BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian dan Paradigma Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan paradigma interpretative. Definisi kualitatif menurut Jonathan Sarwono (2006 : 193) adalah proses, pemahaman, kompleksitas, interaksi dan manusia. Proses dalam melakukan penelitian merupakan penekanan dalam riset kualitatif. Sedangkan paradigma yang digunakan dalam penelitaian kualitatif ini adalah paradigma interpretatif atau yang disebut juga paradigma konstruktivisme
sosial.
Intepretatif
atau
Konstruktivisme
sosial
meneguhkan asumsi bahwa individu – individu selalu berusaha memahami dan mengembangkan makna – makna yang diarahkan pada objek – objek atau benda – benda tertentu, sehingga peneliti dituntut untuk lebih mencari kompleksitas pandangan – pandangan ketimbang mempersempit makna – makna menjadi sejumlah kategori dan gagasan. (John W. Cresswell, 2010:11). Oleh karena agar bisa dilakukan lebih mendalam, penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan in depth inrterview dan difokuskan pada life story anggota dance yang awalnya mereka adalah laki-laki normal yang kemudian setelah masuk dalam komunitas dancer Tasikmalaya mereka berubah menjadi seorang gay. Life story berarti anggota dance yang kini telah menjadi gay. Untuk lebih menguatkan data penulis juga akan mengikuti dan mengamati anggota laki-laki normal yang saat ini sedang mengalami proses “peletek”. Penulis berusaha memahami tentang diri mereka kemudian mengamati proses komunikasi yang terjadi antara pelaku komunikasi, dalam arti bagaimana kaum gay berinteraksi dengan laki-laki normal yang tertgabung dalam komunitas dancer sehingga merubahnya menjadi seorang gay. Tasikmalaya merupakan kota yang jauh dari tempat kuliah penulis
25
saat ini, namun tidak menjadi penghalang bagi peneliti untuk melakukan penelitian ini. Pengamatan tersebut juga dilakukan melalui kekerabatan, dalam arti objek penelitian memiliki hubungan kekerabatan dekat dengan peneliti, sehingga bisa mempermudah penulis memasuki dunia keintiman mereka. 3.2 Metode Penelitian Penelitian
ini
menggunakan
metode
penelitian
kualitatif
eksplanatoris. Menurut (Umar,1999:36) penelitian eksplanatoris adalah penjelajahan agar lebih mengenal dan mengetahui gambaran sauatu gejala seosial. Eksplanatoris sendiri adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya. Penelitian ekplanatoris berusaha menjelajah atau menggambarkan apa yang terjadi termasuk siapa, kapan, di mana atau berhubungan dengan karakteristik suatu gejala atau massalah sosial, baik pola, bentuk, ukuran maupun distibusi. (Silalahi Uber : 26)
3.3 Unit Amatan dan Unit Analisa 3.3.1 Unit Amatan Unit amatan adalah sesuatu yang dijadikan sumber untuk memperoleh data dalam rangka menggambarkan atau menjelaskan tentang satuan analisis (Ihalauw, 2004 : 178) sesuai dengan asumsi tersebut dalam penelitian ini yang menjadi unit amatan adalah anggota dancer gay dan anggota dancer normal dalam komunitas dancer Tasikmalaya.
3.3.2 Unit Analisa Unit analisa adalah aras agregasi dari data yang dikumpulkan untuk dianalisis dalam rangka menjawab persoalan-persoalan penelitian (Ihalauw, 2004 : 185). Berdasarkan pengertian tersebut maka unit analisa dalam penelitian ini adalah proses komunikasi interpersonal
26
yang terjadi dari dancer gay kepada anggota dancer normal untuk merubahnya menjadi seorang gay. 3.4 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di kota Tasikmalaya, Jawa Barat. Alasan penulis mengambil lokasi penelitian di wilayah tersebut adalah bahwa setelah melakukan pra penelitian di wilayah tersebut yang pertama Tasikmalaya merupakan tempat dimana banyaknya kaum gay yang tergabung dalam komunitas dancer. Yang kedua bahwa komunitas dancer di Tasikmalaya bisa “memeletekkan” orang yang disini adalah anggota baru. Melihat sebuah fenomena tersebut penulis tertarik untuk meneliti dancer gay yang tergabung dalam komunitas dancer di Kota Tasikmalaya. 3.5 Objek Penelitian Objek penelitian adalah variabel atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. (Suharsini Arikunto, 1998:15). Objek penelitian ini adalah dancer gay yang tergabung dalam komunitas dancer Tasikmalaya dan anggota dance yang masih normal. 3.6 Sumber Data 1. Data Primer Merupakan data yang diperoleh peneliti langsung dari lokasi penelitian melalui cara interview (wawancara) terhadap obyek penelitian, yaitu dengan mewancarai narasumber yang berkaitan dengan penelitian. Dalam hal ini narasumber adalah dancer gay yang mempengaruhi dan anggota dance yang dipengaruhi, keduanya tergabung dalam komunitas dancer Tasikmalaya. Data primer juga diperoleh dari aktivitas yang berkaitan dengan sasaran penelitian. Melalui pengamatan terhadap aktivitas tersebut peneliti dapat mengetahui bagaimana proses dan cara mereka menggunakan simbol dan bahasa, berinteraksi satu sama lain yang merupakan bagian dari proses komunikasi kaum gay ketika memeletekkan anggota baru.
27
2. Data Sekunder Yakni data yang diperoleh peneliti dari berbagai literatur, website, video, foto serta bahan acuan lain yang sesuai dengan materi penelitian guna mendukung sempurnanya penelitian ini.
3.7 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah : 1. Observasi : Observasi merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan peneliti untuk mengamati atau mencatat suatu peristiwa dengan penyaksian langsungnya, dan biasanya peneliti dapat sebagai partisipan atau observer dalam menyaksikan atau mengamati suatu objek peristiwa yang sedang diteliti. (Ruslan, 2004:221). Dalam penelitian ini, observasi dilakukan secara langsung di Tasikmalaya dengan mengamati langsung aktivitas dancer gay yang tergabung dalam komunitas dancer Tasikmalaya. 2. Wawancara (interview): digunakan untuk mendapatkan data atau informasi dari pihak yang berkaitan dengan penelitian. Wawancara dilakukan dengan cara bertanya langsung pada responden (dancer gay dalam komunitas dancer Tasikmalaya dan anggota yang pernah dipeletekkan untuk mendapatkan life stoty mereka) sebagai narasumber atau pihak yang diwawancarai (interview). 3. Studi Kepustakaan: mencari buku-buku yang berkaitan dengan komunikasi serta metode penelitian komunikasi, teori-teori komunikasi yang digunakan sebagai landasan berpikir bagi peneliti dan segala sumber informasi yang dianggap mendukung penelitian ini. 4. Dokumentasi: dilakukan dengan menyimpan data-data yang telah dikumpulkan peneliti terkait dengan penelitian ini. Data disimpan dalam bentuk narasi maupun tabel. Selain itu, foto dan video sebagai pendukung. Dokumentasi juga dilakukan dengan mempelajari buku yang berhubungan dengan masalah penelitian terdahulu atau pola penelitian ulangan, literatur yang berkaitan dengan objek penelitian.
28
3.8 Teknik Analisis Data Analisis data merupakan proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang mudah untuk dibaca dan dipahami. Berawal dari wawancara, observasi dan studi kepustakaan peneliti akan melakukan analisis data secara kualitatif melalui teknik analisis eksplanatoris. Data yang nantinya akan diperoleh dalam penelitian ini akan disusun menjadi uraian. Data yang diperoleh akan diolah untuk dikategorikan terlebih dahulu kemudian data tersebut dianalisis sesuai yang diperoleh dari objek penelitian berdasarkan kerangka teori yang dipakai untuk memperoleh satu kesimpulan.
29