45
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Obyek Penelitian
3.1.1 Lokasi Penelitian Dalam penulisan skripsi ini, penulis melakukan penelitian di instansi PT. Puri Kadusirung Raya Farm yang memiliki kantor pusat yang berlokasi di Jl. Muara Karang Blok D7 Barat No.49-50, Kel. Penjaringan, Kec. Penjaringan Jakarta Utara 14440, Indonesia. Lokasi Peternakan ayam berlokasi di Desa Tenjo, Kampung Sukasirna, Kec. Tenjo Kabupaten Bogor.
3.1.2 Gambaran Umum Instansi
PT. Puri Kadusirung Raya Farm yang telah berdiri selama 26 tahun, selanjutnya disebut Perusahaan, didirikan dengan Akta dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 2007, dan telah memasuki supplier-suplier seperti pasar tradisional, toko grosir dan swalayan. PT. Puri Kadusirung Raya Farm adalah perusahaan bergerak dalam bidang industri supplier telur ayam (eggs-wholesale). Perusahaan memproduksi telur ayam dengan memberikan pakan ayam sebelumnya dengan pakan ayam bekualitas baik sehingga menghasilkan telur ayam yang sehat dengan beromega yang telah diuji di laboratorium. 45
46
3.2
Struktur Organisasi Struktur organisasi merupakan gambaran mengenai pembagian
tugas dan bertanggung jawab serta menggambarkan kedudukan setiap karyawaan. Hal ini berfungsi untuk memudahkan karyawan untuk mengetahui batasan dan wewenang serta tanggung jawab pekerjaan yang diberikan kepadanya, adapun tugas dan wewenang divisi operasional sebagai berikut :
Gambar 3.1 STUKTUR DIVISI OPERASIONAL PKRF
MANAJER OPERASIONAL
PENGENDALIAN MUTU
BP. EDDY EFFENDI
Drh. BAMBANG
MANDOR KANDANG
PERSONALIA NUR AISIA
ASS MANDOR KANDANG
PURCHASING ENDANG C. WULANDARI
KEPALA G. OBAT DAN VAKSIN BP. TOTO
KEPALA G.PAKAN BP.SUMEIDI
KEPALA G. TELUR IBU.CICI
47
1. Manager Produksi
Tugas dan tanggung jawab manajer produksi adalah menjamin tercapainya hasil produksi dalam hal jumlah, kualitas dan waktu yang sesuai dengan rencana perusahaan dengan memanfaatkan sumber daya secara optimal a. Mengestimasikan produksi telur yang akan dihasilkan ayam petelur tidak terjadi kekurangan persediaan di gudang. b. Mengatur pengalokasian sumber daya produksi seperti jam kerja mesin, jam kerja operator, pengiriman bahan baku pakan yang berhubungan dengan proses produksi. c. Melakukan pengawasan dan pengendalian produksi agar hasil produksi sesuai dengan spesifikasi dan standart mutu yang telah ditetapkan. d. Merencanakan dan membuat jawdal kebersihan lingkungan perternakan agar proses produksi berjalan dengan lancar. e. Membuat laporan produksi secara berkala mengenai pemakaian bahan baku pakan. f. Bertanggungjawab terhadap kelancaran proses produksi mulai dari penerimaan bahan baku pakan sampai proses produksi hingga menjadi produk akhir.
48
2. Pengendalian Mutu
Pengendalian Mutu (Quality Control) adalah kegiatan terpadu mulai dari pengendalian standar mutu bahan, standar proses produksi, barang setengah jadi, barang jadi, sampai standar pengiriman produk akhir ke konsumen agar barang atau jasa yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi mutu yang direncanakan. a. Pemeriksaan dan pengawasan kualitas bahan baku pakan yang meliputi : 1. Pakan 2. Vitamin 3. Obat b. Mengukur penggunaan pakan, vitamin dan obat yang dikonsumsi ayam c. Memeriksa kondisi dan kesehatan ayam produksi d. Mengidentifikasi penyebab kondisi ayam yang kurang baik e. Pemeriksaan
telur
yang
dihasilkan
perternakan
yang
merupakan hasil produksi. f. Mengevaluasi hasil telur yang dihasilkan ayam g. Pemeriksaan pengepakan dan pengiriman telur ke supermarket, mini market dan agent. h. mengawasi tenaga kerja, dan fasilitas lain yang dipakai dalam proses produksi sesuai dengan standar kebutuhan. 3. Petugas Gudang a. Mengambil pakan dari gudang untuk dikonsumsi oleh ayam b. Memberikan pakan sesuai waktu yang dijadwalkan
49
c. Memberikan vaksin dan vitamin secara berkala d. Menyeleksi ayam yang kondisinya kurang baik e. Memindahkan ayam afkir dari kandang produksi ke kandang afkir f. Memindahkan ayam yang kondisinya kurang baik ke kandang seleksi g. Stock of name jumlah ayam h. Memelihara kebersihan kandang i.
Memindakan telur yang dihasilkan ayam dari kandang ke gudang telur
j.
Memeriksa alat dan fasilitas di kandang ayam berjalan dengan baik
4. Petugas Gudang a. Melakukan aktifitas daftar pembelian bahan baku pakan yang siap dipesan, dan sebelumnya melakukan purchasing order atau permintaan harian produksi b. Menghitung, menimbang, mengukur perlengkapan produksi serta mencatat keluar dan masuknya perlengkapan produksi c. Melapor dan mengatasi masalah secara teknis yang berhungan dengan tugas. 5. Operator Produksi a. Menerima instruksi dari atasan untuk melakukan proses produksi.
50
b. Melakukan proses produksi sesuai dengan standar operasional prosedur yang berlaku. c. Melaporkan hsil produski. d. Melaporkan masalah yang dihadapi di lapangan.
3.3
Metodologi Penelitian
3.3.1 Metodologi penelitian yang digunakan
Metode penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif. Metode ini bertujuan untuk menggambarkan, menganalisa dan menarik kesimpulan mengenai keadaan objek yang diteliti berdasarkan fakta yang terdapat dalam perusahaan. Dalam hal ini untuk mengetahui efektifitas system pengendalian pesediaan bahan baku pakan pakan ayam dalam meningkatkan hasil produksi
3.3.2 Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data sekunder dengan metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data dalam penyusunan skripsi ini,
penulis
hanya
menggunakan data yang sebelumnya sudah tersedia di PT. Puri Kadusirung Raya Farm dengan metode sebagai berikut :
1. Penelitian Lapangan (Field Research) 2. Penelitian Kepustakaan
51
1.3.3 Variable dan Skala Pengukuran Variable Tabel 3.1 Variable dan Skala Pengukuran Variable
No.
Variable
1
Pengendalian Persediaan Bahan baku pakan
2
3
Dimensi
Kualitas dan Mutu
Hasil Produksi
Indikator
MPS (Master Production Schedule)
Biaya Simpan
Produk dalam daftar (Bills of Materials)
Biaya Pesan
MRP (Material Requirement Planning)
Biaya Kehabisan Stok
Pengendalian Kualitas Bahan baku pakan (ingredient quality Kontrol terhadap proses produksi (proses control) Kandungan Zat Anti Nutrisi (qontrol of toxic subtances) Kualitas Produk Akhir (finished quality) Hasil Produksi Pakan Ternak Ayam Pedaging
Biaya Penyiapan Produksi Kadar Konsentrate (Concentrate)
Skala Rasio
Rasio
Berat Produk Syarat kandungan zat Kelengkapan Unsur Jumlah dalam satuan ton
Hasil Produksi Pakan Ternak Ayam Petelur Hasil Produksi Pakan Ternak Ayam Lainnya
3.3.4 Definisi Operasionalisasi Variable Variable penelitian merupakan suatu atribut atau nilai dari objek kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk ditarik kesimpulannya. Variable bebas dalam penelitian ini adalah Pengendalian Bakan Baku Pakan dan (Material Requirement Planning) Perencanaan Kebutuhan Perlengkapan Produksi dimana jumlahnya selalu berubah ubah sesuai dengan jumlah kebutuhan perlengkapan produksinya, sedangkan variable terikat terdapat pada jumlah kebutuhan perlangkapan produksi telur yakni bahan pakan ternak.
Dalam penelitian ini yang dimaksud perlengkapan produksi adalah perlengkapan pendukung yang harus dilengkapi oleh PT. Puri Kadusirung
Rasio
52
Raya Farm sebelum telur dipasarkan di Pasar Indonesia yang digunakan selama periode tertentu, adapun yang digunakan dalam penggunaan perlengkapan produksi tersebut adalah unit.
3.3.5 Jenis Data
Data yang diperoleh dalam penelitian dapat digolongkan sebagai berikut :
1. Data Primer Data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah bahan baku pakan pakan ternak, system pengadaan perlengkapan produksi dan wawancara langsung kepada salah satu karyawan (bagian quality control) PT. Puri Kadusirung Raya Farm Tabel 3.2 Jenis Bahan Baku Pakan Ayam
Kode Pakan
Jenis Pakan
511
CRUMBLE BRL STR
521
CRUMBLE CHK STR
520s
CRUMBLE CHK PREST
510
CRUMBLE BRL PREST
R5+
LAYER PRIMA
R5+P
LAYER PRIMA
324-17+
MASH CHK LAY
524PL
CRUMBEL PRELAY
Keterangan AYAM PRESTARTER 0 - 10 MINGGU AYAM PRESTARTER 7 - 14 MINGGU AYAM PRESTARTER 0 - 9 MINGGU AYAM PRESTARTER 0 - 3 MINGGU AYAM PRE GROWER 14-17 MINGGU AYAM PRE GROWER 14-17 AYAM PREGROWER 21-96 MINGGU AYAM PREGROWER 14-
53
21MINGGU CRUMBEL CHK LAY PLUS LARVADEX CRUMBEL PRELAY PLUS LARVADEX (OBAT LALAT)
524-17 524-1
2.
322K
MASH PUL GRW
322
MASH PUL GRW
D
LIMESTONE
a
batuan sedimen karbonat
AYAM GROWER - LAYING PHASE 26 - 120 MINGGU AYAM GROWER 37 - 48 MINGGU AYAM GROWER 80-95 MINGGU AYAMPRE GROWER 14-17 MINGGU SEBAGAI KALSIUM U/ AYAM
ta Sekunder Data-data yang didapatkan melalui instansi atau lembaga yang berkaitan dengan penelitian yang telah diolah. Data berupa bahan baku pakan pakan ternak, jumlah (quantity) dan kualitas bahan baku pakan pakan nya Jenis pakan yang dikonsumsi oleh ayam petelur : berupa konsentrat (concentrate), tepung (mash), butiran (pellet) atau butiran halus (crumble) yang diproduksi oleh PT.Charoen Pokphand Indonesia tbk.
Pakan ternak ini memiliki 4 jenis produk yang masing-masing memiliki formula berbeda dan disesuaikan dengan kandungan nutrisi yang dibutuhkan pada setiap masa pertumbuhannya. a) Pakan Ternak untuk Pre-Starter Pakan ternak ini diberikan kepada ayam petelur berumur 1 hari hingga ayam tersebut berumur 5 minggu.
54
b) Pakan Ternak untuk Starter Pakan ternak ini diberikan kepada ayam petelur berumur 6 minggu hingga ayam petelur tersebut berumur 10 minggu. c) Pakan Ternak untuk Grower Pakan ternak ini diberikan kepada ayam petelur berumur 11 minggu hingga ayam petelur tersebut menghasilkan telur pertamanya. d) Pakan Ternak untuk Laying Phase Pakan ternak ini diberikan kepada ayam petelur pada periode peneluran hingga afkir. Tabel 3.3 Analisa Pakan Konsentrat Pakan Ternak untuk PreStarter
Protein Lemak Serat Abu Kalsium Phospor kadar Air Antibiotika Zinc
ANALISA PAKAN KONSENTRAT 37-39 % Min 2 % Maks 6 % Maks 35 % Min 12 % Min. 1.2 % Maks 12 %
CARA PENGGUNAAN Diberikan untuk itik produksi telur pertama sampai dijual dengan perbandingan : Konsentrat 25 %, Jagung 50 %, Katul halus 25 %
55
1.3.4 Metode Analisis
Data yang diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan beberapa metode MRP seperti yang dipaparkan pada bab II, Penggunaan MRP dimulai dengan mengestimasikan produk-produk apa saja yang dibutuhkan
pada
periode
selanjutnya
berdasarkan
MPS
(Master
Production Schedule). Software MRP selanjutnya menghitung waktu yang dibutuhkan dalam proses produksi manufaktur, Estimasi waktu perakitan diterapkan
pada
setiap
produk.
Kemudian,
sistem
tersebut
mengelompokkan produk dalam daftar (bills of materials) untuk dikembangkan oleh departemen teknik. Data dari MRP yang telah diperoleh akan digunakan untuk menentukan lot sizing pada proses berikutnya.
Hasil analisis ini akan dijadikan sebagai bahan perbandingan untuk menentukan metode mana yang terbaik utmtuk digunakan perusahaan. Data yang diperoleh akan dianalisis dengan beberapa metode MRP seperti yang telah dijelaskan di bab II dari hasil analisis akan dilakukan perbandingan untuk menentukan metode yang mana yang sebaiknya digunakan. Adapun metode tersebut adalah :
1.
Lot per Lot ( lot for lot) Adapun yang dapat dilakukan oleh teknik ini adalah :
Menetapkan rencana pemesanan yang tepat terhadap kebutuhan bersih
56
Meminimalisasi biaya persediaan
Menghindari biaya pengadaan atau keterbatasan kapasitas
Menghasilkan dengan tepat apa yang dibutuhkan setiap minggunya tanpa ada kelebihan yang dibawa ke periode berikutnya
Metode lot for lot (LFL) atau dikenal juga sebagai metode persediaan
minimal
berdasarkan
pada
ide
menyediaakan
persediaan (atau memproduksi) sesuai dengan yang diperlukan saja, jumlah persediaan diusahakan seminimal mungkin, jumlah pesanan sesuai dengan jumlah sesungguhnya yang diperlukan ini menghasilkan tidak adanya persediaan yang disimpan, sehingga biaya yang timbul hanya berupa biaya pemesanan aja. Metode ini mengandung resiko yaitu jika terjadi keterlambatan dalam pengiriman
barang
berupa
barang
baku
mengakibatkan
terhentinya produksi, jadi persediaan berupa barang jadi menyebabkan tidak terpenuhinya permintaan pelanggan.
2.
PPB atau (Part Periode Balancing)
Metode penyeimbang sebagai periode (PPB) merupakan salah satu pendekatan dalam menentukan dalam lot untuk suatu kebutuhan materil tidak seragam bertujuan untuk memperkecil biaya total persediaan, meskipun tidak sepenuhnya diperoleh
57
biaya total yang minimum, metode ini memberikan pemecahan yang cukup baik.
Metode ini dapat menggunakan jumlah pesanan yang berbeda untuk setiap pesanan yang dikarenakan jumlah permintaan setiap periode tidak sama, ukuran lot dicari dengan menggunakan pendekatan sebagai periode yang ekonomis (Economis Part Periode, EPP) dengan rumus : EPP = biaya pemesanan/ biaya penyimpanan per unit per periode. 3. Periode Order Quantity Metode kuantitas pesanan periode (POQ) merupakan metode lebih lanjut dari EOQ untuk jumlah persediaan yang tidak sama dalam beberapa periode. Rata-rata digunakan dalam model EOQ untuk mendapatkan rata-rata jumlah barang setiap kali
pesan. Lalu
selanjutnya dibagi dengan rata-rata jumlah permintaan per periode dan hasilanya (angka terakhir) menunjukan jumlah periode, waktu yang cukup untuk dalam setiap kali pemesanan yang dapat dihitung dengan menggunakan rumus : POQ = √ 2S DH Keterangan : D = Jumlah kebutuhan perlengkapan produksi (unit/periode) S = Biaya Pemesanan (Harga/ Pesanan) H = Biaya Penyimpanan (Harga/unit/periode)
58
4.
Jumlah Pesanan Ekonomis (Economic Order Quantity)
Kuantitas pesanan ekonomis (EOQ) merupakan salah satu model klasik dalam teknik penyimpanan persediaan, banyak perusahaan yang masih menggunakan tehnik ini (EOQ) karena mudah penggunaannya. Ada beberapa asumsi yang harus diperhatikan dalam penggunaan metode EOQ yaitu sebagai berikut
a. Biaya pemesanan, biaya penyimpanan, kebutuhan dan permintaan barang diketahui konstan b. diketahui dan konstan c. Barang yang disimpan dan dipesan hanya satu macam d. Harga barang tetap dan tidak tergantung dari jumlah e. Waktu tenggang (lead time) diketahui dan konstan EOQ Q*
2 AD h
K Q * cD 2 ADh
Keterangan : Q
: jumlah pesanan ekonomis
K(Q*) : total biaya rata-rata tahunan c
: biaya produksi per unit ($/unit)
D
: permintaan per unit per satuan waktu
A
: biaya pemesanan ($/order)
I
: total biaya penyimpanan tahunan (%/tahun)
H
: ic = total biaya penyimpanan tahunan ($/Unit/tahun)