluktuasi harga saham. Bila perusahaan baik maka umumnya kurs sahamnya meningkat pula. e. Tiene Susanti meneliti tentang hubungan rasio likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas dengan perubahan harga saham di pasar sekunder, studi kasus pada PT Bank Niaga. Hasilnya menyatakan bahwa kinerja perusahaan yang diwakili LDR (Loan to Deposit Ratio) dan CAR (Capital Adequacy Ratio) terdapat keeratan yang signifikan dengan perubahan harga saham suatu bank yang telah listed di pasar modal. Posisi penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut : Penelitian usulan menggunakan variabel seperti yang telah dilakukan penelitian Jurnal Ekofeum Online, dan satu variabel dihilangkan dengan alasan variabel tersebut telah terwakili oleh variabel lainnya. Kemudian model yang digunakan pada penelitian yang dilakukan Jurnal Ekofeum Online ini, untuk
53
analisis digunakan model regresi linear berganda, sedangkan dalam penelitian usulan digunakan teknik SEM (Structural Equation Modeling), dimana dapat dilihat hubungan antar variabel secara simultan. Selanjutnya model persamaan struktural tersebut diterapkan untuk perwakilan dari tiap cluster. Sehingga akan terlihat model-model khusus untuk beberapa bank yang mewakili cluster-cluster tertentu. Jadi model ini diterapkan terhadap beberapa sampel bank secara lebih khusus untuk melihat bagaimana keterkaitan antar variabel terhadap harga saham bank-bank tersebut. Untuk lebih lengkapnya bisa dilihat posisi penelitian usulan dalam posisi peta penelitian sbb :
54
Tabel 3.1. Posisi Peta Penelitian No
1 2
Karakteristik
Variabel dependen Variabel independen
Penelitian-penelitian Yofy Rusdi Syarkani Husein (1998) (1992)
Jurnal Ekofeum UM (2005)
Yana Adriana (2004)
Rini Indaswari (2000)
Harga saham
Harga saham
Harga saham
Harga saham
ROI,DPR,C R, inflasi, bunga, M2, kurs, vol penj, harga lalu. -Clustering, -Regresi Linear
ROE, DER, LDR DPS, ROA, PER, CAR
Profil perusahaan
-Clustering -Regresi Linear
Industri tekstil go public 1999-2003
Industri perbankan go public 2000-2002 Tidak ada variabel rasio keuangan yang signifikan berpengaruh Model linear
3
Teknik analisis pemodelan
4
Populasi penelitian
5
Tahun penelitian
4
Hasil/kesimpulan,
M2 dan harga lalu yang signifikan berpengaruh
5
Output
Model linear
M Hamid Bishri (2000)
Penelitian usulan
Harga saham
Harga saham
Harga saham
Kinerja bank
Faktor ekonomi makro
Pertumbuhan modal sendiri
ROI,CR, inflasi, tingkat bunga, M2, kurs, vol penj, harga lalu.
-Clustering, -Analisis Korelasi, -Regresi linear
-Regresi statistic, -korelasi
Analisis statistik, korelasi
Industri perbankan go public
-Industri perbankan
Modifikasi model ekonometrik Michael W.K Perusahaan go public
-Clustering -Teknik SEM (Struktural Equation Modeling) Industri perbankan go public
1998
1990-1996
1981-1990
Dana masyarakat, total kredit sindikasi signifikan berpengaruh, tidak ada hub antar profil dengan harga saham Model linear
RORA yang signifikan berpengaruh
M2 dan keluaran potensial yang signifikan berpengaruh Model ekonometrik linear.
Model linear
Industri manufaktur go public 1996-1997
2001-2005
Pertumbuhan modal sendiri signifikan berpengaruh Multiple regresion
Model Struktural Equation beberapa bank sebagai wakil cluster
55
3.3. Pengumpulan dan Pengolahan Data
Proses pengumpulan data dilakukan pada Bursa Efek Jakarta (BEJ) maupun instansi-instansi terkait lainnya seperti Bank Indonesia dan Biro Pusat Statistik. Data-data yang digunakan adalah data-data untuk sektor perbankan yang sudah terdaftar di BEJ dimana bank-bank tersebut sampai saat ini tidak termasuk bank yang dibekukan atau dilikuidasi. Data yang dikumpulkan adalah data-data bulanan
selama 4 tahun yaitu
sejak tahun 2001 sampai dengan tahun 2004. Dimana tahun 2001 dianggap kondisi ekonomi sudah jauh lebih stabil setelah mengalami krisis moneter 1998. Data-data kemudian dikumpulkan, kemudian dilakukan pemilahan atas variabelvariabel yang akan diperiksa
Data-data yang dikumpulkan ini berasal dari laporan
tahunan yang tiap tahunnya dilaporkan oleh perbankan dan menjadi sarat yang harus dipenuhi untuk terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Biasanya laporan keuangan yang menjadi syarat ini telah diaudit oleh para auditor yang kredibel. Sehingga data yang dikumpulkan bisa dianggap telah memenuhi syarat sebagai data mentah, untuk dilakukan proses selanjutnya. 3.4. Paradigma / Pendekatan Penelitian ini menggunakan paradigma penelitian kuantitatif. Selanjutnya metoda pengumpulan data dan analisis untuk paradigma ini adalah menggunakan metoda eksplanatori. Sesuai dengan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu menjelaskan pengaruh variabel yang sudah ditetapkan maka jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang sifatnya penjelasan (eksplanatory) yaitu menyoroti pengaruh antara variabel-variabel penelitian dan mengujinya. Menurut Singarimbun (1989 ; 5) penelitian penjelasan (explanative reseach) tidak melakukan pengamatan (bersifat non eksperimental), melainkan hanya menjelaskan hubungan kausal diantara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis tanpa pemberian perlakuan. Penelitian eksplanatif ini menurut Kerlinger (2000 ; 278) adalah menguji hubungan variabel yang dihipotesiskan.
56 3.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Saham dan Pemilihan Variabel Penelitian. Berdasarkan beberapa sumber maka ada beberapa faktor yang bisa dianggap sebagai faktor atau variabel yang mempengaruhi harga saham. 1. Menurut Ali Arifin (2004), dalam bukunya Membaca Saham, ada faktor-faktor yang dapat mempengaruhi fluktuasi harga saham. Ada yang bersifat mikro maupun bersifat makro.Yang dimaksud dengan mikro adalah faktor-faktor yang dampaknya hanya terhadap beberapa jenis saham saja. Sedangkan faktor makro adalah faktor penyebab yang berdampak pada semua saham (keseluruhan bursa) termasuk juga perekonomian secara menyeluruh. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut : a. Kondisi fundamental emitten. Berhubungan dengan kinerja emitten sendiri misalnya kondisi keuangan, strategi bisnisnya, produknya, manajemennya hingga keunggulan lainnya yang bersifat comparative advantage. (Kondisi keuangan suatu perusahaan dapat diwakili oleh rasio-rasio keuangan seperti ROI, RORA, DPR, CR, ROE, DER, LDR, DPS, PER, CAR, HK, dan lain-lain. b. Hukum permintaan dan penawaran. Kenaikan harga karena permintaan yang banyak atau penawaran yang sedikit tidak akan berlangsung terus sebab pada suatu titik harga saham akan menjadi terlalu mahal. c.Tingkat bunga. Dengan adanya perubahan suku bunga, tingkat pengembalian hasil berbagai sarana investasi akan mengalami perubahan. Ada yang cenderung naik ada juga yang cenderung turun. Yang mengalami kecenderungan naik misalnya investasi di pasar uang seperti tabungan, deposito, valuta asing dan masih banyak lagi. Peredaran uang yang terlalu banyak di masyarakat akan mengakibatkan masyarakat cenderung membelanjakan uangnya yang pada akhirnya berdampak pada kenaikan harga barang-barang, salah satu faktor yang memicu terjadinya inflasi. Jika hal ini terjadi maka kondisi perekonomian negara tidaklah begitu baik. Kalau tidak dibatasi segera bisa memicu ketidakstabilan sosial, politik dan keamanan. Bunga yang tinggi ini tentunya akan berdampak pada alokasi dana investasi para investor. Investasi
57 produk bank seperti deposito atau tabungan jelas kecil resikonya dibandingkan investasi dalam bentuk saham. Karenanya investor akan menjual sahamnya dan dananya kemudian akan ditempatkan di bank. Penjualan saham secara serentak ini akan berdampak pada penurunan harga saham secara signifikan. d.Valuta asing. Dalam perekonomian global, tak ada satupun
negara di dunia yang bisa
menghindari perekonomiannya dari pengaruh pergerakan valuta asing khususnya Dollar Amerika. e. Dana asing di bursa efek Jika sebuah bursa dikuasi oleh investor asing maka ada kecenderungan transaksi saham sedikit tergantung pada investor asing tersebut. Investor lokalpun akan banyak menjadi pengikut invesor asing. Hal ini masih menjadi polemik, namun setidaknya ada alasan misalnya diakibatkan pasar modal di Indonesia masih sangat muda dan ada anggapan investor asing lebih berpengalaman. Dan juga minat masyarakat Indonesia terhadap pasar modal masih minim. f. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Mencerminkan kondisi keseluruhan transaksi bursa saham yang terjadi jika dibandingkan menjadi ukuran kenaikan maupun penurunan harga saham. Untuk saham-saham kelas atas (blue chip) bila terjadi transaksi saham sedikit saja maka pengaruhnya pada IHSG sudah terasa. Lain dengan saham kelas bawah, mesti transaksi yang terjadi jumlahnya besar namun efeknya terhadap IHSG tidaklah begitu terasa. g. News dan rumors. Yang dimaksud disini adalah semua berita yang beredar di tengah masyarakat yang menyangkut berbagai hal baik itu masalah ekonomi, sosial, politik, keamanan. Jadi pergerakan saham juga tergantung pada berita. Berita-berita bukan hanya yang berhubungan dengan keadaan ekonomi saja, tapi juga berita masalah kemanan seperti Aceh, Maluku, terorisme dll. Dengan adanya berita tersebut para investor bisa memprediksi seberapa kondusif keadaan negeri ini, sehingga kegitan investasi bisa dilaksanakan. Ini akan berdampak pada pergerakan harga saham di
58 bursa.Sedangkan rumors adalah berita-berita yang belum tentu benar
yang
terkadang juga terselip diantara news berbagai media masa. Jadi diantara faktor-faktor yang telah disebutkan di atas, faktor mana yang berpengaruh terhadap fluktuasi harga saham, tergantung pada tipe investor juga. Investor yang memiliki naluri gambling dengan toleransi resiko tinggi tentunya tidak memperhatikan faktor tertentu sebagai indikator. Tetapi mereka melakukannya dengan cara spekulasi. 2. Berdasarkan Jurnal Ekofeum Online. Penelitian terhadap perusahaan tekstil yang telah go public di BEJ dari tahun 1999 sampai dengan tahun 2003. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel terikat yaitu harga saham sedangkan variabel bebasnya adalah Return on Investment, Deviden Payout Rasio, Current Rasio, tingkat inflasi, tingkat bunga, jumlah uang beredar (M2), kurs Rupiah terhadap Dollar Amerika, volume penjualan saham, dan harga saham lalu. Hasilnya secara umum variabel bebas secara bersamasama mempunyai pengaruh yang cukup kuat terhadap harga saham. Tetapi hanya ada dua variabel yang secara sendiri-sendiri (parsial) berpengaruh terhadap harga saham, yaitu jumlah uang beredar, dan harga saham lalu. Sedangkan ke tujuh variabel lainnya tidak berpengaruh secara parsial terhadap harga saham. Selanjutnya berdasarkan pada posisi penelitian yang telah dibahas sebelumnya, disitu kita bisa melihat juga, faktor-faktor apa saja yang sekiranya merupakan faktor yang menentukan fluktuasi harga saham. Untuk lebih memperjelas penggambaran pengunaan variabelnya, baik menurut beberapa sumber maupun penelitian yang sudah dilakukan maka dapat dilihat pada pada tabel sebagai berikut :
59
Tabel 3.2. Faktor-faktor / Varialel-variabel yang Berpengaruh terhadap Harga Saham berdasarkan Beberapa Sumber dan Penelitian Sebelumnya
No
Sumber dan penelitian-penelitian lain
Variabel
Ali Arifin 1
Kondisi fundamental - ROI /ROA
√
Jurnal Ekofeum UM (2005)
Yana Adriana (2004)
×
×
×
×
Rini Indaswari (2000) ×
Yofy Syarkani (1998) Signifikan
Rusdi Husein (1992)
M Hamid Bishri (2000)
Penelitian Usulan
√
√ √*
√
√
- RORA - DPR
×
- CR
×
×* √
- ROE
×
- DER
×
- LDR
×
- DPS
×
- PER
×
- CAR
×
×
- HK
×
- LCDR
×
60
Bersambung di hal sebelah No
Sumber dan penelitian-penelitian lain
Variabel
Ali Arifin
Jurnal Ekofeum UM (2005)
Yana Adriana (2004)
Rini Indaswari (2000)
Yofy Syarkani (1998)
Rusdi Husein (1992)
M Hamid Bishri (2000)
Penelitian Usulan
√
3
Hukum permintaan penawaran Tingkat bunga
√
×
√
4
Valuta asing
√
×
√
5
Dana asing di bursa efek IHSG
√
√
6
News & rumors Inflasi
×
√
7
M2
√
8
Volume penjualan Harga saham lalu Dana masyarakat Pertumbuhan modal sendiri
×
√
√
√
2
4 5
9 10 11
√
√
√
√
√ = Berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (harga saham), x = Tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (harga saham).
√
61
* = Variabel ini berpengaruh terhadap harga saham secara tidak langsung.
62
Berdasarkan pada tabel tersebut maka ada beberapa variabel yang digunakan dan beberapa tidak digunakan dengan pertimbangan dan alasan tertentu seperti dibawah ini. Variabel yang digunakan : 1. ROI (Return on Investmen/Return on Asset) Menurut Ali Arifin, ROI adalah merupakan indikator dari kondisi keuangan sebuah perusahan yang merupakan bagian dari variabel fundamental dan ini mempengaruhi harga saham. Sedangkan berdasarkan penelitian yang dilakukan Hamid Bisri, variabel ini berpengaruh signifikan terhadap harga saham, walaupun tidak secara langsung. Sehingga variabel ini juga digunakan pada penelitian usulan. 2. CR (Current Rasio) Variabel ini digunakan dengan alasan, rasio ini merupakan penggambaran dari current asset terhadap current liabilitas, artinya memperlihatkan sejauh mana perbandingan modal terhadap hutang yang dimiliki perusahaan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh M Hamid Bishri, pertumbuhan modal sendiri ini berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Jadi variabel ini dianggap mewakili variabel yang memperlihatkan pertumbuhan modal perusahaan. 3.Variabel makro ekonomi, seperti : tingkat suku bunga, valuta asing, inflasi, M2 (jumlah uang beredar) digunakan dalam penelitian ini. Seperti juga yang telah di nyatakan oleh Ali Arifin, variabel tersebut dianggap mempengaruhi fluktuasi harga saham. Bahkan menurut Rusdi Husein, dalam penelitiannya M2 berpengaruh signifikan terhadap harga saham. 4. Volume penjualan saham, digunakan seperti telah pada penelitian yang dilakukan dalam Jurnal Ekofeum. Sebab berdasarkan penelitian tersebut disimpulkan bahwa secara bersama-sama dengan variabel lainnya variabel ini berpengaruh terhadap harga saham. Jadi variabel ini juga digunakan dalam penelitian usulan.
63 5. Harga saham Lalu Berdasarkan penelitian yang dilakukan Jurnal Ekofeum, variabel harga saham lalu ini berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Sehingga variabel ini juga dimasukan ke dalam penelitian usulan. Semua variabel ini digunakan dengan asumsi Ceteris Paribus artinya “Dengan syarat yang lain tidak berubah. Sehingga variabel-variabel yang lain dianggap konstan, (Samuelson, Economic). Alasan-alasan dibawah ini juga dapat memperkuat asumsi ini. Variabel yang tidak digunakan 1. Rasio-rasio lain selain ROI, dan Curent Rasio, Berdasarkan pada tabel tersebut penelitian-penelitian tersebut memperlihatkan bahwa variabel Rasio keuangan kurang signifikan mempengaruhi harga saham. Hanya ROI yang berpengaruh secara signifikan sedangkan Curren Rasio di masukan kedalam persamaan untuk mewakili variabel modal sendiri yang dimiliki perusahaan yang berdasarkan salah satu penelitian variabel ini cukup signifikan pengaruhnya terhadap harga saham. Sedangkan untuk RORA (Return on
Risk Asset) dianggap telah
terwakilkan oleh variabel ROI atau Return on Investen (Return on Asset). 2. Hukum permintaan penawaran Harga saham akan secara alamiah mengikuti hukum ini, maka faktor ini dianggap secara umum telah terjadi dalam pola pergerakan harga saham, sehingga faktor ini tidak dijadikan sebagai sebuah variabel. 3. Dana asing di bursa efek Dana asing ini berhubungan dengan nilai kurs suatu negara, semakin banyak dana asing yang ada di Indonesia maka akan semakin banyak mempergunakan nilai tukar Rupiah dalam transaksinya sehingga semakin tinggi nilai Rupiah terhadap valuta asing. Sehingga hubungan antara dana asing di bursa efek dianggap sangat berhubungan dengan kurs Rupiah terhadap valuta asing. Oleh karena itu variabel ini dianggap telah terwakili oleh variabel kurs.
64 4. IHSG. Menurut Ali Arifin, sebenarnya IHSG ini lebih mencerminkan kondisi keseluruhan transaksi bursa saham yang terjadi dibandingkan menjadi ukuran kenaikan maupun penurunan harga saham. Dengan alasan tersebut pula variabel ini tidak digunakan dalam penelitian yang akan dilakukan. 5. News dan rummors. Variabel ini merupakan variabel yang tidak dapat diduga, sehingga dengan alasan tersebut variabel ini dianggap konstan. 6. Dana masyarakat Dana masyarakat dianggap telah terwakili oleh M2 atau jumlah uang beredar dimasyarakat, M2 ini terdiri dari uang kartal, uang giral dan uang kuasi ( deposito berjangka dan tabungan serta valuta asing milik swasta asing domestik). Secara umum maka dalam penelitian ini lebih cenderung menggunakan model saham yang telah ada pada Jurnal Ekofeum online dengan
mengurangi salah satu
variabel yang telah terwakili oleh variabel lainnnya kemudian mengembangkannya dengan menggunakan Struktural Equation Modeling . 3.6. Model Dasar yang Digunakan Model dasar yang digunakan dalam penelitian ini mengambil dari Jurnal Ekofeum Online tentang “Pengaruh Variabel Teknikal dan Fundamental terhadap harga saham” (terlampir). Penelitan tersebut dilakukan dari tahun 1999 sampai dengan tahun 2005. Populasi dalam penelitian tersebut adalah perusahaan yang termasuk dalam industri tekstil yang go public di Bursa Efek Jakarta yaitu sebanyak 25 perusahaan. Prosedur pemilihan sampel
adalah purposive sampling. Jumlah sampel yang diambil adalah
sebanyak sembilan perusahaan dengan kriteria bahwa ke sembilan perusahaan tekstil tersebut telah memenuhi persyaratan atas dasar ketersediaan data selama 5 tahun/minimal go public selama 5 tahun. Ada beberapa variabel yang digunakan dalam penelitian tersebut. Variabel terikatnya adalah harga saham sedangkan variabel bebasnya adalah Return On Investment, Deviden Payout Ratio, Current Ratio,tingkat inflasi,tingkat bunga, jumlah
65 uang beredar (M2), kurs Rupiah terhadap Dollar Amerika,volume penjualan saham, dan harga saham lalu. Harga saham (Y) yang digunakan dalam penelitian ini adalah rata-rata harga saham pertahun masing-masing perusahaan yang diteliti dengan periode penelitian dari tahun 1999 sampai dengan tahun 2003. Return On Investment (X1) merupakan indikator keberhasilan manajemen dalam menjalankan kegiatan operasionalnya. Devidend Payout Ratio (X2) menunjukkan seberapa besar deviden yang dibagikan kepada pemegang saham dibanding jumlah laba bersih yang disediakan bagi pemegang saham.Current Ratio (X3) merupakan alat untuk mengukur kemampuan manajemen perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi.tingkat inflasi (X4) merupakan persentase perubahan Indeks Harga Konsumen Umum yang mencakup makanan, perumahan, sandang, aneka barang dan jasa pertahun.tingkat bunga (X5) adalah tingkat bunga deposito Bank Pemerintah. Data yang diambil adalah rata-rata pertahun suku bunga deposito berjangka satu bulan.jumlah uang beredar (X6) yang dimaksud meliputi uang kartal, uang giral dan uang kuasi yang terdapat pada masyarakat.nilai tukar US Dollar terhadap Rupiah (X7) merupakan perubahan kurs atau nilai tukar dinyatakan dalam berapa nilai Rupiah per satu dolar Amerika.Volume (nilai) penjualan saham (X8) menunjukkan prestasi manajemen perusahaan dalam menghasilkan penjualan yang bersifat operasional.harga saham lalu (X9) merupakan upaya untuk memperkirakan harga saham dengan mengamati perubahan harga saham di waktu yang lalu, yang dalam hal ini satu tahun sebelumnya. Untuk menyatakan kejelasan tentang kekuatan beberapa variabel penentu terhadap harga saham digunakan model regresi linier berganda dengan metode kuadrat terkecil. Persamaan umum dari model tersebut adalah (Gujarati 1995) sebagai berikut : Y = β0 +β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + β6X6 +β7X7 + β8X8 + β9X9 + ei
Metode regresi OLS akan dapat dijadikan alat estimasi yang tidak bias jika telah memenuhi
persyaratan
BLUE
(Best
Linier
Unbiased
Estimator),
yaitu
non
multikolinieritas, non autokorelasi dan non heterokedastisitas. Multikolinearitas merupakan suatu keadaan dimana terjadinya satu atau lebih variabel bebas yang berkorelasi sempurna atau mendekati sempurna dengan variabel bebas lainnya.
66 Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada tidaknya gejala multikolinearitas yang antara lain, pertama dengan melihat pada matrik korelasi (korelasi antar variabel bebas), yaitu jika korelasi antar variabel melebihi 0,50 diduga terdapat gejala Multikolinearitas (Gujarati 1995). Yang kedua disarankan melihat pada nilai Variance Inflation Factor (VIF), yaitu jika nilai VIF kurang dari 10 maka tidak terdapat Multikolinearitas (Neter,1993). Non-autokorelasi menunjukkan kepada tidak adanya korelasi kesalahan pengganggu (error), artinya kesalahan pengganggu disatu observasi tidak berkorelasi terhadap kesalahan pengganggu di observasi lain E (ei,Ei) = 0. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala autokorelasi dalam model analisis regresi yang digunakan, maka cara yang digunakan dengan melakukan pengujian serial korelasi dengan metode Durbin Walson. Jika DW statistik hitung berada diantara du dan 4-du (du
67 Gambar 3.2. Modifikasi Terhadap Model Awal.
return on Inv. (ROI) X1
current rasio X2
inflasi X3
jumlah uang beredar X5
bunga deposito X4
kurs X6
harga saham Y
penjualan saham X7
harga saham lalu X8
Dari Path diagram tersebut dapat disusun persamaan model struktural sebagai berikut Var endogen = Var eksogen + var endogen Y
+
Error
= b1x1 + b2x2 + b3x3 + b4x4 + b5x5 + b6x6 + b7x7 + b8x8 + ε1
x3
=
b9x5 + b10x6
+ ε1
x4
=
b11x5
+ ε1
x6
=
b12x4+ b13x5
+ ε1
Variabel Deviden Payout Ratio, yang digunakan pada penelitian sebelumnya, tidak digunakan dalam penelitian ini. Dengan pertimbangan bahwa Deviden Payout Ratio yang merupakan rasio perbandingan antara deviden yang dibagikan kepada pemegang saham
68 terhadap jumlah laba bersih yang dibagikan kepada pemegang saham, telah terwakilkan oleh variabel Return on Investment yaitu rasio pendapatan bersih terhadap total asset.
3.8. Penjelasan Model Modifikasi terhadap Model Awal Penjelasan untuk model yang ada pada model struktural adalah sebagai berikut : Persamaan 1. harga saham (Y)), dipengaruhi oleh ROI (x1), Curent Rasio (x2), inflasi (x3), tingkat bunga (x4), jumlah uang beredar (x5), kurs(x6), volume penjualan saham (x7), harga saham lalu (x8) Persamaan 2. inflasi (x3) dipengaruhi oleh jumlah uang beredar (x5) dan kurs(x6) Persamaan 3. tingkat bunga (x4) dipengaruhi oleh jumlah uang beredar (x5) Persamaan 4. Kurs (x6) dipengaruhi oleh bunga deposito (x4) dan jumlah uang beredar (x5) Selanjutnya hubungan tiap variabel independent terhadap variabel dependen adalah sebagai berikut : 1. ROI , akan mempengaruhi variabel harga saham 2. Current Rasio akan mempengaruhi variabel harga saham 3. Inflasi akan mempengaruhi harga saham, dipihak lain inflasi ini sendiri dipengaruhi oleh jumlah uang beredar dan kurs 4. Bunga deposito akan mempengaruhi harga saham , dipihak lain tingkat bunga juga dipengaruihi oleh jumlah uang beredar . 5. Jumlah uang beredar
mempengaruhi
harga saham, dan variabel ini adalah
variabel eksogen artinya tidak dipengaruhi oleh variabel lain dalam persamaan. 6. Kurs mempengaruhi harga saham dan inflasi, dipihak lain kurs ini dipengaruhi oleh jumlah uang beredar dan bunga deposito . 7. Penjualan Saham mempengaruhi harga saham 8. Harga saham lalu mempengaruhi harga saham Diasumsikan : Berdasarkan teori yang ada bahwa antara variabel-variabel eksogen seperti ROI, Curent Rasio, penjualan saham, dan harga saham lalu dan lain–lain masingmasing tidak terjadi korelasi.
69
Berdasarkan teori-teori yang ada di dalam Bab II Tinjauan Pustaka maka model yang merupakan modifikasi terhadap model awal dari jurnal Ekofeum Online ini, dapat diterangkan sebagai berikut : 1. Ke delapan variabel independent itu secara bersama sama akan mempengaruhi variabel harga saham. Ini didasarkan pada hasil pembahasan pada tabel 3.1 dan pembahasannya. Secara keseluruhan baik menurut Ali Arifin, Jurnal Ekofeum dan beberapa penelitian lainnya seperti pada bab 2, variabel-variabel
terikat
tersebut adalah termasuk variabel-variabel yang mempengaruhi harga saham. 2. Variabel jumlah uang beredar (X5) akan mempengaruhi a. Tingkat bunga (X4). Sesuai dengan Teori Keynes
dan Teori Monetaris
dimana kenaikan jumlah uang beredar akan menaikan dan menurunkan tingkat bunga. Disatu sisi lain menurut Keynes juga variabel Jumlah uang beredar adalah variabel eksogen artinya tidak terpengaruh kegiatan ekonomi. b. Inflasi.(X3) Menurut Monetaris
merupakan fenomena moneter. Artinya
inflasi selalu timbul sebagai akibat bertambahnya jumlah uang beredar. Faktor utama terjadinya inflasi adalah kenaikan jumlah uang sebagai akibat kebijaksanaan moneter yang ekspansif dari Bank Sentral. Jadi berdasarkan teori monetaris inflasi timbul sebagai akibat bertambahnya jumlah uang beredar. c. Kurs. (X6). Semakin banyak uang yang beredar di masyarakat, maka akan semakin rendah nilai Rupiah. Ini berhubungan dengan hukum permintaan dan penawaran. Dimana semakin banyak suatu barang atau komoditi maka akan semakin rendah nilainya. 3. Variabel kurs (X6) akan mempengaruhi inflasi (X3). Beberapa studi menunjukkan bahwa pengaruh kurs sangat besar pada inflasi. Menurut Sadono Sukirno (1976), besarnya pengaruh kurs pada inflasi ini disebabkan tingginya ketergantungan sebuah negara pada import. Melemahnya Rupiah serta merta menaikkan harga pada berbagai titik produksi dan distribusi. 4. Tingkat bunga (X4) akan mempengaruhi Kurs (X6). Menurut Sadono Sukirno (1976), bahwa tingkat bunga ini juga dapat mempengaruhi Kurs. Walaupun
70 dikatakan pula dalam beberapa penelitian suku bunga ini belum tentu berpengaruh besar pada perubahan kurs ini. Alasan perubahan dari model awal menjadi model modifikasi awal penelitian 1. Model dasar penelitian dari Jurnal Ekofeum adalah model persamaan regresi linear berganda biasa dimana variabel X
(independen) akan mempengaruhi
variabel Y (dependen) secara linear, baik secara besama sama maupun secara parsial. Namun menurut peneliti diduga ada hubungan yang khusus yang lebih kompleks baik antar sesama variabel X (independen) maupun dengan variabel Y (dependen) 2. Hubungan-hubungan antar variabel tersebut dapat mempengaruhi secara simultan terhadap hasil persamaan sehingga dapat saja meniadakan atau menguatkan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat harga saham 3. Untuk itu perlu diteliti bagaimana hubungan antara variabel terikatnya secara simultan, setelah itu baru dilihat kembali sejauh mana variabel bebasnya dapat mempengaruhi variabel terikat harga saham. 4. Dalam kasus ini berdasarkan Teori dari Keynes dan Monetaris, bisa terdapat hubungan simultan antara variabel yang bersifat makro ekonomi sepeti inflasi, jumlah uang beredar, kurs, dan tingkat bunga. Secara simultan hubungan ini akan mempengaruhi hasil pengamatan bagaimana hubungan variabel bebasnya mempengaruhi variabel terikat harga saham. 5. Dengan penggunaan model simultan penelitian ini diharapkan hubungan tersebut dapat terlihat kemudian dengan model modifikasi awal ini dapat dilihat bagaimana
pengaruh dari masing-masing variabel bebasnya terhadap harga
saham 6. Secara lebih khusus dengan model persamaan baru, diharapkan dapat dihasilkan
kesimpulan :
apa saja yang dapat mempengaruhi fluktuasi harga saham
perbankan, tanpa mengabaikan hubungan simultan antar variabel terikatnya.