BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi penelitian bertempat di Pondok Pesantren Putri Assa’adah yang terletak di jalan Kebon Melati No.2 Babakan Ciwaringin, Kabupaten Cirebon. Pondok pesantren Assa’adah ini mempunyai santri yang memiliki latar belakang ekonomi, sosial dan budaya yang relatif heterogen. Populasi dalam penelitian ini merupakan santri baru Pondok Pesantren Putri Assa’adah Tahun Ajaran 2013/2014. Hal ini didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: 1. Santri kelas VII merupakan santri yang baru memasuki pesantren sehingga perlu banyak menyesuaikan diri dengan lingkungan pesantren 2. Santri kelas VII memiliki rentang usia 11-13 tahun yang termasuk kategori usia remaja. Pada masa ini, remaja akan mengalami banyak transisi, transisi tersebut mencakup transisi fisik, psikis, sosial, dan emosional, sehingga memerlukan penyesuaian diri. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah sampel acak, yaitu teknik penentuan sampel dengan mencampur subjek-subjek di dalam populasi sehingga semua subjek dianggap sama (Arikunto, 2006:112). Pengambilan sampel didasarkan pada pendapat Surahmad yang menyatakan bahwa “Apabila populasinya kurang dari 1000 orang, maka pengambilan sampel sekurangkurangnya 50% dari seluruh populasi. Apabila ukuran populasi sama dengan atau lebih dari 100, ukuran sampel diharapkan sekurang-kurangnya 15% dari ukuran populasi (Riduan, 2008:65). Jumlah populasi dalam penelitian sebanyak 150.
Iyum Tsamratul Ainil Alawiyah, 2014 Program bimbingan pribadi-sosial untuk mengembangkan penyesuaian diri santri Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
40
Merujuk pada pendapat Surahmad (Riduan, 2008 : 65) maka penentuan jumlah sampel dirumuskan: S = 15%
x (50% - 15%)
Keterangan: S : Jumlah sampel yang diambil n : Jumlah anggota populasi dari rumus tersebut dapat ditetapkan S =15%
x (35%)
S = 15% 0.94 x (35%) = 15% + 32% = 47% Jumlah sampel yang diambil adalah 47% dari jumlah populasi. Jadi jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 47% x 150 = 70 B. Desain Dan Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode ini digunakan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan masalah sebagaimana adanya yang terjadi pada saat penelitian berlangsung dengan cara mengumpulkan data, mengolah, menganalisis, menafsirkan dan menyimpulkan data hasil penelitian. Sudjana (Riduan, 2008:207) menjelaskan bahwa metode penelitian deskriptif digunakan apabila bertujuan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan peristiwa dan kejadian yang terjadi pada masa sekarang. Metode Iyum Tsamratul Ainil Alawiyah, 2014 Program bimbingan pribadi-sosial untuk mengembangkan penyesuaian diri santri Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
41
deskriptif dapat mendeskripsikan satu variabel atau lebih dari variabel penelitian. Hasil dan kesimpulan dari penelitian deskriptif pada umumnya hanya mendeskripsikan konsep dan variabel yang diteliti. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, yaitu suatu pendekatan yang memungkinkan dilakukannya pencatatan data hasil penelitian secara nyata dalam bentuk data numerikal atau angka sehingga memudahkan proses analisis dan penafsirannya. C. Definisi Operasional Variabel Terdapat dua variabel utama dari tema penelitian yaitu program bimbingan pribadi-sosial dan penyesuaian diri santri. Definisi operasioanal variabel diuraikan sebagai berikut. 1. Program Bimbingan Pribadi-Sosial Program bimbingan merupakan merupakan suatu keutuhan yang mencakup berbagai dimensi yang terkait dan dilaksanakan secara terpadu, kerja sama antara personal bimbingan dan personal sekolah lainnya, keluarga, serta masyarakat (Nurihsan, 2009: 41). Winkel dan Hastuti (2012: 91) mengartikan program bimbingan sebagai rangkaian kegiatan bimbingan yang terencana, terorganisasi, dan terorganisasi selama periode itu, misalnya dalam satu semester atau satu tahun ajaran. Program bimbingan di lembaga pendidikan tertentu harus sesuai dengan program pendidikan pada lembaga yang bersangkutan. Pelaksanaan program bimbingan hendaknya dikelola oleh orang yang memiliki keahlian dalam bidang bimbingan, dapat bekerja sama dan menggunakan sumber-sumber yang relevan yang berada di dalam maupun di luar lembaga penyelenggaraan pendidikan. Berdasarkan definisi yang telah dikemukakan sebelumnya, maka yang dimaksud dengan program bimbingan dan konseling adalah serangkaian rencana kegiatan layanan yang disusun secara sistematis berdasarkan pada analisis Iyum Tsamratul Ainil Alawiyah, 2014 Program bimbingan pribadi-sosial untuk mengembangkan penyesuaian diri santri Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
42
kebutuhan, dan secara keseluruhan bertujuan untuk menunjang pencapaian tujuan, visi dan misi sekolah. Adapun program bimbingan dan konseling pribadi sosial difasilitasi melalui aktivitas pemilihan kemampuan, sikap dan pengetahuan yang membantu siswa memahami dan menghargai diri dan orang lain.
Struktur pengembangan program berbasis tugas-tugas perkembangan sebagai kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa adalah sebagai berikut: a. Rasional b. Visi dan misi c. Deskripsi kebutuhan d. Tujuan e. Komponen program f. Rencana operasional (action plan) g. Pengembangan tema/topik h. Pengembangan satuan pelayanan i. Evaluasi (Depdiknas, 2008: 220) 2. Penyesuaian Diri Schneiders (1964 : 21) mengemukakan penyesuaian diri dapat diartikan sebagai proses individu dalam merespon sesuatu, baik yang bersifat behavior maupun mental dalam upaya mengatasi kebutuhan-kebutuhan dalam diri, tegangan emosional, frustrasi dan konflik, dan memelihara keharmonisan antara pemenuhan kebutuhan tersebut dengan tuntutan norma masyarakat. Iyum Tsamratul Ainil Alawiyah, 2014 Program bimbingan pribadi-sosial untuk mengembangkan penyesuaian diri santri Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
43
Dalam Kamus Psikologi (Chaplin) mengartikan adjustment (penyesuaian diri) sebagai 1) variasi dalam kegiatan organisme untuk mengatasi suatu hambatan dan memuaskan kebutuhan-kebutuhan. 2) menegakkan hubungan yang harmonis dengan lingkungan fisik dan sosial. Kedua pengertian tersebut mengandung makna bahwa proses penyesuaian diri pada individu merupakan proses pemenuhan kebutuhan dan pemecahan masalah melalui perilaku yang diubahubah sehingga mencapai kepuasan terhadap lingkungan sosialnya. Secara operasional yang dimaksud dengan penyesuaian diri adalah proses menyelaraskan diri dengan norma dan tuntutan lingkungan agar dapat berhasil memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan menghadapi persoalan diantaranya; mampu mengontrol diri, terhindar dari mekanisme-mekanisme pertahanan psikologis, terhindar dari perasaan frustrasi, memiliki pertimbangan dan pengarahan diri yang rasional,
mampu
belajar
untuk
mengembangkan
kualitas
diri,
mampu
memanfaatkan pengalaman masa lalu serta bersikap objektif dan realistik untuk merespon (kebutuhan dan masalah) secara matang, efisien, puas, dan sehat (wholesome). Diukur melalui respon jawaban santri terhadap pernyataanpernyataan yang menggambarkan tujuh aspek penyesuaian diri berikut: a. Absence of excessive emotionality (terhindar dari ekspresi emosi yang berlebihan-lebihan, merugikan, atau tidak mampu mengontrol diri). b. Absence of psychological mechanisme (terhindar dari mekanismemekanisme psikologis, seperti rasionalisasi, agresi, kompensasi dan sebagainya) c. Absence of the sense of personal frustration (terhindar dari perasaan frustrasi atau perasaan kecewa karena tidak terpenuhi kebutuhannya) d. Rational deliberation and self-direction (memiliki pertimbangan rasional, yaitu mampu memecahkan masalah berdasarkan pertimbangan yang matang dan mengarahkan diri sesuai dengan keputusan yang diambil).
Iyum Tsamratul Ainil Alawiyah, 2014 Program bimbingan pribadi-sosial untuk mengembangkan penyesuaian diri santri Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
44
e. Ability to learn (mampu belajar,mampu mengembangkan dirinya, khususnya yang berkaitan dengan upaya memenuhi kebutuhan atau mengatasi masalah) f. Utilization of past experience (mampu memanfaatkan pengalaman masa lalu, bercermin ke masa lalu baik yang terkait dengan keberhasilan maupun kegagalan untuk mengembangkan kualitas hidup yang lebih baik). g. Realistic, objective attitude (bersikap objektif dan realistik, mampu menerima kenyataan yang dihadapi secara wajar, mampu menghindari, merespon situasi atau masalah secara rasional, tidak didasari oleh prasangka buruk). (Schneiders, 1964: 289)
D. Instrumen Penelitian 1.
Instrumen Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah berupa angket
penyesuaian diri yang dikembangkan oleh Noviliana Latifah (2012). Angket tersebut memiliki indeks reliabilitas 0,84 dengan tingkat kepercayaan
95%
artinya tingkat korelasi atau derajat keterandalan sangat tinggi, yang menunjukkan bahwa instrumen yang dibuat tidak perlu direvisi. 2.
Jenis Skala Jenis skala pengungkap data penelitian ini dengan model Likert yang
terdiri dari beberapa pernyataan positif dan pernyataan negatif dengan empat pilihan jawaban. Skala ini menilai sikap atau tingkah laku yang diinginkan oleh peneliti dengan cara mengajukan beberapa pernyataan kepada responden. Kemudian responden diminta memberikan pilihan jawaban atau respon dalam skala ukur yang telah disediakan (Sugiyono, 2012 : 146). 3.
Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
Iyum Tsamratul Ainil Alawiyah, 2014 Program bimbingan pribadi-sosial untuk mengembangkan penyesuaian diri santri Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
45
Kisi-kisi instrumen untuk mengungkap penyesuaian diri dikembangkan dari definisi operasioanal variabel penelitian yang di dalamnya terkandung aspekaspek dan indikator untuk kemudian dijabarkan dalam bentuk pernyataan skala. Penyebaran butir pernyataan tentang penyesuaian diri santri dijabarkan ke dalam kisi-kisi sebagai berikut. Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Penyesuaian Diri
Aspek
No.Item
Indikator
Mampu
a. Dapat mengontrol emosi
mengontrol
b. Mengungkapkan
emosi yang
secara wajar
∑
(+)
(-)
1, 2, 3, 5
4, 6
6
9, 11
7, 8, 10
5
13
12, 14, 15
4
emosi
berlebihan Mampu mengatasi mekanisme psikologis
a. Tidak
mencari-cari
alasan b. Bertanggung
jawab
terhadap masalah yang dihadapi
Mampu
Terhindar dari kekecewaan
mengatasi
yang mendalam
16, 17, 18,
4
19
21, 22, 23
20, 24
5
25
26, 27, 28
4
29, 30
31
3
frustrasi Memiliki
a. Mampu
menemukan
pertimbangan
solusi
dan
yang dihadapi
pengarahan
b. Mampu
untuk
masalah
mengarahkan
diri yang
diri
rasional
keputusan yang diambil
sesuai
dengan
Iyum Tsamratul Ainil Alawiyah, 2014 Program bimbingan pribadi-sosial untuk mengembangkan penyesuaian diri santri Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
46
Memiliki
a. Memiliki sikap positif
kemampuan untuk belajar
terhadap sekolah
32, 33, 34
35
4
36, 37, 39
38
4
43
40, 41, 42
4
44, 45, 46
47, 48
5
49, 52
50, 51
4
b. Memiliki motivasi untuk meningkatkan
prestasi
belajar Mampu
a. Dapat
memanfaatkan
hikmah
pengalaman
kejadian
masa lalu
mengambil dari
setiap
b. Memiliki sikap optimis terhadap masa depan
Bersikap objektif
Mengetahui kekuatan dan dan menerima keterbatasan diri
realistik
4. Pedoman Skoring Instrumen penyesuaian diri dibuat dalam bentuk pernyataan-pernyataan beserta kemungkinan jawaban. Item pernyataan tentang penyesuaian diri siswa dibuat dalam alternatif respons pernyataan subjek skala 4 (empat) yaitu : a) Sangat Sesuai (SS); b) Sesuai (S); c) Tidak Sesuai (TS); d) Sangat Tidak Sesuai (STS). Secara sederhana tiap opsi alternatif respons mengandung arti dan nilai skor seperti beriku: Tebel 3.2 Pola Skor Opsi Alternatif Respons
Iyum Tsamratul Ainil Alawiyah, 2014 Program bimbingan pribadi-sosial untuk mengembangkan penyesuaian diri santri Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
47
Skor Jawaban
Alternatif Jawaban
Posif
Negatif
Sangat Sesuai (SS)
4
1
Sesuai (S)
3
2
Tidak Sesuai (TS)
2
3
Sangat Tidak Sesuai (STS)
1
4
E. Uji Coba Alat Ukur 1. Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau keshahihan sesuatu instrument. Suatu instrument yang valid atau shahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrument yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah (Arikunto, 2006 : 168). (
rxy
√*
(
)(
)
) +*
(
) +
K e tera n ga n:
rxy
:
koefisie n
k o relasi
antara
sk o r
item
d a n s k o r total Σ X
: Ju m la h s k o r b utir
Σ Y
: Ju m la h s k o r total
Σ
: Ju m la h
k u a drat b utir
Σ
: Ju m la h
k u a drat total
Σ
X Y
:
Ju m l a h
per k alia n
sk o r
d e n ga n s k o r total N
: Ju m la h resp o n d e n
Iyum Tsamratul Ainil Alawiyah, 2014 Program bimbingan pribadi-sosial untuk mengembangkan penyesuaian diri santri Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ite m
48
S ela nj ut n ya
dihit u n g
den g a n
uji -t,
d e n ga n ru m us:
t=
√ √
Keterangan: t
: Nilai t hitung yang dicari
r
: Koefisien korelasi hasil r-hitung
n
: Jumlah responden Selanjutnya membandingkan nilai t-hitung dengan nilai t-tabel dengan
tingkat kesalahan 5% atau taraf signifikansi 95%. Kaidah keputusan : Jika t-hitung > t-tabel berarti valid Jika t-hitung < t-tabel berarti tidak valid Pengujian instrumen dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data terhadap populasi atau yang disebut built-in. Pengujian validitas butir item yang dilakukan dalam penelitian adalah seluruh item yang terdapat dalam angket penyesuaian diri. Pengolahan data dalam penelitian dilakukan dengan bantuan microsoft Office Excel 2007 terhadap 50 item pernyataan. Dari 50 butir item instrumen diperoleh item pernyataan yang tidak valid. Hasil uji validitas setiap item dalam instrumen kemampuan penyesuaian diri siswa secara rinci tertera dalam tabel berikut.
Iyum Tsamratul Ainil Alawiyah, 2014 Program bimbingan pribadi-sosial untuk mengembangkan penyesuaian diri santri Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
49
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Instrumen Penyesuaian Diri Siswa Kesimpulan Memadai
No. Item
Jumlah
1,2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17,
50
18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 50.
2.
Uji Reliabilitas Selain harus memenuhi kriteria valid, instrumen penelitianpun harus
reliabel. Pengujian reliabilitas instrument dimaksudkan untuk melihat konsistensi internal instrumen yang digunakan atau ketepatan alat ukur. Suatu alat ukur yang memiliki reliabilitas baik juka memiliki kesamaan data dalam waktu yang berbeda sehingga dapat digunakan berkali-kali. Titik tolak ukur koefisien reliabilitas digunakan klasifikasi rentang koefisien reliabilitas sebagai berikut. Tabel 3.4 Penafsiran Koefisien Reliabilitas Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
Sangat Rendah
0,20 – 0,399
Rendah
0,40 – 0,599
Sedang
0,60 – 0,799
Tinggi
0,80 – 1, 000
Sangat Tinggi Arikunto (2006: 247)
Iyum Tsamratul Ainil Alawiyah, 2014 Program bimbingan pribadi-sosial untuk mengembangkan penyesuaian diri santri Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
50
Berdasarkan hasil perhitungan instrumen penyesuaian diri santri diperoleh reliabilitas 0.91 yang artinya bahwa derajat keterandalan instrumen yang digunakan sangat tinggi artinya instrumen ini mampu menghasilkan skor-skor pada item dengan konsisten serta layak untuk digunakan dalam penelitian sebagai alat pengumpul data. F. Teknik Pengumpulan Data Teknik yang dipilih dalam pengumpulan data adalah melalui tes dengan menggunakan angket sebagai instrumen penelitian. Angket merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden). Pada penelitian ini angket yang digunakan dalam mengukur penyesuaian diri siswa berbentuk skala sikap Likert. Skala yang dipergunakan merupakan teknik pengumpul data yang bersifat mengukur, karena diperoleh hasil ukur yang berbentuk angka-angka. Skala sikap ini berisi sejumlah pernyataan yang harus dijawab atau direspon oleh responden. Pernyataannya berupa pertanyaan tertutup dengan alternatif jawaban yang telah disediakan sehingga responden dapat langsung menjawabnya. Responden tidak bisa memberikan jawaban atau respon lain kecuali yang telah disediakan sebagai alternatif jawaban. G. Analisis Data Langkah selanjutnya setelah data terkumpul adalah mengolah dan menganalis data sebagai acuan dalam menyususn program bimbingan dan konseling pribadi-sosial. Kategori tingkat penyesuaian diri santri dibagi menjadi tiga kategori yaitu kategori tinggi, kategori sedang dan kategori rendah. Rumus yang digunakan untuk pembagian kategori tingkat penyesuaian diri santri adalah sebagai berikut: Iyum Tsamratul Ainil Alawiyah, 2014 Program bimbingan pribadi-sosial untuk mengembangkan penyesuaian diri santri Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
51
a. Mencari mean, dengan menggunakan rumus
Keterangan M : Mean N : Jumlah total X : Banyaknya nomor pada variabel x b. Menghitung standar deviasi dengan menggunakan rumus
Keterangan SD : Standar deviasi X : Skor X N : Jumlah responden c. Menentukan
batas
kelompok
menggunakan
skor
ideal,
dapat
dikelompokkan dalam 3 kategori, yaitu keterampilan penyesuaian diri santri yang tinggi, keterampilan penyesuaian diri santri yang sedang, dan keterampilan penyesuaian diri santri yang rendah. Tabel 3.5 Tabel Interval Kategori Interval
Kategori
(M+0,5 SD) > X
Tinggi
(M-0,5 SD) > X < (M+0,5 SD)
Sedang
Iyum Tsamratul Ainil Alawiyah, 2014 Program bimbingan pribadi-sosial untuk mengembangkan penyesuaian diri santri Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
52
X < (M-0,5 SD)
Rendah
Berdasarkan analisis data, maka didapatkan 3 kategori kualifikasi keterampilan penyesuaian diri santri Pondok Pesantren Assa’adah sebagai berikut: Tabel 3.6 Kualifikasi Keterampilan Penyesuaian Diri Santri Assa’adah Skor
Kualifikasi
Interpretasi
≥ 165
Tinggi
Santri Assa’adah pada kategori tinggi telah mencapai keterampilan penyesuaian diri yang optimal. Artinya santri mampu mengontrol diri, terhindar dari mekanisme-mekanisme terhindar
dari
pertahanan
perasaan
psikologis,
frustrasi,
memiliki
pertimbangan dan pengarahan diri yang rasional, mampu belajar untuk mengembangkan kualitas diri, mampu memanfaatkan pengalaman masa lalu serta bersikap objektif dan realistik untuk merespon (kebutuhan dan masalah) secara matang, efisien, puas, dan sehat (wholesome). 118 – 164
Sedang
Santri Assa’adah pada kategori sedang, tengah menuju pada penguasaan keterampilan penyesuaian diri yang tinggi. Artinya santri pada kualifikasi sedang masih memerlukan bimbingan dari guru BK, atau belum menunjukkan perilaku dengan cara-cara yang dapat diterima lingkungan sosialnya dilihat dari aspek mampu mengontrol diri, terhindar dari
Iyum Tsamratul Ainil Alawiyah, 2014 Program bimbingan pribadi-sosial untuk mengembangkan penyesuaian diri santri Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
53
mekanisme-mekanisme terhindar
dari
pertahanan
perasaan
psikologis,
frustrasi,
memiliki
pertimbangan dan pengarahan diri yang rasional, mampu belajar untuk mengembangkan kualitas diri, mampu memanfaatkan pengalaman masa lalu serta bersikap objektif dan realistik untuk merespon (kebutuhan dan masalah) secara matang, efisien, puas, dan sehat (wholesome). ≤ 117
Rendah
Assa’adah
Santri
pada
kualifikasi
rendah
menunjukkan santri memiliki keinginan untuk dapat menyesuaikan diri, namun belum teraktualkan baik dari
aspek
perilaku
mampu
mengontrol
diri,
terhindar dari mekanisme-mekanisme pertahanan psikologis,
terhindar
dari
perasaan
frustrasi,
memiliki pertimbangan dan pengarahan diri yang rasional, mampu belajar untuk mengembangkan kualitas diri, mampu memanfaatkan pengalaman masa lalu serta bersikap objektif dan realistik untuk merespon (kebutuhan dan masalah) secara matang, efisien, puas, dan sehat (wholesome). Keterampilan penyesuaian dirinya belum sesuai dengan yang diharapkan.
H. Langkah-Langkah Penelitian Prosedur yang ditempuh dalam penelitian terdiri dari tiga tahapan, yaitu tahapan persiapan, pelaksanaan dan pelaporan, dengan deskripsi sebagai berikut: 1. Tahap Persiapan penelitian Iyum Tsamratul Ainil Alawiyah, 2014 Program bimbingan pribadi-sosial untuk mengembangkan penyesuaian diri santri Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
54
a. Membuat proposal penelitian dan mengkonsultasikannya kepada dosen mata kuliah metode riset dan disahkan dengan persetujuan dari dewan skripsi dan dosen pembimbing skripsi serta ketua jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan. b. Pengurusan permohonan pengangkatan dosen pembimbing skripsi pada tingkat fakultas, yang telah disahkan oleh dosen pembimbing pilihan dan ketua Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan. c. Mengajukan
permohonan
izin
penelitian
dari
jurusan
Psikologi
Pendidikan dan Bimbingan. Surat izin penelitian yang telah disahkan kemudian disampaikan kepada pengasuh Pondok Pesantren Assa’adah Babakan Ciwaringin Cirebon. d. Meminta izin kepada peneliti sebelumnya untuk dapat menggunakan instrumen
penyesuaian
diri
dan
meminta
pertimbangan
dosen
pembimbing . 2. Tahap Pelaksanaan Penelitian a. Menyebarkan instrumen penyesuaian diri pada santri kelas VII Pesantren Assa’adah b. Melakukan pengolahan dan menganalisis data mengenai tingkat penyesuaian diri santri. c. Membuat
rancangan
program
bimbingan
pribadi-sosial
untuk
mengembangkan penyesuaian diri santri. d. Judgment program bimbingan pribadi-sosial untuk mengembangkan penyesuaian diri santri kepada dua dosen yaitu kepada Ibu Dr. Hj. Nani. M. Sugandhi, M.Pd dan Ibu Dra. SA. Lily Nurillah, M.Pd. 3.
Hasil dan Laporan Pada tahap akhir penulisan skripsi membuat kesimpulan dan rekomendasi
dari hasil penelitian serta mengkonsultasikan draf skripsi dan sidang kepada dosen pembimbing.
Iyum Tsamratul Ainil Alawiyah, 2014 Program bimbingan pribadi-sosial untuk mengembangkan penyesuaian diri santri Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
55
Iyum Tsamratul Ainil Alawiyah, 2014 Program bimbingan pribadi-sosial untuk mengembangkan penyesuaian diri santri Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu