38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian akan dilakukan dari tanggal 01 Desember 2011 s/d 01 Januari 2011 . 2. Tempat Penelitian a. Gambaran Umum Suku Dinas Pelayanan Pajak 1 Jakarta Pusat Suku Dinas Pelayanan Pajak merupakan unit kerja Dinas Pelayanan Pajak Pada Kota Administrasi dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan pajak daerah.Dalam pelaksanaan tugasnya Suku Dinas Pelayanan Pajak di Koordinasikan oleh Walikota Kota Adnministrasi.Yang dalam penelitian ini adalah Kota Administrasi Jakarta Pusat. Suku Dinas Pelayanan Pajak di pimpin oleh seorang Kepala Suku Dinas yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Pelayanan Pajak.Dalam hal ini Dinas Pelayanan Pajak merupakan unsur pelaksana otonomi daerah dalam bidang pelayanan pajak daerah . Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya
38
39
Dinas Pelayanan pajak dikoordinasikan oleh Kepala BPKD selaku PPKD dan BUD. Di setiap Kota administrasi dibentuk 2 ( dua ) Suku Dinas Pelayanan Pajak, terbagi ke dalam empat wilayah yaitu : 1) Suku Dinas Pelayanan Pajak I Jakarta Pusat 2) Suku Dinas Pelayanan Pajak II Jakarta Pusat 3) Suku Dinas Pelayanan Pajak I Jakarta Selatan 4) Suku Dinas Pelayanan Pajak II Jakarta Selatan 5) Suku Dinas Pelayanan Pajak I Jakarta Barat 6) Suku Dinas Pelayanan Pajak II Jakarta Barat 7) Suku Dinas Pelayanan Pajak I Jakarta Utara 8) Suku Dinas Pelayanan Pajak II Jakarta Utara 9) Suku Dinas Pelayanan Pajak I Jakarta Timur 10) Suku Dinas Pelayanan Pajak II Jakarta timur Setiap Suku Dinas membawahi 5 ( lima kecamatan. Dalam hal pengembangan wilayah kecamatan maka wilayah kerja Suku Dinas pelayanan Pajak mengacu pada kecamatan induk. b. Tugas dan Fungsi Suku Dinas Pelayanan Pajak Suku
Dinas
Pelayanan
Pajak
melaksanakan kegiatan pelayanan pajak
mempunyai
di wilayah Kota
Administrasi. Fungsi Suku Dinas Pelayanan Pajak antara lain :
39
tugas
40
1) Penyusunan rencana kerja dan anggaran ( RKA ) dan dokumen pelaksanaan anggaran ( DPA ) Suku Dinas Pelayanan Pajak. 2) Melaksanakan dokumen pelaksanaan anggaran ( DPA ). Suku Dinas Pelayanan Pajak. 3) Pelayanan pemberian informasi dan pendaftaran wajib pajak. 4) Pendataan dan penatausahaan Wajib Pajak. 5) Pemantauan penerimaan pembayaran Pajak daerah. 6) Penetapan jumlah kewajiban Pajak Daerah yang harus dibayarWajib Pajak. 7) Penagihan pembayaran kewajiban pajak daerah yang harus dibayar Wajib Pajak. 8) Penyelesaian sengketa Pajak daerah. 9) Pelaksanaan koordinsi pelayanan Pajak Daerah pada lingkup Kota administrasi/ Kabupaten administrasi. 10) Penyusunan bahan kebijakan teknis pelayanan Pajak Daerah yang berkaitan dengan pelayanan pajak Kota Administrasi/Kabupaten Administrasi. 11) Pengelolaan kepegawaian, keuangan dan barang Suku Dinas. 12) Pelaksanaan
kegiatan
ketatatusahaan Suku Dinas.
40
kerumahtanggaan
dan
41
13) Pelaksanaan publikasi kegiatan dan pengaturan acara Suku Dinas Pelayanan Pajak. 14) Penyediaan penatausahaan, penggunaan, pemeliharaan, dan perawatan prasarana dan sarana kerja Suku Dinas. 15) Penyiapan bahan laporan Dinas yang terkait dengan tugas dan fungsi Suku Dinas Pelayanan Pajak. 16) Pelaporan dan pertanggung jawaban Suku Dinas Pelayanan Pajak. 17) Pelaporan yang dimaksud meliputi : a) Laporan keuangan b) Laporan kinerja c) Laporan akuntabilitas dan pelaksanaan kegiatan. Seluruh pelaporan tersebut disampaikan kepada Kepala Dinas Pelayanan Pajak secara berkala ( bulanan, triwulan, semester, atau tahunan). Tembusan juga disampaikan kepada Walikota Administrasi . c. Struktur Organisasi Gambaran mengenai struktur organisasi Suku Dinas Pelayanan Pajak merupakan hal yang penting bagi Suku Dinas Pelayanan Pajak. Struktur organisasi merupakan kerangka yang menunjukkan apa yang menjadi tanggung jawab dan wewenang seseorang. Adapun Struktur Suku Dinas Pelayanan Pajak Meliputi :
41
42
1) Kepala Suku Dinas Pelayanan Pajak. 2) Sub bagian Tata Usaha. 3) Seksi Pendaftaran dan Penatausahaan Pajak. 4) Seksi Penetapan Pajak. 5) Seksi Penagihan Pajak. 6) Seksi Penyelesaian Sengketa Pajak. Struktur organisasi yang telah ditetapkan pada Suku Dinas Pelayanan pajak semoga
dapat membantu pemerintah
dalam
pencapaian tujuan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Penyusunan struktur organisasi sebaiknya bersifat fleksibel agar dapat diadakan penyesuaian bila terjadi perubahan yang signifikan pada
pemerintahan, seperti
perkembangan
tekhnologi dan ilmu pengetahuan.Struktur organisasi yang disusun hendaknya dapat menunjukkan garis wewenang dan tanggung jawab, serta dapat menunjukkan pemisahan fungsi yang jelas. B. Metode Penelitian Metode penelitian yang akan digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode penelitian Kausal,
yaitu suatu metode penelitian yang
digunakan untuk mengetahui pengaruh satu atau lebih variable bebas ( independent variable) yaitu Pajak Reklame,
Pajak Restoran, Pajak
Hiburan, dan Pajak Hotel terhadap variable terikat ( dependent variable )yaitu Jumlah Penerimaan Pajak Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Data penelitian dalam skripsi ini akan diolah dan diselesaikan menggunakan
42
43
alat bantu aplikasi program SPSS dengan melakukan uji asumsi klasik dan asumsi hipotesis. C. Hipotesis Untuk mengetahui ada tau tidaknya pengaruh pemungutan Pajak Reklame, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, dan Pajak Hotel terhadap Jumlah
Penerimaan Pajak Daerah
Khusus Ibukota Jakarta. Maka hipotesis
penelitian dirumuskan sebagai berikut : H1
: Pajak Reklame, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, dan Pajak Hotel secara parsial berpengaruh terhadap
Jumlah Penerimaan Pajak
Daerah Khusus Ibukota Jakarta. H2
: Pajak Reklame, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, dan Pajak Hotel secara simultan berpengaruh Jumlah Penerimaan Pajak Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
. D. Variabel dan Skala Pengukuran Variabel diartikan sebagai segala sesuatu yang menjadi objek penelitian.
Atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel terikat ( Dependent Variable ) Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Jumlah Pendapatan
Asli
Daerah
Khusus
Ibukota
Jakarta.
Skala
pengukurannya adalah skala rasio adalah skala interval dan
43
44
memiliki nilai dasar yang tidak dapat dirubah yaitu berupa nilai rupiah rata-rata Pendapatan Asli Daerah.. 2. Variabel Bebas ( Independent Variable ) Variabel bebas dalam penelitian ini adalah : a. Pajak Reklame Skala pengukurannya adalah skala rasio berupa nilai rupiah dari realisasi penerimaan pajak reklame. Khususnya Wilayah Kota Administrasi Jakarta Pusat. b. Pajak Restoran Skala pengukurannya adalah skala rasio berupa nilai rupiah
dari
realisasi
penerimaan
pajak
restoran
Khususnya Wilayah Kota Administrasi Jakarta Pusat c. Pajak Hiburan Skala pengukurannya adalah skala rasio berupa nilai rupiah
dari
realisasi
penerimaan
pajak
hiburan
Khususnya Wilayah Kota Administrasi Jakarta Pusat d. Pajak Hotel Skala pengukurannya adalah skala rasio berupa nilai rupiah dari realisasi penerimaan pajak hotel Khususnya Wilayah Kota Administrasi Jakarta Pusat.\
44
45
E. Definisi Operasional Variabel Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberikan arti, atau menspesifikkan kegiatan ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut. Dan variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Pajak Reklame adalah semua penyelenggaraan reklame yaitu benda, alat, atau perbuatan, yang menurut bentuk, susunan, dan corak ragamnya dimaksudkan untuk mencari keuntungan yang dipergunakan
untuk
memperkenalkan,
menganjurkan,
atau
memujikan suatu barang, jasa seseorang ataupun untuk menarik perhatian umum kepada suatubarang atau jasa seseorang, yang ditempatkan atau yang dapat dilihat, dibaca dan didengar dari suatu tempat atau umum yang bertujuan komersil. 2. Pajak Restoran adalah semua pelayanan yang diberikan oleh restoran. Meliputi pelayanan penjualan makanan dan/atau minuman yang dikonsumsi oleh pembeli di tempat tersebut ataupun ditempat lain. 3. Pajak Hiburan adalah semua jenis tontonan, pertunjukan, permainan,dan/atau keramaian yang dinikmati dengan dipungut bayaran. 4. Pajak Hotel adalah semua pelayanan yang disediakan oleh hotel dengan
pembayaran
termasuk
45
jasa
penunjang
sebagai
46
kelengkapan hotel yang sifatnya memberikan kemudahan dan kenyamanan, termasuk fasilitas olahraga , hiburan dan persewaan ruangan di hotel yang disewakan oleh pihak hotel. 5. Jumlah Pendapatan Asli Daerah Khusus Ibukota Jakarta adalah semua jumlah penerimaan pendapatan asli daerah yang diterima di wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta termasuk di dalamnya adalah Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Segala jenis pungutan Daerah Resmi yang telah diatur oleh Undang-undang dan Peraturan Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
F. Metode Pengumpulan Data Untuk mengumpulkan data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini menggunakan penelitian 1. Penelitian Kepustakaan ( Library Reasearch) Denganmengumpulkan teori-teori dari buku-buku yang berkaitan dengan pajak daerah.Dan buku-buku yang berkaitan dengan tema skripsi. 2. Penelitian Lapangan ( Field Research ) Dengan melakukan penelitian ke Suku dinas Pelayanan Pajak untuk memperoleh data sekunder yaitu data deret berkala dari tahun 2008 – 2011 yang menjadi objek penelitian dengan cara Riset
meninjau kegiatan Suku Dinas Pelayanan Pajak untuk
46
47
memperoleh informasi dan data mengenai Pajak Reklame, Pajak Restoran, Pajak Hotel.
G. Jenis Data Data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data deret berkala dari tahun 2008 – 2011 yang menjadi objek penelitian dengan cara Riset meninjau kegiatan Suku Dinas Pelayanan Pajak untuk memperoleh informasi dan data mengenai Pajak Reklame, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, dan Pajak Hotel.
H. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh realisasi pemungutan Pajak Reklame, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, dan Pajak Hotel yang ada di
wilayah otonom Daerah Khusus Ibukota Jakarta dari Tahun 2008 – 2011. Sample dalam penelitian ini adalah seluruh penerimaan pajak wilayah otonom SUDIN PP 1 jakarta Pusat tahun 2008 – 2011 yang terdiri dari :
1. Pajak Reklame 2. Pajak Restoran 3. Pajak Hiburan 4. Pajak Hotel
I. Metode Analisis Data Untuk mencapai tujuan penelitian maka penulis menggunakan analisa statistic, dengan menggunakan bantuan SPSS ( Statistical Product and sevice solution )version 18.0 for windows untuk mengukur pengaruh
47
48
antara variable dependen dan indpenden dan menguji hipotesis yang diajukan.analisa ini digunakan untuk menerima atau menolak hipotesis tersebut. adapun analisis yang digunakan sebagai berikut : 1. Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi memberikan penjelasan atau gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sample tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi. Yang termasuk dalam statistik deskriptif antara lain adalah penyajian data melalui table, grafik, diagram lingkaran, pictogram perhitungan modus, median, mean (pengukuran tendensi sentral), perhitungan desil, presentil, perhitungan penyebaran data melalui perhitungan rata-rata dan standar deviasi. 2. Uji Asumsi Klasik Metode regresi yang baik harus memiliki distribusi data yang normalatau mendekati normal. Untuk menguji apakah ada pengaruh antara pemungutan Pajak Reklame dan Pajak Restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah Khusus Ibukota Jakarta maka digunakan suatu model regresi yang datanya terbebas dari uji multikolinieritas, heterokedastisitas, autokorelasi dan normalitas.
a. Uji Normalitas Data
48
49
Pengujian
hipotesis
menggunakan
multiple
linear
regression atau regresi linear berganda, dapatdikatakan model yang baik jika memenuhi asumsi normalitas data dan terbebas dari asumsi-asumsi statistik klasik (Bhuono : 2006 ). Data yang baik adalah data yang memiliki distribusi normal. Uji normalitas ini menggunakan One Sample Kolmogorov Smirnov Test untuk mengetahui tingkat signifikan terhadap sample tertentu. One sample memiliki tingkat signifikan a > 0,05 atau a > 5% maka H0 diterima, yang berarti data berasal dari populasi normal. Jika yang terjadi adalah sebaliknya maka H0 ditolak, yang berarti data berasal dari populasi yg tidak normal.
b. Multikolinearitas Multikolinearitas artinya antar veriable independen yang terdapat dalam model regresi memiliki hubungan linear yang sempurna (koefisien korelasinya tinggi atau bahkan 1). Model Regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi sempurna atau mendekati sempurna di antara variabel bebasnya. Uji asumsi tentang multikolinearitas ini dimaksudkan untuk menguji ada tidaknya korelasi antara variabel bebas satu dengan variabel bebas lainnya. Ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi ini di deteksi dengan cara sebagai berikut :
49
50
1. Nilai tolerance 2. Variabel Inflation Faktor (VIF) Kedua ukuran ini saling berlawanan dan menunjukan setiap variabel
independen
manakah
yang
dijelaskan
oleh
variabel
independen lainnya. Jadi, nilai tolerance yang rendah, sama dengan nilai VIF tinggi karena (VIF = 1 / Tolerance). c. Autokorelasi Autokeralasi
sering disebut
juga korelasi
serial.
Uji
ini
dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara variabel pengganggu pada periode tertentu dengan variabel pengganggu periode
sebelumnya.
Cara
mendeteksi
otokeralasi
dengan
menggunakan uji Durbin Watson. d. Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas adalah varian residual yang tidak sama pada
semua
pengamatan
di
dalam
model
regresi.
Uji
heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variable
dari
residual
serta
pengamatan ke pengamatan yang lain. Pada penelitian ini menggunakan Uji park, yaitu meregresikan nilai residual masingmasing variabel independen. Kriteria dari heteroskedastisitas adalah :
50
51
1) Jika terdapat pola-pola tertentu, seperti (titik-titik, poinpoin) yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka terjadi heteroskedastisitas. 2) Jika tidak terdapat pola-pola yang jelas, serta titik-titik menyebar dan diatas bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. 3. Uji Kesesuaian Model a. Uji Koefisien Determinasi Uji koefisien determinasi ini dilakukan untuk mengukur besarnya sumbangan (share) dari beberapa variabel X terhadap variasi naik turunnya Y. Apabila Y = a+b1X1+b2X2+b3X3+b4X4, maka koefisien determinasi mengukur besarnya sumbangan X berdasarkan rumus tersebut dan beberapa variabel X1, X2, X3 dan X4 terhadap variasi Y. Koefisien yang juga dapat disebut dengan R-Square (R2) ini dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut : R2 =
n(a . ∑
∑
∑ n.∑
)
∑
∑
∑ )
Dalam uji koefisien ini dinilai bahwa makin besar R2 maka semakin baik pula persamaan regresi berganda digunakan untuk meramalkan nilai Y. Karena sebagai hasil penelitian, persamaan regresi selalu disertai dengan nilai R2 sebagai ukuran kecocokan.
51
52
Nilai R2
akan berkisar 0 sampai 1, Apabila nilai R2 = 1
menunjukan 100% total variasi diterangkan oleh varian persamaan regresi atau variabel bebas baik X1, X2, X3 maupun X4 mampu menerangkan variabel Y sebesar 100%. Sebaliknya jika nilai R2 = 0 menunjukan bahwa tidak ada total varians yang diterangkan oleh varians bebas dari persamaan regresi baik X1, X2, X3 maupun X4. Nilai R2 dikatakan baik dan akurat menurut Lind (2002) nilai koefisien determinasi lebih besar dari 0,5 menunjukan variabel bebas dapat menjelaskan variabel tidak bebas dengan baik dan kuat, sama dengan 0,5 dikatakan sedang dan kurang dari 0,5 ada beberapa penyebab yang mungkin salah satu diantaranya adalah spesifikasi model yang salah yaitu pemilihan variabel yang kurang tepat atau pengukuran yang tidak akurat. b. Uji Statistik F Uji F dilakukan untuk mengetahui hubungan variabel-variabel independen secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen. Untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen, maka digunakan tingkat signifikansi sebesar 0,05. Jika nilai probability F lebih besar dari 0,05 maka model regresi tidak dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen atau dengan kata lain variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Sebaliknya, jika nilai probability F lebih kecil dari 0,05 52
53
maka model regresi tidak dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen atau dengan kata lain variabel independen secara bersamasama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.pp c. Uji Statistik t Uji t digunakan untuk mengetahui hubungan masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen digunakan tingkat signifikansi 0,05. Jika probability t lebih besar dari 0,05 maka tidak ada pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen (koefisien regresi tidak signifikan), sedangkan jika nilai probability t lebih kecil dari 0,05 maka terdapat pengaruh dari variabel independen
terhadap
variabel
dependen
(regresi
signifikan)
(Santoso,2002 : 168). d. Analisis Regresi Linear Berganda Regresi linear berganda digunakan untuk mengestimasi besarnya koefisien-koefisien yang dihasilkan dari persamaan yang bersifat linear, yang melibatkan dua variabel bebas, untuk digunakan sebagai alat prediksi besarnya nilai variabel tergantung. Adapun persamaan dari regresi linear berganda adalah sebagai berikut :
53
54
Y = a + βX1 + βX2 + βX3 + βX4+ e Dimana : a
: Konstanta
β
: Koefisien Regresi
Y
: Variabel dependen yaitu Pendapatan Asli Daerah
X1
: Variabel Independen yaitu Pajak Reklame
X2
: Variabel Independen yaitu Pajak Restoran
X3
: Variable Independen yaitu Pajak Hiburan
X4
: Variable Independen yaitu Pajak Hotel
e
: Variabel lain yang tidak dapat dijelaskan dalam fungsi
4. Uji Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan dengan membandingkan nilai uji t dengan nilai t tabel. Hasil pengujian hipotesis dengan membandingkan nilai t tabel.
54
55
55