BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian
ini bermaksud
untuk
memperbaiki dan meningkatkan
proses pembelajaran yang telah di laksanakan di sekolah oleh guru dan juga mengatasi permasalahan pembelajaran berhitung pada anak yang terjadi di lapangan
(anak
usia dini),
dengan menggunakan permainan tradisional
melempar karet dan untuk
mencapainya peneliti menggunakan metode
penelitian tindakan kelas (PTK). Metode yang di gunakan dalam penelitian ini oleh peneliti adalah penelitian tindakan kelas dilaksanakan di dalam kelas ketika pembelajaran sedang berlangsung. Tujuan dari penelitian tindakan kelas ini adalah untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah, penelitian tindakan kelas perfokus pada kelas atau proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas (Suharmi dalam Wiwih, 2011 : 34). B. Lokasi Dan Subjek Penelitian TK Al-Ikhlas Jl. Negla Gg Al-Ikhlas no 10 bandung. Subjek dalam peneletian ini adalah anak TK kelas A dengan jumlah subjek 18 anak dan 1 orang
guru,
alasan
ketika
memilih tempat penelitian tersebut karena
kurangnya anak dalam mengenal konsep angka, kurang mengerti dalam menghubungkan
jumlah
angka
dengan
benda,
kurangnya
anak
dalam
menngurutkan atau menyusun angka, terbatasnya media yang mendukung pembelajaran anak, kurang bervariasinya metode yang digunakan dan kurang menariknya media yang digunakan dalam pembelajaran. C. Desain Penelitian Dalam penelitian kelas Kemmis (1983) dalam Yatim Riyanto (1996 : 40),
menyatakan bahwa penelitian tindakan merupakan upaya menguji 18
Eva Yuliana Sangkaen, 2015 MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK USIA D INI MELALUI PERMAINAN TRAD ISIONAL LEMPAR KARET D I TK AL-IKHLAS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
19
cobakan ide-ide kedalam praktek untuk memeperbaiki atau merubah sesuatu agar memperoleh dampak nyata dari situasi. Penelitian tindakan merupakan intervensi skala kecil terhadap tindakan di dunia nyata dan pemeriksaan cermat terhadap pengaruh intervensi tersebut, Cohen dan Mantion (1980) dalam yatim riyanto (1996 : 40). Dalam penelitian tindakan kelas terdapat beberapa model atau desain yang dapat di gunakan penelti dalam acuan untuk siklus tindakan pada saat melakukan penelitian di lapangan siklus itu di lakukan secara kontinyu sampai peneliti mendapatkan solusi yang dapat merubah proses pembelajaran ke arah yang lebih baik dan optimal sehingga masalah yang terjadi lapangan dapat di di perbaiki secara optimal. Desain yang di gunnakan dalam penelitian ini adalah desain model siklus. Konsep pokok penelitiannya terdiri dari empat komponen yaitu : 1. Perencanaan/Planning 2. Tindakan/acting 3. Pengamatan/observing 4. Refleksi/reflecting Siklus ini di lakukan berkepanjangan hingga peneliti menemukan solusinya yang dapat mengubah proses pembelajaran lebih baik.Agar lebih jelas siklus penelitian yang akan di lakukan berikut adalah model siklus yang di gunakan pada saat pelaksaan penelitian :
Eva Yuliana Sangkaen, 2015 MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK USIA D INI MELALUI PERMAINAN TRAD ISIONAL LEMPAR KARET D I TK AL-IKHLAS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
20
Pelaksanaan
Perencanaan
Siklus I
Pengamatan
Refleksi
Pelaksanaan
Perencanaan
Siklus II
Pengamatan
Refleksi
Gambar 3.1 Arikunto (2008) Desain PTK Model Kurt Lewin D. Prosedur Penelitian Muslihubdin, (2009 : 54-66) Prosedur dalam penelitian ini bagi dalam empat tahapan kegiatan yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi secara prosedur dapat di uraikan sebagai berikut: 1. Perencanaan Dalam setiap siklus di susun perencanaan pembelajaran untuk perbaikan pembelajaran, perencanan pada penelitian ini merujuk pada satuan kegiatan mingguan (SKM),rencana kegiatan harian (RKM). Dalam perencanaan ini juga peneliti harus merenCanakan penelitian yang akan di
Eva Yuliana Sangkaen, 2015 MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK USIA D INI MELALUI PERMAINAN TRAD ISIONAL LEMPAR KARET D I TK AL-IKHLAS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
21
laksankan, hal-ahal yang akan di observasi dan juga kegiatan refleksi yang akan di lakukan. 2. Melaksanakan Tindakan Selama melaksanakan tindakan peneliti yang bertindak sebagai guru mengacu pada rencana kegiatan yang akan di lakukan pada rencana kegiatan harian (RKH) yang telah di siapkan dan di sepakati bersama dengan peneliti, guru sebagai peneliti mempraktekan bagaimana proses atau cara bermaian permainan tradisoanl lempar karet kepada anak, peneliti memberikan kesempatan kepada anak untuk mencoba terlebih dahulu bagaiman cara permaianannya kemudian anak dapat melanjutkan permaian seuai dengan aturan yang telah di tetapkan. 3. Observasi Observasi adalah kegiatan pengamatan yang di lakukan untuk pengambilan
data
mendokumentasi sejauh
mana
kemampuan
anak
berhitung melalui permainan tradisional lempar karet, apa saja yang menjadi kendala dalam proses pembelajaran dan apa dampaknya pembelajaran berhitung ini bagi anak dengan menggunakan permaian tradisional lempar karet. 4. Refleksi Tahapan ini bertujuan untuk mengkaji secara menyeluruh terhadap tindakan yang telah di lakukan berdasarkan data yang telah di kumpul selanjutnya
akan
di lakukan
evaluasi guna
memperbaiki tindakan
selanjutnya. E. Penjelasan Istilah 1. Kemampuan berhitung anak
usia dini di sebut juga kegiatan
menyebutkan bilangan dan menyusun bilangan secara berurutan. Berhitung
menurut
Suyanto
(2005
:
158)
menghitung
yaitu
menghubungkan antara benda dengan konsep bilangan, dimulai dari Eva Yuliana Sangkaen, 2015 MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK USIA D INI MELALUI PERMAINAN TRAD ISIONAL LEMPAR KARET D I TK AL-IKHLAS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
22
angka satu. Jika sudah mahir anak dapat melanjutkan menghitung kelipatan, misalnya kelipatan dua, lima, atau sepuluh
2. Permainan lempar karet Permainan lempar karet adalah permainan tradisional yang telah ada sejak dulu, setiap daerah memiliki ciri tersendiri dalam permainan lempar karet ini seperti di daerah Kalimantan Timur, permainan ini sangatlah sederhana permainannya di sebut belincar yang artinya melempar di atas tanah atau tempat yang datar. Permainan lempar karet ini dapat membantu anak dalam melatih konsentrasi dan juga kemampuan berhitungnnya misalnya pada saat anak melempar karet anak
akan dapat menghitung berapa jumlah karet yang telah
terlempar.
F. Teknik Pengumpulan Data Dalam teknik pengumpulan data pada peneltian ini guna untuk mengetahu kemampuan berhitung anak di TK Alam Al-Ikhlas adalah dengan menggunakan instrumen observasi, wawncara, dan dokumentasi 1. Observasi Observasi
merupakan
metode
pengumpulan
data
yang
menggunakan pengamatan terhadap obyek penelitian. Observasi dapat di laksanakan secara langsung maupun tidak langsung. (Rianto, 1996 : 77). Observasi langsung adalah mengadakan pengamatan secara langsung (tanpa alat). Observasi tak langsung adalah mengadakan pengamatan terhadapa gejala-gejala subyek yang di selidiki dengan perantara sebuah alat. Pelaksanaan dapat di lakukan dalam situasi yang sebenarnnya maupun dalam dalam situasi buatan. Menurut
Muslihubdin
(2009:60)
observasi
adalah
kegiatan
pengamatan (pengambilan data) untuk memotret sejauh mana tindakan
Eva Yuliana Sangkaen, 2015 MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK USIA D INI MELALUI PERMAINAN TRAD ISIONAL LEMPAR KARET D I TK AL-IKHLAS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
23
telah mencapai sasaran.
Pada penelitian ini menggunakan observasi
langsung terkait dengan bagaiman kemampuan berhitung anak pada TK B.
Tabel 3.1 Pedoman Observasi kemampuan berhitung anak usia dini di TK Alam Al-Ikhlas
NO
INDIKATOR YANG AKAN DI CAPAI
1.
Anak dapat meneyebutkan bilangan 1-5
2.
Anak dapat menyebutkan bilangan 6-10
3.
KATEGORI B
C
Anak dapat menyebutkan angka secara mundur 10-1 Anak dapat menyebutkan angka sesudah
4.
dan sebelum angka contoh sesudah 2 adalah 3.
5. 6. 7.
Anak dapat menunjukkan bilangan angka lebih besar Anak dapat membilang angka dengan tepat Anak dapat menyebutkan hasil penjumlahan sampai 10
8.
Anak dapat mengurutkan angka 1-5
9.
Anak dapat mengurutkan angka 6-10
10.
Anak dapat mengurutkan angka secara mundur 10-1
2. Wawancara
Eva Yuliana Sangkaen, 2015 MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK USIA D INI MELALUI PERMAINAN TRAD ISIONAL LEMPAR KARET D I TK AL-IKHLAS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
K
24
Wawancara
yang
di
menggunakan yang berbentuk
gunakan
dalam
penelitian
pertanyaan-pertanyaan,
ini
adalah
wawancara di
lakukan dengan tujuan mengetahui hambatan yang di alami oleh guru selam melakukan proses pembelajaran di kelas dan upaya apa saja yang telah di lakukan oleh guru. Interview atau wawancara merupakan metode pengumpulan data yang menghendaki komunikasi langsung antar peneliti dengan subjek atau respoden pada saat wawancara terjadi tanya jawab antara peneliti dengan subjek dan secara sistematis dan berpijak pada tujuan penelitian. Dr. Suharsini Arikunto (1987) dalam Yatim Rianto (1996 : 67-68), membedakan dua jenis pedoman wawancara, yaitu: a. Pedoman wawancara tidak berstruktur Pedoman wawancara yang hanya memuat garis besar yang akan di tanyakan. Kreativitas ketika melalukan wawancara sangat di perlukan. Pewawancara sebagai jawaban responden. b. Pedoman wawancara berstruktur Pedoman wawancara yaang disusun secara rinci sehingga menyerupai cheklist. Fungsi dari pedoman wawancara ini adalah : 1) Memberikan pedoman tentang apa saja yang akan di tanyakan 2) Mengatisipasi akan lupa pada pokok-pokok pertanyaan yang akan ditanyakan oleh peneliti. 3) Agar wawancara dapat efektif dan efesien. Dengan menggunakan teknik wawancara peneleliti dapat langsung bertatap muka dengan subjek yang akan di interview atau wawancara. Berikut tabel wawancara sebelum tindakan dan setelah tindakan
Eva Yuliana Sangkaen, 2015 MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK USIA D INI MELALUI PERMAINAN TRAD ISIONAL LEMPAR KARET D I TK AL-IKHLAS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
25
Tabel 3.2 Pedoman Wawancara Sebelum Tindakan Dan Setelah Tindakan Meningkatkan Kemampuan Berhitng Anak Usia Dini Melalui Permainan Tradisional Lempar Karet Sub variabel
Strategi
Kemampuan
Pertanyaan 1. Bagaimana
berhitung anak
kemampuan
berhitung
anak dalam kegiatan pembelajaran? 2. Strategi apa yang di gunakan dalam meningkatkan
kemampuan
berhitung
anak dalam kegiatan pembelajaran? Media
1. Media apa saja yang di gunakan oleh
pendukung
ibu selama pelaksanaan pembelajaran
pembelajaran Meningkatkan
Tanggapan guru
kemampuan
terhadap
berhitung anak
pembelajaran
melalui
yang di terapkan
berhitung? 1. Menurut ibu apakah anak senang dan antusia dengan metode pembelajaran yang ada di kelas selama ini? 2. Kendala apa saja yang di alami oleh
permainan
ibu selama pembelajaran berhitung?
lempar karet
3. Apa upaya yang ibu lakukan terkait dengan kendala yang di hadapi? saran
1. Apa saran ibu terhadap
kegiatan
berhitung ini dengan menggunakan permainan tradisonal lempar karet Eva Yuliana Sangkaen, 2015 MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK USIA D INI MELALUI PERMAINAN TRAD ISIONAL LEMPAR KARET D I TK AL-IKHLAS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
26
Tabel 3.3 PEDOMAN WAWANCARA KEPADA GURU SEBELUM TINDAKAN Nama Guru
:
Nama TK
:
Hari/tanggal
:
No 1.
Pertanyaan Bagaimana
kemampuan
Jawaban berhitung
anak dalam kegiatan pembelajaran? Strategi apa yang di gunakan dalam
2. meningkatkan
kemampuan
berhitung
anak dalam kegiatan pembelajaran? Menurut ibu apakah anak senang dan 3. antusia dengan metode pembelajaran yang ada di kelas selama ini? 4.
5.
6.
Kendala apa saja yang di alami oleh ibu selama pembelajaran berhitung? Apa upaya yang ibu lakukan terkait dengan kendala yang di hadapi? Bagaiamana proses pelaksanaan evalu asi berhitung anak?
7. Media apa saja yang di gunakan oleh ibu selama pelaksanaan pembelajaran berhitung?
Tabel 3.4 PEDOMAN WAWANCARA KEPADA GURU SETELAH TINDAKAN Nama Guru
:
Nama TK
:
Eva Yuliana Sangkaen, 2015 MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK USIA D INI MELALUI PERMAINAN TRAD ISIONAL LEMPAR KARET D I TK AL-IKHLAS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
27
Hari/tanggal
:
No
Pertanyaan
Jawaban
Pernakah ibu memberikan kegiatan 1.
berhitung
dengan
menggunakan
permainan lempar karet. Bagaimana 2.
dengan
tanggapan
kegiatan
ibu
terkait
berhitung
melalui
permaian tradisional lempar karet? Menurut ibu apa saja kendala yang di 3.
alami dalam proses kegiatan berhitng melalui permaian lempar karet Menurut ibu apakah ada keunggulan
4.
dari
kegiatan
berhitung
dengan
menggunakan permaianan tradisional lempar karet. Menurut ibu apakah kelemahan dari .
5.
permaian tradisional bagi kemampuan berhitung anak? Apa
6.
saran
ibu terhadap
kegiatan
berhitung ini dengan menggunakan permainan tradisonal lempar karet
3. Dokumentasi Dokumentasi
yang
di
gunakan
adalah
foto-foto
kegiatan
pembelajaran pada setiap siklus pembelajaran, isi dari dokumentasi terkait dengan proses pembelajaran di kelas dan aktifitas serta sikap anak pada pelaksanaan pembelajaran. G. INSTRUMENT PENELITIAN Kisi-kis instrumen yang di susun oleh peneliti terdiri dari : 3. Mengenal konsep bilangan Eva Yuliana Sangkaen, 2015 MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK USIA D INI MELALUI PERMAINAN TRAD ISIONAL LEMPAR KARET D I TK AL-IKHLAS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
28
4. Membilang bilanangan 5. Mengurutkan angka Berikut adalah tabel yang merupakan desain kisi-kis instrumen meningkatakn
kemampuan
berhitung
anak
usia
dini melalui perman
tradisional pada kelompok A TK Alam Al-Ikhlas.
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Instrument Meningkatkan Kemampuan Berhitung Anak usia Dini kelompok A Melalui Permaian Lempar Karet
Variabel A. Kemampuan berhitung
Indikator 1. Mengenal konsep bilangan
2. Membilang bilangan
Pernyataan
Teknik pengumpulan data
a. Anak dapat Observasi menyebutkankan bilangan 1-5 b. Anak dapat menyebutkan bilangan 6-5 c. Anak dapat menyebutkan angka secara terbalik contoh : 10, 9, 8, dst. d. Anak dapat menyebutkan angka setelah dan sebelum angka 2 a. Anak dapat Observasi menujukan bilangan angka lebih besar. b. Anak dapat membilang angka dengan tepat, contoh hasil penjumlahan 3+1= 4 c. Anak dapat
Eva Yuliana Sangkaen, 2015 MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK USIA D INI MELALUI PERMAINAN TRAD ISIONAL LEMPAR KARET D I TK AL-IKHLAS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Sumber data Anak
Anak
29
menyebutkan hasil penjumlahan sampai 10 3. Mengurutkan a. Anak dapat angka mengurutkan angka 1-5 b. Anak dapat mengurutkan angka 6-10 c. Anak dapat mengurutkan angak secara terbalik contoh :10. 9. 8, dst. B. Permainan Perencanaan pembelajaran berupa kegiatan tradisonal harian (SKH) lempar karet Pelaksanaan kegiatan berhitung dengan menggunakan permaian tradisional lempar karet. Kegiatan penutup
Observasi
Anak
Observasi Observasi
Guru dan anak Anak
Observasi
Guru
H. Teknik analisi data Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis data kualitatif. Data yang di peroleh dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi. Tahapan analisis data pada penelitian ini terdiri dari tiga tahapan reduksi data, display data, dan kesimpulan (Sugiyono, 2008:337). 1. Reduksi data Data yang di peroleh dari lapangan di catat dan di teliti secra rinci. Mereduksi data
berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, mencari tema dan polanya dan membuang
yang
tidak
perlu
rangkuman
data
yang
berupa
agar
mudah di pahami keseluruhan
hasil
observasi,
wawancara,
dan
dokumentasi dari lapangan mengenai upaya meningkatkan kemapuan berhitung anak usia dini berdasarkan permasalah yang di teliti. 2. Display data
Eva Yuliana Sangkaen, 2015 MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK USIA D INI MELALUI PERMAINAN TRAD ISIONAL LEMPAR KARET D I TK AL-IKHLAS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
30
Setelah di reduksi maka langkah selanjutnya adalah mendisplay data dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa di lakukan dalam bentuk uraian singkat, tabel, membuat grafik. Dalam penelitian ini display data menggunakan tabel distribusi frekuensi, menurut Supranto (2000:62) distribusi frekuensi adalah
pengelompokan
data
kedalam beberapa
kelompok (kelas) dan kemudian di hitung banyak datanya
yang masuk
kedalam tiap kelas. Dengan display data akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah di pahami tersebut. 3. Verifikasi Dalam langkah ketiga ini adala menarik kesimpulan dan verivikasi, kesimpulan
dalam penelitian ini mungkin dapat menjawab
rumusan
masalah yang telah di rumuskan sejak awal tetapi mungkin juga tidak karena seperti telahdi kemukakan bahwa masalah dalam penelitian kuantitaif masih bersifat sementaradan akan berkembang setelah peneliti berada di lapangan. I. Validasi data Validasi kegiatan ilmiah.
dan
keobjektifan
merupakan
persoalan
penting
dalam
Eisner (Wiriaatmadja,2009:162) mengungkapakan bahwa
validasi data adalah istilah alternatif dengan standar yang rasional untuk menilaikredibilitas penilaian kualitatif. Dalam hal ini para ahli di minta pendapatnya tetntang isntrument yang telah di susun peneliti apakah sudah dapat di gunakan tanpa perbaikan atau ada perbaiakan untuk di gunakan dalam penelitian nanti. Dalam penelitian ini teknik
validasi data menggunakan teknik dari
hopkins (Wiriaatmadja, 2008:168-171): 1. Melakukan member chek, yakni memriksa kembali kebenaran dan kesahihan keterangan-kerangan atau informasi data yang di peroleh
Eva Yuliana Sangkaen, 2015 MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK USIA D INI MELALUI PERMAINAN TRAD ISIONAL LEMPAR KARET D I TK AL-IKHLAS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
31
selama observasi atau wawancara dari narasumber (kepala sekolah, guru, teman dan laian-lain). Kegiatan ini di lakuakan guna menguji konsistensi informasi yang tekah di tuangkan dalam bentuk laporan narasi. 2. Triangulasi, yaitu memeriksa kebenaran data dengan mengkinfirmasi kepada sumber lain, dalam hal ini guru pendamping dan pendapat ahli pada saat bimbingan berupa temuan-temuan penelitian dan penyusunan laporan 3. Audit trail, yaitu memeriksa catatan yang di tulis oleh penelti atau memeriksa kebenaran hasil penelitian dengan mendiskusikan dengan teman sejawat yang memiliki pengetahuan dan keterampilan melakukan penelitian tindakan kelas. 4. Expert opinion, yaitu mengkonsultasikan hasil temuan penelitian kepada pakar dalam hal ini pembimbing untuk memperoleh arahan terhadap masalah-masalah penelitian yang terjadi dilapangan.
Eva Yuliana Sangkaen, 2015 MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK USIA D INI MELALUI PERMAINAN TRAD ISIONAL LEMPAR KARET D I TK AL-IKHLAS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu