44
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Tipe penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Riset penelitian deskriptif ini dilakukan untuk memberikan gambaran yang lebih detail mengenai suatu gejala atau fenomena.1 Menurut Isaac dan Michael dalam Jalaluddin Rakhmat, Metode Deskriptif bertujuan melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat . 2 Penelitian deskriptif ini ditujukkan untuk: 3 1.
Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada.
2.
Mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku.
3.
Membuat perbandingan atau evaluasi.
4.
Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang.
1
Bambang Prasetyo, Metode Penelitian Kuantitatif Teori dan Aplikasi, Raja Grafindo Persada, Jakarta 2005, hal. 42 2 Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, Remaja Rosda Karya, Bandung 2002, hal. 22 3 Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, Remaja Rosda Karya, Bandung 2002, hal. 25
45
3.2. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Analisis Isi (content analysis). inferensi-inferensi
Analisis isi adalah suatu teknik penelitian untuk membuat yang dapat
ditiru
(replicabel) dan sahih data dengan
memperhatikan konteksnya. 4 Analisis ini karena bersifat searah maka tidak membutuhkan receiver atau efek dan data merupakan elemen dasar dengan kata lain tanpa adanya data yang tersedia maka analisis isi tidak dapat berjalan dan berkembang. Penggunaan analisis isi mempunyai beberapa manfaat atau tujuan. Mc. Quail dalam buku Mass Communication Theory (2000:35) mengatakan bahwa tujuan dilakukan analisis terhadap isi pesan komunikasi adalah: 5 1. Mendeskripsikan dan membuat perbandingan terhadap isi media. 2. Membuat perbandingan antara isi media dengan realitas sosial. 3. Isi media merupakan refleksi dari nilai-nilai sosial dan budaya serta sistem kepercayaan masyarakat. 4. Mengetahui fungsi dan efek media. 5. Mengevaluasi media performance.
4 5
Klaus Krippendorf, Analisis Isi Pengantar Teori dan Metodologi, Rajawali, Jakarta 1991, hal.15 Rakhmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Kencana, 2008, hal. 231
46
6. Mengetahui apakah ada bias media. 3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi Populasi adalah kumpulan objek tertentu. 6 Populasi dalam penelitian ini adalah kumpulan menyeluruh dari satu objek yang merupakan perhatian peneliti. Populasi dalam penelitian ini adalah tayangan infotainment Silet di RCTI pada periode 26 Oktober 2010 sampai dengan 8 November 2010. Adapun jumlah populasi pada penelitian ini berjumlah 14 episode. 3.3.2. Sampel Sampel adalah bagian yang diamati 7.pada penelitian ini sampel yang diambil secara acak atau random. Sampling atau acak random ialah kesempatan yang sama untuk dipilih bagi setiap individu atau unit dalam keseluruhan populasi. Sampling acak sederhana dilakukan dengan cara undian yaitu menulis atau memberi nomor pada semua unsur populasi pada secarik kertas, kemudian mengundinya sampai diperoleh jumlah sampel yang dikehendaki. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara menulis dalam secarik kertas semua tanggal dan hari selama 26 Oktober 2010 sampai dengan 8 November 2010 sehingga populasi berjumlah 14 edisi berita pengamatan sebagai sampel. Dalam suatu 6 7
Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, Remaja Rosdakarya, Bandung, hal. 78 Ibid
47
penelitian sosial sampel yang diambil dimungkinkan minimal 10% dari jumlah populasi, dalam penelitian ini sampel yg diambil 50% dari populasi dengan jumlah 7 edisi. Adapun setelah diundi, periode infotainment Silet yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah: 3.1 Tabel Sampel NO
Edisi
Hari
1
28 Oktober 2010
Kamis
2
29 Oktober 2010
Jum’at
3
31 Oktober 2010
Minggu
4
3 November 2010
Rabu
5
6 November 2010
Sabtu
6
7 November 2010
Minggu
7
8 November 2010
Senin
3.4. Unit Analisis Dalam penelitian ini unit analisisnya diteliti dari semua narasi dan visual yang ada dalam tayangan infotainment Silet. Narasi dan visual dipilih sebagai unit analisis¸ karena menurut peneliti dengan meneliti narasi dan visual dari program infotainment
48
Silet, diharapkan dapat mempermudah untuk mengetahui kecendrungan program tersebut dalam mengikuti atau tidak aturan Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran. 3.5. Definisi Konsep dan Operasionalisasi Kategori 3.5.1. Definisi Konsep Untuk melakukan penelitian ini berbagai konsep dari istilah perlu diperjelas agar arah penelitian ini tidak bias yang bisanya membuat penelitian ini bertambah rumit, definisi konsepnya antara lain: 1. Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran adalah suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan menjadi acuan bagi lembaga dan Komisi Penyiaran Indonesia untuk menyelenggarakan dan mengawasi sistem penyiaran Nasional di Indonesia. 2. Infotainment adalah Informasi yang disajikan sebagai hiburan. Istilah tersebut sudah berubah arti menjadi informasi mengenai dunia hiburan yang kemudian lebih spesifik lagi menjadi Informasi mengenai kehidupan pribadi para artis dunia hiburan 3. Kode etik adalah sekumpulan aturan atau patokan yang harus dihormati oleh pelaku profesi di bidang penyiaran. 8
8
Riswandi, Dasar-Dasar Penyiaran, Graha Ilmu,2009, hal.33
49
4. Berita adalah laporan terkini tentang fakta atau pendapat yang penting atau menarik bagi khalayak dan disebar luaskan melalui media massa Dari penjelasan definisi-definisi di atas jelaslah bahwa suatu acara infotainment yang disiarkan di televisi diproduksi, sudah dapat dikategorikan pada pedoman penyiarannya sehingga Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran dapat diterapkan pada siran infotainment tersebut. 3.5.2. Operasionalisasi Kategori Dalam penelitian ini pasal-pasal yang tercantum dalam Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran yang terkait dengan program tayangan infotainment Silet di RCTI adalah sebagai berikut: Tabel 3.2 PEDOMAN PERILAKU PENYIARAN
No
Pasal
Frekuensi
Indikator
Ya 1. akurat, berimbang, adil, BAB XV 1
PRINSIPPRINSIP JURNALISTIK Pasal 18
tidak beritikad buruk, tidak menghasut menyesatkan,
dan tidak
mencampuradukkan fakta dan opini pribadi, tidak menonjolkan
unsur
Tidak
Persentase Ya
Tidak
50
sadistis,
tidak
mempertentangkan
suku,
agama,
ras
dan
antargolongan,
tidak
membuat berita bohong, fitnah, dan cabul. 2. tunduk kepada peraturan perundang-undangan berpedoman Etik
pada Kode
Jurnalistik
ditetapkan
dan yang
oleh
Dewan
Pers. a.
melakukan
subyek
peliputan
yang
tertimpa
musibah
harus
mempertimbangkan BAB XXIV PELIPUTAN 2
BENCANA ALAM Pasal 34
pemulihan
korban
proses dan
keluarganya; b.
tidak
menambah
penderitaan ataupun trauma orang dan/atau keluarga yang berada pada kondisi gawat darurat, korban kecelakaan atau korban kejahatan, atau orang yang sedang berduka dengan menekan,
cara
memaksa,
mengintimidasi
51
korban dan/atau keluarganya untuk diwawancarai dan/atau diambil gambarnya; dan/atau c.
menyiarkan
gambar
korban dan/atau orang yang sedang
dalam
kondisi
menderita
hanya
dalam
konteks
yang
dapat
mendukung tayangan.
a. wajib bersikap netral; b. tidak menuangkan opini pribadi; c. BAB XXVIII 3
PEMBAWA ACARA Pasal 44
tidak
menyudutkan
narasumber
dalam
wawancara dan memberikan waktu yang cukup untuk menjawab; d. tidak memprovokasi atau menghasut; dan/atau e. tidak merangkap sebagai narasumber.
52
Tabel 3.3 STANDAR PROGRAM SIARAN
No
Pasal
Frekuensi
Indikator
Ya Dilarang menampilkan mistik dan 1
Pasal 35
supranatural
manipulasi
gambar,
dengan suara,
ataupun audiovisual tambahan untuk tujuan mendramatisasi isi siaran yang menimbulkan interpretasi yang salah.
1.
1. a. Tunduk pada peraturan perundang
undangan
dan
berpedoman pada Kode Etik
2
BAB XV
Jurnalistik yang ditetapkan oleh
PRINSIP-
Dewan Pers.
PRINSIP 2. b. Akurat, adil, berimbang, JURNALISTIK tidak beritikat buruk, tidak Pasal 42
menghasut dan menyesatkan, tidak mencampuradukkan fakta dan
opini
pribadi,
tidak
menonjolkan unsure kekrasan, tidak mempertentangkan suku, agama,ras dan antargolongan,
Tidak
Persentase Ya
Tidak
53
serta
tidak
membuat
berita
kebohongan. 3.
c.
Melakukan
ralat
atas
informasi yang tidak akurat 4.
2. a. Pemberitaan yang bersifat informatif tentang rekonstruksi suatu
peristiwa
wajib
menyertakan penjelasan yang eksplisit
bahwa
apa
yang
disajikan tersebut adalah hasil rekonstruksi
dengan
menampilkan
kata
“rekonstruksi”,”ilustrasi”
atau
“rekayasa” dipojok gambar dan pernyataan
verbal
di
awal
siaran. 5.
b. Pemberitaan yang bersifat informatif tentang rekonstruksi suatu
peristiwa
melakukan
dilarang
perubahan
atau
penyimpangan terhadap fakta atau
informasi
yang
dapat
merugikan pihakn yang terlibat.
2
BAB XXIII
wajib
PELIPUTAN
proses
BENCANA
mempertimbangkan pemulihan
korban,
keluarga dan/atau masyarakat
54
ALAM DAN
yang terkena bencana alam.
MUSIBAH Pasal 55 Dilarang: a. menambah penderitaan atau trauma korban, keluarga dan masyarakat
yang
terkena
bencana alam dengan cara memaksa,
menekan,
mengintimidasi diwawancarai
untuk dan/atau
diambil gambarnya b. menampilkan 3
Pasal 56
saat-saat
menjelang kematian c. mewawancara anak dibawah umur sebagai narasumber dalam
kejadian
bencana
alam d. menampilkan
gambar
korban atau mayat sacara detil (big close up, medium close up, extreme close up) dan/atau e. menampilkan gambar luka tingkat
berat,
darah,
55
dan/atau
potongan
organ
tubuh.
3.6. Reliabilitas Setiap penelitian dengan pendekatan kuantitatif yang baik memerlukan unsur realibilitas. Dalam analisis isi unsur ini dipenuhi oleh realibilitas antar pengkode unit analisis dan kategori.9 Adapun cara yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus Ole R. Hostly, disini periset melakukan Pretest dengan cara mengkoding sampel kedalam kategorisasi. Kegiatan ini selain dilakukan periset juga dilakukan oleh seorang yang lain yang ditunjuk sebagai pembanding atau hakim, uji ini dikenal dengan uji antar kode, kemudian hasil pengkodingan dibandingkan dengan menggunakan rumus Hostly, 10 dan Untuk kehandalan penaliti terlebih dahulu meminta orang lain dengan cara mengkode item-item yang kemudian dikumpulkan dan dan selanjutnya diberikan kepada dua orang koder. Cara yang digunakan untuk menghitung hasil penelitian koder untuk menemukan kehandalah koefisien yaitu :
9
M. Atonius Birowo, Metode Penelitian Komunikasi Teori dan Aplikasi, Gitanyali, Yogyakarta, 2004, hal. 155 10
Rakhmat Kriyantono. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Kencana.2007 hal 235
56
2M CR = _______________ N1+N2 Ket : CR
: Coefisien Realibility
M
: Jumlah Pernyataan yang disetujui oleh pengkoding (hakim) dan periset
N1, N2
: Jumlah Pernyataan yang diberi kode oleh pengkoding (hakim) dan periset
Uji Reliabilitas Uji realibilitas ini akan dilakukan untuk memperkuat penelitian yang telah peneliti lakukan dan menjadi penunjang penelitian sehingga hasil penelitian yang diperoleh dapat seimbang dan tidak berat sebelah. Koder terdiri dari dua orang juri yang peneliti ambil dari profesi yang berhubungan dengan penelitian. Kodernya terdiri dari: 1. Yearry Panji Setianto, S.Sos, M.si (Akademis) 2. Drs. Joni Arman Hamid (Praktisi Media) Berdasarkan dari hitungan peneliti dan juga hitungan para juri yang ditunjuk sebagai pengkoding dalam tayangan infotainment Silet ini dapat diperoleh hitungan sebagai berikut :
57
CR=
2M
= _ 2 x 145_ =
N1+N2
154+154
290 = 0,94 308
Dalam indeks Guilford angka perolehan korelasi kesepakatan diatas 70% adalah angka korelasi kesepakatan yang tinggi atau kuat. 11 Dari
perhitungan
tersebut,
dapat
disimpulkan
bahwa
kesepakatan
penghitungan dari peneliti dan juga juri yang di tunjuk sebagai pengkoder mencapai 0,94 atau 94% dan ini menunjukkan kategori nilai-nilai tersebut reliabel. 3.7. Teknik Pengumpulan Data 3.7.1. Data Primer Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara mendokumentasikan tayangan infotainment Silet selama 14 episode, yaitu pada tanggal 26 Oktober 2010 sampai dengan 8 November 2010. 1.7.2. Data Sekunder Penelitian juga memperoleh data penelitian melalui pengumpulan data-data tertulis dari data-data berupa struktur organisasi, berbagai buku, karya tertulis dan
11
M. Atonius Birowo, Metode Penelitian Komunikasi Teori dan Aplikasi, Gitanyali, Yogyakarta, 2004, hal. 158.
58
bentuk tulisan lain yang memungkinkan untuk melengkapi data-data untuk penelitian dalam penelitian ini. 1.8.
Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
analisis, yaitu suatu metode penelitian untuk menggambarkan, menjelaskan situasi atau kejadian pada penonton dalam hal ini akumulasi dasar. Langkah-langkah penelitian dalam analisis ini adalah sebagai berikut: 1.
Mengumpulkan bahan yakni tayangan Silet pada bulan Oktober dan November
2.
Membuat lembar koding
3.
Menentukan para juri
4.
Menilai kategori
5.
Menguji reliabilitas
6.
Menyimpulkan