BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.
Metodologi Penelitian
3.1
Alat dan Bahan
3.1.1 Alat Pada pelaksanaan tugas akhir ini peralatan yang digunakan terdiri atas : a. Komputer / laptop minimum dengan spesifikasi sebagai berikut : 1. Sistem Operasi
: Windows® XP (SP2) (32 or 64 bit)
2. Processor
: Intel® Pentium® 4 or AMD Athlon® dual-core processor, 3 GHz or faster
3. Memory
: 3 GB or more RAM
4. Disk Space
: 5GB for installation
5. Graphics Card
: 1,280 x 1,024 display with true color, 1,600 x 1,200 or greater recommended
b. Software 1. Microsoft Office Word 2007 2. Microsoft Office Excel 2007 3. AutoCAD 3D 2009 4. AutoCAD 2004 5. Software KKP c. Printer Printer ini digunakan sebagai alat pencetakan hasil pengolahan data dan laporan tugas akhir. 3.1.2 Bahan Adapun bahan atau data - data yang digunakan dalam tugas akhir ini antara lain : a. Peta Administrasi Kabupaten Kendal b. Peta Bidang Tanah c. Data Tekstual d. Data Spasial e. Data GeoKKP
20
3.2
Deskripsi Daerah Penelitian
3.2.1 Kondisi Fisik Kabupaten Kendal Kabupaten Kendal merupakan satu dari 35 kabupaten/kota yang berada dalam wilayah Provinsi Jawa Tengah. Secara geografis Kabupaten Kendal terletak pada posisi 109°40’ BT - 110° 18’ BT dan 6°32’ LS - 7° 24’ LS dengan luas wilayah keseluruhan sekitar 1.002,23 atau 100.223 hektar, dengan ketinggian diatas permukaan laut berkisar antara 0 – 2.579 meter. Batas wilayah Kabupaten Kendal secara administratif dapat diuraikan sebagai berikut : Sebelah Utara
: Laut Jawa
Sebelah Timur
: Kota Semarang
Sebelah Selatan
: Kabupaten Temanggung
Sebelah Barat
: Kabupaten Batang
Kabupaten Kendal terbagi atas 20 Kecamatan, 265 Desa dan 20 Kelurahan. Tabel 3.1 Pembagian Kecamatan Kabupaten Kendal
Plantungan
Sukorejo
Pageruyung
Patean
Singorojo
Limbangan
Boja
Kaliwungu
Kaliwungu Selatan
Brangsong
Pegandon
Ngaampel
Gemuh
Ringinarum
Weleri
Rowosari
Kangkung
Cepiring
Kota Kendal
Patebon
(www.kendalkab.go.id)
Tabel 3.2 Banyaknya Kelurahan, Dukuh, RW, RT Kabupaten Kendal
No
Kecamatan
Kel/Desa
Dukuh
RW
RT
1
Plantungan
12
55
61
248
2
Sukorejo
18
79
82
440
3
Pageruyung
14
75
75
271
4
Patean
14
48
48
203
5
Singorojo
13
68
89
349
6
Limbangan
16
64
74
238
7
Boja
18
97
112
458
21
Lanjutan Tabel 3.2 8
Kaliwungu
9
33
68
288
9
Kaliwungu Selatan
8
60
60
254
10
Brangsong
12
44
76
255
11
Pegandon
12
47
58
211
12
Ngampel
12
44
55
221
13
Gemuh
16
50
78
314
14
Ringinarum
12
41
55
261
15
Weleri
16
48
199
421
16
Rowosari
16
72
84
347
17
Kangkung
15
45
60
334
18
Cepiring
15
40
53
323
19
Patebon
18
77
83
413
20
Kota Kendal
20
16
82
351
286
1.103
1.453
6.206
Jumlah
(BPS Kabupaten Kendal)
Secara umum, wilayah Kabupaten Kendal terbagi menjadi 2 (dua) daerah dataran, yaitu daerah dataran rendah (pantai) dan daerah dataran tinggi (pegunungan). Wilayah Kabupaten Kendal bagian utara merupakan daerah dataran rendah dengan ketinggian antara 0 - 10 meter dpl, dengan suhu berkisar 27° C, yang meliputi Kecamatan
Weleri, Rowosari, Kangkung, Cepiring,
Gemuh, Ringinarum, Pegandon, Ngampel, Patebon, Kendal, Brangsong dan Kaliwungu. Wilayah Kabupaten Kendal bagian selatan merupakan daerah dataran tinggi yang terdiri atas tanah pegunungan dengan ketinggian antara 10 2.579 meter dpl, suhu berkisar 25°C, meliputi Kecamatan Plantungan, Pageruyung, Sukorejo, Patean, Boja, Limbangan, Singorojo dan Kaliwungu Selatan.
22
Tabel 3.3 Luas wilayah Kabupaten Kendal
No
Kecamatan
Luas / Area
Persentase
()
(%)
1
Plantungan
48,82
4,87
2
Sukorejo
76,01
7,58
3
Pageruyung
51,43
5,13
4
Patean
92,94
9,27
5
Singorojo
119,32
11,91
6
Limbangan
71,72
7,16
7
Boja
64,09
6,39
8
Kaliwungu
47,73
4,76
9
Kaliwungu Selatan
65,19
6,50
10
Brangsong
34,54
3,45
11
Pegandon
31,12
3,11
12
Ngampel
33,88
3,38
13
Gemuh
38,17
3,81
14
Ringinarum
23,50
2,34
15
Weleri
30,28
3,02
16
Rowosari
32,64
3,26
17
Kangkung
38,98
3,89
18
Cepiring
30,08
3,00
19
Patebon
44,30
4,42
20
Kota Kendal
27,49
2,74
1002,23
100,00
Jumlah
(Kendal Dalam Angka 2012)
23
Tabel 3.4 Luas penggunaan tanah Kabupaten Kendal
No
Rincian
Luas ( )
Presentase (%)
1
Tanah Sawah / Wet Land
259,16
25,86
2
Tanah Pekarangan / Home Compounds
152,37
15,20
3
Tanah Tegalan / Arable Upland
217,97
21,75
4
Tambak & Kolam / Brackish & Pond
32,36
3,23
5
Hutan / Forest
170,47
17,01
6
Perkebunan / Estates
78,64
7,85
7
Lain – lain / Others
91,26
9,11
1002,23
100,00
Jumlah
(Dinas Pertanian, Peternakan, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Kendal)
Gambar 3.1 Peta Administrasi Kabupaten Kendal
24
3.2.2 Kepadatan Penduduk Kabupaten Kendal Penduduk merupakan salah satu aspek dasar dalam meningkatnya pembangunan, karena penduduk merupakan subyek dan obyek dari pembangunan. Besar kecilnya jumlah penduduk suatu daerah sangat dipengaruhi perkembangan dan pembangunan daerah tersebut. Dengan meningkatnya pembangunan suatu daerah maka meningkat pula kegiatan pendaftaran tanah. Jumlah penduduk Kabupaten Kendal tahun 2011 tercatat sebanyak 976.803 jiwa terdiri dari 483.523 (49,50 %) laki-laki dan 493.280(50,50 %) perempuan. Penduduk terbesar ada di Kecamatan Boja 71.417 jiwa atau 7,31 % dari total penduduk yang ada di Kabupaten Kendal. Sedangkan kecamatan yang jumlah penduduknya paling sedikit adalah Kecamatan Plantungan dengan jumlah penduduk 33.858 jiwa atau 3,47 % dari total penduduk di Kabupaten Kendal. Pertumbuhan penduduk pada tahun 2011 sebesar 0,74 %. Pertumbuhan penduduk terjadi di semua kecamatan di Kabupaten Kendal. Jumlah penduduk menurut kelompok umur terbanyak berada pada strata 10 – 14 tahun, dengan jumlah jiwa 88.155. Sedangkan jumlah penduduk terendah berada pada strata 75 tahun ke atas berjumlah 18.044 jiwa. Dilihat dari piramida penduduk Kabupaten Kendal maka kelompok umur usia produktif lebih besar jika dibandingkan dengan penduduk usia tidak produktif. Persebaran penduduk yang tidak merata mengakibatkan beberapa kecamatan mengalami kepadatan penduduk yang cukup tinggi seperti Kecamatan Weleri dan Kota Kendal. Pada kedua kecamatan tersebut kepadatan penduduk mencapai 2.060 dan 2.056 jiwa setiap kilometer persegi ( ).
25
Tabel 3.5 Jumlah Penduduk Kabupaten Kendal Tahun 2009 - 2011
No
Kecamatan
2009
2010
2011
1
Plantungan
33.803
33.824
33.858
2
Sukorejo
57.613
57.941
58.595
3
Pageruyung
35.218
35.609
36.002
4
Patean
49.673
51.414
51.612
5
Singorojo
49.768
50.306
51.070
6
Limbangan
34.339
34.546
34.668
7
Boja
68.347
71.338
71.417
8
Kaliwungu
53.829
54.092
54.897
9
Kaliwungu Selatan
48.111
46.042
46.287
10
Brangsong
46.962
47.594
48.086
11
Pegandon
37.365
37.715
38.054
12
Ngampel
35.220
35.331
35.371
13
Gemuh
49.570
50.096
50.482
14
Ringinarum
37.335
37.938
38.359
15
Weleri
61.170
61.837
62.408
16
Rowosari
50.184
50.802
51.137
17
Kangkung
48.396
48.648
48.975
18
Cepiring
51.070
51.152
51.258
19
Patebon
60.938
57.602
57.746
20
Kota Kendal
55.651
55.800
56.521
Jumlah
964.568
969.627
976.803
(BPS Kabupaten Kendal)
26
3.2.3 Data Sertipikat Setiap Kecamatan Berikut adalah sajian data sertipikat tiap kecamatan : Tabel 3.6 Data buku sertipikat tiap kecamatan
No.
Kecamatan
1
Plantungan
2
Sukorejo
3
HM
HGB
HPakai
Wakaf
Jumlah (Bidang)
4040
12
45
14
4111
11644
200
77
44
11965
Pageruyung
3999
16
77
27
4119
4
Patean
6648
20
56
22
6746
5
Singorojo
6975
14
73
29
7091
6
Limbangan
7785
31
99
25
7940
7
Boja
16032
1542
96
58
17728
8
Kaliwungu
14986
904
70
62
16022
9
Kaliwungu Selatan
7040
2495
54
28
9617
10
Brangsong
12427
412
68
42
12949
11
Pegandon
7778
96
130
49
8053
12
Ngampel
13275
12
129
62
13478
13
Gemuh
16782
105
408
40
17335
14
Ringinarum
12791
15
113
59
12975
15
Weleri
18860
796
789
64
20509
16
Rowosari
13057
26
124
50
13257
17
Kangkung
10692
67
94
37
10890
18
Cepiring
9690
416
141
44
10291
19
Patebon
15401
883
217
89
16591
20
Kota Kendal
21094
682
540
96
22416
Jumlah
230.996
8.742
3400
945
244.083
Persentase
56,78 %
2,15 %
0,84 %
0,23 %
60 %
Catatan : Jumalah tanah yang belum tersertipikat masih ± 40% Jumlah
.
=
± 406.805 (100%)
27
3.3
Metode Pelaksanaan Penelitian
3.3.1 Analisis Permasalahan Salah satu permasalahan yang dihadapi Kantor Pertanahan dalam penerbitan sertipikat adalah keakuratan data pendaftaran tanah. Faktor keakuratan data sangat berpengaruh dalam menunjang kinerja Kantor Pertanahan, mulai dari data pemohon hingga peta pendaftaran tanah. Dengan adanya data yang akurat maka dapat meminimalisir permasalah atau sengketa pertanahan. Untuk menyikapi hal ini, Badan Pertanahan Nasional melakukan terobosan dengan membuat sistem yang dinamakan GeoKKP. Sistem ini diharapkan dapat meminimalisir kesalahan – kesalah yang terjadi di bidang pertanahan. Dalam kasus ini penulis ingin mengetahui seberapa besar pengaruh sistem GeoKKP dalam menunjang kinerja Kantor Pertanahan dengan cara mengkaji proses atau tahapan penerbitan sertipikat sebelum adanya GeoKKP dengan sesudah adanya GeoKKP. Langkah – langkah penelitian dapat dilihat pada diagram alir metodologi penelitian dihalaman selanjutnya (29).
28
Mulai
Persiapan
Pengumpulan Data dan Studi Literatur
Data Tekstual
Data Spasial
Pembangunan Basis Data Pertanahan Tahapan Penerbitan Sertipikat Sebelum adanya GeoKKP Tahapan Penerbitan Sertipikat Setelah adanya GeoKKP
Analisis Data Kualitatif
Kendala yang dihadapi Penerbitan Sertipikat menggunakan GeoKKP
Kesimpulan
Selesai
Gambar 3.2 Diagram Alir Metodologi Pelaksanaan Penelitian
29
3.3.2 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitis. deskriptif dalam arti bahwa dalam penelitian penulis bermaksud untuk menggambarkan dan melaporkan secara rinci, sistematis dan menyeluruh mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan tahapan penerbitan sertipikat melalui sistem GeoKKP dalam upaya meningkatkan kualitas data pendaftaran tanah. Sedangkan analitis adalah mengandung makna mengelompokkan, menghubungkan data-data yang diperoleh baik dari segi teori maupun dari segi praktik yang kemudian akan dianalisis guna memperoleh gambaran yang utuh dan menyeluruh tentang masalah-masalah yang diteliti. Jadi penelitian deskriptif analitis adalah suatu metode penelitian untuk memperoleh gambaran mengenai keadaan, dengan cara memaparkan data yang diperoleh sebagaimana adanya, yang kemudian dianalisis dan menyusun beberapa kesimpulan. 3.3.3 Jenis Data Adapun jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. 1. Data Primer Pengambilan data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya melalui teknik wawancara langsung kepada obyek – obyek yang erat hubungannya dengan penelitian ini, meliputi : -
Proses atau tahapan penerbitan sertipikat sebelum adanya GeoKKP.
-
Proses atau tahapan penerbitan sertipikat setelah adanya GeoKKP.
2. Data Sekunder Pengambilan data sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi kepustakaan yang dilakukan dengan cara mempelajari sumber – sumber bacaan yang berhubungan dengan penelitian, meliputi : -
Data Tekstual pendaftaran tanah
-
Data Spasial pendaftaran tanah
-
Data GeoKKP
-
Data Administrasi Wilayah
30
3.3.4 Teknik Pengumpulan Data Sesuai data yang dipergunakan dalam penelitian adalah data primer dan data sekunder, maka penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data kualitatif ,metode pengumpulan datanya adalah : 1. Dokumentasi Merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen – dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik. Dokumen yang didapat adalah dokumen dari Kantor Pertanahan Kabupaten Kendal berupa SPOPP penerbitan sertipikat sebelum dan sesudah adanya GeoKKP dan data spasial dan tekstual pendaftaran tanah. 2. Pengamatan Pengamatan dalam istilah sederhana adalah proses peneliti dalam melihat suatu penelitian. Yaitu pengamatan langsung bagaimana proses pendaftaran tanah yang terjadi di Kantor Pertanahan Kabupaten Kendal. 3. Wawancara Wawancara yaitu tanya jawab langsung dengan pejabat Kantor Pertanahan Kabupaten Kendal untuk mengetahui apa saja kendala – kendala yang ada dalam menerapkan sistem GeoKKP 4. Studi Pustaka Yaitu mengumpulkan dan membaca peraturan – peraturan yang berkaitan dengan pendaftaran tanah. -
PP No. 24 Tahun 1997
-
PMNA/Ka. BPN No. 3 Tahun 1997
-
KepRes No. 34 Tahun 2003
-
PerPres No. 10 Tahun 2006
-
Peraturan Ka. BPN No. 1 Tahun 2010
31
3.3.5 Teknik Analisa Data Analisis data kualitatif adalah proses kegiatan yang meliputi mencatat, mengorganisirkan, mengelompokkan dan mensintesiskan data, selanjutnya memakai setiap kategori data, mencari dan menemukan pola, hubungan – hubungan dan memaparkan temuan – temuan dalam bentuk deskripsi naratif, bagan, maupun gambar – gambar yang bisa dimengerti dan dipahami oleh orang lain. Langkah – langkah yang dilakukan dalam tahapan kegiatan analisis data adalah : 1. Data yang telah terkumpul dipisahkan kemudian diklasifikasikan menjadi data kualitatif yang digambarkan dengan kata – kata dan kalimat – kalimat dipisahkan menurut sifat dan jenisnya. 2. Selanjutnya data yang telah didapat yaitu data SPOPP sebelum dan sesudah adanya GeoKKP dikaji atau dianalisis. 3. Untuk mengetahui kendala – kendala yang dihadapi dalam penerbitan sertipikat menggunakan sistem GeoKKP dilakukan pengamatan langsung di lapangan dan wawancara petugas kantor pertanahan.
3.4
Pembangunan Basis Data & Pemanfaatan Aplikasi GeoKKP Pembangunan basis data pertanahan dilakukan terhadap dokumen hasil
kegiatan pendaftaran tanah sejak pendaftaran tanah tersebut diselenggarakan, sehingga terbentuk basis data pertanahan yang terintegrasi tekstual maupun spasialnya. Pembangunan basis data pertanahan dilakukan dengan tahapantahapan sebagai berikut : 3.4.1 Inventarisasi Buku Tanah, GSSU dan Peta Pendaftaran Pada tahapan ini, Kantor Pertanahan melakukan pengumpulan data buku tanah, GSSU dan peta pendaftaran baik secara fisik maupun digital. Dari kegiatan ini dihasilkan jumlah, tipe dan nomor HAT buku tanah setiap desa/kelurahan yang menjadi satuan tata usaha pendaftaran tanah, jumlah, tipe dan nomor GSSU setiap desa/kelurahan/tahun serta jumlah peta pendaftaran dan cakupan wilayahnya.
32
Hasil inventarisasi ini menjadi acuan dalam pelaksanaan pembangunan basis data pertanahan, baik secara kuantitas maupun kualitas. 3.4.2 Entri Buku Tanah, GSSU Tekstual dan Digitalisasi GSSU Spasial Pada tahapan ini, dilakukan pemasukan data buku tanah dan surat ukur tekstual ke dalam basis data Komputerisasi Kantor Pertanahan (KKP) melalui Aplikasi KKP. Hal ini dilakukan terhadap seluruh buku tanah dan GSSU hasil inventarisasi. Dalam proses ini juga dilakukan scanning dan digitasi GSSU Spasial menggunakan Aplikasi GeoKKP. 3.4.3 Digitalisasi Peta Pendaftaran Pada tahapan ini, dilakukan scanning dan digitasi peta pendaftaran tanah. Scanning dilakukan menggunakan scanner dengan ketelitian fotogrametri. Digitasi dilakukan menggunakan perangkat lunak AutoCAD Map 3D, sesuai standar data spasial yang berlaku di lingkungan BPN RI. 3.4.4 Validasi Buku Tanah, GSSU Tekstual dan editing GSSU Spasial Tahapan ini merupakan pengendalian atas kualitas entri buku tanah dan surat ukur tekstual serta geometri bidang tanah hasil digitasi GSSU Spasial. Dilakukan dengan membandingkan data dan informasi buku tanah fisik serta GSSU tekstual fisik dan Buku Tanah digital serta GSSU Tekstual digital hasil entri. Pada tahapan ini juga dilakukan penyuntingan jika diperlukan dan pemeriksaan keterhubungan antara Buku Tanah dan GSSU Tekstual baik fisik maupun digital. Penyuntingan geometri bidang tanah atas GSSU Spasial dilakukan dengan membandingkan panjangan dan luasan GSSU Spasial hasil digitasi terhadap GSSU spasial fisik. Beda panjangan dan luasannya harus tidak lebih dari 5%. 3.4.5 Standarisasi, Overlay dan Validasi Peta Pendaftaran Tahapan ini merupakan proses penyesuaian peta pendaftaran hasil digitasi dan peta pendaftaran digital terhadap standar yang berlaku di lingkungan BPN RI. Penyesuaian terhadap standar dilakukan terhadap kesesuaian proyeksi dan sistem koordinat,
kesesuaian
layer,
entitas
dan
anotasi,
kesesuaian
satuan
gambar/wilayah serta kesesuaian struktur data spasial/topologi. Pada tahapan ini juga dilakukan overlay seluruh peta pendaftaran, edge matching serta pembagian
33
satuan wilayahnya berdasar batas wialayah kelurahan/desa. Sebagai validasi dilakukan juga kontrol kualitas atas peta pendaftaran digital yang dihasilkan. Standarisasi dilakukan terhadap Peta Pendaftaran dalam bentuk file format .dwg. Standarisasi dilakukan terhadap : a. Sistem Proyeksi dan Koordinat Sistem proyeksi yang digunakan adalah Transverse Mercator 3° (TM-3°) dengan karakteristik sebagai berikut : -
Meridian sentral zone TM-3° terletak 1,5 derajat di timur dan barat meridian sentral zone UTM yang bersangkutan
-
Besaran faktor skala di meridian sentral yang digunakan dalam Zone TM3° adalah 0,9999
-
Titik nol semu yang digunakan mempunyai koordinat (X) = 200.000 m barat dan (Y) = 1.500.000 m selatan.
-
Model matematik bumi sebagai bidang referensi adalah spheroid pada datum WGS-1984 dengan parameter a = 6.378.137 meter dan f = 1 / 298,25722357. Tahap pertama dalam standarisasi adalah penyesuaian sistem proyeksi dan
koordinat yang digunakan yaitu TM-3°. Untuk melakukan pemeriksaan terhadap sistem koordinat yang digunakan sesuai langkah berikut : -
Aktifkan AutoCAD Map 3D 2009. Kemudian buka file yang akan diproses standarisasi.
-
Tekan menu standarisasi > Menu TM3 > Gambar Lembar sehingga tampil dalam command line : Klik sebuah titik : (klik pada bagian kiri bawah gambar) Klik Titik Lain Yang Berseberangan : (klik pada bagian kanan atas gambar) Masukkan Skala [10000/2500/1000/500/250]: (isikan skala gambar misal : 2500)
-
Jika tergambar kotak dan tampil nomor lembar sesuai lembar TM-3°, maka gambar tersebut sudah terletak dalam sistem proyeksi dan koordinat TM-3°. Jika hasilnya nil, maka gambar tersebut tidak terletak dalam sistem proyeksi dan koordinat TM-3°.
34
Untuk mengubah sistem proyeksi dan koordinat peta pendaftaran menjadi sistem proyeksi dan koordinat TM-3° yang sebenarnya,
dilakukan
transformasi koordinat dengan tahapan sebagai berikut : -
Siapkan Titik Dasar Teknik beserta koordinatnya dalam sistem proyeksi dan koordinat TM-3°.
-
Tentukan Titik Dasar Teknik dalam peta pendaftaran. Dari menu Pemetaan > Gambar Titik Dasar Teknik > Orde 4 (atau pilih yang sesuai), sehingga tampil dalam command line : Masukkan Identitas Titik : (isikan nomor titik dasar teknik misal : 11.22.333) Masukkan Koordinat : (Klik pada gambar letak titik dasar teknik)
-
Lakukan transformasi koordinat dengan menekan menu Map > Tools > Transform, sehingga tampil dalam command line : [Select/Layer]
: (isikan S untuk memilih objek) Select objects: (isikan ALL untuk memilih seluruh objek) Select objects: (tekan ENTER) First source point: (klik pada titik tengah titik dasar teknik) First destination point: (isikan koordinat titik dasar teknik dalam format X,Y) Second source point: (klik pada titik tengah titik dasar teknik) Second destination point: (isikan koordinat titik dasar teknik dalam format X,Y)
-
Lakukan pemeriksaan sistem proyeksi dan koordinat TM-3° dengan menggambar lembar dan kotaknya melalui menu Standarisasi > Menu TM3 > Gambar Lembar.
35
b. Penamaan Layer, Tipe entitas dan Anotasi Pada tahapan ini dilakukan standarisasi layer, tipe entitas dan anotasi bidang tanah sehingga sesuai dengan ketentuan dalam standar dxf BPN RI. Yang perlu diperhatikan adalah layer sebagai berikut : Tabel 3.7 Penamaan layer, tipe entitas dan anotasi
No
Nama Layer
Deskripsi
Entitas
1
010500
Batas Kelurahan
Polyline
2
020100
Batas Persil
Polyline
3
030100
Batas Sungai
Polyline
4
040100
Batas Jalan
Polyline
5
080105
Nama Desa
Text
6
080301
Nama Sungai
Text
7
080401
Nama Jalan
Text
8
080201
NIB
Text
9
080202
Nomor SU
Text
10
080203
Nomor Hak
Text
Dalam kegiatan pembangunan basis data spasial, akan banyak ditemui entitas yang tidak sesuai dengan layer maupun tipe entitas standarnya, sehingga diperlukan pemilihan entitas dimaksud untuk dilakukan penyesuaian. Penyesuaian atas entitas terpilih dapat berupa pemecahan entitas, pemindahan layer, perubahan tipe entitas, warna dan lain-lain. Untuk menyesuaikan entitas dengan standarnya, telah disiapkan tool pemilihan entitas berdasarkan nama layer, warna entitas, nama blok entitas, tipe objek entitas, content teks tertentu atau kombinasinya, dengan penggunaan sebagai berikut : -
Buka file peta pendaftaran yang akan dilakukan proses penyesuaian standarnya.
-
Isikan perintah ssd pada command line sehingga tampil kotak dialog Pilih Objek.
36
Pemilihan Berdasar Layer Pemilihan Berdasar Warna Pemilihan Berdasar Blok Pemilihan Berdasar Tipe Entitas Pemilihan Entitas Text Content Tertentu Samping Karakteristik Memilih entitas di seluruh area
Memilih entitas di seluruh area gambar tertentu
-
Tekan tombol Petik, kemudian pilih entitas yang akan dipindahkan ke layer standar. Sehingga akan tertandai kriteria dasar pemilihan entitas. Memilih entitas pada Layer persil Memilih entitas dengan warna by Layer
Memilih entitas dengan tipe objek Polyline
-
Tekan tombol Select untuk melakukan pemilihan entitas di seluruh area gambar, sehingga terpilih entitas yang sesuai dengan kriteria pemilihan.
-
Untuk memindahkan entitas ke layer standarnya telah disiapkan toolbar Standarisasi.
37
Jadikan Batas Bidang Tanah Jadikan Batas Jalan Jadikan Batas Perairan Jadikan Teks NIB Jadikan Nama Jalan Jadikan Nama Sungai Jadikan Teks Nomor Jadikan Teks GS / SU Jadikan Teks Bebas
Misalnya pada contoh entitas terpilih adalah garis batas bidang tanah, maka untuk memindahkan entitas tersebut ke layer standarnya, tekan tombol (Jadikan Batas Bidang) atau dari Menu Standarisasi > Jadikan Objek Linier > Unsur Kadastral > Batas Bidang. c. Struktur Data Spasial Struktur data spasial yang dipakai adalah data spasial dengan topologi. Topologi didefinisikan sebagai aturan geometri dalam suatu ruang yang menjamin integritas data spasial. Tidak semua entitas pada peta digital memiliki topologi, tetapi semua entitas adalah bagian dari topologi. Sebagai contoh, teks NIB yang tersimpan pada layer NIB tidak mempunyai topologi tetapi digunakan sebagai centroid pada topologi persil. Beberapa tipe entity yang dipakai sebagai element topologi antara adalah titik, garis/polyline, luasan/area dan teks. Pada tahapan ini dilakukan pembangunan Topologi Bidang Tanah berdasarkan NIB sebagai Centroid, Nomor GS/SU sebagai Centroid dan Nomor Hak sebagai Centroid. Peta pendaftaran hasil tahapan 1 sampai dengan 4 sering kali masih mengandung kesalahan sehingga belum siap untuk dibangun topologinya. Beberapa kesalahan yang sering terjadi antara lain: 1. Duplikasi objek. Setiap objek dalam satu layer tidak boleh kongruen (sama dan sebangun) pada posisi yang sama. 2. Segment yang sangat pendek. Segmen yang sangat pendek sering kali menimbulkan tampilan yang kurang indah (jagged/bergerigi). Dengan pertimbangan tertentu, segmen ini sebaiknya dihilangkan. 3. Objek grafik yang berupa garis/polyline, luasan/area selalu memiliki node dan vertek pada suatu layer yang sama, setiap garis yang bersilangan harus berpotongan pada satu vertek.
38
4. Tidak ada “dangling lines”. Dangling lines adalah suatu kondisi dimana sebuah garis tidak kontinyu. Ketidakkontinyuan tersebut bisa disebabkan oleh overshoot atau undershoot. 5. Beberapa centroid dalam satu luasan / area. Setiap poligon harus memiliki satu satu centroid pada layer yang sama, tidak boleh lebih. Centroid tersebut bisa berupa titik (label) ataupun teks (anotasi). Pada kondisi tertentu, misalnya centroid persil yang berupa teks NIB, teks tersebut harus unik. Namun adakalanya teks tersebut tidak unik seperti teks yang menjelaskan penggunaan lahan, karena penggunaan lahan bisa saja sama untuk beberapa luasan/area. 6. Node clustering. Jarak antar setiap node dalam suatu peta digital harus harus dibatasi dengan toleransi tertentu. Beberapa node yang berdekatan melebihi tolerasi disebut dengan cluster. 7. Pseudo Node. Pesudo node adalah node yang menghubungkan dua garis atau polyline. 8. Sliver Polygon. Sliver poligon adalah poligon yang memanjang dengan luas yang sangat kecil. 9. Kesederhanaan bentuk. Objek – objek yang terlalu rumit sebaiknya disederhanakan
dengan
tetap
memperhatikan
tingkat
keakurasian
informasi yang akan ditampilkan. Objek garis yang terlalu rumit seringkali menimbulkan ukuran data menjadi besar dan proses refreshing gambar di komputer menjadi lambat.
Untuk melakukan pembangunan topologi, dilakukan 2 (dua) tahapan, yaitu : 1. Clean Up, yaitu melakukan proses pembersihan entitas yang salah dan penandaan entitas yang salah jika memerlukan penanganan perbaikan oleh pengguna. 2. Pembangunan Topologi, yaitu pembuatan Topologi bidang tanah dengan NIB, Nomor GSSU dan Nomor Hak sebagai centroid. Untuk melakukan proses Clean Up file peta pendaftaran dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
39
1. Buka File peta pendaftaran yang akan dilakukan proses Clean Up. Untuk proses Clean Up dan topologi telah disiapkan toolbar TOOL seperti berikut : Tombol Buat Topologi Bidang Seleksi Tomnol Buat Topologi Bidang Tombol Clean Batas Hidrologi Tombol Clean Batas Jalan Tombol Clean Batas Bidang
2. Untuk melakukan proses Clean Up Batas Bidang Tanah, tekan tombol Clean Batas Bidang, atau dari menu Standarisasi > Clean Up... > Unsur Kadastral > Batas Bidang. Sehingga tampil kotak dialog Clean Report. Tekan tombol ReClean hingga jumlah kesalahannya konstan.
Jumlah Kesalahan Jenis Kesalahan yang ditemukan Tombol ReClean
3. Jika tampil kotak dialog Clean Report seperti dibawah ini, simpan terlebih dahulu file peta pendaftaran, kemudian restart AutoCAD 3D Map 2009. Buka kembali fila peta pendaftaran yang telah tersimpan tersebut, kemudian lakukan kembali proses Clean Up hingga tercapai jumlah kesalahan yang konstan. Jumlah Kesalahan Sudah 0
3.4.6
Pemetaan Bidang Tanah Pada tahapan ini dilakukan pemetaan indeks grafis (Graphical Index
Mapping/GIM) atas GSSU Spasial digital ke dalam Peta Pendaftaran digital. GIM dapat dilakukan melalui metode tetangga terdekat (nearest neighborhood) dan atau identifikasi lapangan. Berikut adalah penggambaran bidang tanah yang telah diukur langsung dilapangan :
40
1. Aktifkan AutoCAD Map 3D 2009 2. Gambar bidang tanah yang telah diukur dan dipetakan di dalam surat ukur oleh petugas ukur 3. Buat topologi bidang 4. Setelah tergambar lakukan Clean Up Batas Bidang Tanah untuk menghilangkan kesalahan, tekan tombol Clean Batas Bidang, ->clean batas bidang 5. Jika sudah 0 kemudian di simpan, lalu close
6. Kemudian ploting peta -> Open bidang tanah yang sudah digambar -> Salin - > Sukses Save Ploting Peta Info Berkas Selesai Tutup
6. Bidang tanah sudah masuk dalam data base 3.4.7
Impor GSSU Spasial dan Bidang Tanah Pada tahapan ini dilakukan impor GSSU Spasial digital dan Peta
Pendaftaran digital ke dalam basis data GeoKKP. Hasil kegiatan ini adalah keterhubungan antara GSSU Spasial dan Peta Pendaftaran dengan Buku Tanah dan GSSU tekstual, sehingga didapatkan basis data pertanahan yang terintegrasi baik tekstual maupun spasial dalam satu Sistem Informasi dan Manajemen Pertanahan Nasional (SIMTANAS).
41
Impor bidang tanah dilakukan terhadap peta pendaftaran yang telah dilakukan validasi peta pendaftaran. Sebelum melakukan impor peta pendaftaran, dilakukan cek link terlebih dahulu. Untuk melakukan cek link terhadap file peta pendaftaran dilakukan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Aktifkan AutoCAD Map 3D 2009. Login ke dalam aplikasi GeoKKP dengan mengisikan username dan password pada kotak Otentifikasi Petugas.
Sehingga tampil layar utama Aplikasi GeoKKP seperti berikut :
Task Pane
BPN Pane
2. Buka file peta pendaftaran yang telah dilakukan validasi. 3. Isikan perintah ceklink pada command prompt sehingga tampil di layar autocad seperti berikut.
42
4. Pada layar AutoCAD ditampilkan status link bidang tanah pada peta pendaftaran dengan data tekstual yang tersimpan dalam basis data KKP. 5. Untuk menghapus pewarnaan dan mengakhiri status ceklink, isikan perintah ctm pada command prompt. Untuk melakukan Impor bidang tanah atas peta pendaftaran yang telah dilakukan ceklink dilakukan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Tutup file peta pendaftaran sehingga kembali ke layar kosong AutoCAD. 2. Buat file baru di AutoCAD dari menu File > New... kemudian pilih acad.dwt sebagai template.
Kemudian tekan tombol Open. 3. Tampilkan menu BPN Map Pane dengan menekan menu Pemetaan > Tampilkan BPNMap Pane seperti berikut.
43
4. Tekan Tab Import Peta untuk menampilkan menu impor peta. Menu Pilih Kecamatan Menu Pilih Desa / Kelurahan Menu Pilih Zone TM-3° Tab Import Peta
Menu Pilih entitas yang akan di impor
Menu Pilih Direktori Menu Mulai Proses Impor Menu Pilih File dwg
5. Dari menu Import Peta, pilih Kecamatan, Desa/Kelurahan, Zone TM-3°, Feature/entitas yang akan diimpor ke dalam basis data. 6. Tekan tombol Load DWG untuk memilih file peta pendaftaran yang akan diimpor.
44
Pilih file peta pendaftaran kemudian tekan tombol Open. Sehingga tampil file peta pendaftaran di layar autocad. 7. Tekan tombol Import untuk memulai proses impor Bidang Tanah. Jika proses impor berhasil, ditandai dengan tampilnya kotak dialog seperti berikut.
8. Tekan tombol OK untuk menutup kotak Perhatian.
3.4.8 Editing Basis Data KKP Pada tahapan ini dilakukan editing terhadap basis data hasil impor bidang tanah. Editing dilakukan terhadap data tekstual maupun data spasial, dengan membandingkan data digital dengan dokumen fisiknya. Editing basis data spasial adalah penyuntingan/pengubahan basis data GeoKKP atas bidang tanah sehingga sesuai dengan dokumen fisik peta pendaftaran dan standar yang telah ditetapkan oleh BPN RI. Editing basis data meliputi : 1. Editing Anotasi Bidang Tanah Editing anotasi bidang tanah dilakukan terhadap anotasi bidang tanah yang tidak standar atau tidak sesuai dengan dokumen fisik atau penambahan terhadap bidang tanah yang belum lengkap anotasinya. Editing anotasi bidang tanah dilakaksanakan sebagai berikut :
45
a. Aktifkan AutoCAD Map 3D 2009. Pada kotak Otentifikasi Petugas, isikan username dan password petugas pemetaan. b. Lakukan prosedur Load Peta atas bidang tanah yang akan dilakukan editing. c. Tutup BPN Map Pane kemudian tampilkan BPN Pane dari menu Pemetaan > Tampilkan BPN Pane. d. Klik Tab Edit Feature untuk menampilkan menu Edit Feature, kemudian aktifkan mode Edit Data dengan menekan tanda panah di bagian kanan atas.
e. Pilih bidang tanah yang akan diubah anotasinya. f. Klik tombol Update Feature (
) untuk menampilkan kotak Link
Bidang Tanah – Tekstual.
g. Ubah pada anotasi yang salah dan tidak sesuai standar. h. Tekan tombol update feature untuk menyimpan perubahan.
46
2. Editing Geometri Bidang Tanah Editing geomteri bidang tanah dilakukan terhadap bidang tanah yang salah ukuran, bentuk maupun letaknya. Editing geomteri bidang tanah dilakukan dengan langkah sebagai berikut : a. Load Peta atas bidang tanah yang akan dilakukan editing geometri. b. Gambarkan bidang tanah yang sudah benar baik ukuran, bentuk maupun letaknya atas bidang tanah yang akan dilakukan editing. Penggambaran ini dapat dilakukan di layer LBLAI (layer bebas) dan merupakan polyline tertutup.
Bidang Tanah Yang akan diedit
Bidang Tanah yang sudah benar, baik ukuran, bentuk dan letaknya
c. Pilih bidang tanah yang akan dilakukan editing geometri. d. Klik kanan pada bidang tanah terpilih kemudian pilih Check-out Feature.
47
Jika bidang tanah sudah dalam mode check-out maka grip bidang tanah akan tampil. e. Klik kanan lagi pada bidang tanah terpilih kemudian pilih update feature from geometri.
f. Pilih bidang tanah yang sudah benar baik ukuran, bentuk maupun letaknya. g. Tekan <Enter>
sehingga pada layer AutoCAD Map tampil seperti
berikut : Erase the selected object after operating [Yes/No]: Isikan Y kemudian tekan <Enter>.
48
h. Pilih bidang tanah yang sudah benar, kemudian klik kanan dan pilih Check In feature.
3. Insert Bidang Tanah Tunggal Insert bidang tanah tunggal digunakan untuk memasukkan satu bidang tanah ke dalam basis data GeoKKP. a. Lakukan prosedur Load Peta untuk Desa/Kelurahan letak bidang tanah yang akan dimasukkan ke dalam basis data GeoKKP. b. Tutup BPNMap Pane kemudian tampilkan BPN Pane dari menu Pemetaan > Tampilkan BPN Pane. c. Klik Tab Edit Feature untuk menampilkan menu Edit Feature, kemudian aktifkan mode Edit Data dengan menekan tanda panah di bagian kanan atas. d. Gambar bidang tanah menggunakan tool penggambaran bidang tanah. Lengkapi anotasinya, baik Nomor Hak, Nomor Surat Ukur maupun NIB. e. Lakukan proses Clean Up dan pembuatan Topologi Bidang Tanah.
49
f. Tekan tombol Tentukan Titik Di Dalam Bidang (
), kemudian klik
area di dalam bidang tanah yang akan di insert, sehingga tampil kotak Link Bidang Tanah – Tekstual.
g. Tekan tombol Insert Feature untuk menyimpan bidang tanah ke dalam basis data GeoKKP.
4. Hapus Bidang Tanah Tunggal Hapus bidang tanah tunggal digunakan untuk menghapus satu bidang tanah dari basis data GeoKKP. 50
a. Load Peta atas Desa/Kelurahan letak bidang tanah yang akan dihapus. b. Pilih bidang tanah yang akan dihapus. c. Klik kanan pada bidang tanah terpilih kemudian pilih Check-out Feature.
Jika bidang tanah sudah dalam mode check-out maka grip bidang tanah akan tampil.
d. Tekan tombol Erase pada perintah standar AutoCAD Map, sehingga bidang tanah hilang dari layar AutoCAD Map.
e. Tampilkan Task Pane dari menu Pemetaan > Tampilkan Task Pane. f. Klik Kanan pada layer Batas Bidang Tanah, kemudian Pilih Check In Feature.
51
3.4.9
Validasi Basis Data Spasial Pada tahapan ini dilakukan validasi terhadap basis data hasil impor bidang
tanah. Validasi dilakukan dengan menyesuaikan dokumen fisik terhadap basis data spasial yang terintegrasi. INVENTARISASI BUKU TANAH, GSSU DAN PETA PENDAFTARAN
ENTRI BUKU TANAH
ENTRI GSSU TEKSTUAL
VALIDASI BUKU TANAH DAN GSSU TEKSTUAL
DIGITALISASI GSSU SPASIAL
DIGITALISASI PETA PENDAFTARAN
EDITING GSSU SPASIAL
STANDARISASI DAN VALIDASI PEMETAAN BIDANG TANAH
IMPOR GSSU SPASIAL
IMPOR BIDANG TANAH
VALIDASI BASIS DATA SPASIAL Gambar 3.3 Diagram Alir Pembangunan Basis Data
Berikut tahapan dalam validasi basis data spasial : 1. Open AutoCAD Map 3D 2009 -> Pilih sistem koordinat yang akan dipakai -> Oke
52
2. Kemudian cari berkas yang akan dicari, dengan cara meng input nomor berkas
3. Cek definisi persil sudah sesuai apa belum dengan yang ada didokumen fisik
4. Proses integrasi sukses. 5. Kemudian
editing
informasi
berkas,
klik
informasi
berkas
6. Akan muncul tampilan seperti berikut
53
7. Sesuaikan dengan dokumen fisik agar data ter update
8. Proses berkas spasial sudah selesai
Tampilan bidang tanah yang sudah ter update dan terintegrasi dengan data base kantor pertanahan :
54