BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Lembaga Administrasi Negara (LAN). LAN didirikan dengan Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 1957 tertanggal 6 Agustus 1957 dan selanjutnya susunan organisasi serta lapangan tugasnya diatur dalam Surat Keputusan Perdana Menteri No. 283/P.M/1957. Fokus penelitian ini adalah pada unit Inspektorat di mana berdasarkan Keputusan Kepala LAN Nomor 4 Tahun 2004 tentang Organisasi dan tata Kerja Lembaga Administrasi Negara, Inspektorat adalah unsur pengawasan internal LAN yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala LAN dan dipimpin oleh Inspektur. Jadi, unit Inspektorat merupakan internal auditor pada Lembaga Administrasi Negara, sesuai dengan objek penelitian yaitu mengenai audit internal. Inspektorat
mempunyai
tugas
membantu
Kepala
LAN
dalam
melaksanakan pengawasan dan membuat laporan hasil pengawasan di lingkungan LAN serta pemberian bantuan teknis dan administratif kepada Inspektorat dan kelompok jabatan fungsional di lingkungannya.
31 | B A B I I I
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 3.1 Struktur Organisasi LAN Kepala LAN Sekretariat Utama
Inspektorat
Biro Umum
Biro POK
Deputi Bid. Kajian Kinerja Kelembagaan & SDA
Deputi Bid. Kajian Manajemen Kebijakan & Pelayanan
Deputi Bid. Litbang Adm. Pembangunan & Otomasi Adm. Negara
Deputi Bid. Pembinaan Diklat Aparatur
Deputi Bid. Diklat Sekolah Pimpinan Administrasi Nasional
Pusat Kajian Kinerja Kelembagaan
Pusat Kajian Manajemen Kebijakan
Pusat Kajian Adm. Internasional
Direktorat Pembinaan Diklat Aparatur
Pusat Diklat SPIMNAS Bid. Kepemimpinan
Pusat Kajian Kinerja Sumber Daya Aparatur
Pusat Kajian Manajemen Pelayanan
Puslitbang Sistem Informasi & Otomasi Adm. Negara
Direktorat Pembinaan Widyaiswara
Pusat Diklat SPIMNAS Bid. TMKP
Pusat Kajian Kinerja Otonomi Daerah
Pusat Kajian Hukum Adm. Negara
PKP2A I Jatinangor
PKP2A II Makassar STIA LAN Jakarta
PKP2A III Samarinda STIA LAN Bandung
PKP2A IV Banda Aceh STIA LAN Makassar
32 | B A B I I I
http://digilib.mercubuana.ac.id/
B. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian hubungan kausal, untuk mengetahui pengaruh antara satu atau lebih variabel bebas (independent variable) terhadap variabel terikat (dependent variable). Penelitian ini menggunakan variabel independen (X) yaitu kompetensi auditor yang diproksikan kedalam 3 variabel independen yaitu pengetahuan (X1), pengalaman (X2) dan kompleksitas tugas (X3) dan satu variabel dependen (Y) yaitu kualitas audit. Pengetahuan adalah sesuatu yang harus dimiliki oleh seorang auditor internal yang diperoleh bukan hanya dari pendidikan formal, tetapi juga dari pendidikan non formal lainnya seperti diklat, kursus dan lainnya, untuk mendukung pekerjaannya dalam melakukan pemeriksaan, pengalaman artinya keahlian dan profesionalisme yang tinggi dari seorang auditor internal yang dapat mempengaruhi kualitas audit sedangkan kompleksitas tugas yang tinggi akan menurunkan tingkat keberhasilan tugas seorang auditor dalam pembuatan laporan hasil pemeriksaan. Sedangkan kualitas audit (Y) merupakan segala kemungkinan (probability) di mana auditor pada saat mengaudit laporan keuangan dapat menemukan pelanggaran yang terjadi dan melaporkannya dalam laporan keuangan auditee, dan dalam melaksanakan tugasnya tersebut auditor berpedoman pada standar auditing dan kode etik yang relevan.
33 | B A B I I I
http://digilib.mercubuana.ac.id/
C. Hipotesis 1.
Pengetahuan Seorang auditor dalam melaksanakan tugasnya harus memiliki pengetahuan yang memadai dalam profesinya untuk mendukung pekerjaannya dalam melakukan setiap pemeriksaan. Harhinto
(2004)
menemukan
bahwa
pengetahuan
akan
mempengaruhi keahlian audit yang pada gilirannya akan menentukan kualitas audit. Semakin banyak pengetahuan (pandangan) mengenai bidang yang digelutinya sehingga dapat mengetahui berbagai masalah secara lebih mendalam, selain itu auditor akan lebih mudah dalam mengikuti perkembangan yang semakin kompleks (Meinhard et.al, 1987 dalam Harhinto, 2004:35). Berdasarkan uraian di atas bahwa pengetahuan dalam melakukan audit mempunyai dampak signifikan terhadap kualitas audit, sehingga dapat dibuat hipotesis bahwa : H1 : Pengetahuan auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit. 2.
Pengalaman Menurut pendapat Tubbs (1992) dalam Putri Noviyani (2002 : 483) jika seorang auditor berpengalaman, maka (1) auditor menjadi sadar terhadap lebih banyak kekeliruan, (2) auditor memiliki salah pengertian yang lebih sedikit tentang kekeliruan, (3) auditor menjadi sadar mengenai kekeliruan yang tidak lazim, dan (4) hal-hal yang terkait dengan penyebab kekeliruan departemen tempat terjadinya kekeliruan dan 34 | B A B I I I
http://digilib.mercubuana.ac.id/
pelanggaran serta tujuan pengendalian internal menjadi relatif lebih menonjol. Sedangkan
Harhinto
(2004)
menghasilkan
temuan
bahwa
pengalaman auditor berhubungan positif dengan kualitas audit. Dari penjelasan di atas dapat dibuat hipotesis bahwa : H2 : Pengalaman auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit. 3.
Kompleksitas Tugas Auditor selalu dihadapkan dengan tugas-tugas yang banyak, berbeda-beda dan saling terkait satu sama lain. Restuningdiah
dan
Indriantoro
(2000)
menyatakan
bahwa
peningkatan kompleksitas dalam suatu tugas atau sistem, akan menurunkan tingkat keberhasilan tugas itu. Bila dikaitkan dengan tugas seorang auditor yaitu melakukan pengawasan dan pemeriksaan, tingginya kompleksitas tugas dapat menyebabkan seorang auditor berperilaku disfungsional sehingga menurunkan kinerja auditor dalam pembuatan laporan hasil pemeriksaan. Dari penjelasan di atas, didapat hipotesis bahwa : H3 : Kompleksitas tugas auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit.
D. Metode Pengumpulan Data Data dikumpulkan melalui metode angket, yaitu menyebarkan daftar pertanyaan (kuesioner) yang akan diisi atau dijawab oleh responden pada unit 35 | B A B I I I
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Inspektorat Lembaga Administrasi Negara dan dengan metode survey yaitu dengan terjun langsung ke dalam proses. Kuesioner diberikan secara langsung kepada responden dan responden diminta untuk mengisi daftar pertanyaan tersebut, kemudian peneliti akan mengambil secara langsung angket yang telah diisi tersebut.
E. Populasi dan Sampel 1.
Populasi Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian. Populasi penelitian ini semua pegawai yang berada pada unit Inspektorat yang berjumlah 10 orang, yang terdiri dari auditor (1orang), tenaga fungsional non auditor (7 orang) dan pejabat Eselon II dan IV yang masing-masing berjumlah 1 orang. Tenaga fungsional non auditor adalah jabatan non auditor yang disahkan melalui Surat Keputusan Kepala LAN, yang mempunyai tugas sama seperti auditor dan masing-masing mempunyai keahlian dan pengalaman khusus di bidang masing-masing seperti aspek keuangan, aspek sarana dan prasarana, aspek pengadaan barang dan jasa serta aspek mekanisme kerja dan organisasi.
2.
Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, yaitu pengambilan sampel berdasarkan pada karakteristik 36 | B A B I I I
http://digilib.mercubuana.ac.id/
tertentu. Di sini peneliti ingin meneliti tentang audit internal pada LAN, maka sampel adalah para auditor atau pegawai yang berada pada unit Inspektorat di LAN yang berjumlah 10 orang. Dengan menggunakan tabel Krejcie – Morgan dengan tingkat kesalahan 5%. Dengan demikian, jumlah sampel dalam sampel ini adalah 10 orang (Usman, 2003). Tabel 3.1 Populasi dan Sampel Jumlah Populasi
=
10
Data yang tidak diolah
=
0
Jumlah sampel yang diolah
=
10
Pengukuran variabel menggunakan skala Likert dari 1 s.d. 6. Responden diminta untuk memberikan pendapat setiap butir pertanyaan, mulai dari sangat tidak setuju sampai sangat setuju. Tabel 4 menunjukkan nilai untuk setiap pilihan jawaban. Tabel 3.2 Nilai Jawaban Jawaban
Nilai
Sangat Tidak Setuju
1
Tidak Setuju
2
Ragu-ragu Mungkin Tidak Setuju
3
Ragu-ragu Mungkin Setuju
4
Setuju
5
Sangat Setuju
6
37 | B A B I I I
http://digilib.mercubuana.ac.id/
F. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, data primer adalah data yang diperoleh langsung yang bersumber dari jawaban kuesioner dari responden yang akan dikirim secara langsung kepada auditor dari beberapa satker. G. Variabel dan Skala Pengukuran Tabel 3.3 Skala Pengukuran Variabel Variabel
Definisi Variabel
Indikator
Skala Pengukuran
Ilmu yang didapat dari pendidikan formal dan pendidikan lainnya seperti kursus dan pelatihan di bidang audit dan seminarseminar tentang pengawasan dan pemeriksaan. Ilmu yang didapat dari pendidikan non formal seperti pengalaman kerja Tantangan dalam tugas audit, tugas yang kompleks
Standar Audit Internal LAN, prinsip akuntansi, pendidikan strata, pelatihan, kursus dan keahlian khusus
Skala Ordinal
Lama melakukan audit, banyaknya satker yang diaudit
Skala Ordinal
Banyak dan macam tugas pekerjaan yang dilakukan
Skala Ordinal
Standar audit, besarnya kompensasi, komitmen
Skala Ordinal
Variabel Independen (X) Pengetahuan (X1)
Pengalaman (X2)
Kompleksitas (X3)
Tugas
Variabel Dependen (Y) Kualitas Audit Probabiltias untuk menemukan dan melaporkan adanya pelanggaran dan penyimpangan
38 | B A B I I I
http://digilib.mercubuana.ac.id/
H. Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis regresi berganda. Analisis regresi berganda merupakan suatu teknik menentukan korelasi antara variabel-variabel bebas dengan variabel terikat. Adapun rumus persamaan analisis regresi berganda adalah :
Y
b1X1 b2 X 2 b3X 3 e
Keterangan :
1.
Y
: Kualitas audit (dependent variable)
X1, X2, X3
: Variabel bebas (independent variable)
a
: Konstanta
b1, b2, b3
: Koefisien korelasi regresi
e
: error
Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan informasi mengenai karakteristik variabel penelitian dan demografi responden. Statistik deskriptif menjelaskan skala jawaban responden pada setiap variabel yang diukur dari minimum, maksimum, rata-rata dan standar deviasi. Di samping itu juga untuk mengetahui demografi responden yang terdiri dari kategori, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan sebagainya (Ghozali, 2005).
39 | B A B I I I
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.
Uji Validitas dan Realibilitas a.
Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2006). Teknik pengujian yang digunakan adalah Pearson Product Moment, yaitu dengan cara mengkorelasikan masing-masing skor item dengan skor total (Duwi Priyatno, 2010). Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan taraf signifikansi 0,05 dengan kriteria pengujian adalah sebagai berikut : Jika r (koefisien korelasi) hitung ≥ r tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrument atau item-item pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid). Jika r (koefisien korelasi) hitung < r tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05)
maka
instrument
atau
item-item
pertanyaan
tidak
berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan tidak valid).
b. Uji Realibilitas Uji reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari 40 | B A B I I I
http://digilib.mercubuana.ac.id/
waktu ke waktu (Ghozali, 2006). Uji reabilitas dilakukan dengan metode one shot atau pengukuran sekali saja. Reliabilitas instrument penelitian dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan koefisien Cronbach’s Alpha. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60 (Nunnaly dalam Ghozali, 2006).
3.
Uji Asumsi Klasik Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Untuk itu, pengujian-pengujian yang perlu dilakukan terhadap asumsi-asumsi yang diisyaratkan dalam analisis ini adalah yang memenuhi kriteria BLUE (Best Linier Unbias Estimate) seperti yang disarankan oleh Gujarti (1999), yaitu : a.
Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Uji ini biasanya digunakan untuk mengukur data berskala ordinal, interval, atau pun rasio. Jika analisis
menggunakan
metode
parametik,
maka
persyaratan
normalitas harus terpenuhi, yaitu data berasal dari distribusi normal. Jika data tidak berdistribusi normal, maka metide alternative yang bisa digunakan adalah statistic non parametric. Dalam penelitian ini akan digunakan uji Lilliefors dengan melihat nilai Kolmogrov-
41 | B A B I I I
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Smimov. Data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi lebih besar dari 0,05.
b. Uji Multikolonieritas Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independent. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi dapat dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independent manakah yang dijelaskan oleh variabel independent lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independent yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independent lainnya. Jika nilai tolerance < 0,10 dan nilai VIF > 10, maka menunjukkan tidak adanya multikolonieritas (Imam Ghozali, 2006).
c.
Uji Heterokedastisitas Heteroskedastisitas
adalah
keadaan
di
mana
terjadi
ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya kesamaan varian dari residual (error) pada model
42 | B A B I I I
http://digilib.mercubuana.ac.id/
regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya masalah heteroskedastisitas. Untuk menguji adakah kesamaan varian dari residual dengan menggunakan uji Spearman’s rho, yaitu dengan mengkorelasikan nilai residual dengan masing-masing variabel independent.
JIka
signifikansi korelasi kurang dari 0,05 maka pada model regresi terjadi masalah heteroskedastisitas. 4.
Uji Hipotesis Uji hipotesis adalah pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah kesimpulan pada sampel dapat berlaku untuk populasi (dapat digeneralisasi). a.
Uji Parsial (Uji t) Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda yaitu analisis yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh kompetensi auditor yang diproksikan ke dalam pengetahuan, pengalaman dan kompleksitas tugas sebagai variabel independen terhadap kualitas audit sebagai variabel dependen. Untuk menguji hipotesis mengenai pengetahuan, pengalaman dan kompleksitas tugas secara simultan dan parsial berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit, digunakan pengujian hipotesis secara simultan dengan uji F dan secara parsial dengan uji t. Uji t digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel independen (X1, X2, X3) yang digunakan dalam penelitian 43 | B A B I I I
http://digilib.mercubuana.ac.id/
ini secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Y), dengan level of significant = 5%. Kriteria pengambilan keputusan dalam melakukan penerimaan dan penolakan setiap hipotesis adalah dengan membandingkan nilai t hitung dengan t tabel untuk masing-masing koefisien regresi. Apabila t hitung lebih kecil dari t tabel, maka hipotesis nol (H0) tidak dapat ditolak. Dan apabila t hitung lebih besar dari nilai t tabel, maka H0 ditolak. Selain kriteria perbandingan t hitung dengan t tabel, juga digunakan kriteria nilai p value (kekuatan koefisien regresi dalam menolak H0). Jika p value = 0,05 maka H ditolak dan apabila p value>0,05 maka H0 tidak dapat ditolak.
b. Uji F (simultan) Uji F dilakukan untuk menguji apakah variabel independen (X) yang digunakan dalam penelitian ini secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen (Y), dengan taraf keyakinan 95% dan a =5%. Kriteria pengujian yang digunakan adalah jika F hitung lebih besar dari F tabel maka H0 ditolak, yang artinya secara statistic data yang digunakan membuktikan bahwa variabel independen (X) berpengaruh terhadap variabel dependen (Y). Jika F hitung lebih kecil dari F tabel maka H0 diterima, yang artinya secara statistic data
44 | B A B I I I
http://digilib.mercubuana.ac.id/
yang digunakan membuktikan bahwa variabel independen (X) tidak berpengaruh terhadap variabel dependen (Y). Selain itu uji F dapat pula dilihat dari besarnya probabilitas value (p value) dibandingkan dengan 0,05 (Taraf signifikansi a = 5%). Adapun Kriteria pengujian yang digunakan adalah : Jika p value < 0,05 maka H0 ditolak Jika p value > 0,05 maka H0 diterima Dengan tingkat signifikansi dalam penelitian ini menggunakan alpha 5% atau 0,05 maka hasil uji F dapat dihitung dengan bantuan program SPSS pada tabel ANOVA. Selanjutnya untuk mengetahui seberapa besar prosentase sumbangan dari variabel independen (X) terhadap kualitas audit sebagai variabel dependen (Y) dapat dilihat dari besarnya koefisien determinasi (r2). Di mana r2 menjelaskan seberapa besar variabel independen (X) yang digunakan dalam penelitian ini mampu menjelaskan variabel dependen (Y).
45 | B A B I I I
http://digilib.mercubuana.ac.id/