BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan (Research and Development). Sugiyono (2010) menjelaskan bahwa Research and Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Pada penelitian ini, produk yang dihasilkan adalah petunjuk praktikum pada topik kapasitas larutan penyangga dan kemudian diuji keefektifannya. Ada beberapa metode yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian dan pengembangan yaitu metode deskriptif, evaluatif dan eksperimental. Metode deskriptif digunakan dalam penelitian awal untuk menghimpun data tentang kondisi yang ada seperti kondisi produk-produk yang sudah ada sebagai bahan dasar yang akan dikembangkan, kondisi pihak pengguna, serta kondisi faktorfaktor pendukung dan penghambat pengembangan dan penggunaan dari produk yang akan dihasilkan. Metode evaluatif digunakan untuk mengevaluasi produk dalam proses uji coba pengembangan suatu produk. Produk penelitian dikembangkan melalui serangkaian uji coba dan pada setiap kegiatan uji coba diadakan evaluasi kemudian hasil uji coba disempurnakan (revisi model). Metode eksperimen digunakan untuk menguji keampuhan dari produk yang dihasilkan dengan cara menguji coba pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (Asmani: 2010). Pada penelitian ini digunakan metode deskriptif untuk studi pendahuluan khususnya pada studi kepustakaan dan survei lapangan, dan pada penyusunan produk awal dan uji coba terbatas digunakan metode evaluatif.
B. Langkah Penelitian Langkah penelitian yang digunakan oleh penulis merupakan langkah penelitian yang dimodifikasi oleh Sukmadinata dari sepuluh langkah Research and Development yang dikemukakan oleh Borg dan Gall. Sukmadinata (2010)
Desri Sri Wahyuni, 2013 Pengembangan Petunjuk Praktikum Kimia SMA Kelas XI Pada Topik Kapasitas Larutan Penyangga Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
20
memodifikasi sepuluh langkah penelitian dan pengembangan yang dipaparkan oleh Borg dan Gall menjadi tiga langkah sebagai berikut: 1.
Studi pendahuluan
2.
Pengembangan model
3.
Uji model Penelitian pengembangan petunjuk praktikum pada topik kapasitas larutan
penyangga hanya dikembangkan sampai tahap pengembangan model yaitu uji coba terbatas. Untuk memberikan gambaran secara umum tentang penelitian ini maka penulis merancang alur penelitian seperti yang tertera pada Gambar 3.1. Survei lapangan
Survei lapangan mengenai keterlaknaan praktikum pada topik kapasitas larutan penyangga di beberapa sekolah
Kajian SK dan KD pada Standar Isi mengenai topik kapasitas larutan penyangga
Studi kepustakaan
Kajian petunjuk praktikum pada topik kapasitas larutan penyangga dari berbagai bahan ajar SMA/MA kelas XI
Penyusunan produk awal
M E T O D E
D E S K R I P T I F
Pembuatan draf prosedur praktikum pada topik kapasitas larutan penyangga Perbaikan Optimasi dan validasi prosedur prakitkum pada topik kapasitas larutan penyangga
Penyusunan prosedur praktikum dalam bentuk petunjuk praktikum, penysunan lembar penilaian guru, lembar observasi dan angket respons siswa Perbaikan Validasi petunjuk praktikum, lembar penilaian guru, lembar observasi dan angket respons siswa oleh pembimbing
STUDI PENDAHULUAN
Identifikasi karakteristik petunjuk praktikum pada topik kapasitas larutan penyangga yang dikembangkan
Uji lapangan
Uji Keterlaksanaan Prosedur Praktikum
Penjaringan respons siswa/ penilaian siswa
Penilaian guru
Pengolahan data
PENGEMBANGAN MODEL
Kesimpulan Desri Sri Wahyuni, 2013 Pengembangan Petunjuk Praktikum Kimia SMA Kelas XI Pada Topik Kapasitas Larutan Penyangga Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.1 Alur Penelitian
M E T O D E E V A L U A T I F
21
Berikut ini adalah penjelasan tahapan penelitian: 1.
Studi pendahuluan Sukmadinata (2010) menjelaskan bahwa tahap studi pendahuluan merupakan
tahap awal atau persiapan untuk pengembangan. Tahap ini terdiri atas tiga langkah, pertama studi kepustakaan, kedua survei lapangan dan ketiga penyusunan produk awal. Langkah-langkah tahap studi pendahuluan yang dilaksanakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: a.
Studi kepustakaan Studi kepustakaan merupakan kajian untuk mempelajari konsep-konsep atau
teori-teori yang berkenaan dengan produk atau model yang akan dikembangkan (Sukmadinata, 2010). Tahap studi kepustakaan pada penelitian ini adalah mengkaji Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) serta mengkaji petunjuk praktikum pada topik kapasitas larutan penyangga pada bahan ajar Kimia SMA kelas XI. Hasil kajian Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang terdapat dalam Standar Isi memberikan gambaran kualifikasi kemampuan minimal siswa dan gambaran mengenai topik kimia SMA yang dapat menggunakan metode praktikum dalam pembelajaran. Kajian petunjuk praktikum pada topik kapasitas larutan penyangga pada bahan ajar kimia SMA kelas XI bertujuan untuk mengetahui karakteristik petunjuk praktikum yang meliputi alat dan bahan yang digunakan, langkah kerja yang terdapat dalam petunjuk praktikum tersebut. Bahan ajar Kimia SMA kelas XI bersumber dari buku standar elektronik yang diterbitkan oleh Depdiknas, buku yang diterbitkan oleh pihak lain (non BSE) dan petunjuk praktikum yang diakses dari internet. b.
Survei lapangan Pada tahap survei lapangan, dilakukan wawancara bebas kepada guru kimia
yang berasal dari lima sekolah SMA di kota Bandung. Dengan wawancara bebas, penulis yang berlaku sebagai pewawancara tidak menyusun daftar pertanyaan, seperti yang dikemukakan oleh Riduwan (2010) wawancara bebas adalah metode tanya jawab bebas antara pewawancara dan responden tetapi wawancara Desri Sri Wahyuni, 2013 Pengembangan Petunjuk Praktikum Kimia SMA Kelas XI Pada Topik Kapasitas Larutan Penyangga Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
22
menggunakan tujuan penelitian sebagai pedoman. Wawancara bebas ini bertujuan untuk mengetahui keterlaksanaan praktikum kimia di sekolah. c.
Penyusunan produk awal Penyusunan produk awal terdiri dari beberapa tahapan yaitu:
1) Pembuatan prosedur praktikum pada topik kapasitas larutan penyangga Prosedur praktikum pada topik kapasitas larutan penyangga dibuat berdasarkan hasil kajian Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang terdapat dalam Standar Isi dan kajian petunjuk praktikum yang terdapat dalam bahan ajar kimia SMA kelas XI saat ini. 2) Optimasi dan validasi prosedur praktikum pada topik kapasitas larutan penyangga Prosedur praktikum
yang dibuat terlebih dahulu dioptimasi untuk
menghasilkan suatu prosedur praktikum yang optimal baik dari segi jenis bahan yang digunakan, jumlah bahan yang digunakan, konsentrasi bahan yang digunakan, jenis indikator yang digunakan, serta waktu pelaksanaan praktikum. Setelah diperoleh prosedur praktikum yang optimum kemudian prosedur divalidasi oleh dosen pembimbing. Bila masih terdapat kekurangan dalam prosedur praktikum maka prosedur praktikum direvisi ulang sampai memperoleh hasil yang valid. 3) Penyusunan prosedur praktikum dalam bentuk petunjuk praktikum dan pembuatan instrumen penelitian (lembar observasi praktikum, angket respons siswa dan angket guru) Setelah diperoleh prosedur praktikum yang optimum dan valid kemudian prosedur praktikum disusun dalam bentuk petunjuk praktikum. Penyusunan prosedur praktikum dalam bentuk petunjuk praktikum dilaksanakan secara bersamaan dengan pembuatan instrumen penelitian. Petunjuk praktikum yang telah disusun kemudian diidentifikasi karakteristiknya. Petunjuk praktikum yang belum dan sudah direvisi dapat dilihat pada Lampiran A.1 halaman 63 dan lampiran A.2 halaman 71.
Desri Sri Wahyuni, 2013 Pengembangan Petunjuk Praktikum Kimia SMA Kelas XI Pada Topik Kapasitas Larutan Penyangga Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
23
Pembuatan instrumen penelitian bertujuan untuk mengetahui kualitas petunjuk praktikum yang dikembangkan.
Instrumen penelitian yang dibuat
berupa lembar observasi praktikum, angket respons siswa, dan angket guru. Lembar observasi praktikum diisi oleh observer berdasarkan rubrik penilaian lembar observasi. Lembar observasi praktikum ini bertujuan untuk mengukur tingkat keterlaksanaan praktikum berdasarkan kesesuaian pelaksanaan praktikum oleh kelompok siswa dengan langkah kerja yang dituntut dalam petunjuk praktikum yang dikembangkan. Lembar observasi praktikum dan rubrik penilaiannya dapat dilihat pada Lampiran B.1 halaman 83 dan Lampiran B.2 halaman 87. Tingkat keterlaksanaan praktikum diketahui juga dari penyelesaian tugastugas yang dituntut dalam petunjuk praktikum. Hal tersebut didasarkan pada ketercapaian tujuan kegiatan praktikum siswa yang dilihat dari jawaban siswa pada pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam petunjuk praktikum. Adapun rubrik penilaian jawaban siswa terdapat pada Lampiran B.3 halaman 88. Angket respons siswa digunakan untuk mengetahui pendapat siswa terhadap petunjuk praktikum yang dikembangkan dan pelaksanaan praktikum penentuan kapasitas larutan penyangga dengan menggunakan petunjuk praktikum tersebut. Angket respons siswa dapat dilihat pada Lampiran B.4 halaman 89. Angket yang diisi oleh guru kimia SMA digunakan untuk mengetahui penilaian guru terhadap kualitas petunjuk praktikum berdasarkan kesesuaiannya dengan standar isi, kesesuaian prosedur praktikum dengan topik kapasitas larutan penyangga, keefektifan kalimat dalam petunjuk praktikum, tata letak dan perwajahan petunjuk praktikum serta kelayakan petunjuk praktikum. Angket guru kimia disusun dalam bentuk lembar penilaian guru. Lembar penilaian guru dapat dilihat pada Lampiran B.5-B.9 halaman 90-97. 4) Validasi instrumen penelitian (lembar observasi praktikum, angket respons siswa dan angket guru) oleh dosen pembimbing Instrumen penelitian berupa lembar observasi praktikum, angket respons siswa, dan angket guru yang telah dibuat divalidasi terlebih dahulu oleh dosen pembimbing agar diperoleh instrumen penelitian yang tepat. Desri Sri Wahyuni, 2013 Pengembangan Petunjuk Praktikum Kimia SMA Kelas XI Pada Topik Kapasitas Larutan Penyangga Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
24
2.
Pengembangan model Tahapan pengembangan model ada dua langkah yaitu uji coba terbatas dan
uji coba secara luas. Pada penelitian ini, tahapan pengembangan model hanya sampai uji coba secara terbatas. Uji coba terbatas ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan produk yang dikembangkan. Setelah terujinya produk secara uji coba terbatas maka penelitian dinyatakan selesai. Tahapan uji coba terbatas ini dilakukan beberapa uji lapangan yaitu: a.
Uji keterlaksanaan petunjuk praktikum yang dikembangkan Uji keterlaksaan dilakukan oleh 20 siswa kelas XII IPA di salah satu SMA
swasta di kota Bandung. Siswa melakukan praktikum dalam kelompok menggunakan petunjuk praktikum yang dikembangkan. Uji keterlaksanaan ini diukur dengan lembar observasi praktikum dan pertanyaan dalam petunjuk praktikum. b.
Penilaian siswa terhadap petunjuk praktikum yang dikembangkan Setelah
dilaksanakan
uji
keterlaksanaan
petunjuk
praktikum
yang
dikembangkan kemudian siswa mengisi angket yang bertujuan untuk mengetahui penilaian siswa terhadap petunjuk praktikum dan pelaksanaan praktikum dengan menggunakan petunjuk praktikum c.
Penilaian guru terhadap petunjuk praktikum yang dikembangkan Data penilaian guru terhadap petunjuk praktikum pada topik kapasitas larutan
penyangga
yang
dikembangkan
diperoleh
dari
sembilan
guru
kimia
SMA/sederajat dengan kriteria pengelompokan berdasarkan lama mengajar. Lima dari sembilan guru telah mengajar lebih dari 10 tahun dan sisanya mengajar kurang dari 10 tahun. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui penilaian guru adalah lembar penilaian guru.
C. Sumber Data Data hasil penelitian ini diperoleh dari pelaksanaan uji coba terbatas dengan sumber data siswa kelas XII IPA di salah satu SMA swasta di kota Bandung sebanyak 20 orang dan sembilan guru kimia SMA/sederajat di daerah Bandung
Desri Sri Wahyuni, 2013 Pengembangan Petunjuk Praktikum Kimia SMA Kelas XI Pada Topik Kapasitas Larutan Penyangga Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
25
dan sekitarnya. Daftar guru tersebut dapat dilihat pada Lampiran B.10 halaman 99.
D. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu: 1.
Tugas dan pertanyaan dalam petunjuk praktikum Berdasarkan Kepmendiknas No. 36/D/O/2001 petunjuk praktikum adalah
pedoman pelaksanaan praktikum yang berisi tata cara persiapan, pelaksanaan, analisis data dan pelaporan. Subiyanto (1988) memaparkan bahwa tujuan kegiatan atau kerja laboratorium itu perlu benar-benar dimengerti oleh para siswa. Kalau dapat, tujuan praktikum merupakan tantangan bagi para siswa. Salah satu hal yang patut diperhitungkan dalam pemilihan kegiatan laboratorium ialah petunjuknya jelas, singkat dan sederhana. Berdasarkan pemaparan tersebut, tugas dan pertanyaan petunjuk praktikum dapat dijadikan sebagai instrumen penelitian karena tugas dan pertanyaan dalam petunjuk praktikum dapat menjadi indikator tingkat keterlaksanaan praktikum siswa menggunakan pertunjuk prakitkum. 2.
Lembar observasi praktikum Pada penelitian ini, observasi dilakukan dengan cara observasi nonpartisipan.
Observer (peneliti) hanya mengamati pelaksanaan praktikum yang dilakukan siswa dalam kelompok. Data hasil lembar observasi ini digunakan sebagai data uji keterlaksanaan praktikum. 3.
Angket Pada penelitian ini terdapat dua jenis angket yaitu angket yang diisi oleh
siswa dan angket yang diisi oleh guru. Angket yang diisi oleh siswa digunakan untuk
mengetahui
penilaian
siswa
terhadap
petunjuk
praktikum
yang
dikembangkan dan pelaksanaan praktikum dengan menggunakan petunjuk praktikum tersebut. Angket yang diisi oleh guru kimia digunakan untuk mengetahui penilaian guru terhadap kualitas petunjuk praktikum
yang
dikembangkan.
Desri Sri Wahyuni, 2013 Pengembangan Petunjuk Praktikum Kimia SMA Kelas XI Pada Topik Kapasitas Larutan Penyangga Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
26
E. Prosedur Pengolahan Data Langkah-langkah pengolahan data yang diperoleh dari instrumen penelitian adalah sebagai berikut: 1.
Pengolahan angket respons siswa dan guru a. Pemberian skor 1) Angket respons siswa Angket respons siswa pada penelitian ini menggunakan skala Likert. Pernyataan angket respons siswa pada penelitian ini berupa pernyataan positif. Jawaban siswa terhadap pernyataan positif tersebut diungkapkan dengan kata sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS). Cara pemberian skor angket respons siswa ditampilkan pada Tabel 3.1 Tabel 3.1. Skor Angket Respons Siswa berdasarkan Skala Likert Skor Pernyataan SS S TS STS Positif 4 3 2 1 Setelah pemberian skor angket respons siswa kemudian skor tersebut dijumlahkan sehingga diperoleh skor total setiap siswa terhadap petunjuk praktikum serta pelaksanaan praktikumnya. 2) Angket guru Pada penelitian ini, angket guru disusun dalam bentuk lembar penilaian guru menggunakan skala Likert seperti angket respons siswa dan skala Guttman. Angket berupa lembar penilaian guru yang menggunakan skala Likert adalah angket penilaian guru terhadap kelayakan petunjuk praktikum dan angket penilaian guru terhadap tata letak dan perwajahan petunjuk praktikum sedangkan angket penilaian guru yang menggunakan skala Guttman adalah angket penialaian guru terhadap kesesuaian petunjuk prakitkum dengan standar isi, angket penilaian guru terhadap kesesuaian petunjuk prakitkum dengan konsepnya yaitu kapasitas larutan penyangga serta angket penilaian guru terhadap keefektifan kalimat petunjuk prakitkum. Cara pemberian skor
Desri Sri Wahyuni, 2013 Pengembangan Petunjuk Praktikum Kimia SMA Kelas XI Pada Topik Kapasitas Larutan Penyangga Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
27
angket berupa lembar penilaian guru dengan skala Likert dan skala Guttman dapat dilihat pada Tabel 3.2 dan 3.3. Tabel 3.2. Skor Angket berupa Penilaian Guru dengan Skala Likert Kriteria Skor Sangat layak/ sangat sesuai 4 Layak/ sesuai 3 Tidak layak/ tidak sesuai 2 Sangat tidak layak/ sangat tidak sesuai 1 Tabel 3.3. Skor Angket berupa Penilaian Guru dengan Skala Guttman Kriteria Skor Sesuai/ tepat/ terkait/ logis/ jelas 1 Tidak sesuai/ tidak tepat/ tidak terkait/ tidak logis/ tidak jelas 0 Setelah pemberian skor angket kemudian skor tersebut dijumlahkan sehingga diperoleh skor total setiap guru.
b. Pengolahan skor Pengolahan skor angket dilakukan dengan beberapa tahap: 1) membuat rekapitulasi data dari seluruh responden pada setiap aspek penilaian. 2) menghitung skor responden pada seluruh aspek penilaian. 3) menentukan skor maksimal pada setiap aspek penilaian 4) menentukan rumusan persentase skor untuk setiap aspek penilaian
5) menentukan rata rata skor seluruh aspek penilaian dalam persentase
6) menafsirkan rata-rata respons terhadap seluruh aspek Penafsiran rata-rata respons terhadap seluruh aspek menggunakan tafsiran persentase seperti yang termuat dalam Riduwan (2010) sebagai berikut:
Desri Sri Wahyuni, 2013 Pengembangan Petunjuk Praktikum Kimia SMA Kelas XI Pada Topik Kapasitas Larutan Penyangga Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
28
Tabel 3.4. Kriteria Tafsiran Skor Rentang skor (%) Kriteria 0 - 20 Sangat lemah 21 - 40 Lemah 41 - 60 Cukup 61 - 80 Kuat 81 - 100 Sangat kuat 2.
Pengolahan uji keterlaksanaan Pengolahan uji keterlaksanaan dieproleh dari pengolahan data lembar
observasi praktikum dan jawaban siswa terhadap pertanyaan-pertanyaan dalam petunjuk praktikum. a.
Pengolahan lembar observasi praktikum Lembar observasi praktikum terdapat tiga kriteria rubrik penilaian
pelaksanaan praktikum yang dilakukan siswa dalam kelompok yang termuat pada Tabel 3.5. Tabel 3.5. Kriteria Rubrik Penilaian Lembar Observasi Skor 2 1 0
Rubrik penilaian Siswa melaksanakan praktikum dan sesuai dengan prosedur kerja dalam petunjuk praktikum. Siswa melaksanakan praktikum namun tidak sesuai dengan langkah prosedur kerja dalam petunjuk praktikum. Siswa tidak melaksanakan langkah prosedur kerja dalam petunjuk praktikum.
Kriteria Melakukan dengan baik Melakukan dengan kurang baik Tidak melakukan
Pengolahan skor dari masing-masing pernyataan dalam lembar observasi praktikum dilakukan tahapan-tahapan sebagai berikut: 1) membuat rekapitulasi data keterlaksanaan setiap langkah kerja pada masingmasing percobaan. 2) menghitung skor seluruh siswa dari setiap langkah kerja pada masing-masing percobaan. 3) menentukan skor maksimal keterlaksanaan seluruh langkah kerja pada setiap percobaan 4) menentukan persentase skor setiap langkah kerja pada setiap percobaan. 5) menentukan persentase rata-rata setiap langkah kerja pada setiap percobaan. Desri Sri Wahyuni, 2013 Pengembangan Petunjuk Praktikum Kimia SMA Kelas XI Pada Topik Kapasitas Larutan Penyangga Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
29
6) menentukan rata-rata keterlaksanaan setiap percobaan dalam persentase ∑
7) menentukan rata-rata keterlaksanaan prosedur praktikum dalam persentase ∑
8) menafsirkan persentase rata-rata keterlaksanaan prosedur praktikum dari seluruh percobaan. Penafsirkan rata-rata keterlaksanaan prosedur praktikum digunakan tafsiran persentase seperti pada Tabel 3.4.
b.
Pengolahan jawaban siswa Untuk mendukung tingkat keterlaksanaan prosedur praktikum maka jawaban
siswa pada petunjuk praktikum diolah. Skor yang diperoleh menunjukkan penguasaan materi yang telah dipraktikumkan siswa. Berikut ini langkah-langkah pengolahan skor jawaban siswa terhadap masingmasing pernyataan dalam petunjuk praktikum: 1)
membuat rekapitulasi jawaban seluruh siswa dalam kelompok terhadap pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam petunjuk praktikum.
2) menghitung skor seluruh siswa dalam kelompok dari setiap pertanyaan yang terdapat dalam petunjuk praktikum. 3) menentukan skor maksimal jawaban siswa dalam kelompok dari setiap pertanyaan yang terdapat dalam petunjuk praktikum. 4) Menentukan persentase skor jawaban siswa dalam kelompok untuk masingmasing pertanyaan. 5) menentukan persentase rata-rata jawaban siswa dalam kelompok seluruh seluruh pertanyaan dalam petunjuk praktikum.
Desri Sri Wahyuni, 2013 Pengembangan Petunjuk Praktikum Kimia SMA Kelas XI Pada Topik Kapasitas Larutan Penyangga Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
30
% rata-rata jawaban siswa dalam kelompok terhadap seluruh pertanyaan dalam petunjuk praktikum = ∑
6) menafsirkan persentase rata-rata jawaban siswa dalam kelompok terhadap setiap pertanyaan dalam petunjuk praktikum. Penafsirkan rata-rata jawaban siswa dalam kelompok terhadap setiap pertanyaan dalam petunjuk praktikum digunakan tafsiran persentase seperti pada Tabel 3.4.
Desri Sri Wahyuni, 2013 Pengembangan Petunjuk Praktikum Kimia SMA Kelas XI Pada Topik Kapasitas Larutan Penyangga Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu