BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Paradigma Penelitian Paradigma adalah sistem keyakinan dasar yang berlandaskan asumsi ontology, epistemology, dan metodologi. Dengan kata lain, paradigma adalah sistem keyakinan dasar sebagai landasan untuk mencari jawaban atas pertanyaan apa itu hakikat realitas, apa hakikat hubungan antara peneliti dan realitas, dan bagaimana cara peneliti mengetahui realitas.1 Guba menyatakan dalam Imam Gunawan bahwa suatu paradigma dapat dicirikan oleh respons terhadap tiga pertanyaan mendasar, yaitu pertanyaan ontologi, epistemologi, dan metofdologi. Berikut adalah penjelasaanya2: 1. Ontologi: dapat dikatakan mempertanyakan tentang hakikat suatu realitas, atau lebih konkret lagi. 2. Epsitemologi: adalah mempertanyakan mengapa peneliti ingin mengetahui realitas, atau lebih konkret lagi epistemologi mempertanyakan mengapa suatu fenomena terjadi atau dapat terjadi.
1
Imam Gunawan. Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik, Jakarta: PT. Bumi Aksara. 2013 hal. 42 2 Imam Gunawan. Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik, Jakarta: PT. Bumi Aksara. 2013 hal. 27
3. Metodologi: yaitu mempertanyakan bagaimana cara peneliti menemukan pengetahuan, atau lebih konkret lagi metodologi mempertanyakan cara atau metode apa yang digunakan oleh peneliti untuk menemukan pengetahuan. Penelitian ini menggunakan paradigma konstrukivisme. Teori konstruktivisme adalah pendekatan secara teoritis untuk komunikasi yang dikembangkan tahun 1970an oleh Jesse Deli dan rekan-rekan sejawatnya. Teori konstruktivisme menyatakan bahwa individu melakukan interpretasi dan bertindak menurut berbagai kategori konseptual yang ada dalam pikirannya. Menurut teori ini, realitas tidak menunjukkan dirinya dalam bentuknya yang kasar, tetapi harus disaring terlebih dahulu melalui bagaimana cara seseorang melihat sesuatu.3 Konstruktivisme menolak pandangan positivisme yang memisahkan subjek dan objek komunikasi. Dalam pandangan konstruktivisme, bahasa tidak lagi hanya dilihat sebagai alat untuk memahami realitas objektif belaka dan dipisahkan dari subjek sebagai penyampai pesan. Konstruktivisme justru menganggap subjek sebagai faktor sentral dalam kegiatan komunikasi serta hubungan-hubungan sosialnya. Subjek memiliki kemampuan melakukan kontrol terhadap maksud-maksud tertentu dalam setiap wacana. Teori konstruktivisme menyatakan bahwa individu menginterpretasikan dan beraksi menurut kategori konseptual dari pikiran. Realitas tidak menggambarkan diri individu namun harus disaring melalui cara pandang orang terhadap realitas tersebut. Teori konstruktivisme dibangun berdasarkan teori yang ada sebelumnya, yaitu
3
Morissan, M.A. Teori Komunikasi Organisasi, Jakarta: Ghalia Indonesia. 2009 hal. 107
konstruksi pribadi atau konstruksi personal (personal construct) oleh George Kelly. Ia menyatakan bahwa orang memahami pengalamannya dengan cara mengelompokkan berbagai peristiwa menurut kesamaannya dan membedakan berbagai hal melalui perbedaannya.4 Paradigma konstruktivisme ialah paradigma dimana kebenaran suatu realitas sosial dilihat sebagai hasil konstruksi sosial, dan kebenaran suatu realitas sosial bersifat relatif. Paradigma konstruktivisme ini berada dalam perspektif interpretivisme (penafsiran) yang terbagi dalam tiga jenis, yaitu interaksi simbolik, fenomenologis dan hermeneutik. Paradigma konstruktivisme dalam ilmu sosial merupakan kritik terhadap paradigma positivis. Menurut paradigma konstruktivisme realitas sosial yang diamati oleh seseorang tidak dapat digeneralisasikan pada semua orang, seperti yang biasa dilakukan oleh kaum positivis. Konsep mengenai konstruksionis diperkenalkan oleh sosiolog interpretative, Peter L.Berger bersama Thomas Luckman. Dalam konsep kajian komunikasi, teori konstruksi sosial bisa disebut berada diantara teori fakta sosial dan defenisi sosial.5 Dengan menggunakan strategi ini, subyek penelitian dapat memberikan informasi yang luas tentang pengalaman yang dimiliki seputar kehidupan blogging nya. Sementara dari sisi peneliti, strategi ini memungkinkan peneliti untuk memberikan pertanyaan-pertanyaan yang tidak terbatas, dalam arti dengan model hubungan yang
4 5
Morissan, M.A. Teori Komunikasi Organisasi, Jakarta :Ghalia Indonesia. 2009 hal. 107 Eriyanto. Analisis Wacana, Pengantar Analisis Isi Media, Yogyakarta: LKIS. 2004 hal. 13
lebih interaktif maka arus komunikasi akan lebih santai / tidak kaku. Kemudian peneliti akan memilah informasi yang didapat untuk kegunaan dalam penelitian ini.
3.2 Metode Penelitian Untuk penelitian ini peneliti menggunakan tipe penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif adalah salah satu jenis penelitian yang tujuannya untuk menyajikan gambaran lengkap mengenai setting sosial atau hubungan antara fenomena yang diuji. Dalam penelitian ini, peneliti telah memiliki definisi jelas tentang subjek penelitian dan akan menggunakan pertanyaan who dalam menggali informasi yang dibutuhkan. Tujuan dari penelitian deskriptif kualitatif adalah menghasilkan gambaran akurat tentang sebuah kelompok, menggambarkan mekanisme sebuah proses atau hubungan. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang mempunyai sifat interpretatif (dengan menggunakan penafsiran) yang melibatkan banyak metode dalam proses penelitiannya. Penggunaan berbagai metode ini sering disebut dengan triangulasi, yang dimaksudkan agar peneliti dapat memperoleh pemahaman yang lebih komprehensif terhadap fenomena yang diteliti.6 Pada penelitian strategi promosi online wisatakuliner Indonesia yang dilakukan food blogger kepada para pembaca blog, diharapkan dengan tipe penelitian deskriptif ini peneliti dapat mengupas secara mendalam dan detail untuk mengetahui dari
6
Mulyana Deddy dan Solatun. Metode Penelitian Komunikasi, Bandung: Remaja Rosadakarya, 2008.
dimulainya proses promosi, berjalannya promosi hingga hasil akhir yang terjadi setelah promosi atau posting telah dilakukan food blogger pada blog nya. Penelitian kualitatif tidak dimulai dari teori yang dipersiapkan sebelumnya, tetapi dimulai dari lapangan berdasarkan lingkungan alami. Data dan informasi lapangan ditarik maknanya dan konsepnya, melalui pemaparan deskriptif analitik, tanpa harus menggunakan angka, sebab lebih mengutamakan proses terjadinya suatu peristiwa dalam situasi yang alami.7 Riset Kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena yang terjadi dengan sedalam-dalamnya dengan cara pengumpulan data sedalam-dalamnya. Riset kualitatif tidak mengutamakan besarnya populasi atau samplingnya sangat terbatas. Jika data yang terkumpul sudah mendalam dan sudah bisa menjelaskan fenomena yang diteliti, maka tidak diperlukan untuk mencari sampling lainnya. Dimana lebih menekankan pada kualitas dari data dan bukan pada jumlah datanya.8 Dengan definisi tersebut, pada penelitian ini diharapkan dapat mengungkapkan secara mendalam mengenai strategi promosi online wisata kuliner Indonesia yang dilakukan di blog Banyumurti.net kepada pembaca blog pada tahun 2014. Dengan pencarian informasi secara mendalam dan selengkap-lengkapnya dari narasumber, sehingga informasi yang didapat dan digunakan berkualitas dan valid untuk digunakan sebagai penelitian.
7
Imam Gunawan. Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik, Jakarta: PT. Bumi Aksara. 2013 hal. 88 8 Kriyantono Rachmat, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta, Kencana Prenada Media Group.2012
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian studi kasus. Studi kasus adalah penelitian yang dilakukan terhadap suatu objek, yang disebut sebagai kasus, yang dilakukan secara seutuhnya, menyeluruh dan mendalam dengan menggunakan berbagai macam sumber data.9 Selain itu studi kasus juga merupakan strategi yang lebih cocok jika pokok pertanyaan suatu penelitian berhubungan dengan bagaimana (how) atau mengapa (why), bila peneliti hanya memiliki sedikit peluang untuk mengontrol peristiwa-peristiwa yang akan diteliti, dan juga bila fokus penelitiannya terletak pada fenomena kontemporer (masa kini) didalam kehidupan nyata.10 Kebutuhan terhadap metode penelitian studi kasus dikarenakan adanya keinginan dan tujuan penelitian untuk mengungkapkan secara terperinci dan menyeluruh terhadap objek yang diteliti. Pada pengertian yang dikemukakan, tidak secara eksplisit menyebutkan objek penelitian studi kasus sebagai kasus, tetapi menyebut ciri-ciri dari objek tersebut, yang menggambarkan ciri-ciri dari suatu kasus. Penelitian studi kasus adalah sebuah metode penelitian yang secara khusus menyelidiki fenomena kontemporer yang terdapat dalam konteks kehidupan nyata, yang dilaksanakan ketika batasan-batasan antara fenomena dan konteksnya belum jelas, dengan menggunakan berbagai sumber data.11
9
Imam Gunawan. Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik, Jakarta: PT. Bumi Aksara. 2013 hal.114 10 Yin Robert K. Studi Kasus Desain dan Metode, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta: 2013 hal 3. 11 Imam Gunawan. Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik, Jakarta: PT. Bumi Aksara. 2013 hal.116
Kasus yang akan diteliti pada penelitian ini adalah mengenai strategi promosi online wisatakuliner Indonesia yang dilakukan pada blog Banyumurti.net kepada pembaca blog pada tahun 2014. Untuk mendapatkan informasi mendalam agar mengetahui bagaimana hal itu terjadi maka dalam proses pengumpulan data akan dilakukan dengan cara wawancara kepada narasumber. Dengan proses wawancara diharapkan peneliti dapat menggali informasi sebanyak-banyaknya tanpa batasan angka dan pertanyaan. Dari hasil wawancara yang dilakukan, akan digunakan peneliti sebagai pengetahuan dan bahan pertimbangan dalam pembuatan hasil penelitian.
3.3 Subyek Penelitian Subyek penelitian pada penelitian ini adalah pemilik dari blog Banyumurti.net sendiri, karena beliau merupakan sumber yang melakukan komunikasi pada blog Banyumurti.net tersebut. Dikatakan sebagai sumber karena pemilik yang melakukan proses mencicipi makanan itu sendiri, kemudian melakukan review atas makanan yang sudah dicicipi dan melakukan posting di blog tersebut, hingga menanggapi comment yang masuk pada blog Banyumurti.net. Walaupun subyek penelitian berlokasi tetap di Bogor, namun penelitian ini akan dilakukan di Jakarta dikarenakan subyek penelitian mempunyai mobilitas yang tinggi di Jakarta. Selain itu peneliti juga akan melakukan wawancara terhadap narasumber lain untuk digunakan sebagai perbandingan informasi antara informasi dari subyek utama dengan subyek yang lain. Subyek penelitian yang lain tentu mereka yang berkecimpung dan paham juga dengan topik blog dan kuliner. Mereka adalah blogger
yang juga melakukan postingan mengenai kuliner walaupun dengan cara dan fokus yang berbeda dan para penikmat blog Banyumurti.net yang menggunakan informasi dari blog tersebut sebagai kebutuhan kuliner mereka.
Berikut adalah penjabaran dari subyek penelitian: 1. Indriyatno Banyumurti Pemilik dan juga pengelolah blog Banyumurti.net ini mempunyai hobby travelling dan penikmat masakan Indonesia, walaupun beliau tidak pandai memasak namun antusias terhadap kuliner Indonesia memicunya untuk selalu mencari pengalaman baru mengenai kuliner Indonesia. Berawal dari hobby dan kecintaannya pada masakan Indonesia, kemudian beliau menyampaikan aspirasi pada blognya yang menjadi salah satu referensi bagi masyarakat yang mempunyai aspirasi yang sama. Dengan hobby kuliner Indonesia dan senang berbagi informasi kepada masyarakat luas, diharapkannya bahwa blog nya dapat menjadi dokumentasi kekayaan kuliner Indonesia. Informasi yang disampaikan pada blog nya merupakan hasil pengalaman pribadi dari Banyumurti, dituangkan dalam bentuk tulisan berdasarkan fakta yang dialaminya, dilengkapi dengan foto yang menarik dan informasi lengkap seperti alamat, jam operasional, harga makanan dan peta dari tempat makan itu sendiri, dihadirkannya dalam blog Banyumurti.net dan menjadi daya tarik bagi setiap pengunjung blog tersebut.
2. Umi Fadilah W. Syam Wanita berusia 26 tahun ini merupakan pemilik dan pengelolah dari blog umifadilah.com. Umi merupakan wanita dengan pembawaan yang ceria, aktif, serta antusias yang tinggi terhadap beberapa hal, yaitu kuliner sebagian besar, update teknologi dan juga musik. Pada blog nya Umi mengatakan bahwa ketertarikan terbesarnya adalah pada makanan, sehingga setiap ada kesempatan akan digunakannya untuk berbagi informasi tentang kuliner yang dialami Umi pada blog nya. Hal lain yang dapat kita jumpai pada blog Umi adalah seputar hal-hal yang membuatnya tertarik yaitu teknologi dan juga pengalaman konser musik yang dilaluinya. Maka dapat kita jumpai porsi kuliner, teknologi dan musik pada blog Umi mempunyai porsi yang relative sama, namun karena ketertarikan terbesarnya adalah pada kuliner, porsi kuliner tetap lebih secara keseluruhan. Sebagai seorang blogger Umi juga menyampaiakan pengalaman kulinernya harus berdasarkan fakta, karena apa yang ditulisnya harus dapat dipertanggung jawabkan. Dilengkapi pula dengan foto menarik dari makanan yang dicicipinya, namun berbeda dengan Banyumurti, informasinya tidak selengkap Banyumurti (seperti adanya peta, harga makanan). Selain itu tidak memiliki fokus pada 1 tipe kuliner seperti Banyumurti yang hanya pada kuliner Indonesia, melainkan segala jenis
kuliner dari berbagai daerah asal menjadi bahan review dalam blog nya. Umi sudah aktif sebagai blogger sejak tahun 2009 hingga saat ini.
3. Chintya Chintya merupakan seorang tour leader professional, berusia 29 tahun yang sering melakukan perjalanan wisata ke berbagai tujuan daerah di Indonesia. Dalam melakukan perjalanan wisatanya, tidak lupa Chintya selalu berusaha untuk mencicipi makanan khas dari daerah yang dikunjunginya. Untuk mendapatkan referensi yang valid tersebut, Chintya sering mencarinya melalui blog kuliner dari para food blogger dan salah satu blog tersebut adalah banyumurti.net. Dengan penelitian terhadap Chintya sebagai pembaca blog, diharapkan dapat meberikan informasi lebih dalam kepada peneliti sehingga tidak hanya dari satu narasumber saja melainkan adanya informasi tambahan lain yang dapat mendukung penelitian ini. Lebih dari 7 tahun sudah Chintya menjadi tour leader professional, dan dengan jam terbang yang tinggi banyak sekali kota-kota di Indonesia yang sudah dihampirinya, tidak terlewatkan juga untuk mencicipi kuliner asal kota-kota tersebut. Hampir 4 tahun belakangan ini Chintya sering mengambil referensi dari blog Banyumurti sebagai bahan pendukung perjalanan wisatanya.
3.4 Teknik Pengumpulan Data a. Data Primer: Proses wawancara dengan narasumber untuk menggali informasi secara mendalam. Wawancara adalah suatu percakapan yang diarahkan pada suatu masalah tertentu; ini merupakan proses tanya jawab lisan, dimana dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik.12 Adanya peneliti yang disebut sebagai interviewer atau penanya, yang akan mengajukan berbagai pertanyaan kepada narasumber untuk mendapatkan keterangan dan informasi yang diinginkan untuk melengkapi penelitian yang sedang dilakukannya. Adapun narasumber yang disebut sebagai informan, yang merupakan titik pusat peneliti dalam mendapatkan informasi yang valid untuk bahan penelitian. Pada proses wawancara ini interviewer akan mencatat jawaban-jawaban dari informan sebagai hasil wawancara yang telah dilakukannya.
b. Data Sekunder: Sebagai pendukung data primer dan pelengkap studi pustaka, peneliti memberikan data sekunder berupa:
12
Foto-foto pada proses wawancara
Imam Gunawan. Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik, Jakarta: PT. Bumi Aksara. 2013 hal. 160
Capture comment para participant di dalam blog
Beberapa capture artikel dari berbagai media cetak
3.5 Teknik Analisis Data Analisi data merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian karena analisis ini akan diperoleh temuan, baik temuan substantive maupun formal. Selain itu, analisi data kualitatif sangat sulit karena tida ada pedoman baku, tidak berproses secara linier dan tidak ada aturan-aturan yang sistematis. Analisis data kualitatif digunakan bila data-data yang terkumpul dalam riset adalah kualitatif. Data kualitatif berupa katakata, kalimat-kalimat, atau narasi-narasi, baik yang diperoleh dari wawancara mendalam maupun observasi. Tahap analisi data memegang peran penting dalam riset kualitatif, yaitu sebagai faktor utama penilaian berkualitas tidaknya suatu riset. Artinya, kemampuan periset memberi makna kepada data merupakan kunci apakah data yang diperolehnya memenuhi unsur reliabilitas dan validitas atau tidak. Ingat, reliabilitas dan validitas data kualitatif terletak pada diri periset sebagai instrumen riset.13 Analisis data kualitatif sesungguhnya sudah dimulai saat peneliti mulai mengumpulkan data, dengan cara memilah mana data yang sesungguhnya penting atau tidak. Ukuran penting dan tidaknya mengacu pada kontribusi data tersebut pada upaya menjawab fokus penelitian.
13
Kriyantono Rachmat, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta, Kencana Prenada Media Group.2012.hal 196
Tahapan yang akan dilakukan peneliti dalam menganalisa data adalah14: 1. Mereduksi data: peneliti akan merangkum, memilah hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dan mencari tema dan polanya. Data yang telah direduksi akan memberikan gambaran lebih jelas dan memudahkan untuk melakukan pengumpulan data. 2. Memaparkan data: data yang sudah direduksi maka langkah selanjutnya adalah memaparkan data. Pemaparan data sebagai sekumpulan informasi tersusun, dan memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. 3. Penarikan kesimpulan: yaitu hasil penelitian yang menjawab fokus penelitian berdasarkan hasil analisi data.
3.6 Pengukuran Keabsahan Data Data yang sudah terkumpul merupakan modal penting dalam melanjutkan sebuah penelitian untuk mencapai kesimpulan. Untuk mendapatkan kesimpulan yang tepat juga diperlukan data yang valid / kredibel. Oleh sebab itu perlu dilakukan beberapa langkah dalam memvalidasi data yang terkumpul. Triangulasi data digunakan sebagai proses memantapkan derajat kepercayaan (kredibilitas / validitas) dan konsistensi (reliabilitas) data, serta bermanfaat juga sebagai alat bantu analisis data dilapangan. Kegiatan triangulasi dengan sendirinya
14
Imam Gunawan. Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik, Jakarta: PT. Bumi Aksara. 2013 hal. 209
mencakup proses pengujian hipotesis yang dibangun selama pengumpulan data. Triangulasi menurut Mantja dapat juga digunakan untuk memantapkan konsistensi metode silang, seperti pengamatan dan wawancara atau penggunaan metode yang sama, seperti dengan beberapa informan. Kredibilitas (validitas) analisi lapangan dapat juga diperbaiki melalui triangulasi. Triangulai merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang digunakan pada penelitian ini.15 Pada penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi sumber dalam menggali kebenaran informasi. Dalam triangulasi sumber, yang terpenting adalah mengetahui adanya alasan-alasan terjadinya perbedaan tersebut. Triangulasi sumber berarti membandingkan (mengecek ulang) informasi yang diperoleh melalui sumber yang berbeda.
Misalnya,
membandingkan
hasil
pengamatan
dengan
wawancara,
membandingakan apa yang dikatakan secara umum dengan yang dikatakan secara pribadi, membandingkan hasil wawancara dengan dokumen yang ada.16 Pada penelitian ini, triangulasi sumber yang akan dipakai adalah membandingkan hasil wawancara antara: 1. Pemilik dan pengelola blog Banyumurti.net 2. Pembaca dalam blog Banyumurti.net 3. Para foodie / pengamat kuliner Indonesia
15
Imam Gunawan. Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik, Jakarta: PT. Bumi Aksara. 2013 hal.218 16 Imam Gunawan. Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik, Jakarta: PT. Bumi Aksara. 2013 hal.219