29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Pada penelitian ini hanya mencakup dalam bidang analisis perpajakan. Objek penelitian ini yaitu pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Tanah Abang Satu yang beralamat pada Jalan Penjernihan I No.36, Jakarta Pusat adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal Pajak yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Kantor Wilayah DJP Jakarta Pusat . Pengumpulan data yang diteliti adalah laporan kepatuhan tahun 2006-2009 yang di dalamnya terdapat yaitu ketepatan waktu, laporan keuangan yang diaudit oleh akuntan publik, laporan tidak ada tunggakan, dan laporan Penyelesaian Restitusi PPN. Variabel penerimaan PPN tahun 2006-2009 pada Kantor Pelayanan Pajak Tanah Abang Satu dan yang diteliti adalah jumlah nominal penerimaan PPN.
B. Metode Penelitian Dalam penelitian ini metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kausal. Penelitian kausal adalah sebuah penelitian yang digunakan untuk mengetahui pengaruh satu variabel atau lebih variabel bebas (independent variable) dalam hal ini adalah Kepatuhan Wajib Pajak dan Restitusi Pajak Pertambahan Nilai terhadap variabel terikat (dependent variable) yaitu Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai. C. Hipotesis Berdasarkan yang sudah dikemukakan dihalaman sebelumnya, oleh karena itu hipotesis yang dikembangkan oleh penulis adalah sebagai berikut : 1. Ha1 = Kepatuhan wajib pajak dalam ketepatan waktu membayar pajak berpengaruh secara signifikan terhadap penerimaan PPN pada Kantor Pelayanan Pajak Tanah Abang Satu.
29
30
2. Ha2 = Restitusi PPN berpengaruh secara signifikan terhadap penerimaan PPN pada Kantor Pelayanan Pajak Tanah Abang Satu. 3. Ha3 = Kepatuhan wajib pajak dalam ketepatan waktu dan Restitusi PPN berpengaruh secara signifikan terhadap penerimaan PPN pada Kantor Pelayanan Pajak Tanah Abang Satu.
D. Variabel dan Skala Pengukuran Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua variabel yaitu variabel terikat (variable dependent) dan variable bebas (variable independent) yang saling berkaitan erat dan saling mempengaruhi. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel terikat (variable dependent) yaitu Penerimaan PPN. Skala pengukurannya adalah dengan menggunakan skala nominal. 2. Variabel bebas (variable independent) yaitu : a. Kapatuhan Wajib Pajak. Skala pengukuran yang digunakan oleh variabel bebas ini adalah skala nominal.
b. Restitusi PPN. Skala pengukuran yang digunakan oleh variabel bebas ini adalah skala nominal.
E. Definisi Operasional Variabel Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberikan arti, atau menspesifikan kegiatan ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut. Dan variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Kepatuhan Wajib Pajak adalah Wajib Pajak mempunyai kesediaan untuk memenuhi kewajiban perpajakannya sesuai dengan aturan yang berlaku tanpa perlu diadakannya pemeriksaan atau investigasi secara seksama, peringatan
31
ataupun ancaman dan penerapan sanksi baik secara pidana maupun administrasi. 2. Restitusi Pajak Pertambahan Nilai adalah pengembalian kelebihan pajak masukan yang disebabkan oleh adanya kelebihan pembayaran pajak. 3. Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai adalah penerimaan pajak atas konsumsi (consumption tax) yang dikenakan pada setiap tingkatan penyerahan barang kena pajak atau jasa kena pajak.
F. Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa metode dalam pengumpulan data yang dimaksudkan untuk memberikan gambaran secara mendasar dan benar. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah : 1. Penelitian Kepustakaan (library research) adalah metode yang didapat dari membaca dan memahami buku referensi, catatan-catatan perkuliahan, dan jurnal. 2. Penelitian Lapangan (field research) adalah metode yang dikumpulkan dari observasi dan wawancara yang dilakukan untuk mendapatkan data yang sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Data yang dimaksud oleh penulis adalah data yang didapat dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tanah Abang Satu. Data yang diambil adalah data primer dan data skunder.
G. Populasi dan Sampel Populasi
penelitian
adalah
keseluruhan
subyek
penelitian
yang
mempunyai kesamaan karakteristik tertentu. Populasi dalam penelitian ini adalah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tanah Abang Satu. Dalam menentukan sampel menggunakan pemilihan sampel bertujuan (purposive sampling). Dengan mengambil dua jenis metode sampel ini yaitu pemilihan sampel berdasarkan pertimbangan dan pemilihan sampel berdasarkan
32
kuota. Penelitian ini menggunakan pemilihan sampel berdasarkan pertimbangan (judgement sampling) yaitu pemilihan sampel tidak acak yang informasinya diperoleh
dengan
menggunakan
pertimbangan
tertentu
pada
umumnya
disesuaikan dengan tujuan atau masalah dari penelitian yang dilakukan.
H. Metode Analisis Data Berdasarkan perumusan masalah, tujuan penelitian dan metodologi penelitian metode analisis yang digunakan yaitu deskriptif kuantitatif merupakan metode yang mengumpulkan dan menganalisis data yang ada dengan berdasarkan angka. 1. Statistik Deskriptif Metode Statistik Deskriptif adalah metode statistik yang bertujuan untuk mengelompokkan data, mengarap, menyimpulkan, memaparkan serta menyajikan
hasil
olahan.
Metode
statistik
ini
digunakan
untuk
menggambarkan profil perusahaan atau instansi yang dijadikan sampel dalam penelitian ini.
2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Multikolinieritas Uji multikolilieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variable bebas (variable independent) (Ghozali,2001:57).
Jika
terjadi
korelasi
maka
terdapat
problem
multikolinieritas atau multiko. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi
diantara
variabel
independennya.
Ada
tidaknya
multikolinieritas di dalam model regresi adalah jika antara variabel bebas ada korelasiyang cukup tinggi (umumnya diatas 90%), maka diindikasikan adanya mulitkolinieritas. Dan nilai tolerance (TOL) dan variant inflation factor (VIF) berkisar pada angka 1 hingga 8 dan mempunyai angka tolerance mendekati 1.
33
Hipotesis: HO: model regresi tidak terjadi multiko H1 : model regresi terjadi multiko Kriteria pengujian: HO diterima jika niali VIF (variant inflation factor) dan angka tolerance sesuai pedoman suatu model regresi yang bebas multiko, yakni mempunyai nilai VIF disekitar angka 1, mempunyai angka tolerance (TOL) antara 1 hingga 8 dan koefisien korelasi antara variabel independen haruslah lemah (dibawah 0.9). b. Uji Heteroskedastisitas Uji ini dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan yang lain. Jika nilai variansnya tetap, maka disebut heteroskedastisitas, model regresi yang baik adalah tidak terjadinya heteroskedastisitas. Hipotesis: HO: model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas H1 : model regresi terjadi heteroskedastisitas Kriteria pengujian : Dasar pengambilan keputusannya, jika ada pola tertentu, seperti titik-titik (point-point) yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka telah terjadi heteroskedastisitas. Dan jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Santoso, 2002:210) c. Uji Normalitas Pengujian hipotesis dengan menggunakan multiple linear regression atau regresi linear berganda, dapat dikatakan model yang baik jika memenuhi asumsi normalitas data dan terbebas dari asumsi-asumsi statistic klasik (Bhuono : 2005). Data yang baik dan layak digunakan
34
dalam penelitian adalah data yang memiliki distribusi normal. Normalitas data dapat dilihat dari analisis grafik, dengan melihat normal probability plot. Dengan cara membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal. Dasar pengambilan keputusan yaitu: a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka menunjukkan pola distribusi normal sehingga model regresi memenuhi asumsi normalitas data. b. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagoanal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas data. d. Uji Autokorelasi Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah sebuah regresi linear ada korelasi antara kesalahan penggunaan pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1, jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah yang bebas dari problem autokorelasi. Deteksi adanya autokorelasi dengan menggunakan Durbin-Watson, dimana angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif, angka D-W diantara-2 sampai +2 tidak ada autokorelasi dan angka D-W diatas +2 berarti ada autokorelasi negatif (Singgih Santoso, 2002:216).
3. Uji Hipotesis a. Regresi Linear Berganda (multiple regression) Model statistik yang digunakan adalah model regresi linear berganda (multi regression). Multi regression adalah suatu teknik yang digunakan untuk menghitung seberapa besar pengaruh variable bebas (independen) dan variable terikat (dependen). Model regresi berganda dapat dirumuskan sebagai berikut:
35
Y = α + β1X1 + β2X2 + e Keterangan: Y = Variabel dependen yaitu Penerimaan PPN X1= Variabel independent yaitu Kepatuhan Wajib Pajak dalam ketepatan waktu X2 = Variabel independent yaitu Restitusi PPN α = Konstanta β = Koefisien regresi e
= Variabel lain yang tidak dapat dijelaskan dalam fungsi
b. Uji Regresi Uji koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model regresi dalam menerangkan variasi variable dependen. Nilai koefisien determinasi adalah diantara nol dan satu. Nilai
R²
yang
kecil
berarti
kemampuan
variable-variabel
independent dalam menjalankan variasi dependen yang terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variable-variabel independent memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variable dependen. (Imam Gozali,2001:45) Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui besarnya kontribusi atau pengaruh variable independent terhadap variable dependen yaitu dengan menguadratkan korelasi. c. Uji F Uji F dilakukan untuk mengetahui hubungan variabel-variabel independent secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen. Untuk mengetahui apakah variabel-variabel independent secara bersamasama mempengaruhi variabel dependen, maka digunakan tingkat signifikansi sebesar 0,05. jika nilai probability F lebih besar dari 0,05 maka model regresi tidak dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen atau dengan kata lain variabel independent secara bersama-sama
36
berpengaruh terhadap variabel dependen. Sebaliknya, jika nilai probability F lebih kecil dari 0,05 maka model regresi tidak dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen atau dengan kata lain variabel independent secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. d. Uji T Uji T bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masingmasing variabel independent secara individual (parsial) terhadap variabel dependen. Hasil ini pada output SPSS dapat dilihat pada tabel Coefficient. Nilai dari T-test dapat dilihat dari 1- value (pada kolom sig.) pada masingmasing variabel independent, jika p-value lebih kecil dari level of significant yang ditentukan (p-value 0,05) atau t-hitung (pada kolom t) lebih besar dari t-tabel (dihitung dari two-tailed α = 5% df-k, k merupakan jumlah variabel independent) maka dapat disimpulkan hasil yang diperoleh signifikan dan terdapat pengaruh antara masing-masing variabel independent dan dependen.