BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Alur Penelitian Pada bab ini, dibahas tentang metodologi penelitian yang menjadi acuan dalam penelitian ini, setiap langkah memiliki hubungan yang berkaitan satu dengan lainnya.
Gambar 3.1 Flow Chart Metedologi Penelitian
III-1
Gambar 3.1 Flow Chart Metedologi Penelitian (lanjutan)
3.2
Penelitian Pendahuluan Tahapan ini merupakan langkah awal yang dilakukan untuk mengetahui
masalah yang terdapat pada objek penelitiaan. Pada tahapan ini dilakukan studi lapangan dengan meninjau lokasi penelitian yaitu ke PT. Hexindo Adiperkasa untuk mendapatkan informasi dengan cara:
III-2
1.
Diskusi Kepala Biro Inventori Adapun informasi juga diketahui dengan melakukan diskusi dengan
karyawan dan biro inventori serta jurnal-jurnal permintaan dan persediaan. Dari survei yang dilakukan ini diperoleh gambaran permasalahan yang terjadi yaitu tidak optimalnya persediaan suku cadang khususnya suku cadang excavator. Permasalahan inilah yang akan diangkat sebagai sebagai penelitian. 2.
Klasifikasi Suku Cadang Excavator Suku cadang excavator bermacam-macam jenisnya. Dan setiap suku cadang
mempunyai tingkat permintaan yang berbeda, untuk itu untuk mencapai tingkat pengendalian inventori yang effisien tidak semua jenis suku cadang akan dikendalikan dengan cara sama pula. Maka perlu adanya pengklasifikasikan suku cadang excavator berdasarkan tingkat kepentingannya. Suku cadang yang tersemasuk penting akan mendapat perhatian yang lebih sehingga akan dikendalikan lebih intensif. Pengklasifikasikan menggunakan prinsip ABC, dan suku cadang yang katagori kelompok A menjadi fokus pada penelitian ini. 3.3
Melakukan Studi Pustaka Langkah selanjutnya yang dilakukan yaitu melakukan studi pustaka. Studi
pustaka dilakukan guna mendukung penelitian yang dilakukan. Studi pustaka dilakukan dengan mengumpulkan teori-teori yang mendukung dalam penelitian ini. Teori-teori baik yang bersumber dari buku, jurnal dan penelitian-penelitian sejenis. 3.4 Identifikasi Permasalahan Indentifikasi masalah ini didapat dari studi pengamatan, wawancara dengan karyawan dan kepala biro inventori PT. Hexindo Adiperkasa. Diketahui dari hasil survai dalam wawancara
dan dukumen dan referensi dari
perusahaan biro
inventori suku cadang diperoleh masalah dalam pengendalian suku cadang tidak Optimal, hal ini dapat dilihat
dari data permintaan dan persediaan terjadi
kekurangan dan kelebihan setiap periodenya. Khusus permintaan suku cadang engine dan hidrolik, hal ini jelas dapat mempengaruhi pemeliharaan alat berat.
III-3
3.5 Perumusan Masalah Pada tahap ini, masalah yang sudah diidentifikasi kemudian dianalisa dari berbagai sudut pandang, yang intinya untuk mencari sumber dari permasalahan tersebut. Analisa permasalahan ini dilakukan untuk mengetahui permasalahan yang terjadi diperusahaan. Hasil dari analisa permasalahan dirumuskan dalam bentuk gambaran permasalahan secara khusus untuk dicarikan solusi pemecahan masalah yang tepat, adapun masalah yang dialami PT. Hexindo Adiperkasa adalah bagaimana mengendalikan persedian
suku cadang alat berat secara
optimal.
Sehingga dapat mendukung proses perawatan alat berat.
3.6 Pengumpulan Data Pengumpulkan Pada dasar dapat dilakukan dengan pengamatan langsung, dan melalui wawancara. Pada dasarnya sumber data dibagi pada dua jenis yaitu : 1.
Data Primer Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan observase langsung
terhadap perusahaan, yang berkaitan dengan inventori, meninjau departemen yang mengelola inventori, sistem pengendalian inventori yang digunakan, serta wawancara dengan pihak perusahaan pembimbing lapangan yang ditunjuk oleh perusahaan. 2.
Data Sekunder Data sekunder adalah data yang tidak diamati langsung oleh peneliti. Data ini
merupakan data yang diperoleh dari dukumen perusahaan, hasil penelitian yang telah laku, dan data lainya. Dalam penelitian ini data diperoleh dari biro pengadaan suku cadang. Data sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian ini antara lain : 1.
Data permintaan suku cadang Engine dan Hidrolik.
2.
Data persediaan suku cadang Engine dan Hidrolik.
3.
Data harga suku cadang Engine dan Hidrolik. III-4
4.
Dan data lainnya yang sifatnya jurnal dan referensi dari PT. Hexindo adiperkasa Pekanbaru, Tbk
3.7 Pengolahan Data Setelah data persediaan dan pemakaian suku cadang hidrolik dan engine, harga suku cadang, dan data-data yang diperlukan untuk mendukung penelitian telah lengkap maka data diolah berdasarkan urutkan sebgai berikut :
3.7.1 Melakukan Peramalan Permintaan Suku Cadang Excavator
Untuk
Lima (5) Tahun Berikutnya. Untuk menentukan metode peramalan yang digunakan, sebelumnya kita harus melihat pola data permintaan suku cadang excavator. Pola data permintaan suku cadang Excavator dapat lihat pada lampiran A. Permintaan suku cadang Excavator
menunjukan pola data trend karena menunjukan kenaikkan dan
penurunan dalam data. Trend merupakan sifat dari permintaan dimasa lalu terhadap waktu kejadiaannya, apakah permintaan cenderung naik, turun maupun konstant. Oleh karena itu, maka untuk pengelolaan seperti pola data permintaan suku cadang hidrolik dan engine dapat menggunakan tiga metode peramalan. Adapun Pada Penelitian ini penulis melakukan
perhitungan peramalan menggunakan
metode peramalan analisis garis kecenderungan atau metode trend analysis. Perhitungan peramalan dibantu dengan manual.
3.7.2 Evaluasi Kebijakan
Pengendalian Persediaan yang diterapkan
Perusahaan. Pada bagian ini dilakukan evaluasi pengendalikan persediaan suku cadang excavator
kebijakan yang diterapkan oleh perusahaan dari hasil perhitungan
evaluasi akan debandingkan dengan perhitungan pengendalian persediaan dengan metode probabilitas model Q dengan back order. Pada saat ini perusahaan mengambil
kebijakan
pengendalian
persediaan
suku
cadang
dengan
menggunakan pendekatan period Order Quantity (POQ). Metode POQ pada dasarnya adalah memesan suku cadang menurut suatu sistem interval pesan yang III-5
tetap dengan ukuran lot pemesanan sama dengan kebutuhan suku cadang selama periode pemesanan dicakupkan. Cara penentuan periode tersebut didasarkan atas formula wilson dengan cara sebagai berikut:
1.
Hitung Nilai
q 0 2.
2D ..................................................................................3.1 h
Hitunga Frekuensi Pemesanan
f 3.
D ................................................................................... 3.2 EOQ
Hitung Periode Cakupan
T 4.
qo dengan Persamaan
N ........................................................................................ 3.3 f
Hitung Biaya Total Persediaan
3.7.3 Perhitungan Pemesanan Ekonomis dan ROP, SS dan Biaya Persediaan dengan Metode Propabilitas Model Q dengan Back Order Formula model dan solusi berikut ini hanya berlaku bila kekurangan inventori dilakukan dengan cara back order. Dalam hal ini user mau menunggu barang yang diminta sampai tersedia di gudang dan pengelola akan melakukan pemesanan darurat dalam rangka untuk memenuhi permintaan yang belum dapat dilayani. 1. Formulasi dan Sulusi model dengan Metode Hadley-Within '
Untuk menentukan nilai q 0 dan r ' dicari dengan cara iteratif. Ada beberapa yang tersedia diantaranya yang dikemukakan oleh Wadley'
Within dimana nilai q 0 dan r ' diperoleh dengan cara : a.
'
q 01 ' b.
'
Hitungan nilai q 01 awal dengan nilai q 0w dengan formula wilson.
2D ................................................................................3.4 h '
Berdasarkan nilai q 01 yang diperoleh makan akan di cari besarnya kemungkinan kekurangan inventory α dengan persamaan III-6
hq 01 ' cu D
→ Z dapat dicari dengan menggunakan fungi
Normvinv pada miscrosoft excel Selanjutnya akan dapat dihitung r1 ' dengan menggunakan persamaan
f ( x) dx
r1 ' DL Z S L ............................................ 3.5
r'
c.
Dengan diketahui nilai r1 ' yang diperoleh di atas makan akan dihitung nilai
q 02 ' berdasarkan atas formula yang diperoleh dari
persamaan
2D A Cu
q 02 '
x r ' f x dx
1
r1 '
h
...........................................3.6
Dimana
x r ' f ( x) dx S f Z Z Z 01
L
ro1 '
Nilai f z dan z dapat di lihat pada tabel B (Tabel Fungsi densitas Distribusi Probabilitas Normal Baku f z dan z pada lampiran. d.
Hitung kembali nilai kemungkinan kekurangan invnetori α dengan persamaan :
hq 02 ' cu D
→ Z dapat dicari dengan menggunakan fungi
Normvinv pada miscrosoft excel Selanjutnya akan dapat dihitung
r2 '
dengan menggunakan
persamaan
f ( x) dx
r2 ' DL Z S L
r'
e. Bandingkan hasil perhitungan nilai r1 ' dan r2 ' .
r1 ' relatif sama
dengan r2 ' maka iterasi selesai dan akan diperoleh r1 ' = r2 ' dan
III-7
q 01 ' = q 02 ' . Jiks tidak maka perhitungan dilanjutkan, dengan kembali kelangkah c, dengan mengganti nilai r1 ' = r2 ' dan q 01 ' = q 02 ' . f. Selanjutnya hitung tingkat pelayanan ŋ dengan persamaan berikut :
1
N x 100% ............................................................................3.7 DL
g. Kemudian Hitung Ekspektasi Onkos Total Per Tahun dengan Persamaan : OT
= Dp
AD 1 D h Q0 r DL CU Q0 Q0 2
x r f xdx .............3.8 f
Keterangan Lambang D
: Permintaan
S
: Standar Deviasi
L
: Lead Time
N
: Ekspektasi kekurangan persediaan setiap siklus
h
: Holding Cost
A
: Ongkos Pesan
α
: Kemungkinan Kekurangan Inventori
Cu
: Ongkos Kekurangan inventori
OT
: Ongkos Ekspetasi Total
Ŋ
: Persentase Pelayanan
r1 ' , r2 ' : Reorder Point q 02 '
: Pemesanan Optimal
Ss
: Safety Stock
Metode probabilitas model Q dengan back order dipilih dengan alasan : 1.
Permintaan suku cadang
bersifat random. Artinya permintaan suku
cadang berdistribusi normal 2.
Hanya satu supllier yang memasok suku cadang, artinya kekurangan suku cadang harus dilakukan pemesanan kembali melalui back order.
III-8
3.8 Analisa Setelah menentukan permintaan tahun berikutnya, maka dianalisa kebijakan perusahaan yang diterapkan, setelah dibandingkan dengan metode probabilitas model Q dengan back order. Sehingga persedian yang dibutuhkan dalam satu tahun maka ditentukan jumlah pemesanan ekonomis dan optimal dalam satu tahun tersebut.
3.9 Kesimpulan dan Saran Tahapan ini menjelaskan secara singkat hasil yang dicapai setelah dilakukan analisis dan evaluasi permsalahan sehingga dapat ditarik kesimpulan, selanjutnya berdasarkan uraian dapat diberikan saran-saran yang membantu baik dalam aplikasi perancangan dan penelitian lebih lanjut.
III-9