BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode adalah cara atau jalan untuk mencapai tujuan. Dan dalam bab ini penulis akan menguraikan langkah-langkah yang telah dilaksanakan dalam proses penelitiannya, yaitu sebagai berikut: 3.1. Lokasi Penelitian Dalam menentukan lokasi penelitian, peneliti menggunakan pertimbangan metodologis, yaitu mempertimbangkan tempat yang dijadikan sebagai objek penelitian yaitu di Ds. Lopait, Kec. Tuntang, Kab. Semarang. Peneliti mengambil kasus penelitian di tempat tersebut, sehingga hasil penelitian ini pun hanya berlaku untuk masyarakat Ds. Lopait, Kec. Tuntang, Kab. Semarang saja. Selain itu, peneliti juga menggunakan pertimbangan praktis, yaitu mempertimbangkan alokasi, pendanaan, dan kemudahan dalam memperoleh data, dsb. Lokasi penelitian yang dipilih dalam melakukan proses penelitian yaitu di Ds. Lopait, Kec.Tuntang, Kab.Semarang. Alasannya karena dengan adanya pra penelitian oleh peneliti dibuktikan adanya masyarakat disitu yang sering menonton tayangan Opera Van Java, selain itu dengan masyarakat yang bervariasi tinggi latar belakangnya berada di pedesaan yakni belum terlalu luas mendapat terpaan media, selain itu dengan mayoritas penduduknya yang mengarah pada tingakatan menengah kebawah lebih menyukai non news daripada news. Dengan penelitian ini untuk mengetahui unsur yang paling menarik dari OVJ sehingga memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap minat masyarakat. 3.2. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini tergolong jenis penelitian deskriptif, dan akan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei. Dengan kata lain, penelitian ini ingin
menggambarkan tentang tayangan Opera Van Java yang didalamnya terdapat unsur daya tarik, dan untuk mengetahui unsure apa yang paling diminati dari tayangan tersebut. Selain itu, juga untuk mengetahui alas an penonton memilih tayagan tersebut. 3.3. Satuan Amatan dan Satuan Analisis Berdasar dari tujuan yang hendak dicapai dari penelitian, maka unit amatan yang digunakan dalam penelitian ini penonton yang menyaksikan tayangan opera van java yang bertempat tinggal di Desa Lopait, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang. Sedangkan satuan analisis dalam penelitian ini adalah. ketertarikan khalayak terhadap tayangan OVJ.
3.4. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder, yakni : 1) Data Primer Data primer diperoleh secara langsung melalui daftar pertanyaan dan pertanyaan terstruktur kepada responden yang berisi daftar pertanyaan yang ada pada kuisioner. Data berupa sejumlah jawaban atas beberapa pertanyaan yang diajukan kepada penonton tayangan OVJ di Ds.Lopait, Kec,Tuntang, Kab.Semarang. 2) Data Sekunder Adalah data yang tidak langsung didapat dari lapangan. Data yang diperoleh melalui bahan-bahan pustaka yang terkait dengan masalahmasalah yang diteliti. Bahan-bahan pustaka yang digunakan bisa berupa buku-buku, internet, literature atau informasi tertulis lainnya.
3.5. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara – cara yang dapat digunakan oleh periset untuk mengumpulkan data (Kriyantono, 2006 : 63). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan mengunakan kuesioner. Metode ini berbentuk rangkaian atau kumpulan pertanyaan yang disusun secara sistematis dalam sebuah daftar pertanyaan yang disusun secara sistematis dalam sebuah daftar pertanyaan, lalu dikirim kepada responden untuk diisi (Bungin, 2001 : 130). -
Kuisioner Kuisioner dibagikan pada 366 responden yang merupakan para penonton tayangan OVJ yang bertempat tinggal di Ds. Lopait, Kec. Tuntang, Kab. Semarang
-
Wawancara Mewawancarai para penonton tayangan OVJ tentang alas an mereka memiliki unsure yang diminati dalam tersebut.
3.6. Variabel Penelitian dan Indikator Variabel penelitian adalah ketertarikan khalayak. Indikator adalah unsur – unsur yang terdapat dalam tayangan OVJ. Unsur daya tarik dalam sebuah tayangan dalam dilihat dari kode – kode yang terlihat. Untuk membaca kode-kode tersebut, dapat menggunakan teknik analisis cultural studies dari John Fiske seperti yang sudah diuraikan dalam bab II.
3.7. Skala Pengukuran Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagaimana tertera dalam tabel berikut Tabel 3.1. Skala Pengukuran UNSUR DAYA
LEVEL TAYANGAN
ITEM
PERNYATAAN KEPADA
JENIS
TARIK /
(Menurut John Fikse :
PERTANYAAN
RESPONDEN
DATA
KETERTARIK
‗Television Culture‘, 1992)
AN REALITAS Penampilan
SELEBRITIS
Penampilan – Selebritis
Busana – Selebritis Busana – Humor Busana – Rasa Takut
Penampilan Sule, Andre, Aziz, dan Nunung saat melawak diatas panggung OVJ. Penampilan figuran (pelengkap) dalam tayangan OVJ Penampilan Parto sebagai dalang dalam tayangan OVJ.
Ordinal
Busana Parto sebagai dalang dalam tayangan OVJ. Busana Sule, Aziz, dan Nunung dilengkapi dengan rambut palsunya. Busana Nunung dengan kain putih panjang saat menjadi hantu.
Ordinal
Ordinal Ordinal
Ordinal Ordinal
HUMOR
Busana
RASA TAKUT
Make-Up
Busana – Kesalahan
Sule dan Aziz memakai busana seperti wanita dalam tayangan OVJ. (Seperti Rok, gaun)
Ordinal
(Make-Up) Humor
Make-up Aziz dan Sule yang menor seperti wanita dalam tayangan OVJ
Ordinal
(Make-Up) - Rasa Takut
Nunung yang memakai make-up yang tebal putih seperti hantu.
Ordinal
Lingkungan dalam tayangan OVJ di buat seperti acara – acara yang sedang booming. Misalnya : dibuat ‗the vos kamling‘ yang menyerupai ‗the voice Indonesia‘, ‗eyang cukur‘ menyerupai ‗eyang subur‘. Suasana lingkungan dibuat angker sepi saat menayangkan hantu
Ordinal
Tingkah laku Andre dan Aziz saat bergaya seperti Ipin Upin Tingkah laku Sule saat bergaya seperti bang Rhoma Irama Tingkah Laku Sule dan Aziz saat berperan menjadi banci
Ordinal
MUSIK Lingkungan – Humor Lingkungan Lingkungan – Rasa Takut
KESALAHAN
Kelakuan – Humor Kelakuan
Kelakuan – Kesalahan
Ordinal
Ordinal Ordinal
Cara Berbicara
Cara Berbicara – Humor
Nunung berbicara dengan gaya alay
Ordinal
Cara Berbicara – Rasa Takut
Desta yang berperan sebagai hantu berbicara dengan suara lirih saat menakutnakuti Sule dan Nunung. Aziz Gagap mengatakan Sule lagi ‗ultah‘ padahal Sule sedang ‗menangis‘
Ordinal
Bahasa Tubuh – Humor
Sule bernyanyi dengan berjogetan
Ordinal
Bahasa Tubuh – Kesalahan
Nunung yang pura-pura (padahal suara sinden)
bernyanyi
Ordinal
Ekspresi – Humor
Ekspresi ‗alay‘ Nunung dengan suara centilnya
Ordinal
Ekspresi – Rasa Takut
Ekspresi Nunung saat menjadi Hantu
Ordinal
Eskpresi – Kesalahan
Eskpresi lakon saat membuat kesalahan
Ordinal
Cara Berbicara – Kesalahan
Bahasa Tubuh
Ekspresi
Ordinal
Representasi
Cerita
Cerita saat Sule, Nunung, Parto berperan sebagai orang lain (misalnya : Bolot, Pok nori, dan Bokir) Cerita saat Aziz salah masuk ke studio
Ordinal
Pemain saling tarik menarik satu sama lain
Ordinal
Dalang marah – marah ketika cerita tidak sesuai Desta menjadi setan yang bergelantungan, ditarik kesana kemari oleh operator Sule mendorong Aziz ke tembok yang dibuat dengan bahan lunak
Ordinal
Karakter
Aziz Gagap berkarakter menyerupai Glenn Fredly
Ordinal
Dialog
Dialog plesetan diucapkan pemain (missal : ‗koak‘ padahal yang dimaksudkan ‗coach‘ dan ‗doremifasolsepatu‘ dan ‗dosilasolfamiredodol‘)
Ordinal
Setting
Dalang membuka cerita diperankan oleh para pemain
Ordinal
Konflik
sebelum
Ordinal
Ordinal Ordinal
Ideologi
Individualisme
Patriarki
Ras
Kelas
Disaat lampu mati saat ada hantu
Ordinal
Saat masuk dan keluar acara OVJ musik dimainkan
Ordinal
Banyolan para pemain yang menyinggung pihak – pihak tertentu. (misalnya : disangkutpautkan dengan eyang subur). Banyolan Andre dan Sule di panggung OVJ yang suka menjalahi Nunung atau pemain tamu perempuan Bintang tamu indo(bule) dalam tayangan OVJ Lakon berlatar belakang cina di tayangan OVJ Kelucuan Sule dan Nunung menggunakan logat Jawa OVJ
Ordinal
Pakaian orang kaya dan orang miskin yang kadang dimainkan oleh Andre, Sule, Nunung, dan Aziz Ucapan – ucapan para lakon yang berlagak seperti orang kaya
Ordinal
Ordinal
Ordinal Ordinal Ordinal
Ordinal
Sedangkan jumlah pernyataan dalam kuesioner untuk masing-masing pasangan indikator yang diukur adalah sebagaimana tertera dalam tabel 3.2. berikut. Tabel 3.2. Tabel Pengukuran NO
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Daya Tarik Selebritis Humor Level Tay. Komedi Penampilan Busana Make-up Lingkungan Kelakuan Cara Berbicara Bahasa Tubuh Ekspresi Cerita Konflik Karakter Dialog Setting Individualisme Patriarki Ras Kelas
1,2,3 4
5 8 10 12,13 15 18 20
Rasa Takut
Musik
6 9 11 16 21 23,24 25, 26, 27, 28 29 30 31, 32, 33 34 35 36, 37, 38 39, 40
Kesalahan
7
14 17 19 22
Sumber: Analisis Data Primer, Tahun 2013 Indikator – indikator tersebut diukur dengan menggunakan skala likert (skala sikap) (Subiakto, 2000 : 4). Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi sesorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. (Sugiyono, 2011: 93) Cara pengukurannya adalah dengan menghadapkan seorang responden dengan sebuah daftar pertanyaan mengenai daya tarik yang harus dijawab dengan sikap pertanyaan ketertarikan dan ketidaktertarikan. Pilihan jawaban pernyataan digolongkan menjadi empat alternatif jawaban, yaitu : ―Sangat Menarik‖, ―Menarik‖, ―Tidak Menarik‖, dan ―Sangat Tidak Menarik‖.
9
Skala yang diberikan adalah sama dan berlaku untuk semua variabel. Selanjutnya masing-masing jawaban sikap diberi bobot skor sebagai berikut : a Sangat Menarik (SM) bernilai skor 4 b Menarik (M) bernilai skor 3 c Tidak Menarik (TM) bernilai skor 2 d Sangat Tidak Menarik (STM) bernilai skor 1
3.8. Populasi dan Sampel Menurut Bungin (2005 : 99) populasi penelitian merupakan keseluruhan dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya. Dalam penelitian ini, populasinya adalah penduduk yang bertempat tinggal di Desa Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang, yang berjumlah 4394 jiwa. Penentuan sample dilakukan dengan cara acak terhadap populasi (random sampling). Penelitian ini ingin mengetahui unsur apa yang paling diminati para penonton dalam tayangan OVJ, sehingga sample penelitian semestinya adalah penduduk yang mengetahui tentang adanya tayangan OVJ dan pernah menontonnya, agar mereka mampu memberikan pendapatnya. Namun dari penelitian pendahuluan yang pernah penulis lakukan, diketahui bahwa hampir semua penduduk desa Lopait sering menonton tayangan OVJ, sehingga pengambilan sample dengan teknik random (siapapun, apapun latar belakangnya, dsb.) dipandang memenuhi persyaratan metodologis. Untuk penentuan jumlah sample digunakan metode yang dikembangkan oleh Slovin dengan rumus sebagai berikut : N n
= N (d)2 + 1
10
Keterangan : n = jumlah sample N = jumlah populasi d = nilai presisi (ditentukan sebesar 5% atau 0.05) 1 = angka konstan
Dengan menggunakan rumus di atas, maka sampelnya adalah sebesar N n
= N (d)2 + 1 4394 = 4394 (0.05)2 + 1 4394 = 11,985 = 366 responden
3.9. Analisa Data Pada penelitian ini teknik analisa data menggunakan statistik deskriptif yang pada umumnya digunakan oleh para peneliti untuk memberikan informasi mengenai karakteristik variabel penelitian yang atama (Silalahi, 2003:82). Deskripsi atau penggambaran sekumpulan data secara visual dapat dilakukan dalam dua bagian, yaitu dalam bentuk gambar atau grafik dan dalam bentuk tulisan. Dalam program SPSS for Windows version 12.0, metode statistik deskriptif dapat digunakan untuk menghasilakan gambaran data berupa tabel frekuensi dan tabulasi silang (crosstab). Tabel frekuensi digunakan untuk menampilkan data dalam bentuk satu variabel saja dan tabulasi silang (crosstab) digunakan untuk menampilkan data dalam kolom dan baris. ―Perhitungan data dengan distribusi frekuensi dapat dilakukan dengan menghitung frekuensi data tersebut kemudian di persentasekan‖(Bungin, 2005:171). Frekuensi tersebut juga
11
dapat dilihat penyebaran presentasenya, yang oleh kebanyakan orang dikenal dengan frekuensi relatif. Untuk menghitung sebaran presentase dari frekuensi tersebut, dapat digunakan rumus : N= fx x 100% N Keterangan : N=Jumlah kejadian Fx= frekuensi individu
3.9.1 Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah / valid atau tidaknya suatu kuisioner. Kuisoner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuisioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner tersebut (Sunyoto, 2009: 72). Dalam reliabilitas dan validitas ,menurut peter Hagul (Singarimbun & Effendi, 1982 :87 – 101), suatu alat ukur dapat di katakan reliable (dapat dipercaya) jika alat ukur tersebut mantap, tepat dan homogen. Suatu alat ukur dikatakan stabil apabila dalam mengukur sesuatu berulang kali, alat ukur tersebut memberikan hasil yang sama (dengan syarat : kondisi saat pengukuran tidak berubah). Suatu pertanyaan (alat ukur) di katakan tepat apabila pertanyaan tersebut jelas, mudah dimengerti dan terperinci. Suatu alat ukur dikatakan homogen apabila pertanyaannya dibuat untuk mengukur suatu karakteristik. Perhitungan korelasi masing-masing pertanyaan dengan sekor total dengan menngunakan rumus kolerasi "product moment" dengan rumus sebagai berikut (Sugiyono,2005) :
12
гxy = η (∑ XY) - (∑ X) (∑Y) √ { η (∑X²) - (∑X²) ψ η (∑Y²) - (∑Y²)}
Dimana : η : jumlah subyek x : Skor total X y : Skor total Y (∑X²) : kuadrat jumlah skor total x ∑X² : jumlah kuadrat skor total x ∑Y² : jumlah kuadrat skor total Y (∑Y²) : kuadrat jumlah skor total Y Untuk kriteria pemilihan item dinyatakan valid atau tidak valid, dinyatakan berdasarkan korelasi item total dengan menggunakan batasan rhasil > rtabel.
Valid jika r hasil positif dan > rtabel
Tidak valid jika r hasil < r table
r table diperoleh dari df = N-2 = 18 ( 0,468 dengan taraf signifikansi 5% )
Teknik untuk menguji validitas dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS 16.0. Hasil pengujian unsur daya tarik dalam tayangan OVJ untuk masing – masing variable terhadap indikatornya dapat dilihat pada tabel berikut :
13
Tabel. 3.3 Tabel Uji Validitas untuk unsur daya tarik dalam tayangan OVJ
ASPEK Penampilan Busana
Make-up Lingkungan Kelakuan Cara bicara
Bahasa tubuh
Seleb Seleb Humor Rasa Takut Kesalahan Humor Rasa takut Humor Rasa takut Humor Kesalahan Humor Takut Kesalahan Humor
Kesalahan Humor Takut Kesalahan Cerita Konflik Karakter Dialog Setting Individualism Patriarki Ras Kelas
Ekspresi
Jumlah
No.Item 1,2,3 4 5 6 7 8 9 10 11 12,13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23, 24 25,26,27,28 29 30 31,32,33 34 35 36,37,38 39,40
40
Jumlah Item Total 3 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1
Item Gugur
Item Valid
2 1 1 1 1 1 1 -
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 2 4 1 1 3 1 1 3 2
1 1 1 1 1 1 -
2 4 1 3 1 3 2
40
14
26
Sumber: Analisis Data Primer, Tahun 2013
14
3.9.2 Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Butir pertanyaan dikatakan reliabel atau andal apabila jawban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten. Pengukuran reliabilitas dilakukan dengan cara menghitung koefisien Alpha Cronbach (α) terhadap semua item dalam instrument yang valid. Kriteria alat ukur (instrumen) dinyatakan reliabel jika alpha cronbach > rtabel dan jika alpha cronbach < rtabel maka dinyatakan tidak reliable. α = 2 1 – S1 - S2 Sx2 α
: koefesien reliabilitas alpha 1
S dan S
2
Sx2
: varian skor belahan satu dan varian skor belahan dua :
varian skor skala
Untuk pengambilan keputusan tentang reliable adalah sebagai berikut :
r hasil postif dan r hasil > r table, dikatakan reliable
r hasil tidak positif, r hasil < r table, dikatakan tidak reliable
r table diperoleh dari df = N-2 = 18( 0,468 dengan taraf signifikansi 5% )
15
Tabel. 3.4 Tabel Uji Reliabilitas untuk unsur daya tarik dalam tayangan OVJ
ASPEK Penampilan Busana
Make-up Lingkungan Kelakuan Cara bicara
Bahasa tubuh
Seleb Seleb Humor Rasa Takut Kesalahan Humor Rasa takut Humor Rasa takut Humor Kesalahan Humor Takut Kesalahan Humor
Cronbach Alpha
0,927
Kesalahan Humor Takut Kesalahan Cerita Konflik Karakter Dialog Setting Individualism Patriarki Ras Kelas
Ekspresi
Sumber: Analisis Data Primer, Tahun 2013
16
Sekilas tentang obyek penelitian Salah satu program acara komedi Opera Van Java (OVJ) merupakan tayangan komedi yang berhasil membuat sebagian besar penontonnya setia menonton tayangan ini. Opera Van Java (OVJ) adalah salah satu acara yang ditayangkan di Trans 7 setiap hari pukul 20.00—22.00 WIB, dan OVJ merupakan salah satu tayangan reality show yang banyak diminati penontonnya sampai sekarang ini. Acara ini adalah acara komedi yang dipentaskan secara langsung di depan penonton di studio. Acara OVJ mengadopsi cara pada pertunjukan wayang—sebuah pertunjukan tradisional dari Jawa. Pertunjukkan Opera Van Java dimulai dengan pembacaan scene oleh dalang. Setelah dalang selesai membacakan scene, pemainpun memainkan adegan sesuai scene yang dibacakan oleh dalang. Namun, di dalam pertunjukkan Opera Van Java pemain tidak harus menjalankan cerita sesuai dengan keinginan dalang. Pemain utama OVJ ini hanya lima orang tapi ―ributnya seperti limaribu orang‖. Tentunya ribut bukan berantem, tapi ribut dengan gelak tawa penonton disela canda Sule, Parto, Azis, Andre dan Nunung. Berikut adalah profil para pemain utama dari Opera van Java di Trans7:
1.
Sumber : Source MasterEndi[Dot]Com Sule mempunyai nama asli Entis Sutisna, akan tetapi terkenal dengan nama Sule dan nama Sule sendiri memang lebih menjual dari pada nama Entis Sutisna. Sule lahir di Bandung, Jawa Barat pada tanggal 15 November 1976. Sule
17
memiliki bakat melawak yang bisa diacungi jempol. Selain melawak, Sule juga bisa bernyanyi, malah sudah mengeluarkan album sendiri. Selain bernyanyi dan membintangi OVJ, Sule juga membintangi acara komedi lain seperti Awas Ada Sule di Global-TV. Tak hanya itu, kini wajah Sule juga sering muncul di iklan sebagai icon dari salah satu provider di Indonesia. 2.
Sumber : Source MasterEndi[Dot]Com Andre Taulani, adalah pemain OVJ yang juga tak kalah lucu. Lahir di Jakarta pada tanggal 17 September 1974 dan memiliki kemampuan yang hampir sama dengan Sule yaitu melawak dan juga bernyanyi. Selain kemampuan tersebut, Andre juga memiliki kemampuan lain sebagi presenter atau pembawa acara. Pernah menjadi vocalis band terkenal di Indonesia yaitu Stinky, akan tetapi karena suatu hal Andre keluar dari grup band ini. Tak jarang hal ini sering menjadi ejekan teman-teman pemeran OVJ yang lain; ditambah lagi ketika Andre gagal menjadi wakil bupati.
3. 18
Sumber : Source MasterEndi[Dot]Com Parto memiliki nama asli Edi Supono. Lahir di Jakarta pada tanggal 17 April 1961 yang berprofesi sebagai komedian sejak dulu. Ia merupakan salah satu anggota ‗Patrio‘, grup lawak yang pernah tenar di dekade 1980an. Parto yang berperan sebagai dalang dalam setiap acara OVJ memang terlihat paling tua di antara pemain lainnya. Akan tetapi lawakannya juga masih bisa menghibur pecinta OVJ. Di kehidupan pribadinya, Parto ternyata memiliki 2 orang istri dan 4 orang anak. Karena wajahnya mirip Ariel ‗Peterpan‘, maka Parto sering di-ledeki teman-temannya untuk menyanyikan lagu-lagu dari group band Peterpan.
4.
Sumber : Source MasterEndi[Dot]Com Azis memiliki nama asli Muhammad Azis, akan tetapi karena gaya khas melawaknya yang gagap,Azis lebih dikenal dengan panggilan Azis Gagap. Lelaki 19
kelahiran Jakarta, 22 Desember 1961 ini sudah menekuni profesi melawaknya sejak 1991. Azis mengawali karir melawak melalui panggung lenong dari satu kelurahan ke kelurahan lain di Jakarta. Kemudian pada tahun 1999 dia mulai bekerja dengan Bagito dalam acara Paviliun 21 di TVRI. Selain melawak, Azis juga pernah membintangi beberapa film Horor di antaranya "Pocong Ngesot (2011), Kuntilanak Kesurupan (2011) dan Kepergok Pocong (2011).
5.
Sumber : Source MasterEndi[Dot]Com Tri Retno Prayudati adalah nama asli dari Nunung ovj. Pelawak wanita berbadan gemuk ini lahir di Solo, Jawa Tengah, pada tanggal 5 April 1964. Kemampuan lawaknya sudah terasah sejak bergabung bersama group lawak Srimulat. Nunung memang terlihat paling beda di antara pemain OVJ lainnya karena nunung adalah satu-satunya pelawak wanita di OVJ. Dalam kehidupan pribadinya, ibu dari 2 anak ini rupanya telah mengalami kegagalan perkawinan hingga dua kali dengan pasangan yang lebih muda usianya. ―Di sini gunung di sana gunung, wayangnya bingung dalangnya juga bingung, yang penting bisa ketawa.‖ Itu adalah sepengggal kalimat handal yang selalu dilontarkan Parto sang dalang dalam Opera Van Java. Sebuah komedi serial televisi yang hadir di Trans7 setiap pukul delapan malam. Opera Van Java merupakan sebuah seni tradisi, wayang orang, yang dikemas dengan bentuk
20
keseuaian zaman sehingga menjadi menarik untuk dtonton. Format yang ditampilkan dalam OVJ (Opera Van Java) sangat bagus mengingat masyarakat saat ini mempunyai under estimated terhadap seni tradisi seperti wayang orang. Paradigma itu coba dhilangkan sekaligus berupaya melestarikan budaya jawa dengan format yang berbeda. Dalam OVJ, Parto ― yang bertindak sebagai sang dalang sama seperti peran dalang dalam wayang wong ― menjadi penggerak para pemainnya seperti, Andre Taulani, Sule, Azis Gagap, dan Nunung. Tak hanya itu, dalang pun ditemani oleh sinden yang selalu bernyanyi setiap sang pemain memulai adegan dan diiringi oleh musik gemelan. Keunikan muncul ketika dalang beserta wayang atau pemainnya dapat bertindak sesuka hati sesuai dengan keinginan dalang dan lepas dari keajegan formulasi wayang wong. Sebuah kombinasi yang menarik dengan menampilkan budaya Jawa dengan balutan cerita yang menarik. Sebelum OVJ kita pernah mendangar Ludruk Glamor, Ketoprak Humor, ataupun Srimulat. Hanya saja, OVJ menjadi sebuah penyajian yang istimewa karena ditempatkan pada kondisi lesunya acara hiburan berbalut budaya atau seni rakyat.
21