BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Langkah-Langkah Penelitian
Dalam usaha mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan, disusun suatu metodologi penelitian. Adapun langkah- langkah yang disusun adalah sebagai berikut : 1. Perumusan masalah 2. Penetapan tujuan penelitian 3. Penentuan batasan dan asumsi penelitian 4. Studi literature 5. Kajian terhadap sistem nyata 6. Pengumpulan data 7. Pengembangan model 8. Konstruksi program komputer 9. Validasi model 10. Penyusunan skenario kebijakan 11. Penerapan skenario 12. Analisa hasil penerapan skenario 13. Kesimpulan dan saran Adapun urutan dari langkah-langkah penelitian tersebut secara lebih jelas dapat dilihat pada gambar 3.1
32
Gambar 3.1 Tahapan Penelitian
33
3.2 Penjelasan Setiap Langkah-Langkah Penelitian 1.
Perumusan Masalah
Perumusan masalah merupakan pertanyaan-pertanyaan yang ingin dijawab dalam proses penelitian. Dalam penelitian ini perumusan masalah muncul dari uraian tentang kondisi industri tepung tapioka dalam latar belakang masalah. Perumusan masalah dapat dilihat pada Bab I pada bagian perumusah masalah. 2.
Penetapan Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ditetapkan untuk memberikan arah bagi penelitian yang akan dilakukan. Penetapan tujuan penelitian dilakukan berdasarkan perumusan masalah yang telah dibuat. Tujuan penelitian dapat dilihat pada Bab I pada bagian penetapan tujuan penelitian 3.
Penentuan Batasan dan Asumsi Penelitian
Batasan dan asumsi penelitian dirumuskan untuk memfokuskan penelitian dan menyederhanakan beberapa kompleksitas sistem nyata. Uraian mengenai batasan dan asumsi penelitian dapat dilihat pada Bab I pada bagian penetapan batasan dan asumsi penelitian. 4.
Studi Literatur
Studi literatur dilakukan untuk mendapatkan gambaran dan pengetahuan tentang sistem industri tepung tapioka. Studi literature dilakukan melalui observasi terhadap
penelitian-penelitian terkait proses produksi tepung tapioka dan
pengolahan limbah tepung tapioka, teori – teori
ekonomi, dan
kebijakan
perdagangan produk agroindustri 5.
Kajian terhadap Sistem Nyata
Pengembangan model sistem dinamis tidak bisa hanya didasarkan pada teori, karena model pada dasarnya adalah representasi dari sistem nyata. Pada tahap in dilakukan observasi lapangan ke beberapa industri tepung tapioka yang ada di Propinsi
Lampung
untuk
mengetahui
faktor-faktor
yang
terkait
dan
mempengaruhi perkembangan industri tepung tapioka.
34
6.
Pengumpulan Data
Data-data yang digunakan pada penelitian ini adalah data produksi tepung tapioka Lampung, data tenaga kerja, data investasi dan kapasitas terpasang industri, data jumlah limbah cair industri, data produksi ubikayu, data harga ubikayu, solar, upah tenaga kerja, data harga produk, dan data konsumsi tepung tapioka domestik. Data-data diperoleh dari beberapa instansi terkait dengan industri tepung tapioka seperti Departemen Perindustrian, Diskoperindag, Bapedalda, Disnaker dan industri tepung tapioka. 7.
Pengembangan Model Sistem Dinamis
Model digunakan sebagai wahana eksperimen terhadap skenario kebijakan yang dirancang untuk meningkatkan performansi sistem tinjauan. Hal ini didasarkan bahwa tidak mungkin untuk bereksperimen pada sistem aktual baik dilihat dari segi biaya maupun teknis lain. Pada tahap pengembangan model dilakukan pembentukan struktur model berdasarkan pengetahuan tentang struktur industri yang didapat dari tahap studi literature dan kajian terhadap sistem nyata industri tepung tapioka. Pembentukan struktur model dilakukan dengan menggunakan perangkat dalam sistem dinamis yaitu diagram subsistem, diagram sebab akibat dan diagram stock flow. 8.
Konstruksi Program Komputer
Model yang sudah dalam bentuk diagram stock and flow akan dilengkapi dengan persamaan-persamaan matematis, parameter dan kondisi inisalnya untuk selanjutnya disimulasi dengan bantuan perangkat lunak POWERSIM. 9.
Validasi Model
Meskipun program simulasi telah selesai dibuat, program tidak dapat langsung digunakan sebagai alat bantu analisa sebelum dilakukan validasi model. Validasi dilakukan untuk memastikan apakah model sudah mewakili sistem nyata. Validasi dilakukan dengan melakukan beberapa jenis uji yaitu uji verifikasi struktur, konsistensi dimensi, uji reproduksi perilaku dan uji prediksi perilaku.
35
10.
Penyusunan Skenario Kebijakan
Setelah model dinyatakan absah, dilakukan penyusunan serangkaian skenario kebijakan yang akan diterapkan. 11.
Penerapan Skenario
Skenario-skenario kebijakan yang telah disusun kemudian diterapkan pada model yang telah dibuat untuk melihat pengaruh yang diberikan setiap skenario terhadap kinerja sistem industri tepung tapioka. 12.
Analisa Hasil Penerapan Skenario
Setelah skenario diterapkan akan dianalisa pengaruh dari skenario terhadap kinerja sistem. Analisa dilakukan dengan membandingkan kinerja pada sistem sebelum diterapkan skenario dan sesudah diterapkan skenario. Pada tahap juga akan dianalisa implikasi kebijakan dari penerapan skenario-skenario yang dirancang 13.
Kesimpulan dan saran
Berdasar atas hasil analisis terhadap penerapan skenario maka dapat ditarik kesimpulan atas skenario kebijakan yang dapat diterapkan untuk meningkatkan performansi sistem tinjuan sebagai jawaban atas tujuan penelitian. Dari penelitian ini juga akan disarankan untuk penelitian selanjutnya terkait sistem industri tepung tapioka.
36