BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Kerangka Pikir Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh dan hubungan antara total nilai aset reksa dana dengan risiko pasar reksa dana (beta), standar deviasi reksa dana, Value at Risk reksa dana dan risiko downside reksa dana serta memeringkatkan reksa dana berdasarkan rasio kinerja dari masing-masing reksa dana saham yang diuji. Hasil dari metode regresi berganda nantinya akan diuji dengan uji t untuk membuktikan apakah hipotesa awal yang ditetapkan ditolak atau gagal ditolak (diterima) sehingga didapatkan kesimpulan dari penelitian yang dilakukan. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode korelasi dan metode regresi berganda (multiple regression) karena hanya terdapat satu variabel dependen yaitu variabel total aset reksa dana dan beberapa variabel independen yang dapat diukur yaitu variabel beta, standar deviasi, Value at Risk (VaR) dan downside risk. Sedangkan untuk melakukan evaluasi kinerja reksa dana, kami menggunakan 7 metode perhitungan antara lain metode pengukuran Sharpe, metode pengukuran Treynor, metode pengukuran Jensen, metode rasio informasi, metode rasio risiko, metode rasio Sortino, metode rasio Value at risk (VaR) dan dilengkapi juga dengan metode Risk-Return Histories (Snail Trail) untuk melihat performa reksa dana dari waktu ke waktu.
33
34
Dari 8 metode diatas, metode Risk-Return Histories (Snail Trail) hanya digunakan untuk menggambarkan dan mengetahui ada tidaknya perubahan kinerja dari reksa dana saham selama periode penelitian. Hasil perhitungan dari rasio Sharpe, Treynor, Jensen, Sortino, rasio informasi, rasio risiko dan VaR masing-masing reksa dana diberi bobot penilaian dan kemudian ditotal untuk mendapatkan peringkat reksa dana terbaik. Proses penelitian yang akan dilakukan dapat digambarkan sebagai berikut:
35
Pengumpulan data-data penelitian
Penentuan hipotesa nol (H 0) dan hipotesa altrenatif (H 1)
Uji Hubungan antara variabelvariabel risiko terhadap total aset dengan metode korelasi
Analisa pengaruh variabelvariabel risiko terhadap total aset dengan metode regresi berganda
Terdapat Multi-collinear?
Ya
Buang variabel penyebab multi-collinear
Tidak
Uji – t / Uji hipotesis
Penarikan kesimpulan
Pemeringkatan Reksa Dana
Gambar 3.1. Kerangka Pikir
36
3.2. Model Penelitian Model penelitian yang digunakan merupakan kombinasi antara metode deskriptif (grafik dan tabel), metode studi pustaka dan metode analitik. Untuk mengetahui hubungan dan menghitung pengaruh dari variabel-variabel risiko reksa dana terhadap nilai total aset reksa dana digunakan metode korelasi dan regresi linier berganda (multiple regression), dimana dilakukan uji hipotesis dengan metode uji t untuk mengukur tingkat signifikan dari hasil penelitian yang menggunakan tingkat keyakinan (confidence level) sebesar 95%. Untuk perhitungan metode deskriptif terhadap kinerja reksa dana didasarkan pada pendekatan manajemen risiko (risk management) dimana setiap perhitungan imbal hasil dari reksa dana disesuaikan kembali dengan besarnya tingkat risiko yang dihadapi oleh reksa dana tersebut. Dalam penelitian ini digunakan 7 metode untuk mengukur kinerja dari reksa dana yaitu: 1. Metode perhitungan Risk Adjusted Return (RAR) dari Sharpe, dikenal juga dengan Sharpe Ratio. Metode ini menunjukkan kemampuan manajer investasi mengelola dana untuk mendapatkan imbal hasil lebih dari setiap risiko yang diambil. Formula perhitungan yang digunakan adalah:
Sp =
Rp − R f
σp
Dimana:
σ p = Standar deviasi dari return reksa dana dalam satuan desimal.
37
R f = Rata-rata return dari deposito rupiah 1 bulan dalam satuan desimal. R p = Rata-rata return portfolio reksa dana dalam satuan desimal. 2. Metode pengukuran Treynor, metode ini digunakan untuk mengukur hubungan antara imbal hasil portfolio reksa dana yang melebihi imbal hasil aset bebas risiko dibandingkan dengan risiko sistemik pasar. Formula perhitungan yang digunakan adalah:
Tp =
Rp − R
β
f
p
Dimana:
β p = beta dari portfolio reksa dana dibandingkan dengan IHSG R f = Rata-rata return dari deposito rupiah 1 bulan dalam satuan desimal. R p = Rata-rata return portfolio reksa dana dalam satuan desimal. 3. Metode pengukuran Jensen (Jensen’s Measures), metode ini menggambarkan rata-rata imbal hasil reksa dana yang melebihi prediksi dari Capital Aset Pricing
Model (CAPM). Formula perhitungan yang digunakan adalah:
α p = R p − [ R f + β p ( Rm − R f )] Dimana:
α p = Alpha portfolio β p = beta dari portfolio reksa dana dibandingkan dengan IHSG R f = Rata-rata return dari deposito rupiah 1 bulan dalam satuan desimal.
38
Rm = Rata-rata return dari IHSG dalam satuan desimal. R p = Rata-rata return portfolio reksa dana dalam satuan desimal. 4. Metode rasio Sortino, metode ini mirip dengan pengukuran yang dilakukan oleh metode Sharpe dengan 2 perbedaan utama yaitu imbal hasil aset bebas risiko diganti dengan imbal hasil minimum yang diharapkan dan standar deviasi yang digunakan hanya standar deviasi dari imbal hasil portfolio yang berada dibawah imbal hasil minimum yang ditetapkan dimana dalam penelitian ini hasil minimum yang ditetapkan berasal dari imbal hasil indeks pasar (IHSG). Formula perhitungan yang digunakan adalah:
Rasio Sortino =
E ( R p ) − MAR 1 T ( R pt − MAR ) 2 ∑ T t =0
Dimana :
E ( R p ) = Rata-rata return portfolio reksa dana dalam satuan desimal.
MAR = Rata-rata return IHSG dalam satuan desimal. R pt
= Return portfolio pada periode t dalam satuan desimal.
5. Metode rasio informasi (Appraisal Ratio), metode ini mengukur imbal hasil abnormal dari reksa dana yang diterima dari setiap risiko yang dapat didiversifikasi dengan mengikuti indeks pasar. Formula perhitungan yang digunakan adalah:
39
Rasio Informasi =
αp σ (e p )
Dimana:
α p = alpha portfolio, diambil dari pengukuran metode Jensen dalam satuan desimal. e p = tracking error portfolio dalam satuan desimal.
6. Metode rasio risiko, yang mengukur rasio risiko pasar dengan risiko pasar. Metode ini menunjukkan kemampuan manajer investasi mengelola dana portfolio dalam menghadapi risiko pasar. Formula perhitungan yang digunakan adalah:
Rasio Risiko =
σ Rm σ Rp
Dimana:
σ Rp = Standar deviasi dari portfolio reksa dana dalam satuan desimal. σ Rm = Standar deviasi dari IHSG dalam satuan desimal. 7. Metode rasio Value at risk (VaR), metode ini mirip dengan metode pengukuran sharpe. Perbedaannya terdapat pada jenis risiko yang digunakan yaitu risiko kerugian terbesar yang dihadapi oleh reksa dana dalam periode tertentu dengan tingkat confidence level tertentu (penelitian ini menggunakan confidence level 95% dengan koefisien -1.65). Formula perhitungan yang digunakan adalah:
40
Rp − R f Rasio VaR = VaR p Vp
0
Dimana: VaR p
= Nilai Value at risk portfolio reksa dana (desimal)
Rf
= Rata-rata tingkat pengembalian bebas risiko (desimal)
Rp
= Rata-rata ingkat pengembalian portfolio (desimal)
Vp
0
= Tingkat pengembalian awal portfolio reksa dana (desimal) Variabel Value at risk (VaR) dihitung dengan menggunakan formula:
VaR = R p ( −1.65 * σ p ) Dimana: R p = Rata-rata tingkat pengembalian portfolio dalam satuan desimal.
σ p = Total risiko portfolio reksa dana dalam satuan desimal.
3.3. Hipotesis Penelitian Dalam penelitian ini digunakan pendekatan pengujian dengan teori sampling, dimana pendekatan ini menggambarkan secara objektif digunakannya peluang (probability) untuk membuat keputusan dengan bersandar pada analisis data sampel (sampling data) yang tersedia melalui pengujian hipotesis. Dengan menggunakan uji signifikansi (test of significance) digunakan dua hipotesis yaitu hipotesis nol (null
41
hypothesis) dan hipotesis alternatif. Hasil dari pengujian signifikansi digunakan untuk
menolak (reject) hipotesis nol ataupun tidak menolak (not to reject) hipotesis nol. 1. Untuk menguji apakah terdapat hubungan dan pengaruh antara beta reksa dana dengan total aset reksa dana, maka hipotesisnya adalah:
Uji korelasi antara beta reksa dana dengan total aset reksa dana H 0 A1 : ρ = 0 (tidak ada hubungan linier yang signifikan antara beta reksa dana
dengan total aset reksa dana) H 1A1 : ρ ≠ 0 (ada hubungan linier yang signifikan antara beta reksa dana dengan total aset reksa dana)
Uji regresi antara beta reksa dana dengan total aset reksa dana
H 0 A 2 : β = 0 (tidak ada pengaruh antara beta reksa dana dengan total aset reksa dana)
H 1A 2 : β ≠ 0 (ada pengaruh antara beta reksa dana dengan total aset reksa dana) 2. Untuk menguji apakah terdapat hubungan dan pengaruh antara standar deviasi reksa dana dengan total aset reksa dana, maka hipotesisnya adalah:
Uji korelasi antara standar deviasi dengan total aset reksa dana
H 0 B1 : ρ = 0 (tidak ada hubungan linier yang signifikan antara standar deviasi reksa dana dengan total aset reksa dana)
H 1B1 : ρ ≠ 0 (ada hubungan linier yang signifikan antara standar deviasi reksa dana dengan total aset reksa dana)
42
Uji regresi antara standar deviasi dengan total aset reksa dana
H 0 B 2 : β = 0 (tidak ada pengaruh antara standar deviasi reksa dana dengan total aset reksa dana)
H 1B 2 : β ≠ 0 (ada pengaruh antara standar deviasi reksa dana dengan total aset reksa dana) 3. Untuk menguji apakah terdapat hubungan dan pengaruh antara Value at risk (VaR) reksa dana dengan total aset reksa dana, maka hipotesisnya adalah:
Uji korelasi antara value at risk dengan total aset reksa dana
H 0C 1 : ρ = 0 (tidak ada hubungan linier yang signifikan antara value at risk reksa dana dengan total aset reksa dana)
H 1C 1 : ρ ≠ 0 (ada hubungan linier yang signifikan antara value at risk reksa dana dengan total aset reksa dana)
Uji regresi antara value at risk dengan total aset reksa dana
H 0C 2 : β = 0 (tidak ada pengaruh antara value at risk reksa dana dengan total aset reksa dana)
H 1C 2 : β ≠ 0 (ada pengaruh antara value at risk reksa dana dengan total aset reksa dana) 4. Untuk menguji apakah terdapat hubungan dan pengaruh antara Downside risk reksa dana dengan total aset reksa dana, maka hipotesisnya adalah:
Uji korelasi antara downside risk dengan total aset reksa dana
43
H 0D1 : ρ = 0 (tidak ada hubungan linier yang signifikan antara downside risk reksa dana dengan total aset reksa dana)
H1D1 : ρ ≠ 0 (ada hubungan linier yang signifikan antara downside risk reksa dana dengan total aset reksa dana)
Uji regresi antara downside risk dengan total aset reksa dana
H 0D 2 : β = 0 (tidak ada pengaruh antara downside risk reksa dana dengan total aset reksa dana)
H1D 2 : β ≠ 0 (ada pengaruh antara downside risk reksa dana dengan total aset reksa dana) 5. Untuk menguji apakah terdapat pengaruh antara beta, standar deviasi, value at
risk dan downside risk secara bersama-sama terhadap total aset reksa dana, maka hipotesisnya adalah:
Uji regresi antara beta, standar deviasi, value at risk dan downside risk dengan total aset reksa dana
H 0E : β1 = β 2 = ... = β 5 = 0 (tidak ada pengaruh antara beta, standar deviasi, value at risk dan downside risk reksa dana dengan total aset reksa dana) H1E : at least one β i ≠ 0 (setidaknya ada 1 variabel antara beta, standar deviasi, value at risk dan downside risk reksa dana yang berpengaruh terhadap total aset reksa dana)
44
3.4. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini, kami mengukur pengaruh dari variabel-variabel risiko terhadap total aset reksa dana dengan menggunakan metode regresi linear berganda yang membutuhkan adanya variabel independen dan variabel dependen. Variabel total aset reksa dana ditetapkan sebagai variabel dependen yang dipengaruhi beberapa variabel independen yaitu variabel beta reksa dana, standar deviasi, value at risk (VaR) dan variabel downside risk reksa dana. Sedangkan untuk mengukur kinerja reksa dana selama 3 tahun, maka diperlukan beberapa variabel antara lain: 1. Nilai Aktiva Bersih (NAB) mingguan reksa dana saham. 2. Rata-rata imbal hasil dari setiap portfolio reksa dana. 3. Risiko dari setiap portfolio reksa dana didapatkan dengan menghitung volatilitas imbal hasil portfolio reksa dana setiap periode. 4. Rata-rata imbal hasil dari investasi bebas risiko, yang berasal dari rata-rata mingguan tingkat suku bunga deposito 1 bulan rupiah bank di Indonesia. 5. Rata-rata imbal hasil dan volatilitas imbal hasil indeks pasar modal (IHSG).
3.5. Populasi dan Sampel Populasi data yang dianalisis dalam penelitian ini merupakan jenis reksa dana saham yang pernah aktif beroperasi di Indonesia dan tercatat di Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM). Dalam penelitian ini, sampel diambil dengan menggunakan metode purposive sampling yaitu metode judgment sampling karena lebih mudah dan praktis untuk dilakukan. Namun metode ini memiliki kelemahan
45
yaitu kurang akuratnya sampling yang dilakukan karena kemungkinan terjadinya bias sangat tinggi. Penelitian ini menggunakan sampel reksa dana saham yang masih beroperasi di Indonesia hingga awal tahun 2008. Kriteria reksa dana yang digunakan sebagai sampel penelitian, antara lain: 1. Reksa dana harus aktif dan tercatat di BAPEPAM selama kurun waktu tahun 2005 hingga tahun 2007 dan masih beroperasi hingga tanggal 1 Januari 2008. 2. Reksa dana belum pernah dihentikan penawarannya oleh BAPEPAM selama kurun waktu 2005 hingga 2007. 3. Penempatan portfolio reksa dana minimal 80% pada efek ekuitas (saham). 4. Reksa dana ditawarkan dalam denominasi mata uang rupiah. Dengan menggunakan kriteria-kriteria diatas, maka diperoleh 19 sampel reksa dana yang akan digunakan sebagai objek penelitian seperti terlihat pada tabel 3.1.
Peringkat
1 2 3 4 5
Tabel 3.1. Tabel Sampel Reksa Dana Saham Kode Manajer Nama Reksa Dana Bloomberg Investasi Fortis CITEKUI IJ Fortis Ekuitas Investments Fortis MFIPERI IJ Fortis Pesona Investments Manulife Aset Manulife Dana MANSHAM IJ Manajemen Saham Indonesia Reksa Dana Trim Trimegah TRSMKPI IJ Kapital Securities Manulife Aset Manulife Phinisi DMPHSAI IJ Manajemen Dana Saham Indonesia
Return
57.60% 56.70% 51.25% 48.90% 48.70%
46
Peringkat
6 7
8
9
10 11 12
13
14
15
16 17
Tabel 3.1. Tabel Sampel Reksa Dana Saham (Lanjutan) Kode Manajer Nama Reksa Dana Bloomberg Investasi Platinum Aset PLASHAM IJ Platinum Saham Management Ciptadana Aset PTLCERD IJ Rencana Cerdas Management Schroder Schroder Dana Investment SCHPPLU IJ Mantap Plus II Management Indonesia Schroder Schroder Dana Investment SCHISTI IJ Istimewa Management Indonesia Danareksa DANMAWI IJ Danareksa Mawar Persero Portfolio Panin Dana PTPDMAI IJ Panin Sekuritas Maksima MLC BLSDINI IJ Master Dinamis Investment Indonesia Bahana TCW Bahana TCW Dana BCTWPRI IJ Investment Prima Management Batavia Prosperindo BIRADSI IJ Si Dana Saham Aset Manajemen ABN AMRO ABN Amro ABNIEQI IJ Indonesia Dana Manajemen Saham Investasi Nikko Nikko Saham NIKSANI IJ Securities Nusantara Indonesia
BNIRBEI IJ
BNI Berkembang
18
EQUSENT IJ
Equity Dana Sentosa
19
BHIGNUI IJ
Bhakti Big Nusantara
BNI Securities Equity Development Securities Bhakti Aset Management
Return
47.76% 44.35%
43.32%
42.66%
42.57% 42.38% 42.18%
41.80%
41.52%
31.40%
26.61% 18.21% 15.36% 3.34%
47
3.6. Metode Pengumpulan Data Penelitian ini membutuhkan beberapa data yang didapatkan melalui sistem Bloomberg antara lain: 1. Data Nilai Aktiva Bersih (NAB) dan nilai aset total mingguan reksa dana Data NAB dan nilai aset total reksa dana serta manajer investasi reksa dana yang digunakan diambil mulai dari tanggal 31 Desember 2004 hingga tanggal 31 Desember 2007 secara mingguan yang diperoleh melalui sistem Bloomberg dengan menggunakan kriteria-kriteria yang sudah ditentukan diatas. 2. Data daftar reksa dana yang tercatat di Bapepam. Daftar reksa dana yang digunakan adalah reksa dana yang tercatat di Bapepam dan masih beroperasi di Indonesia hingga tanggal 1 Januari 2008 diperoleh dari Situs Bapepam. 3. Data Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia Data historis indeks Bursa Efek Indonesia (sebelumnya Bursa Efek Jakarta) diambil mulai dari tanggal 31 Desember 2004 hingga tanggal 31 Desember 2007 secara mingguan menggunakan sistem Bloomberg. 4. Data rata-rata suku bunga deposito rupiah 1 bulan bank-bank di Indonesia Data historis rata-rata suku bunga deposito rupiah 1 bulan dari bank-bank yang beroperasi di Indonesia yang diambil mulai dari tanggal 31 Desember 2004 hingga tanggal 31 Desember 2007 secara mingguan menggunakan sistem Bloomberg.
48
3.7. Metode Analisis Data Penelitian ini menggunakan beberapa metode statistik untuk membuktikan adanya pengaruh dan hubungan dari variabel-variabel risiko terhadap variabel total aset reksa dana, antara lain:
Metode Korelasi Linear Sederhana (Simple Linear Correlation). Pengujian korelasi digunakan untuk menunjukan ada atau tidaknya hubungan antara suatu variabel bebas (variabel X) dengan variabel terikat (variabel Y). Hubungan linear antara dua variabel tersebut ditunjukan melalui koefisien korelasi yang dinotasikan dengan lambang r yang berada diantara -1 dan + 1 atau dapat dituliskan: − 1 ≤ r ≤ 1 , dimana: r = 0 , menunjukan tidak adanya korelasi antar dua variabel
r = 1 , menunjukan adanya korelasi positif sempurna antara dua variabel. r = −1 , menunjukan adanya korelasi negatif sempurna antara dua variabel. Koefisien korelasi (r) dapat diformulasikan sebagai: n
cov( X , Y ) r= = S X SY
∑(X i =1
n
∑(X i =1
Dimana: X = nilai variabel X Y = nilai variabel Y S X = standar deviasi X
S Y = standar deviasi Y
i
i
− X )(Yi − Y )
− X )2
n
∑ (Y i =1
i
− Y )2
49
Untuk membuktikan keberadaan hubungan antara dua variabel acak, maka dapat menggunakan pengujian hipotesis sebagai berikut: H 0 : ρ = 0 , menunjukan tidak adanya hubungan antara dua variabel H 1 : ρ ≠ 0 , menunjukan adanya hubungan antara dua variabel
Metode Regresi Berganda (Multiple Regression) Metode ini digunakan untuk mengetahui pengaruh dari variabel independen (bebas) terhadap variabel dependen (terikat), atau dengan kata lain persamaan regresi digunakan untuk memprediksi nilai-nilai bagi variabel dependen (variabel Y) berdasarkan variabel independen (variabel X). Dalam penelitian ini digunakan persamaan regresi: Y = α + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + β 4 X 4 . Dimana: Y = Variabel total aset reksa dana (dalam milyar rupiah)
α = konstanta, nilai Y saat semua variabel X bernilai nol βi = koefisien regresi dari variabel X (dalam desimal) X1 = beta reksa dana (dalam satuan desimal) X 2 = standar deviasi reksa dana (dalam satuan desimal) X 3 = value at risk reksa dana (dalam satuan desimal) X 4 = downside risk reksa dana (dalam satuan desimal) Secara umum, koefisien regresi dapat diartikan sebagai besarnya perubahan variabel Y bila terjadi perubahan variabel X sebesar 1 unit bila pengaruh dari semua variabel lainnya konstan. Nilai koefisien regresi juga menunjukkan
50
seberapa kuat pengaruh dari variabel X tersebut terhadap variabel Y, dimana variabel yang lebih besar menunjukkan pengaruh yang lebih kuat.
Metode uji multi-koliniearitas (multi-collinearity test) Dengan menggunakan regresi berganda dalam penelitian yang dilakukan, muncul suatu situasi dimana beberapa atau semua variabel independen berkorelasi tinggi atau umum disebut sebagai multi-koliniearitas. Terdapat 2 cara untuk menghilangkan multi-kolinearitas yaitu dengan memilih salah satu variabel dan menghilangkan variabel lainnya atau dengan membuat variabel baru yang merupakan gabungan dari variabel yang saling berkorelasi tinggi. Umumnya variabel dengan VIF (Variable Inflation Factor) diatas 10 menunjukkan terjadinya multi-kolinearitas.
Metode pengujian hipotesis Dalam uji signifikansi (test of significance) digunakan dua jenis hipotesis yaitu hipotesis nol (null hypothesis) yang menyatakan tidak ada perbedaan antara parameter dengan statistik yang sedang dibandingkan dan hipotesis alternatif yang menyatakan sebaliknya. Dalam pengujian hipotesis, pengambilan keputusan didasarkan pada aturan: tidak dilakukan koreksi apabila analisis menunjukkan tidak dapat menolak hipotesis nol (H0). Apabila secara statistik terdapat perbedaan signifikan untuk menolak hipotesis nol maka hipotesis alternatif akan diterima dan sebaliknya. Untuk menentukan penolakan / penerimaan hipotesis nol dilakukan berdasarkan interval kepercayaan yang digunakan (umumnya 95% atau
51
α = 0.05). Batas antara daerah penerimaan dan penolakan disebut sebagai nilai
kritis yang dihitung dalam bentuk variabel acak standar.
Metode uji t (t-test) Untuk menentukan signifikansi statistik diantara rata-rata distribusi sampel dan parameter atau dengan kata lain untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini digunakan pengujian parametrik uji t karena sample yang digunakan lebih dari 2 sampel dan saling berhubungan serta berupa skala rasio/interval. Batas untuk penolakan hipotesis nol pada uji t ditentukan berdasarkan degree of freedom (df) dan tingkat keyakinan yang digunakan (confidence level) menurut pada tabel distribusi t. Nilai t hitung yang berada dalam batas penolakan akan menolak hipotesis nol (H0). Sedangkan untuk memeringkatkan reksa dana saham maka dilakukan analisis
kinerja dari masing-masing reksa dana berdasarkan 7 metode sebelumnya dan diberikan bobot senilai 10 bagi setiap reksa dana yang mendapatkan nilai/posisi tertinggi di setiap metode perhitungan dan bobot senilai 0.5 bagi reksa dana yang mendapatkan nilai/posisi terendah. Untuk memeringkatkan reksa dana secara keseluruhan, maka bobot yang didapat oleh setiap reksa dana dari masing-masing metode pengukuran kinerja akan dijumlahkan dan diurutkan mulai dari reksa dana yang mendapatkan poin tertinggi. Detail pembobotan dapat dilihat di tabel 3.2.
52
Tabel 3.2. Tabel Pembobotan Reksa Dana Untuk Setiap Metode Perhitungan Kode Peringkat Nama Reksa Dana Bobot Bloomberg 1 AAA IJ Reksa Dana A 10 2 BBB IJ Reksa Dana B 9 3 CCC IJ Reksa Dana C 8.5 4 DDD IJ Reksa Dana D 8 5 EEE IJ Reksa Dana E 7.5 6 FFF IJ Reksa Dana F 7 7 GGG IJ Reksa Dana G 6.5 8 HHH IJ Reksa Dana H 6 9 III IJ Reksa Dana I 5.5 10 JJJ IJ Reksa Dana J 5 11 KKK IJ Reksa Dana K 4.5 12 LLL IJ Reksa Dana L 4 13 MMM IJ Reksa Dana M 3.5 14 NNN IJ Reksa Dana N 3 15 OOO IJ Reksa Dana O 2.5 16 PPP IJ Reksa Dana P 2 17 QQQ IJ Reksa Dana Q 1.5 18 RRRIJ Reksa Dana R 1 19 SSS IJ Reksa Dana S 0.5