perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. METODE PENELITIAN Penelitian
ini
dilakukan
dengan
menggunakan
metode
penelitian
eksperimental. Sepuluh sampel mie basah diuji secara kualitatif untuk mengetahui terdapatnya kandungan boraks pada mie basah, selanjutnya sampel yang positif mengandung boraks diuji kuantitatif untuk mengetahui kadar boraks yang terdapat dalam sampel. B. ALAT DAN BAHAN Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan analitik seri Sartorius BP 310 S, tungku pengabuan (Furnace 48000), oven Memmert, hot plate, cawan porselen, batang gelas, penangas air, corong kaca, kertas whatman, erlenmeyer, gelas ukur 10 ml, gelas beaker 100 ml, kertas lakmus, pipet volume 10 ml, dan buret mikro. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah air kapur, aquadest, dan bahan-bahan yang berkualitas pro analisis dari Merck, yaitu : NaOH, CaCl 2, HCl pekat, H2SO4 pekat, gliserin, indikator fenolftalein, indikator metil oranye, dan metanol. C. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di Sublab Kimia, Lab Pusat MIPA Universitas user Sebelas Maret pada bulan Januari commit - Maret to 2013.
16
17 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
D. RANCANGAN PENELITIAN Metode sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Tempat pengambilan sampel dilakukan di 6 pasar tradisional di Surakarta, yaitu: Pasar Mojosongo, Pasar Gede, Pasar Nusukan, Pasar Legi, Pasar Kadipolo, dan Pasar Jebres. 1.
Pembuatan pereaksi
Pereaksi-pereaksi yang digunakan adalah natrium hidroksida 0,2 N; natrium hidroksida 10%, indikator 1% metil oranye; indikator 1 % fenolftalein; asam sulfat 1 N. a. Natrium hidroksida 0,2 N Natrium hidroksida 0,2 N dibuat dengan melarutkan 8 gram natrium hidroksida dengan air bebas CO2 di labu 1000 ml setelah larut sempurna ditambahkan air bebas CO2 sampai garis tanda. b. Natrium hidroksida 10% Natrium hidroksida 10% dibuat dengan cara melarutkan 10 gram natrium hidroksida dengan air bebas CO2 di labu 100 ml setelah larut sempurna ditambahkan air bebas CO2 sampai garis tanda c. Indikator 1% metil oranye Indikator 1% metil oranye dibuat dengan melarutkan 0,1 gram metil oranye dalam 100 ml aquadest d. Indikator 1% fenolftalein Indikator 1% fenolftalein dibuat dengan melarutkan 0,1 gram fenolftalein dalam 100 ml etanol.
commit to user
17
18 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
e. Asam sulfat 1 N Asam sulfat 1 N dibuat dengan mengambil sebanyak 2,77 ml asam sulfat 98% lalu diencerkan dengan aquadest hingga 100 ml (Anonim, 1995). 2. Pembakuan Natrium Hidroksida 0,2 N Ditimbang seksama lebih kurang 5 gram kalium biftalat yang sebelumnya telah dihaluskan dan dikeringkan pada suhu 120˚ selama 2 jam, dan melarutkan 75 ml air bebas CO2. Ditambahkan 2 tetes fenolftalein dan titrasi dengan larutan natrium hidroksida hingga terjadi warna merah muda mantap, 1 ml NaOH 1 N setara dengan 204,2 mg kalium biftalat (Anonim, 1995). Normalitas NaOH = 3. Pemeriksaan Kualitatif Boraks pada Sampel Reaksi dengan H2SO4 (p) dan Metanol Sejumlah lebih kurang 10 gram sampel yang sudah dipotong kecil-kecil dicampur dengan 1 gram kapur (CaO), dikeringkan di dalam oven. Diabukan dalam tanur hingga terjadi pengabuan yang sempurna, kemudian sebagian abu ditambah sedikit asam sulfat dan metanol kemudian dibakar. Diamati apakah terbentuk nyala berwarna hijau (Anonim, 2000). 4. Pemeriksaan Kuantitatif Boraks pada Sampel Metode Titrimetri Sampel ditimbang seksama sebanyak 10 gram, dan dimasukkan ke dalam cawan porselen ditambahkan larutan NaOH 10%, kemudian dipanaskan di atas penangas air hingga kering, selanjutnya dipanaskan ke dalam tungku pengabuan commit to user 600ºC, setelah cawan abu menjadi dingin, ditambahkan 20 ml aquadest panas
18
19 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sambil diaduk dengan batang gelas, sementara itu ditambahkan beberapa tetes larutan HCl sampai larutan bersifat asam. Disaring larutan melalui kertas saring tidak berabu ke dalam erlenmeyer 100 ml (larutan A), dan dibilas kertas saring dengan aquadest panas, sehingga filtrat bervolume tidak lebih dari 60 ml. Dipindahkan kertas saring ke dalam cawan abu semula, basahi dengan air kapur sebanyak 80 ml, kemudian diuapkan di atas penangas air, setelah kering diabukan ke dalam tungku pengabuan sampai diperoleh abu berwarna putih. Dilarutkan abu di dalam beberapa ml HCl (1:3), kemudian dipindahkan ke dalam erlenmeyer pada larutan A. Ke dalam larutan ditambahkan 0,5 g CaCl2 dan beberapa tetes indikator fenofltalein, ditambahkan larutan 10% NaOH sampai larutan berwarna merah muda, kemudian dicukupkan hingga 100 ml dengan air kapur, disaring dengan kertas whatman, 50 ml filtrat dimasukkan ke dalam erlenmeyer 100 ml dan ditambahkan H2SO4 1 N sampai warna merah muda hilang, kemudian tambahkan beberapa tetes metil oranye dan selanjutnya penambahan larutan H2SO4 1 N diteruskan sampai larutan berubah dari kuning menjadi merah muda. Didihkan larutan selama 1 menit. Setelah dingin, ditirasi hati-hati dengan larutan NaOH 0,2 N sampai warna berubah menjadi kuning, ke dalam larutan di atas ditambahkan beberapa tetes gliserin dan beberapa tetes fenolftalein, dilanjutkan titrasi dengan NaOH 0,2 N sampai larutan berwarna merah muda, ke dalam larutan di atas ditambahkan lagi gliserin dan jika warna merah muda hilang diteruskan titrasi sampai warna larutan menjadi merah muda yang tetap, setelah diperoleh larutan berwarna merah muda yang tidak berubah apabila ditambahkan commit to user
19
20 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
gliserin. Dihitung volume NaOH 0,2 N yang dipakai, 1 ml NaOH 0,2 N setara dengan 0,0124 g H3BO3 (Herlich, 1990).
E. PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA Sesuai dengan jenis penelitian, maka analisa terhadap data yang terkumpul dilakukan secara desktiptif yang disertai dengan tabel, narasi, dan pembahasan serta diambil kesimpulan apakah mie basah yang beredar di beberapa pasar tradisional di Surakarta telah bebas dari boraks atau masih mengandung boraks.
commit to user
20