BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1.
Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 2 Karanganyar, yang beralamat di Jl.Ronggowarsito Bejen, Kab.Karanganyar, Jawa Tengah.
2.
Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada semester genap yakni bulan Februari – April 2016. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan secara bertahap. Penjelasan tentang alokasi waktu penelitian dapat dilihat pada Tabel 1. berikut: Tabel 1. Alokasi Waktu Penelitian Bulan No
Kegiatan
Januari
Februari
Maret
Aprilselesai
Persiapan 1
a. Observasi awal b. Pengajuan Judul
2
Penyusunan Proposal
3
Pembuatan Instrumen
4
Analisis Instrumen
5
Pengumpulan Data
6
Pengolahan Data
7
Penyusunan Laporan
Materi hidrolisis adalah materi yang diberikan kepada kelas XI semester genap materi ini diberikan setelah materi reaksi asam basa. Materi hidrolisis di berikan pada antara bulan Februari.
32
33
B. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode korelasional. Penjelasan tentang metode penelitian pada Tabel 2. Berikut: Tabel 2. Data Rencana Penelitan X
X1
X2
X1 X2
X1 Y
X2 Y
X1 X2Y
Y Y dimana:
1.
X1
: Kemampuan numerik
X2
: Kreativitas
Y
: Prestasi belajar siswa pada materi pokok Hidrolisis
Variabel Penelitian Variabel adalah segala sesuatu yang menjadi objek pengamatan penelitian. Variabel yang terdapat dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. a. Variabel Bebas Variabel bebas yaitu variabel yang dipilih untuk dicari pengaruhnya terhadap variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini terdiri atas: 1) Kemampuan numerik Pada penelitian ini, instrumen kemampuan numerik yang digunakan yaitu dengan metode psikotest kemampuan numerik. 2) Kreativitas Pada penelitian ini instrumen penilaian kreativitas siswa berupa tes kreativitas verbal. b. Variabel Terikat Variabel terikat pada penelitian ini adalah prestasi belajar siswa kelas XI semester genap SMA Negeri 2 Karanganyar pada materi pokok Hidrolisis.
34
2.
Prosedur Penelitian Prosedur penelitian dilakukan dengan urutan sebagai berikut: a. Memberikan tes kemampuan numerik pada siswa untuk mengetahui seberapa besar kemampuan numerik masing-masing siswa. b. Memberikan tes kreativitas pada siswa untuk mengetahui seberapa besar kreativitas masing-masing siswa. c. Memberikan tes kognitif pada pokok bahasan Hidrolisis. d. Mengolah dan menganalisis data penelitian.
C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel 1.
Populasi Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa siswa kelas XI
semester genap SMA Negeri 2 Karanganyar tahun pelajaran 2015/2016 yang terdiri dari enam kelas dimana rata-rata jumlah siswa tiap kelas adalah 32 siswa. 2.
Teknik Pengambilan Sampel Pengambilan
sampel
yang
akan
dilakukan
pada
penelitian
ini
menggunakan cluster random sampling. Pengambilan sampel dilakukan secara cluster random sampling, yaitu penentuan sampel dengan cara undian untuk mengambil secara acak dua kelas dari enam kelas yang ada di kelas XI SMA Negeri 2 Karanganyar. Sebelum dilakukan randomisasi, populasi sebelumnya diuji homogenitasnya dengan metode Bartlett, setelah diketahui bahwa populasi homogen maka dilakukan teknik random dan diperoleh dua kelas yaitu XI MIA 1 dan XI MIA5 dengan masing – masing jumlah siswa kelas adalah 35 dan 30 siswa. Dalam teknik ini, sampel merupakan unit dalam populasi yang mendapat peluang sama untuk menjadi sampel, bukan siswa secara individual tetapi kelas. Jadi, dapat dikatakan bahwa pengambilan sampel dilakukan secara random terhadap kelas. Dari keenam kelas yang ada di SMA Negeri 2 Karanganyar terutama kelas XI maka akan dilakukan pengambilan secara random dua kelas untuk dijadikan sampel yaitu kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II dengan
35
pertimbangan kedua kelas tersebut memiliki rata-rata kemampuan yang hampir sama. D. Teknik Pengumpulan Data 1.
Sumber Data Pengumpulan data bermanfaat dalam proses pengujian hipotesis. Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan memberikan tes kepada siswa kemudian dilakukan pengujian data. Teknik pengumpulan data tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Metode Tes Metode tes dalam penelitian ini adalah metode tes untuk mengukur kemampuan numerik siswa, mengukur kreativitas siswa dan metode tes untuk mendapatkan data prestasi belajar kognitif siswa kelas XI SMA Negeri 2 Karanganyar pada materi Hidrolisis. Penilaian aspek kognitif diperoleh langsung dari siswa dengan menggunakan tes bentuk objektif yang diberikan setelah proses pembelajaran materi Hidrolisis.
2.
Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari instrumen penilaian aspek kognitif, aspek kemampuan numerik, dan aspek kreativitas. Berikut ini akan dijelaskan mengenai masing-masing instrumen penelitian yang digunakan. a. Instrumen Penilaian Kognitif Instrumen yang digunakan dalam penelitian aspek kognitif ini berupa tes objektif tentang materi Hidrolisis yang terdiri dari 30 butir soal dengan 5 alternatif jawaban. Jawaban yang benar diberi skor 1 dan jawaban yang salah diberi skor 0. Skala penilaian menggunakan skala 100, dimana jumlah jawaban benar dibagi 30 kemudian dikalikan 100. Sebelum digunakan sebagai instrumen penelitian, perangkat tes ini diujicobakan terlebih dahulu kepada sekelompok siswa yang sudah menerima materi Hidrolisis untuk mengetahui besarnya validitas, reliabilitas, taraf kesukaran soal, dan daya pembeda.
36
1) Uji Validitas Validitas berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang diukur, sehingga betul-betul mengukur apa yang seharusnya diukur. Dalam penelitian ini, validitas yang diukur adalah validitas isi. Validitas isi adalah validitas yang ditilik dari segi isi tes itu sendiri sebagai alat pengukur hasil belajar, yaitu sejauh mana tes hasil belajar sebagai alat pengukur hasil belajar peserta didik, isinya telah dapat mewakili secara representatif terhadap keseluruhan materi atau bahan pelajaran yang seharusnya diteskan (diujikan). ( Sudijono, 2008: 164) Rumus yang dipakai untuk mengetahui validitas isi secara keseluruhan adalah formula Gregory (2007: 121-123). Pada formula ini, diperlukan dua panelis untuk memeriksa kecocokan antara indikator dengan butir-butir instrumen, dalam bentuk menilai relevan atau kurang relevan masing-masing indikator butir bila dicocokkan dengan butir-butirnya. Formula Gregory adalah sebagai berikut:
Content Validity (CV) = Keterangan: A
:
Jumlah item yang kurang relevan menurut kedua panelis
B
:
Jumlah item yang kurang relevan menurut panelis I dan relevan menurut panelis II
C
:
Jumlah item yang relevan menurut panelis I dan kurang relevan menurut panelis II
D
:
Jumlah item yang relevan menurut kedua panelis
Kriteria yang digunakan adalah jika CV > 0,700 maka analisis dapat dilanjutkan. Hasil uji validitas isi instrument penilaian kognitif yang dilakukan terangkum dalam Tabel 3.
37
Tabel 3. Rangkuman Hasil Uji Validitas Isi Instrumen Penilaian Kognitif Variabel
Jumlah Soal
CV
Kesimpulan
Soal-soal Hidrolisis
30
0,733
Analisis dapat lanjutkan
2.
Uji Reliabilitas Soal dinyatakan reliable bila memberikan hasil yang relatif sama saat dilakukan pengukuran kembali pada subjek yang berbeda pada waktu berlainan. Suatu instrumen dikatakan reliabel jika indeks reliabelnya > 0,7 (Depdiknas, 2009: 15-16). Pengujian reliabilitas hendaknya langsung pada butir-butir item tes yang bersangkutan. Hal ini karena, jika dilakukan pembelahan tes bisa terjadi koefisien reliabilitas tes yang kita peroleh besarnya berbeda-beda. Pengujian reliabilitas tes objektif menggunakan rumus KR20 sebagai berikut: 2 n St pi qi r11 2 St n 1
Keterangan : r11
: koefisien reliabilitas tes
n
: banyaknya butir item
1
: bilangan konstan
St2
: varian total
pi
: proporsi peserta yang menjawab benar butir tes yang bersangkutan
qi
: proporsi peserta yang menjawab salah (qi = 1 - pi )
∑piqi : jumlah dari hasi perkalian pi dan qi Suatu instrumen dikatakan reliabel jika indeks reliabelnya > 0,7. (Sudijono, 2008: 252-253) Hasil uji reliabilitas instrumen penilaian kognitif terangkum dalam Tabel 4. berikut:
38
Tabel 4. Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penilaian Kognitif Variabel Soal-soal materi Hidrolisis
3.
Jumlah Soal
Reliabilitas
Kriteria
30
0,711
Reliable
Uji Tingkat Kesukaran Soal Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks. Semakin besar indeks tingkat kesukaran yang diperoleh, berarti semakin mudah soal tersebut. Formula yang digunakan untuk menghitung tingkat kesukaran soal adalah sebagai berikut: TK
B JS
Keterangan : TK
: Tingkat kesukaran soal
B
: Jumlah responden yang menjawab benar
JS
: Jumlah seluruh responden yang mengikuti tes
Klasifikasi indeks kesukaran adalah sebagai berikut : 0,00 – 0,30
: Soal Sukar
0,31 ─ 0,70
: Soal Sedang
0,71 – 1,00
: Soal Mudah (Depdiknas, 2009: 9)
Hasil uji tingkat kesukaran soal terangkum dalam Tabel 5. Tabel 5. Tingkat Kesukaran Soal Jumlah Soal 30
Taraf Kesukaran Soal Sukar
Sedang
Mudah
5
9
16
39
4.
Uji Daya Pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu butir soal untuk membedakan antara siswa yang telah menguasai materi dan siswa yang belum menguasai materi yang ditanyakan. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks daya pembeda (DP). Semakin tinggi indeks daya pembeda soal berarti semakin mampu soal yang bersangkutan membedakan siswa yang sudah memahami dan belum memahami materi. Indeks daya pembeda berkisar antara -1,00 sampai dengan +1,00. Semakin tinggi daya pembeda suatu soal maka semakin baik soal tersebut. Jika daya pembeda negatif berarti lebih banyak kelompok siswa yang belum memahami materi menjawab benar soal tersebut. Untuk mengetahui daya pembeda tes soal bentuk pilihan ganda digunakan rumus korelasi poin biserial (rpbis) seperti berikut ini:
rpbis
xb xt p SD q
Keterangan : rpbis : korelasi poin biserial XIb : rata-rata skor siswa yang menjawab benar XIt
: rata-rata skor siswa yang menjawab salah
SD
: simpangan baku skor total
p
: proporsi jawaban benar terhadap semua jawaban siswa
q
: 1-p
Kriteria daya pembeda: 0,0 – 0,2 : Jelek (J) 0,2 – 0,4 : Cukup (C) 0,4 – 0,7 : Baik (B) 0,7 – 1,0 : Baik Sekali (BS) (Sudijono, 2008: 185)
Hasil uji daya pembeda soal terangkum dalam Tabel 6.
40
Tabel 6. Rangkuman Daya Pembeda Soal Daya Pembeda Soal
Jumlah Soal
Jelek
Cukup
Baik
Baik Sekali
20
4
4
22
-
b. Instrumen Penilaian Kemampuan Numerik Siswa Instrumen kemampuan numerikyang digunakan pada penelitian ini yaitu dengan metode tes. Tes yang diberikan adalah psikotes kemampuan numerik. Jumlah soal tes kemampuan numerik sebanyak 75 butir, dengan teknik penskoran dimana jawaban yang benar diberi skor 1 dan jawaban yang salah diberi skor 0 sehingga jumlah jawaban benar sama dengan skor yang diperoleh siswa. Hasil tes kemampuan numerik siswa dicari jangkauannya (range) terlebih dahulu, yaitu selisih antara skor yang terbesar dan terkecil dan dirumuskan oleh: =
− (Budiyono, 2009: 39)
Keterangan: J
: jangkauan (range) : skor terbesar : skor terkecil
Jangkauan yang dihasilkan dibagi ke dalam sejumlah interval kelas dengan panjang interval yang sama. Dalam penelitian ini kemampuan numerik siswa digolongkan dalam 3 interval kelas.Untuk mencari panjang interval kelas yaitu sebagai berikut: = Keterangan: i : panjang interval kelas J : jangkauan (range)
41
n : banyaknya kelas Klasifikasi kemampuan numerik siswa : a. Interval kelas atas [
-(
+i)] : tinggi
b. Interval kelas tengah [(
+i)-(
c. Interval kelas bawah[(
+2i)-
+2i)] : sedang ] : rendah
c. Instrumen Penilaian Kreativitas Menurut Munandar (2004: 13) kreativitas adalah kemampuan: 1) untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi atau unsur yang ada, 2) berdasarkan data atau informasi yang tersedia, menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, di mana penekanannya adalah pada kualitas, ketepatgunaan dan keragaman jawaban, 3) yang mencerminkan kelancaran, keluwesan dan orisinalitas dalam berpikir serta kemampuan untuk mengelaborasi suatu gagasan. Definisi operasional dari kreativitas adalah kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibilitas), dan orisinalitas dalam berpikir serta kemampuan untuk mengelaborasi suatu gagasan. Kreativitas merupakan hasil interaksi dengan lingkungan dan dapat digunakan untuk memecahkan berbagai masalah yang dihadapi. Dengan kreativitas tinggi, siswa dapat dengan mudah memecahkan suatu masalah dalam pembelajaran. Instrumen penilaian kreativitas siswa berupa tes kreativitas verbal. Konstruksi tes kreativitas verbal berlandaskan struktur intelek Guilford. Terdiri dari 6 sub tes, jumlah soal 14 butir soal, semuanya mengukur dimensi kontan verbal. Jumlah jawaban siswa terhadap masing-masing butir soal tidak dibatasi. Hal ini dikarenakan semakin banyak siswa menjawab benar maka siswa tersebut dapat dikatakan memiliki kreativitas yang tinggi. Untuk jawaban benar mempunyai skor 1. Jika nilai siswa ≥ nilai rata-rata kelas maka dapat dikatakan kreativitas tinggi, tetapi jika nilai siswa < nilai rata-rata kelas maka dapat dikatakan kreativitas rendah. E. Teknis Analisis Data
42
1. Uji Prasyarat a. Uji Normalitas Uji normalitas sampel dimaksudkan untuk menguji normal tidaknya
sampel. Pengujian diadakan dengan maksud untuk melihat
normal tidaknya sebaran data yang akan dianalisis. Untuk menguji normalitas ini digunakan metode Kolmogorov Smirnov. Metode ini digunakan apabila sampel diambil secara random dan data berskala interval atau rasio, dengan prosedur: 1) Prosedur Penentuan Hipotesis: H0 : Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal H1 : Sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal 2) Taraf signifikansi (α) = 0.05 3) Statistik Uji
D Sup Fn ( x) F0 ( x) x
Dimana
Fn (x)
adalah nilai peluang kumulatif (fungsi distribusi kumulatif)
berdasarkan data sampel
F0 ( x)
adalah nilai peluang kumulatif (fungsi distribusi kumulatif )
dibawah Ho P(Z
Dα,n) 5) Keputusan uji H0 ditolak dan H1 diterima bila Sig < 0.05 Atau H0 diterima dan H1 ditolak bila Sig > 0.05 Bila
menggunakan
SPSS
17,
maka
langkah-langkah
uji
normalitasnya adalah sebagai berikut: 1) Klik Analyze → Descriptive Statistics → Explore Setelah itu akan terbuka kotak dialog Explore. Pindahkan semua
43
variabel yang akan diuji ke kotak Dependent List. 2) Pada Display klik Plots, selanjutnya akan terbuka kotak dialog Explore: Plots. Pilih Normality plots with test. 3) Klik Continue, lalu klik OK. 4) Bila hasil Signifikansi > 0,05 maka data berdistribusi normal.
b. Uji Independensi Uji Independensi antar variabel bebas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bahwa antar variabel bebas tidak saling berkaitan atau tidak ada multikolinieritas dalam residu (Budiyono, 2009: 277). Dampak yang diakibatkan dengan adanya multikolinieritas antara lain:
Nilai standard error untuk masing- masing koefisien menjadi tinggi, sehingga t hitung menjadi rendah.
Standard error of estimate akan semakin tinggi dengan bertambahnya variabel independen.
Pengaruh masing-masing variabel independen sulit dideteksi. (Priyatno, 2009: 60) Pengujian indepedensi menggunakan rumus korelasi product
momen Karl Pearson. 1) Hipotesis H0 = Xi dan Yj independen, i ≠ j, i = 1, 2 dan j = 1, 2 H1 = Xi dan Yj dependen, i = j, i = 1, 2 dan j = 1, 2 2) Taraf signifikansi: α = 0.05 3) Statistik Uji
Keterangan: rxy
= koefisien korelasi antara X dan Y
N
= jumlah responden penelitian
X
= Jumlah skor variasbel bebas X
44
Y
= Jumlah skor variabel bebas Y
4) Daerah Kritik DK = {rxy | rxy > rtabel) 5) Keputusan uji H0 ditolak jika rxy ϵ DK Untuk uji independensi menggunakan SPSS 17, langkahlangkahnya adalah sebagai berikut: 1) Klik Analyze → Correlate → Bivariate Setelah itu akan terbuka kotak dialog Bivariate Correlations. Pindahkan semua variabel yang akan diuji ke kotak Variables. 2) Pada Correlation Coefficients pilih Pearson. 3) Pada Test of Significance pilih Two-tailed. 4) Klik OK. 5) Bila nilai Signifikansi > 0,05 maka variabel tersebut saling independen.
c. Uji Heterokedastisitas Heterokedastisitas
adalah
keadaan
dimana
terjadinya
ketidaksamaan varian dari residual pada model regresi. Model regresi yang baik mensyaratkan tidak adanya masalah heterokedastisitas karena akan menyebabkan estimator tidak efisien dan nilai koefisien determinasi menjadi sangat tinggi. Untuk mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas adalah dengan uji metode grafik. Jika titik - titik menyebar dengan pola yang tidak jelas di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi masalah heterokedastisitas (Priyatno, 2009: 60). Selain dengan grafik adanya heterokedastisitas dapat diketahui juga dengan menggunakan Uji Glejser. Uji Glejser secara umum dinotasikan sebagai berikut: 1) Hipotesis H0: X2 tidak mempengaruhi |e|
45
H1: X2 mempengaruhi |e| 2) Taraf signifikansi (α) = 0.05 3) Statistik yang digunakan |e| = b1 + b2X2 + v Dimana, |e| : Nilai absolut dari regresi yang dihasilkan model X2 : Variabel penjelas 4) Keputusan Uji H0 ditolak dan H1 diterima bila Sig < 0.05 Atau H0 diterima dan H1 ditolak bila Sig > 0.05 Bila variabel penjelas secara statistik signifikan mempengaruhi residual
maka
dapat
dipastikan
model
ini
memiliki
masalah
heterokedastisitas. Langkah uji heterokedastisitas dengan SPSS 17 adalah sebagai berikut: 1) Mencari understandardized residual dengan cara klik Analyze → Regression → Linier setelah itu akan terbuka kotak dialog Linier Regression. Pindahkan variabel Prestasi (Y) ke kotak Dependent, kemudian pindahkan semua variabel bebas (kemampuan numerik dan kreativitas) ke dalam kotak Independent. 2) Klik Save pada display Linier Regression setelah itu akan muncul kotak
dialog
Linier
Regression:
Save
pada
Residuals
pilih
Unstandardized klik Continue lalu OK. 3) Selanjutnya pilih Transform → Compute Variable, setelah itu akan terbuka kotak dialog Compute Variable, selanjutnya pada Target Variable ketikkan Abresid, pada Function group pilih All dan pada Functions and Special Variables pilih Abs. Kemudian masukkan Unstandardized Residual (RES_1) ke Numeric Expression → OK. 4) Kemudian dilanjutkan dengan analisis regresi dengan cara Analyze → Regression → Linier, akan setelah itu akan terbuka kotak dialog Linier Regression. Pindahkan variabel Abresid ke kotak Dependent, kemudian pindahkan semua variabel bebas (kemampuan numerik dan kreativitas) ke dalam kotak Independent → OK.
46
5) Bila hasil Signifikansi dari setiap variabel > 0,05, maka disimpulkan tidak ada masalah heterokedastisitas.
d. Uji Linieritas regresi Persyaratan
selanjutnya
mengharuskan
adanya
hubungan
fungsional antara variabel X dan Y yang linier, serta regresi dan koefisien regresinya berarti. Untuk menguji linieritas kemampuan memori dengan prestasi belajar kimia maupun kreativitas dengan prestasi belajar kimia digunakan rumus sebagai berikut: 1) Hipotesis H0: Hubungan antara X dan Y linier H1: Hubungan antara X dan Y tidak linier 2) Taraf signifikansi (α) = 0.05 3) Statistik yang digunakan = Keterangan: RKR
= Rata-rata Kuadrat Regresi
RKE
= Rata-rata Kuadrat Error
4) Daerah kritik (DK) = { F | Fobs ˂ Fα; k-2, n-k} 5) Keputusan uji H0 diterima jika Fobs ϵ DK 6) Kesimpulan Hubungan antara X dan Y linier bila H0 diterima Hubungan antara X dan Y tidak linier bila H0 ditolak Bila uji linieritas regresi dilakukan dengan SPSS 17, maka langkahnya adalah sebagai berikut: 1) Klik Analyze → Compare Means → Means. Selanjutnya akan muncul kotak dialog Means, kemudian masukkan variabel prestasi (Y) ke kotak Dependent dan semua variabel bebas ke kotak Independent. Lalu klik Options dan pilih Test of Linierity → Continue → OK.
47
2) Bila Signifikansi pada Deviation of Linierity > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara X dan Y linier.
2. Uji Hipotesis Setelah uji prasyarat dilakukan maka langkah selanjutnya adalah melakukan uji hipotesis yaitu yang meliputi analisis korelasi linier dan analisis korelasi ganda. a. Analisis Korelasi Linier Koefisien korelasi linier Kekuatan relasi antara X dan Y dinyatakan dengan koefisien korelasi linear. Adapun rumus untuk menghitung koefisien korelasi linear dengan menggunakan formula koefisien momen produk Karl Pearson sebagai berikut:
Keterangan: rxy = koefisien korelasi X = X1 = X2 = variabel bebas Y = variabel terikat N = jumlah siswa Dari harga rxy dapat diketahui hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat yang ada,yaitu:
rxy < 0 berarti ada hubungan negatif yaitu bila nilai variabel bebas meningkat maka nilai variabel terikat menurun atau sebaliknya
rxy = 0 berarti tidak ada hubungan antara variabel bebas dan terikat
rxy > 0 berarti ada hubungan positif yaitu bila vaitu bila nilai variabel bebas meningkat maka nilai variabel terikat juga meningkat.
Dari nilai rxy positif dapat diinterpretasikan dalam Tabel 7. sebagai berikut: Tabel 7. Tabel Interpretasi
48
Besarnya nilai r 1,00
Interpretasi Korelasi sempurna
0,75 ≤ r < 0,99
Korelasi sangat kuat
0,50 ≤ r < 0,75
Korelasi kuat
0,25 ≤ r < 0,50
Korelasi cukup
0,00 < r < 0,25
Korelasi Rendah
0,00
Tak berkorelasi (Sarwono, 2010: 119)
Uji Signifikansi Koefisien Korelasi Linier 1) Hipotesis H0 : ρ ≤ 0 (tidak berarti) H0 : ρ > 0 (berarti) 2) Taraf signifikansi (α) = 0.05 3) Statistik uji ,
=
√ −2 1−
4) Daerah kritik DK = { t | t > tα, n-2} 5) Keputusan uji H0 ditolak jika t ϵ DK (Budiyono, 2009: 272) Untuk uji korelasi linier menggunakan SPSS 17, langkahlangkahnya adalah sebagai berikut: 1) Klik Analyze → Correlate → Bivariate Setelah itu akan terbuka kotak dialog Bivariate Correlations. Pindahkan semua variabel yang akan diuji ke kotak Variables. 2) Pada Correlation Coefficients pilih Pearson. 3) Pada Test of Significance pilih Two-tailed. 4) Klik OK.
49
5) Bila nilai Signifikansi < 0,05 maka korelasi antar variabel tersebut signifikan. b. Analisis Korelasi Linier Ganda Koefisien korelasi linier ganda Koefisien korelasi Y pada X1, X2, disajikan dengan Ry12 sebagai berikut: =
.
.
Dengan +
=
.
=
−
=
−
(∑
)(∑ )
(∑ ) (Djarwanto & Subagyo, 1985: 350)
Uji signifikansi koefisien korelasi linier ganda 1) Hipotesis H0: Hubungan Linier ganda antara X1, X2, dan Y tidak berarti (tidak signifikan) H1: hubungan linier ganda antara X1, X2, dan Y berarti (signifikan) 2) Statistik yang digunakan
=
/ (
)/ (n – k – 1)
3) Taraf signifikansi (α) = 0.05 4) Daerah kritik (DK) = { F | F ˂ Fα; k, n-k-1} 5) Keputusan uji H0 diterima jika F0 ≤ F tabel H0 ditolak jika F0 > F tabel 6) Kesimpulan
50
Hubungan Linier ganda antara X1, X2, dan Y tidak berarti/tidak signifikan bila H0 diterima. Hubungan Linier ganda antara X1, X2, dan Y berarti/signifikan bila H0 ditolak Untuk uji korelasi ganda menggunakan SPSS 17, maka digunakan analisis regresi linier ganda dengan langkah-langkah sebagai berikut 1) Klik Analyze → Regression → Linier, setelah itu akan muncul kotak dialog Linier Regrssion, kemudian pindahkan variabel prestasi (Y) ke kotak Dependent, kemudian masukkan semua variabel bebas ke kotak Independent. 2) Klik tombol Statistics, selanjutnya akan muncul kotak dialog Linier Regression Statistics. Pilih Estimates,
Model
fit, Collinearity
diagnostics untuk menguji multikolinieritas/ indepedensi → Continue. 3) Untuk uji heterokedastisitas dengan plot maka klik Plots, selanjutnya kotak dialog Linier Regression: Plots akan terbuka, masukkan *ZRESID (Standardized Residual) ke kotak Y, dan *ZPRED (Standardized Predicted Value) ke kotak X. Selanjutnya pilih Normal probability plot untuk uji normalitas → Continue → OK. 3. Persamaan Regresi Setelah diketahui bahwa ada korelasi antara variabel terikat dan variabel bebas, kemudian dapat dicari fungsi liniernya dengan bentuk persamaan sebagai berikut: = Y
+
+
= Nilai variabel terikat (prestasi siswa pada materi Hidrolisis)
bo, b1, b2
= Konstanta
X1
= Kemampuan numerik
X2
= Kreativitas
Nilai konstanta b0 dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: =
∑
∑ ∑
− ∑ − (∑ )
51
Sedangkan untuk b1, b2, dapat dhitung dengan rumus: ∑ ∑ − ∑ ∑ − (∑ )
=
Untuk analisis persamaan regresi dengan SPSS 18, langkahnya sama dengan uji korelasi linier ganda, karena output dari uji tersebut sudah memuat koefisien dari setiap variabel.
4. Sumbangan Prediktor Ada dua jenis sumbangan prediktor, yaitu sumbangan efektif dan sumbangan relatif. Jumlah sumbangan efektif untuk semua variabel sama dengan koefisien determinasi, sedangkan jumlah sumbangan relatif untuk semua variabel bebasnya sama dengan 1 (100%) (Budiyono, 2009: 293). Koefisien determinasi Koefisien determinasi linier ganda antara X dan Y didefinisikan sebagai berikut: =
.
+
dimana = =
− −
(∑
)(∑ )
(∑ )
Dari definisi tersebut, maka sumbangan efektif didefinisikan sebagai berikut: =
100%
Adapun sumbangan relatif didefinisikan: = Dengan i= 1, 2 dan r2 = r2y.12
100%