31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Obyek Penelitian 3.1.1 Lokasi dan Jadwal Penelitian Penelitian mengenai Analisis Hubungan Lingkungan Kerja dan Kompensasi dengan Kepuasan Kerja Karyawan di Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Family dilakukan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Family, Jl. Pluit Mas I Blok. A No. 2 – 5 Jakarta Utara. Aktivitas penelitian ini secara keseluruhan dilaksanakan selama 5 bulan, sejak Bulan Oktober 2010 sampai dengan Bulan Januari 2011. Tabel 3.1.1 Jadwal Penelitian No. 1. 2. 3. 4. 5.
Tahapan Kegiatan Persiapan Observasi Kuesioner Dokumentasi Konsultasi
Okt-10
Waktu Pelaksanaan Nov-10 Des-10
Jan-11
3.1.2 Gambaran Umum Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Family a.
Sejarah Perkembangan Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Family Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Family didirikan pada tahun 2003 dan disahkan sebagai badan hukum berdasarkan Akta Pendirian Perseroan Terbatas PT. Pluit Mas Bahagia Sejahtera Nomor: 152 tanggal 26 Maret 1997, dibuat di hadapan Notaris Hasiholan Siagian, S.H., di Jakarta dan 31
32
terakhir diubah dengan Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT. Pluit Mas Bahagia Sejahtera Nomor: 47 tanggal 19 Februari 2009, dibuat di hadapan Notaris di Jakarta, dimana Akta tersebut telah mendapat pengesahan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor C-114 HT.03.02 Tahun 2003 tanggal 2 Februari 2003. Dalam menjalankan kegiatan usaha pelayanan kesehatan, Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Family berkedudukan di Jl. Pluit Mas I Blok. A No. 2 – 5, Jakarta Utara dengan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : YM.02.04.2.2.684 tentang Izin Penyelenggaraan Rumah Sakit Ibu dan Anak Family tertanggal 25 Agustus 2003 dengan luas tanah sebesar 2.100 m2. RSIA Family mulai beroperasional sejak tanggal 25 Maret 2003 dengan bangunan 2 lantai, 19 tempat tidur, 2 dokter Spesialis Kebidanan dan kandungan dan 1 dokter Spesialis Anak, 2 dokter Spesialis Anestesi, Instalasi Farmasi, Laboratorium dan Fisioterapi. Setelah berjalan 2 tahun, fasilitas yang disediakan tidak mencukupi, maka dilakukan peningkatan fisik bangunan dan pelayanan; menjadi 4 lantai, dengan 51 tempat tidur, lebih dari 10 dokter Spesialis Kebidanan dan kandungan, lebih dari 5 dokter Spesialis Anak, dokter Spesialis Gizi, dokter Spesialis Penyakit Dalam, dokter umum, pelayanan penunjang USG 3D/4D, Klinik Fertilitas dan Bayi Tabung, Senam Hamil dan Radiologi.
33
b.
Visi, Misi dan Tujuan Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Family
1)
Visi Rumah Sakit Ibu dan Anak Family “One stop service for women and children with perfect healthcare”.
2)
Misi Rumah Sakit Ibu dan Anak Family a) Tercapainya kepuasan pelanggan dengan memberikan pelayanan paripurna. b) Meningkatkan
mutu
sumber
daya
rumah
sakit
secara
berkesinambungan. c) Melakukan manajemen rumah sakit secara profesional demi tercapainya efisiensi dan efektivitas. 3)
Tujuan Rumah Sakit Ibu dan Anak Family a) Terlaksananya pelayanan kesehatan ibu dan anak secara profesional dengan penuh kasih. b) Memberikan kesempatan kepada karyawan dalam mengembangkan profesionalismenya dengan mengikuti pendidikan berkelanjutan, baik formal maupun informal. c) Terlaksananya penelitian dan pengembangan IPTEK khususnya bidang kesehatan ibu dan anak. d) Terwujudnya kesejahteraan bagi karyawan.
4) Moto Rumah Sakit Ibu dan Anak Family
“Change for the better”. c.
Struktur Organisasi Organisasi dibentuk oleh manusia untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Seseorang bergabung dalam suatu organisasi dengan maksud utama
34
untuk mencapai tujuan-tujuan yang tidak dapat dicapai dengan kemampuan yang dimiliki sendiri. Struktur organisasi mencerminkan pembagian wewenang di dalam suatu organisasi dalam mencapai tujuan. Dengan pembagian wewenang yang jelas, organisasi akan dapat mengalokasikan berbagai sumber daya dalam pencapaian tujuan organisasi. Dalam struktur organisasi Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Family, akan dijabarkan tugas dan tanggung jawab dari masing-masing jabatan. Adapun uraian tugas dan tanggung jawab masing-masing jabatan adalah sebagai berikut : 1) Direktur RSIA Family Menghasilkan organisasi Rumah Sakit melalui perencanaan, pengendalian dan dalam pelayanan medis, asuhan keperawatan, penunjang medis dan semua fungsi terkait dalam rangka pencapaian efektivitas, efisiensi dan kualitas optimal pelayanan rumah sakit dengan pasien
ataupun
masyarakat
serta
menampung
permasalahan-
permasalahan di rumah sakit dan membantu dalam penyelesaiannya. 2) Komite Medik Suatu komite yang mempunyai tugas sebagai berikut : a.
Menyelesaikan masalah medis yang terjadi di kalangan pelaksanaan medis.
b.
Memberikan bantuan, saran dan pendapat, khususnya yang menyangkut bidang medis.
35
3) Satuan Pengawas Internal Satuan Pengawas Internal sebagai pengawas kegiatan Rumah Sakit, selain itu membantu direksi dalam penanganan operasional seperti internal audit. 4)..Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KPRS) Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KPRS) membantu direksi dalam penanganan kasus-kasus yang tidak diharapkan yang menyangkut masalah keselamatan pasien rumah sakit (patient safety). 5) Bidang Medik dan Penunjang Medik Menghasilkan persiapan, pemantauan dan penilaian pelayanan medik (penerimaan dan pemulangan pasien) maupun penunjang medik (perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian sumber daya) dalam rangka pencapaian efektivitas, efisiensi dan kualitas optimal. Bidang medik dan penunjang medik bertanggung jawab kepada direktur. Bidang medik membawahi UGD, laboratorium, klinik gizi dan klinik bayi tabung, sedangkan bidang penunjang medik membawahi pelayanan rawat jalan, farmasi, radiologi, rekam medis. 6) Bidang Keperawatan Menghasilkan dinamisasi pada bidang keperawatan melalui perencanaan, penggerak, pengarahan, pelaksanaan dan pengendalian sumber daya dalam rangka mencapai efektivitas dan efisiensi bidang keperawatan. Bidang keperawatan bertanggung jawab kepada direktur
36
dan membawahi unit perawatan anak, perawatan ibu, kamar operasi, kamar bayi, kamar bersalin serta pendidikan dan pelatihan (diklat). 7) Bagian SDM Menghasilkan dinamisasi pada pelayanan administrasi masalah pengadaan, pengembangan, pemeliharaan dan pemberhentian sumber daya manusia serta pemberian kompensasi. Bagian SDM bertanggung jawab kepada direktur. 8) Bidang Administrasi Menghasilkan dinamisasi pada pelayanan administrasi dengan memperhatikan faktor sumber daya, tata cara, sistem prosedur dan peralatan yang tersedia agar dapat dipergunakan secara efektif dan efisien. Bidang administrasi bertanggung jawab kepada direktur dan membawahi administrasi rawat jalan, administrasi rawat inap dan informasi/resepsionis. 9) Bidang Umum Menghasilkan dinamisasi pada pelayanan administrasi dengan memperhatikan faktor sumber daya, tata cara, sistem prosedur dan peralatan yang tersedia agar dapat dipergunakan secara efektif dan efisien. Bidang umum bertanggung jawab kepada direktur dan membawahi pelayanan kebersihan (cleaning service), transportasi, keamanan dan linen (laundry).
37
10) Bidang Akuntansi dan Keuangan Menghasilkan persiapan, pemantauan dan penilaian kegiatan penyusunan anggaran, inventarisasi dan verifikasi dengan menyediakan rancangan standar, tata cara kerja, penilaian akuntansi keuangan, manajemen dan mobilisasi dana dalam rangka menunjang kualitas pelayanan administrasi umum dan pelayanan rumah sakit. Bidang akuntansi dan keuangan bertanggung jawab kepada direktur. 11) Bidang Logistik Menghasilkan dinamisasi organisasi pada pelayanan logistik dan administratif dengan memperhatikan faktor sumber daya, tata cara, sistem prosedur dan peralatan yang tersedia agar dapat dipergunakan dengan efektif dan efisien. Bidang logistik bertanggung jawab kepada direktur, membawahi gudang obat dan gudang umum/alkes. 12) Bagian Mediko-Legal Unit khusus untuk menangani masalah Mediko-Legal dan Etik di Rumah Sakit Ibu dan Anak Family, yang berfungsi dan bertugas untuk membahas dan membuat rekomendasi dalam menangani masalah Mediko-Legal dan Etik yang timbul. 13) EDP Suatu bagian yang menangani masalah program dan sistem IT di Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Family.
38
d.
Bidang Usaha Perusahaan Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Family merupakan suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa pelayanan kesehatan dimana di antaranya adalah: 1) Unit Gawat Darurat 2) Klinik Kandungan dan Kebidanan 3) Klinik Kesehatan Anak 4) Klinik Anti-aging 5) Klinik Fertillity (Klinik Bayi Tabung) 6) Senam Hamil (Program Antenatal) 7) Klinik Gizi & Estetika Adapun Kegiatan Usaha Penunjang Medik adalah sebagai berikut : 1) Laboratorium (Patologi Klinik, Mikrobiologi, Patologi Anatomi, Bank Darah) 2) Laboratorium Sitogenetika 3) Radiologi 4) Fisioterapi 5) Instalasi Farmasi 6) Kamar Operasi 7) Kamar Bersalin 8) Kamar Bayi 9) Kamar Perawatan Anak 10) Kamar Perawatan Ibu 11) NICU
39
3.2 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian korelasional, dimana penelitian ini dilakukan untuk mengetahui keeratan hubungan lingkungan kerja dengan kepuasan kerja karyawan; hubungan antara kompensasi dengan kepuasan kerja karyawan dan hubungan lingkungan kerja dan kompensasi dengan kepuasan kerja karyawan. Untuk mengetahui gambaran hubungan antar variabel dapat ditunjukkan dengan membuat diagram jalur dimana analisis jalur ini bertujuan untuk menerangkan akibat langsung dan tidak langsung seperangkat variabel, sebagai variabel penyebab dengan seperangkat variabel lainnya yang merupakan variabel akibat. Lingkungan Kerja
H1 H3
Kompensasi
Kepuasan Kerja
H2
Gambar 3.2 Hubungan Struktural antara Lingkungan Kerja, Kompensasi dan Kepuasan Kerja 3.3 Hipotesis Penelitian Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan sebagai berikut : Hipotesis I :
Hο : ρx1y = 0 H1 : ρx1y > 0
Hipotesis II :
Hο : ρx2y = 0 H1 : ρx2y > 0
40
Hipotesis III :
Hο : ρx1x2.y = 0 H1 : ρx1x2.y > 0
Keterangan : Hο
= Hipotesis nol.
H1
= Hipotesis alternatif.
ρx1y
= Koefisien korelasi antara lingkungan kerja (X1) dengan kepuasan kerja (Y).
ρx2y
= Koefisien korelasi antara kompensasi (X2) dengan kepuasan kerja (Y).
ρx1x2.y
= Koefisien korelasi antara lingkungan kerja (X1) dan kompensasi (X2) dengan kepuasan kerja (Y).
3.4 Variabel dan Skala Pengukuran Dalam penulisan skripsi ini, yang berjudul “Analisis Hubungan Lingkungan Kerja dan Kompensasi dengan Kepuasan Kerja Karyawan”, terdiri atas 3 variabel, yaitu : a.
Variabel Lingkungan Kerja (X1) Definisi lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada di sekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan (Alex Nitisemito, 2002 : 184). Dalam melakukan penelitian ini, variabel lingkungan kerja (X1) diukur dengan menggunakan skala pengukuran ordinal, dimana data yang diperoleh berasal dari hasil kuesioner yang menunjuk pada
41
tingkatan tertentu, sementara interval dan nilai sebenarnya tidak diketahui. Secara lebih terperinci berikut ini tabel yang berisi tentang indikator variabel lingkungan kerja (X1). Tabel a Indikator Variabel Lingkungan Kerja (X1) VARIABEL
INDIKATOR
Lingkungan Kerja (X1)
a. Lingkungan kerja fisik, meliputi : 1) Keadaan pewarnaan dan penerangan di tempat kerja; 2) Keadaan udara di dalam ruangan; 3) Keadaan suara di tempat kerja; 4) Keadaan keamanan di tempat kerja. b. Lingkungan kerja non-fisik, meliputi : 1) Hubungan pegawai dengan pimpinan; 2) Hubungan pegawai dengan pegawai lain.
Sumber : Alex. S. Nitisemito, 2002 hal 183
b. Variabel Kompensasi (X2) Definisi kompensasi adalah sesuatu yang diterima karyawan sebagai pengganti kontribusi jasa mereka pada perusahaan (Veithzal Rivai, 2009, 741). Dalam melakukan penelitian ini, variabel kompensasi (X2) diukur dengan menggunakan skala pengukuran ordinal, dimana data yang diperoleh berasal dari hasil kuesioner yang menunjuk pada tingkatan tertentu, sementara interval dan nilai sebenarnya tidak diketahui.
42
Secara lebih terperinci berikut ini tabel yang berisi tentang indikator variabel kompensasi (X2). Tabel b Indikator Variabel Kompensasi (X2) VARIABEL
INDIKATOR
a. Gaji / upah; b. Insentif; c. Fasilitas lain : asuransi, tunjangan, uang pensiun, dll. Sumber : Veithzal Rivai, 2009, hal. 741 Kompensasi (X2)
c. Variabel Kepuasan Kerja (Y) Definisi kepuasan kerja adalah sikap umum terhadap pekerjaan seseorang yang menunjukkan perbedaan antara jumlah penghargaan yang diterima pekerja dan jumlah yang mereka yakini yang seharusnya mereka terima (Robbin, 2003:78). Dalam melakukan penelitian ini, variabel kepuasan kerja (Y) diukur dengan menggunakan skala pengukuran ordinal, dimana data yang diperoleh berasal dari hasil kuesioner yang menunjuk pada tingkatan tertentu, sementara interval dan nilai sebenarnya tidak diketahui. Secara lebih terperinci berikut ini tabel yang berisi tentang indikator variabel kepuasan kerja (Y).
43
Tabel c Indikator Variabel Kepuasan Kerja (Y) VARIABEL
INDIKATOR
a. Isi pekerjaan, penampilan tugas pekerjaan yang aktual dan sebagai kontrol terhadap pekerjaan; b. Supervisi; c. Organsasi dan manajemen; d. Kesempatan untuk maju; e. Gaji dan keuntungan dalam bidang finansial lainnya; f. Rekan kerja; g. Kondisi pekerjaan. Sumber : Robbin, 2007 hal. 78 Kepuasan Kerja (Y)
3.5 Metode Pengumpulan Data Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara menyebarkan kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada responden yang menjadi obyek penelitian. Dalam penelitian ini, kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data tentang lingkungan kerja, kompensasi dan kepuasan kerja dengan menggunakan skala likert, dimana dari masing-masing lembar kuesioner tersebut terdapat lima alternatif jawaban, yaitu : 5= sangat setuju 4 = setuju 3 = netral 2 = tidak setuju 1 = sangat tidak setuju
44
3.6 Jenis Data Dalam melakukan penelitian dan penulisan skripsi ini, penulis menggunakan data primer, yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung berupa tanggapan responden terhadap hal-hal yang merupakan indikator dari variabel yang diteliti.
3.7 Populasi dan Sampel 3.7.1 Populasi Populasi adalah kumpulan objek dengan kualitas dan ciri-ciri yang telah ditetapkan untuk meneliti keseluruhan populasi. Dalam penelitian ini, yang menjadi populasi dari penelitian ini adalah seluruh karyawan Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Family – Jakarta.
3.7.2 Sampel Sampel merupakan bagian dari populasi. Metode penentuan sampel yang digunakan adalah sampling klasifikasi (cluster sampling), dimana populasi dibagi-bagi menjadi sub-sub populasi yang antar sub populasi homogen. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah karyawan back office lantai 5 di Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Family, yang berjumlah 24 orang.
45
3.8 Metode Analisis Data 3.8.1 Uji Validitas Validitas adalah tingkat ketepatan penggunaan alat terhadap suatu gejala. Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat mengukur apa yang ingin diukur. Uji validitas ini berguna untuk penelitian yang menggunakan kuesioner sebagai alat pengukur, sehingga pernyataanpernyataan di dalamnya harus benar-benar mengukur variabel yang akan diukur. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan uji validitas internal, yang dilakukan dengan menghitung korelasi antara masing-masing pernyataan dengan skor total melalui teknik correlation product moment. Prosesnya adalah dengan mengkorelasikan total skor jawaban seluruh responden dari masing-masing item pernyataan dengan total skor seluruh responden dari seluruh item pernyataan. Adapun rumusnya sebagai berikut :
Keterangan : rxy
= koefisien korelasi product moment
x
= skor butir pertanyaan
y
= skor faktor
n
= banyaknya sampel Dengan α = 0,05; maka jika :
46
rxy > r tabel berarti item tersebut valid; rxy < r tabel berarti item tersebut tidak valid.
3.8.2 Analisis Korelasi Penelitian ini menggunakan analisis korelasi sederhana dan analisis korelasi berganda. Analisis korelasi sederhana menunjukkan adanya hubungan antara lingkungan kerja (X1) dengan kepuasan kerja (Y) dan hubungan antara kompensasi (X2) dengan kepuasan kerja (Y). Selanjutnya, analisis
korelasi
berganda
menunjukkan
adanya
hubungan
antara
lingkungan kerja (X1) dan kompensasi (X2) dengan kepuasan kerja (Y). Dalam melakukan analisis korelasi ini, penulis menggunakan teknik korelasi rank spearman (rs) untuk mengukur erat-tidaknya kaitan antara variabel ordinal; dimana rs merupakan ukuran atas kadar / derajat hubungan antara data yang telah disusun menurut peringkat (ranked data). Adapun rumusnya sebagai berikut : n
rs = r = 1 −
6∑ d i2 i =1
n(n − 1)
Dimana : di = Rx - Ry Koefisien Korelasi mempunyai nilai: - 1 ≤ r ≤ 1 Dimana, dengan α = 0,05, maka jika : r ~ 1 artinya terdapat hubungan yang kuat dan positif . r ~ -1 artinya terdapat hubungan yang kuat dan negatif . r ~ 0 artinya tidak terdapat hubungan.
47
3.8.3 Uji T Uji T digunakan untuk mengukur hubungan antara lingkungan kerja (X1) dengan kepuasan kerja (Y) dan mengukur hubungan antara kompensasi (X2) dengan kepuasan kerja (Y). Untuk itu, maka dikemukakan dua hipotesis yang akan diuji dengan menggunakan distribusi T, yaitu : 1. Hipotesis I :
Hο : ρx1y = 0 H1 : ρx1y > 0
Ho (hipotesis awal) yang menyatakan bahwa tidak adanya hubungan positif antara lingkungan kerja (X1) dengan kepuasan kerja (Y). H1 (hipotesis alternatif) yang menyatakan bahwa adanya hubungan positif antara lingkungan kerja (X1) dengan kepuasan kerja (Y). 2. Hipotesis II :
Hο : ρx2y = 0 H1 : ρx2y > 0
Ho (hipotesis awal) yang menyatakan bahwa tidak adanya hubungan positif antara kompensasi (X2) dengan kepuasan kerja (Y). H1 (hipotesis alternatif) yang menyatakan bahwa adanya hubungan positif antara kompensasi (X2) dengan kepuasan kerja (Y).
48
Rumus yang digunakan sebagai berikut :
t = rs √n-2 √1- rs Kriteria Ujii T :
Daerah penolakan Ho
Daerah penerimaan H1
Daerah penolakan Ho
Gambar 3.8.3 : Kriteria Uji T Keterangan :
Jika t hitung > t tabel, berarti Ho ditolak = signifikan (hubungan X1 dengan Y kuat/positif dan hubungan X2 dengan Y kuat/positif ).
Jika t hitung < t tabel, berarti Ho diterima = tidak signifikan (hubungan X1 dengan Y lemah/negatif dan hubungan X2 dengan Y lemah/negatif).
3.8.4.Uji F Uji F digunakan untuk mengukur hubungan antara lingkungan kerja (X1) dan kompensasi (X2) dengan kepuasan kerja (Y). Untuk itu, maka dikemukakan hipotesis yang akan diuji dengan menggunakan distribusi F, yaitu : Hipotesis :
Hο : ρx1x2.y = 0 H1 : ρx1x2.y > 0
49
Ho (hipotesis awal) yang menyatakan bahwa tidak adanya hubungan positif antara lingkungan kerja (X1) dan kompensasi (X2) dengan kepuasan kerja (Y). H1 (hipotesis alternatif) yang menyatakan bahwa adanya hubungan positif antara lingkungan kerja (X1) dan kompensasi (X2) dengan kepuasan kerja (Y). Rumus yang digunakan sebagai berikut : S²x
= 1
(
1-
)²
k–1 F0
= nS²x ²
Keterangan :
Jika f hitung > f tabel, berarti Ho ditolak = signifikan (hubungan X1 dan X2 dengan Y kuat/positif ).
Jika f hitung < f tabel, berarti Ho diterima = tidak signifikan (hubungan X1 dan X2 dengan Y lemah/negatif).
Kriteria Uji F : Daerah penolakan Ho
Daerah penerimaan H1 Gambar 3.8.4 : Kriteria Uji F
Daerah penolakan Ho