BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dan metode analisis semiotika dengan paradigma konstruktivis. Yang merupakan suatu bentuk penelitian untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktifitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena yang lainnya. 1 Pada analisis kualitatif, tanda-tanda yang diteliti tidak atau hampir tidak dapat diukur secara sistematis. Analisis semacam ini sering menyerang masalah yang berkaitan dengan arti atau tambahan arti dan istilah yang digunakan metodologi kualitatif tidak mengandalkan bukti berdasarkan logika matematis, prinsip angka atau statistik. 2 Peneliti memahami bahwa metodologi penelitian kualitatif tidak mengandalkan bukti berdasarkan logika sistematis, prinsip angka atau metode statistik karena tanda-tanda yang diteliti tidak dapat diukur secara sistematis. 3 1.2 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah analisis semiotika Charles Sanders Pierce. Sesuai dengan paradigma kritis, analisis semiotik bersifat kualitatif. Jenis penelitian ini memberi peluang yang besar bagi dibuatnya interpretasi-interpretasi alternatif. Dalam penerapannya metode semiotik ini menghendaki pengamatan secara menyeluruh dari semua isi berita (teks), termasuk cara pemberitaan (frame) maupun istilah-istilah yang digunakannya. Peneliti diminta untuk memperhatikan koherensi makna antarbagian dalam teks itu dan koherensi teks dengan konteksnya. Karena itu dalam penelitian ini pun analisis dilakukan terhadap semua isi berita, termasuk judul, 1
Sukmadinata,Metode Penelitian dan Pendidikan. Remaja Rosdakarya,Bandung, 2006, hal 72 Deddy Mulyana, Bandung, 2002, hal 147-150 3 Alex Sobur, Analisis Teks Media, Remaja Rosdakarya. Jakarta, 2004, hal 145 2
subjudul, istilah-istilah dan cara pemberitaan yang digunakan media menjadi sampel. 4 3.3 Tehnik Pengumpulan Data 1.3.1
Data Primer Pengumpulan data dilakukan oleh manusia, yakni peneliti sendiri. Di
sini peneliti merupakan perencana, pelaksana pengumpulan data, analisis, penafsir data, dan pada akhirnya ia menjadi pelapor hasil penelitian. 5 Penulis sebagai seorang penafsir berkedudukan sebagai peneliti, pengamat, dan pengkaji objek yang dipahaminya. Dalam mengkaji objek yang dipahaminya seorang penafsir yang jeli dan cermat, segala sesuatunya akan dilihat dari jalur logika. 6 Peneliti menganalisis logo broadcast TVRI dan BBC menggunakan segitiga makna Charles Sanders Pierce. Hasil dari keseluruhan analisis yang penulis lakukan akan digunakan untuk menjawab masalah pokok penelitian.
1.3.2
Data Sekunder Data sekunder adalah data yang sudah diperoleh dari data-data yang
sudah tersedia sebagai pelengkap untuk melancarkan penelitian. Dokumendokumen perusahaan seperti company profile TVRI dan BBC, basic logo guidelines BBC, serta materi referensi lainnya. Studi kepustakaan yaitu penelitian dengan cara mempelajari bukubuku yang bersifat alamiah dan buku lain yang berkaitan dengan materi penelitian. Serta wawancara beberapa narasumber sebagai data tambahan untuk penguat pemahaman peneliti atas tema penelitian ini.
4
Alex Sobur, Analisis Teks Media, Rosdakarya, Jakarta, 2006, hal 147-148 Ibid. hal 12 6 Ibid. hal 97 5
Ada beberapa buku yang menganggap dokumentasi sebagai sebuah metode pengumpulan data. Anggapan ini biasanya terjadi dalam riset-riset historis, yaitu bertujuan untuk menggali data-data masa lampau secara sistematis dan objektif. Buku ini menganggap bahwa dokumentasi adalah instrumen pengumpulan data. Tujuannya untuk mendapatkan informasi yang mendukung analisis dan interpretasi data. 7 3.4 Definisi Konsep Untuk memberikan suatu pemahaman mengenai istilah-istilah atau konsep-konsep dalam penelitian ini, maka dipandang perlu untuk memahami definisi konsep-konsep sebagai berikut : 1. Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yg sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya, dan sebagainya). 8 2. Semiotika adalah ilmu teori tentang lambang dan tanda (dalam bahasa, lalu lintas, kode morse, dan sebagainya), semiologi adalah ilmu tentang semiotik. 9 3. Logo adalah huruf atau lambang yg mengandung makna, terdiri atas satu kata atau lebih sbg lambang atau nama perusahaan dan sebagainya. 10 4. Broadcast adalah proses cara perbuatan untuk menyiarkan sesuatu. 11 5. TVRI atau Televisi Republik Indonesia adalah stasiun televisi pertama di Indonesia, yang mengudara pada tanggal 24 Agustus 1962. Siaran perdananya
menayangkan
Upacara Peringatan
Hari
Kemerdekaan
Republik Indonesia ke-17 dari Istana Negara Jakarta. Siarannya ini masih berupa hitam putih. TVRI kemudian meliput Asian Games yang diselenggarakan di Jakarta. 12 6. BBC atau British Broadcsting Corporation adalah stasiun televisi pertama di dunia yang dibentuk pada tahun 1927 yang merupakan stasiun televisi
7
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Kencana Group, Jakarta, 2008, hal 118 Kamus Besar Bahasa Indonesia 9 Kamus Besar Bahasa Indonesia 10 Kamus Besar bahasa Indonesia 11 Kamus Besar Bahasa Indonesia 12 www.tvri.co.id 8
serta radio Britania Raya dan juga menyediakan berita melalui layanan online atau internet. 13
1.5 Fokus Penelitian Fokus penelitian ini adalah makna logo broadcast TVRI dan BBC. Makna logo dianalisis dengan pendekatan semiotika segitiga makna Charles Sanders Pierce yang terdiri dari hubungan penalaran dengan jenis penandanya yaitu qualisign, sinsign, legisign. Hubungan kenyataan dengan jenis dasarnya pada bagian symbol, dan hubungan kenyataan dengan jenis petandanya yaitu dicent, rheme or pheme, argument.
1.6 Tehnik Analisis Data Mengenai analisis data Prawito mengatakan, analisa data dalam penelitian komunikasi kualitatif pada dasarnya dikembangkan dengan maksud hendak memberikan makna (making sense of), terhadap data, menafsirkan (interpretating), atau mentransformasikan (transforming) data ke dalam bentuk-bentuk narasi yang kemudian mengarah pada temuan yang bernuansakan proposisi-proposisi ilmiah (thesis) yang akhirnya sampai pada kesimpulan-kesimpulan final. Peneliti memahami bahwa analisis data diperlukan dalam sebuah penelitain kualitatif. Analisis data dimaksudkan memberikan makna terhadap data serta penafsiran, kemudian menekankan penjelasan yang berupa narasi pada kesimpulan-kesimpulan yang akan ditentukan pada akhirnya. Untuk menjawab pokok permasalahan pada penelitian, penulis melakukan analisis dengan menggunakan metode Charles Sanders Pierce dengan model triadik, dimana antara tanda, objek dan interpretasi memiliki hubungan yang saling memenuhi kekuatan dan kelebihan. Peneliti memilih model ini karena semiotika Charles Sanders Peirce terletak pada interpretasi peneliti atas data yang diperoleh. Bagi Peirce, makna tidak dapat diartikan secara tetap, namun dapat diartikan secara beragam
13
www.bbc.co.uk
sesuai bagaimana batasan-batasan yang diberlakukan penggunanya, dengan kata lain setiap makna yang diresepsi oleh pembacanya tidaklah selalu sama.
Sedangkan perangkat yang ada adalah sebagai berikut : SIGN 1. Qualisign 2. Sinsign 3. Legisign
INTERPRETANT
OBJECT
1. Rheme
1. Icon
2. Decisign
2. Indeks
3. Argument
3. Symbol
Menurut Peirce tanda ialah, “salah satu bentuk tanda adalah kata”. Sedangkan objek adalah sesuatu yang dirujuk tanda. Sementara interpretan adalah tanda yang ada dalam bentuk seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda. Apabila ketiga elemen makna itu berinteraksi dalam benak seseorang, maka munculah makna tentang sesuatu yang diwakili oleh tanda tersebut. 14 Bagi Peirce, makna tidak dapat diartikan secara tetap, namun dapat diartikan secara beragam sesuai bagaimana batasan-batasan yang diberlakukan penggunanya.
14
Alex Sobur, Analisis Teks Media, Remaja Rosdakarya, Jakarta,2004, hal 115
Peneliti memahami, fungsi tanda pertama-tama adalah alat untuk membangkitkan makna. Itu karena tanda selalu dapat dipersepsi oleh perasaan (sense) dan pikiran (reason). Dengan menggunakan seperangkat peralatan rohaniah (akal, budi dan pikiran) seseorang biasanya menghubungkan sebuah tanda rujukannya (referance) untuk menemukan makna di balik tanda itu. Hubungan antara tanda, rujukan, pikiran sehingga menimbulkan makna lazim di ilustrasikan dalam teori segitiga makna. Peirce juga menambahkan : sesuatu yang digunakan agar tanda berfungsi disebut sebagai ground, tanda yang dikaitkan dengan ground dibaginya menjadi qualisign, sinsign, dan legisign. Qualisign adalah kualitas yang ada pada tanda, Sinsign adalah eksistensi aktual benda atau peristiwa yang ada pada tanda, legisign adalah norma yang dikandung oleh tanda. 15 Berdasarkan objeknya, Peirce membagi tanda atas icon (ikon), indeks, simbol. Ikon adalah tanda yang hubungan antara penandanya bersifat kesamaan bentuk alamiah. Dengan kata lain ikon adalah hubungan antara tanda dan objek atau acuan yang bersifat kemiripan, indeks adalah tanda yang menunjukkan adanya hubungan alamiah antara tanda dan petanda yang bersifat kausal atau hubungan sebab akibat, atau tanda yang langsung mengacu pada kenyataanya. Simbol adalah tanda yang menunjukkan hubungan alamiah antara petanda dengan penandanya. Hubungan diantaranya bersifat arbiter atau sementara, hubungan berdasarkan konnvensi (perjanjian) masyarakat. Berdasarkan interpretan, tanda di bagi atas rheme, dicisign, dan argument. Rheme adalah tanda yang memungkinkan orang menafsirkan berdasarkan pilihan. Decisign adalah tanda yang sesuai dengan kenyataan. Argument adalah tanda yang langsung memberikan alasan tentang sesuatu. Dari pendapar tersebut, maka penulis menyimpulkan terdapat klasifikasi tanda dalam segitiga makna Peirce, yakni : 1. Hubungan penalaran dengan jenis penandanaya atau Sign terdiri dari : penanda yan bertalian dengan kualitas (Qualisign), penanda 15
Ibid : 41-42
yang bertalian dengan kenyataan (Sinsign) dan penanda yang bertalian dengan kaidah (Lesisign). 2. Hubungan kenyataan dengan jenis dasarnya atau objek yang terdiri dari hubungan antara tanda dan petandanya bersifat kemiripan (ikon), tanda yang berhubungan kausal dengan petandanya (indeks) dan hubungan penanda dengan petanda yang berdasarkan konvensi (simbol). 3. Hubungan pikiran dengan jenis petandanya atau interpretant terdiri dari tafsiran orang mengenai tanda berdasarkan pilihan (Rheme), tanda yang ditafsirkan sesuai kenyataan (Dicisign) dan tanda yang langsung menyatakan alasan tentang sesuatu (Argument).