BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan tahun ajaran 2013/2014 yaitu pada bulan september 2013 sampai dengan bulan januari 2013. Penelitian ini mengambil data sekunder dari perusahaan perbankan yang mencakup gambaran umum dari objek yang diteliti yaitu perusahaan perbankan syariah yang terdaftar di BEI periode 2009-2013.
B. Desain Penelitian Penelitian ini bersifat kausal yaitu penelitian yang disajikan untuk membuktikan ada tidaknya hubungan atau pengaruh antara variabel independen dan variable dependen. Penelitian ini berkaitan dari pengaruh variabel independen yang meliputi : kecukupan modal, efektivitas dana pihak ketiga, resiko pembiayaan, proporsi pembiayaan non investasi, proporsi dana pihak ketiga, dan penyisihan penghapusan aktiva produktif terhadap profit distribution management. Penelitian ini merupakan pengujian hipotesis yang diajukan terkait dengan pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen.
37
38
C. Hipotesis H1: Kecukupan Modal (KM) berpengaruh positif terhadap profit distribution management. H2: Efektifitas Dana Pihak Ketiga (EDPK) berpengaruh negatif terhadap profit distribution management. H3: Resiko Pembiayaan (RP) berpengaruh positif terhadap profit distribution management. H4: Proporsi pembiayaan non investasi (PPNI) berpengaruh positif terhadap profit distribution management. H5: Proporsi Dana Pihak Ketiga (PDPK) berpengaruh positif terhadap profit distribution management. H6: Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) berpengaruh positif terhadap profit distribution management.
D. Variabel dan Skala Pengukuran Variabel yang akan digunakan dan diteliti dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel independen (bebas) dan variabel dependen (terikat)dengan menggunakan skala rasio sebagai skala pengukurannya. 1. Variabel Independen Variabel
independen
adalah
tipe
variabel
yang
menjelaskan
atau
mempengaruhi variabel yang lain. Variabel-variabel independen yang akan diuji dalam penelitian ini adalah variabel Kecukupan Modal (KM), Efektivitas Dana
39
Pihak Ketiga (EDPK), Risiko Pembiayaan (RP), Proporsi Pembiayaan Non Investasi (PPNI), Proporsi Dana Pihak Ketiga (PDPK), dan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP). a. Kecukupan Modal (KM) Kecukupan
Modal
menggambarkan
kemampuan
bank
dalam
mempertahankan modal yang mencukupi untuk menutup risiko kerugian yang mungkin timbul dari penanaman dana dalam aset-aset produktif yang mengandung risiko, serta untuk pembiayaan dalam aset tetap dan investasi. KM diukur dengan rasio CAR. Rasio CAR pada bank syariah dihitung dengan perbandingan antara modal sendiri terdiri dari modal inti dan modal pelengkap (maksimal 100% dari modal inti) dibanding dengan aset tertimbang menurut risiko (Muhammad, 2009). CAR diperoleh dari modal bank dibagi dengan total Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR), sehingga dirumuskan sebagai berikut : πΆππππ‘ππ π΄ππππ’πππ¦ π
ππ‘ππ πΆπ΄π
π₯ 100%
b. Efektivitas Dana Pihak Ketiga (EDPK) Efektivitas Dana Pihak Ketiga (EDPK) menunjukkan seberapa jauh kemampuan bank dalam memanfaatkan dan menyalurkan dana yang bersumber dari nasabah yang nantinya akan menjadi sumber penghasilan bagi bank. EDPK diukur dengan rasio FDR. FDR dalam penelitian ini diukur
40
menggunakan skala pengukuran rasio yang ada pada laporan keuangan bank syariah. FDR dirumuskan sebagai berikut (Mawardi, 2005) : π₯ 100%
FDR =
c. Risiko Pembiayaan (RP) Risiko Pembiayaan (RP) menunjukkan tingkat permasalahan pembiayaan yang dihadapi oleh bank syariah. RP dapat diukur dengan rasio NPF (πππ ππππππππππ
πΉππππππππ).
NPF
merupakan
rasio
untuk
mengukur
kemampuan bank dalam menjaga risiko kegagalan pengembalian pembiayaan oleh debitur. NPF dirumuskan sebagai berikut (Mawardi, 2005): πππΉ =
π₯ 100%
d. Proporsi Pembiayaan Non Investasi (PPNI) Proporsi Pembiayaan Non Investasi (PPNI) dapat diukur dengan rasio LATA. LATA dapat dihitung dari persentase loan asset sebagai proporsi dari total asset. LATA dirumuskan sebagai berikut (Farook dkk., 2009): πΏπππ π΄π π ππ‘ π‘π πππ‘ππ π΄π π ππ‘ πΏπ΄ππ΄ =
41
e. Proporsi Dana Pihak Ketiga (PDPK) Dana pihak ketiga merupakan dana yang dipercayakan masyarakat kepada bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana (Rinaldy, 2008). PDPK merupakan variabel yang menggambarkan seberapa proporsi dana pihak ketiga bank. PDPK dirumuskan sebagai berikut (Farook dkk., 2009): ππ·ππΎ =
f. Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) Kebijakan cadangan mengacu pada penyisihan kerugian. Bank syariah memiliki kecenderungan untuk membentuk penyisihan kerugian untuk menyerap kerugian di masa depan (Boulila dkk., 2010). Bank Indonesia melalui PBI No 5/9/2003 tentang Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) bagi bank syariah mewajibkan bank syariah membuat PPAP. PPAP dibentuk sebesar (1) 5% dari aset produktif yang digolongkan dalam perhatian khusus, (2) 15% dari aset produktif yang digolongkan kurang lancar setelah dikurangi nilai agunan, (3) 50% dari aset produktif yang digolongkan diragukan setelah dikurangi nilai agunan dan (4) 100% dari aset produktif yang digolongkan macet setelah dikurangi nilai agunan. Menurut peraturan PBI perhitungan PPAP di hitung dengan PPAP yang telah dibentuk dibagi dengan PPAP yang wajib dibentuk.
42
2. Variabel Dependen Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen. Dalam penelitian ini variabel dependen adalah (PDM) Profit Distribution
Management.
PDM
menggambarkan
tingkat
dimana
bank
melakukan kewajibannya dalam membagi keuntungan dari hasil usaha kepada deposan simpanan sebagai pemilik modal. Dalam penelitian ini bank syariah melakukan PDM yang mengacu pada suku bunga. Berdasarkan model penelitian Farook dkk. (2009), penelitian ini menggunakan asset spread sebagai metode untuk menghitung PDM yang mengacu pada suku bunga. Asset spread adalah absolute spread antara Return On Asset (ROA) dan average Return On Investment Account Holder (ROIAH) yang merupakan rata-rata return bagi hasil deposan. Asset Spread dapat dirumuskan sebagai berikut: Asset spread = ROA - average ROIAH
Rata-rata ROIAH dapat dihitung dengan menggunakan βtotal pendapatan yang harus dibagiβ dibagi dengan βsaldo rata-rata instrument bagi hasil deposanβ dari tabungan, giro dan deposito. Kedua item tersebut dapat dilihat pada Laporan Distribusi Bagi Hasil. ππ£πππππ ROIAH =
43
Asset Spread merupakan indikator paling kuat untuk menghitung PDM. Asset spread mempertimbangkan seluruh pendapatan dan beban dan menyediakan spread antara total asset return dari aset bank dan distribusi yang diberikan kepada deposan, dimana semakin tinggi asset spread mengindikasikan adanya pendistribusian laba kepada deposan yang jauh dari asset return. Sehingga hal tersebut memperkuat adanya tindakan PDM yang mengacu pada suku bunga sesuai dengan penelitian Sundararajan (2005) dan Farook dkk. (2009).
Tabel 3. 1 Variabel Dan Skala Pengukuran Variabel
Indikator
Skala
Kecukupan Modal (X1)
Capital Adequacy Ratio ( CAR )
Rasio
Efektifitas Dana Pihak Ketiga
Financing Deposit Ratio ( FDR )
Rasio
Net Perforning Financing ( NPF )
Rasio
( X4 )
π₯ 100%
FDR =
πππΉ= π₯ 100%
( X3 ) Proporsi Pembiayaan Non Investasi
CAR
π₯ 100%
(X2) Resiko Pembiayaan
Pengukuran
Loan Asset to Total Asset
Rasio
πΏπ΄ππ΄ =
44
Proporsi Dana Pihak Ketiga
Proporsi Dana Pihak Ketiga
( X5 )
( PDKP )
Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif
Penyisihan penghapusan Aktiva Produktif (PPAP)
Rasio
PPAP yang telah dibentuk PPAP yang wajib dibentuk
Asset spread
Rasio
Asset spread = ROA - average ROIAH
( X6 ) Profit Distribution Management
Rasio
ππ·ππΎ =
( Y1 ) Sumber: Data skunder yang diolah (2013)
E. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan penelitian kepustakaan (library research). yaitu dari studi pustaka, dengan me-review jurnal akuntansi, penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan dengan masalah yang diteliti , serta mengeksplorasi laporan-laporan keuangan dari bank syariah. Sumber data yang digunakan diperoleh melalui website Bank Indonesia dan website dari bank-bank sampel.
F. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder yang bersifat historis yaitu laporan keuangan triwulanan yang telah diterbitkan oleh bank yang bersangkutan selama lima tahun berturut-turut dari periode triwulan I tahun
45
2009 hingga triwulan III tahun 2013 yang selanjutnya diolah lebih lanjut dengan menggunakan SPSS 20.
G. Populasi Dan Sampel Populasi adalah sebuah kumpulan dari semua kemungkinan orang-orang, benda-benda, atau ukuran ketertarikan dari hal menjadi perhatian (Mason dan Douglas, 1996). Populasi dalam penelitian ini adalah bank syariah (Bank Unit Syariah/ BUS) yang terdaftar di Bank Indonesia. Sampel adalah suatu porsi atau bagian dari populasi tertentu yang menjadi perhatian (Mason dan Douglas, 1996). Sampel penelitian diambil secara purposive sampling yaitu metode pemilihan sampel pada karakteristik populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Adapun sampel dalam penelitian ini, dipilih dengan kriteria-kriteria sebagai berikut: 1. Bank syariah tersebut menerbitkan laporan keuangan triwulanan pada periode 2009-2013 secara konsisten dan telah dipublikasikan di Bank Indonesia. 2. Laporan keuangan yang menggunakan mata uang rupiah. 3. Bank syariah yang memperoleh laba selama periode penelitian.
46
Tabel 3.2 Tabel Penentuan Jumlah Sampel Keterangan
No
1. 2. 3.
Populasi bank syariah yang tergolong BUS Bank syariah yang tidak menerbitkan laporan keuangan triwulanan pada periode 2009-2013 secara konsisten Bank syariah yang tidak menggunakan mata uang rupiah Bank syariah yang tidak memperoleh laba selama periode penelitian.
4.
Sampel penelitian Sampel penelitian (triwulan I 2009 sampai triwulan III 2013 Sumber: Data skunder yang diolah (2013)
Jumlah Sampel 11 (6) (2) 3 57
Berdasarkan kriteria tersebut, maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 3 bank syariah. Sampel dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 3.3 Daftar Sampel Perusahaan Perusahaan
NO
KODE
1.
Bank Syariah Mandiri
BSM
2.
Bank Muamalat Indonesia
BMI
3.
Bank Mega Syariah
BMS
Sumber: Website Bank Indonesia, (2013)
H. Metode Analisis Data Analisis data yang dilakukan adalah analisis kuantitatif yang dinyatakan dengan angka-angka dan perhitungannya menggunakan metode statistik yang dibantu dengan program IBM SPSS 20. Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini
47
yaitu pengujian analisis statistik deskriptif, uji asumsi klasik, uji kesesuaian model, dan uji hipotesis. 1. Analisis Statistik Deskriptif Penelitian ini menggunakan model analisis seperti dalam penelitian Farook dkk. (2009) yaitu analisis statistik deksriptif. Analisis deskriptif akan memberikan gambaran (deskripsi) tentang suatu data, seperti berapa rata-ratanya, deviasi standarnya, varians data tersebut dan sebagainya (Santoso, 2010). 2. Pengujian Asumsi Klasik Penggunaan uji asumsi klasik dimaksudkan agar memperoleh hasil regresi yang bisa dipertanggungjawabkan dan mempunyai hasil yang tidak bias atau Best Linier Unbiased Estimator (BLUE). Asumsi-asumsi yang harus dipenuhi dari pengujian tersebut adalah uji normalitas, uji autokorelasi, uji multikolinearitas dan uji heterokedastisitas a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penganggu atau residual memiliki distribusi normal. Data yang terdistribusi normal akan memperkecil kemungkinan terjadinya bias. Pengujian normalitas dalam penelitian ini dengan menggunakan one sample kolmogorovsmirnov test dan analisis grafik histogram dan P-plot. Dalam uji one sample kolmogorov-smirnov test, variabel-variabel yang mempunyai asymp. Sig (2-tailed) di bawah tingkat signifikan sebesar 0,05 maka diartikan
48
bahwa variabel-variabel tersebut memiliki distribusi tidak normal dan sebaliknya (Ghozali, 2007). b. Uji Multikolinearitas Pengujian ini bertujuan apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya variance inflation (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Hasil dari pengujian ini dapat dilihat dari nilai VIF menggunakan persamaan VIF = 1 / tolerance. Jika nilai VIF < dari 10 maka tidak terdapat multikolinearitas (Ghozali, 2007: 91). Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas yaitu nilai tolerance < 0,1 atau sama dengan nilai VIF < 10. c. Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan penganggu pada periode t-1(sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Pengujian ini menggunakan model Durbin Watson (DW-Test). Bila nilai DW lebih besar dari batas atas atau upper bound (du) dan kurang dari (4-du) berarti tidak ada autokorelasi (Ghozali, 2007 : 95).
49
d. Uji Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas, dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Uji ini dapat dilakukan dengan menggunakan uji glejser. Uji glejser dilakukan dengan meng-absolutkan nilai residual, kemudian meregreskan nilai absolut tersebut sebagai variabel dependen terhadap variabel independen lainnya. Jika dalam tabel t test tidak ada yang lolos signifikansi, maka bisa dinyatakan bahwa model terbebas dari heteroskedastisitas. Model regresi yang baik jika variance dari residual satu ke pengamatan lain tetap, sehingga diidentifikasi tidak terdapat heteroskedastisitas (Ghozali, 2007 :105) 3. Uji Kesesuaian Model a. Uji Koefisien Determinasi (R2) Pengujian dimaksudkan untuk mengetahui tingkat ketepatan yang paling baik dalam analisa regresi yang dinyatakan dengan koefisien determinasi majemuk (R2). R2 = 1 berarti independent variable berpengaruh sempurna terhadap dependent variable. Sebaliknya jik R2 = 0 berarti independent variable tidak berpengaruh terhadap dependent variable. b. Uji Statistik F Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara
50
bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2006). Cara untuk mengetahuinya yaitu dengan membandingkan nilai F hitung dengan nilai F tabel. Apabila F hitung lebih besar daripada nilai F tabel, maka hipotesis alternative diterima artinya semua variabel independen secara bersama-sama dan signifikan mempengaruhi variabel dependen. Selain itu juga dapat dilihat berdasarkan probabilitas. Jika probabilitas (signifikansi) lebih kecil dari 0,05 (Ξ±) maka variabel independen secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap variabel dependen. 4. Uji Hipotesis a. Uji Statistik t Uji statistik ini menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel independen secara individual terhadap variabel dependen. Apabila nilai statistik t-hasil perhitungan lebih besar dari t-tabel membuktikan bahwa variabel independen secara individual mempengaruhi variabel independen (Ghozali, 2001:82). Dasar pengambilan keputusan pada uji statistik t adalah sebagai berikut : Jika t (hitung) < t (tabel), dapat disimpulkan bahwa variabel independen secara individual tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Jika t (hitung) > t (tabel), dapat disimpulkan bahwa variabel independen secara individual berpengaruh terhadap variabel dependen. Selain itu uji statistik t dapat dilakukan dengan menggunakan SPSS dengan melihat signifikansi nilai t pada masing-masing variabel dari output yang
51
dihasilkan. Jika nilai t lebih kecil dari (0,05) dapat dikatakan ada pengaruh yang kuat antara kedua variabel. b. Analisis Regresi Berganda Dalam penelitian ini menggunakan model statistik seperti dalam Farook dkk. (2009) yaitu analisis regresi berganda. Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui keakuratan hubungan antara PDM (variabel dependen) dengan KM, EDPK, RP, PPNI, PDPK, PPAP dan UB sebagai variabel yang mempengaruhi (variabel independen) dengan persamaan : Y = Ξ± + Ξ²1KM + Ξ²2EDPK + Ξ²3RP + Ξ²4PPNI + Ξ²5PDPK + Ξ²6PPAP + Ζ
Dimana Y
= Profit Distribution Management (PDM)
Ξ±
= konstanta
b1-b8
= koefisien regresi masing-masing variabel
KM
= Kecukupan Modal (KM)
EDPK
= Efektivitas Dana Pihak Ketiga (EDPK)
RP
= Risiko Pembiayaan (RP)
PPNI
= Proporsi Pembiayaan Non Investasi (PPNI)
PDPK
= Proporsi Dana Pihak Ketiga (PDPK)
PPAP
= Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP)
Ζ
= Error