BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tiga Kantor Pelayanan Pajak (KPP) yang terdiri dari dua di wilayah Jakarta Barat dan satu di wilayah Tangerang. Pada wilayah Jakarta Barat KPP yang diteliti adalah KPP Pratama Kembangan Jl. Arjuna Utara No.87 ex. Gedung Guna Group Jakarta Barat, KPP Pratama Kebon Jeruk 1 Jl. Arjuna Selatan Kebon Jeruk dan di wilayah Tangerang penelitian dilakukan pada KPP Pratama Kosambi Jl. Perintis Kemerdekaan II Cikokol – Tangerang 15118. Penelitian dilaksanakan menggunakan one shot time horizone yaitu penelitian dilakukan dalam satu waktu tertentu, yaitu pada Desember 2013. B. Desain Pelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kausal, yang mana penelitiannya untuk mengetahui pengaruh antara satu atau lebih variabel bebas (independent variable) terhadap variabel terikat (dependent variable). Jadi penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kesadaran wajib pajak dan sanksi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas. Selain itu, penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat dengan cara berdasarkan atas pengamatan terhadap akibat yang ada.
35
36
C. Hipotesis Hipotesis adalah hubungan sebab akibat antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Fungsi utama hipotesis membuka kemungkinan untuk menguji kebenaran teori sehingga segala pernyataan berdasarkan suatu teori dalam bentuk yang dapat diuji validitasnya. Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Hipotesis Pertama Ho1: Tidak terdapat pengaruh kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas. Ha1: Terdapat pengaruh kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas. 2. Hipotesis Kedua Ho2: Tidak terdapat pengaruh sanksi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas. Ha2: Terdapat pengaruh sanksi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas. D. Variabel dan Skala Pengukuran Pada penelitian ini variabel yang akan diteliti adalah kesadaran wajib pajak (X1) dan sanksi perpajakan (X2) sebagai variabel independen (X) dan kepatuhan wajib pajak orang pribadi sebagai variabel dependen (Y).
37
Definisi operasional dari masing-masing variabel akan dijelaskan sebagai berikut: 1. Kesadaran Wajib Pajak (X1) Kesadaran wajib pajak adalah suatu kondisi dimana wajib pajak mengetahui dan memahami arti, fungsi dan tujuan pembayaran pajak serta melaksanakan ketentuan perpajakan dengan benar dan sukarela. Indikator dari kesadaran wajib pajak yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kesadaran wajib pajak terhadap kewajiban perpajakannya, fungsi pajak, pemahaman mengenai perpajakan, tujuan pemungutan pajak, kerugian negara atas penundaan pembayaran dan pengurangan beban pajak. Pengukuran variabel ini menggunakan skala ordinal dengan teknik pengukuran skala likert 5 poin untuk 10 pertanyaan dengan pola sebagai berikut. 1 STS
2 TS
3 N
4 S
Keterangan: Angka 1
= Sangat Tidak Setuju (STS)
Angka 2
= Tidak Setuju (TS)
Angka 3
= Netral (N)
Angka 4
= Setuju (S)
Angka 5
= Sangat Setuju (SS)
5 SS
38
2. Sanksi Perpajakan (X2) Sanksi perpajakan merupakan jaminan bahwa ketentuan peraturan perundang-undang perpajakan (norma perpajakan) akan dituruti atau ditaati atau dipatuhi. Atau dengan kata lain sanksi perpajakan merupakan alat pencegah (preventif) agar wajib pajak tidak melanggar norma perpajakan (Mardiasmo, 2011:59). Indikator dari sanksi perpajakan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pemeriksaan terhadap peraturan Undang-Undang, efek sanksi pajak, ketegasan sanksi, kesetaraan pengenaan sanksi,
kesesuaian prosedur,
sosialisasi sanksi pajak.
Pengukuran variabel ini menggunakan skala ordinal dengan teknik pengukuran skala likert 5 poin untuk 10 pertanyaan dengan pola sebagai berikut. 1 STS
2 TS
3 N
4 S
Keterangan: Angka 1
= Sangat Tidak Setuju (STS)
Angka 2
= Tidak Setuju (TS)
Angka 3
= Netral (N)
Angka 4
= Setuju (S)
Angka 5
= Sangat Setuju (SS)
5 SS
39
3. Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Y) Kepatuhan wajib pajak orang pribadi adalah suatu keadaan dimana wajib pajak memenuhi semua kewajiban perpajakan serta mempunyai kesadaran dan kesediaan untuk mematuhi dan memenuhi peraturan perpajakan yang telah ditetapkan. Indikator dari kepatuhan wajib pajak yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kepatuhan dalam kepemilikan NPWP, hak dan kewajiban Wajib Pajak, memahami undang-undang perpajakan, mengisi formulir pajak dengan benar, menghitung semua pajak dengan benar, mengikuti cara perhitungan yang sudah ada di undang-undang, membayar sesuai dengan jumlah telah dihitung, membayar pajak tepat waktu, melaporkan pajak tepat waktu, kelengkapan dokumen. wajib pajak paham dan berusaha memahami UU Perpajakan, mengisi formulir pajak dengan benar, menghitung pajak dengan jumlah yang benar dan membayar pajak tepat pada waktunya. Pengukuran variabel ini menggunakan skala ordinal dengan teknik pengukuran skala likert 5 poin untuk 10 pertanyaan dengan pola sebagai berikut. 1 STS
2 TS
3 N
4 S
Keterangan: Angka 1
= Sangat Tidak Setuju (STS)
Angka 2
= Tidak Setuju (TS)
Angka 3
= Netral (N)
Angka 4
= Setuju (S)
Angka 5
= Sangat Setuju (SS)
5 SS
40
Pada tabel 3.1 dapat dilihat ringkasan definisi operasional yang digunanakan dalam penelitian ini. Tabel 3.1 Definisi Operasional variabel No 1
2
3
Variabel Kesadaran wajib pajak (X1)
Indikator Kesadaran wajib pajak terhadap: a. Kewajiban perpajakan (P1,P2,P3) b. Fungsi pajak (P4,P5) c. Pemahaman mengenai perpajakan (P6,P7) d. Tujuan pemungutan pajak (P8) e. Kerugian negara atas penundaan pembayaran pajak dan pengurangan beban pajak (P9, P10)
Sanksi Pemeriksaan terhadap : Perpajakan (X2) a. Peraturan Undangundang (P1,P2,P3) b. Efek Sanksi pajak (P4,P5) c. Ketegasan sanksi (P6,P7) d. Kesetaraan pengenaan sanksi (P8) e. Kesesuaian prosedur (P9) f. Sosialisasi sanksi pajak (P10) Kepatuhan Kepatuhan diukur melalui : Wajib Pajak a. Kepemilikan NPWP Orang Pribadi (P1) (Y) b. hak dan kewajiban Wajib Pajak (P2) c. Memahami undangundang perpajakan (P3) d. Mengisi formulir pajak dengan benar (P4)
Skala
Sumber Muliari dan Setiawan (2009) dan Nur Falah (2012)
Ordinal
Dani Hermawan (2013)
Ordinal
Ina (2012)
Ordinal
41
e. Menghitung semua pajak dengan benar (P5) f. Mengikuti cara perhitungan yang sudah ada di undang-undang (P6) g. Membayar sesuai dengan jumlah telah dihitung (P7) h. Membayar pajak tepat waktu (P8) i. Melaporkan pajak tepat waktu (P9) j. Kelengkapan dokumen (P10) E. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dua cara yaitu penelitian lapangan (field research) dan penelitian kepustakaan (library research) 1. Penelitian Lapangan Pada metode ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah survey kelapangan pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) di wilayah Tangerang dan Jakarta Barat dengan cara menyebarkan kuesioner penelitian kepada responden secara acak yang dianggap dapat memberikan informasi yang diperlukan dalam penelitian ini. Responden disini adalah wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas. Selain itu, penulis juga melakukan pengumpulan data dengan cara mewawancarai staf KPP (Sub Bagian Umum) untuk memperoleh data yang sebenarnya mengenai jumlah wajib pajak orang pribadi di wilayah Tangerang dan Jakarta Barat.
42
2. Penelitian kepustakaan Dalam penelitian kepustakaan ini, penulis memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti melalui buku, jurnal, artikel dan referensi lainnya yang berhubungan dengan perpajakan serta bahan bacaan lainnya. F. Jenis Data Sumber data adalah data-data yang akan dijadikan sumber dalam melakukan penelitian. Jenis data dalam penelitian ini adalah Data Primer. Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber-sumber asli atau data lapangan yang dikumpulkan penulis secara langsung dari pihak-pihak terkait dengan masalah yang diteliti. Sumber asli disini diartikan sebagai sumber pertama darimana data tersebut diperoleh. Data primer dalam penelitian ini diperoleh langsung dari para wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas yang berada di wilayah Tangerang dan Jakarta Barat. Data ini berupa kuesioner yang telah diisi oleh para wajib pajak yang menjadi responden terpilih dalam penelitian ini. Selain itu juga menggunakan data yang diperoleh dari KPP di wilayah Tangerang dan Jakarta Barat mengenai jumlah wajib pajak orang pribadi. G. Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan subjek atau objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari atau menjadi objek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah
43
seluruh wajib pajak orang pribadi yang wajib SPT tahunan yang terdaftar di KPP Pratama Kembangan, KPP Pratama Kebon Jeruk 1 untuk wilayah Jakarta Barat dan untuk wilayah Tangerang pada KPP Pratama Kosambi. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 217.063 wajib pajak orang pribadi yang wajib SPT tahunan. Untuk efisiensi waktu dan biaya, maka tidak semua wajib pajak menjadi objek dalam penelitian ini. Oleh karena itu dilakukan pengambilan sampel. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode propotional sampling untuk setiap KPP di wilayah Tangerang dan Jakarta Barat dan juga menggunakan metode accidental sampling yaitu teknik pengambilan sampel secara kebetulan atau siapa saja yang kebetulan bertemu dengan peneliti yang dianggap cocok sebagai sumber data. Sedangkan untuk penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut:
=
1+
Keterangan: N = Ukuran populasi n = Ukuran sampel e
= Sampling error (Kesalahan sampel = 10%)
44
Berdasarkan data dari KPP di wilayang Tangerang dan Jakarta Barat, pada tahun 2012 tercatat sebanyak 217.063 WPOP wajib SPT tahunan. Maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
=
217.063 1 + 217.063 (0,1 )
= 99,95 dibulatkan 100 Jadi sampel dalam penelitian ini berjumlah 100 responden yang merupakan wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas. Perhitungan jumlah sampel yang diambil untuk setiap KPP berdasarkan proportional sampling adalah sebagai berikut: Tabel 3.2 Perhitungan Pengambilan Sampel Untuk Setiap KPP
KPP
Jumlah WP OP Wajib SPT Tahunan
Kosambi
112.572
100 x
Kembangan
59.603
100 x
Kebon Jeruk 1
44.888
100 x
Proportional Sampling
Sumber : KPP di wilayah Tangerang dan Jakarta Barat
. . . . .
Jumlah Sampel 52 21 27
45
H. Metode Analisis Data Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa tahapan dalam menganalisis data, yaitu: 1. Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data secara keseluruhan yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi). 2. Uji Kualitas Data Untuk menguji apakah konstruk (variabel yang tidak dapat diukur secara langsung, tetapi dibentuk melalui dimensi-dimensi atau indikatorindikator yang diamati) yang telah dirumuskan reliabel dan valid, maka perlu dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas. a. Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pernyataan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan melakukan korelasi bivariate antara masing-masing skor indikator dengan total skor konstruk. Pernyataan dikatakan valid jika korelasi masingmasing indikator pernyataan terhadap total skor konstruk menunjukkan hasil yang signifikan, sig <0,05. Selain itu, suatu butir pernyataan dapat
46
dikatakan valid jika nilai rhitung > rtabel. Nilai r table product moment dengan signifikan 5% (0,05). b. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas berfungsi untuk menguji apakah item pernyataan di dalam kuesioner dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya dan dapat memberikan hasil yang relative tidak berbeda apabila dilakukan kembali pada subjek yang sama. Untuk menginterpretasikan tinggi rendahnya reliabilitas instrumen, sebagai pedoman didasarkan pada ketentuan sebagai berikut: 1) Nilai Cronbach Alpha 0,00 – 0,20 berarti kurang reliabel 2) Nilai Cronbach Alpha 0,21 – 0,40 berarti agak reliabel 3) Nilai Cronbach Alpha 0,41 – 0,60 berarti cukup reliabel 4) Nilai Cronbach Alpha 0,61 – 0,80 berarti reliabel 5) Nilai Cronbach Alpha 0,081 – 1,00 berarti sangat reliabel Untuk pengambilan nilai reliabilitas sebaiknya angka reliabel diatas 0,6, jadi nilai Conbrach Alpha juga diatas 0,6. 3. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik pada penelitian ini mencakup uji normalitas, multikolinearitas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas. Namun karena data yang digunakan adalah data cross section, maka uji autokorelasi tidak dilakukan.
47
a. Uji Normalitas Ghozali (2005:110) mengatakan bahwa uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Dalam uji normalitas digunakan grafik normal probability plot (P-Plot) dan histogram standardized residual. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonal. Selain itu, dapat
dilakukan dengan uji statistik non-parametrik
Kolmogorov-Smirnov. Dasar pengambilan keputusan adalah jika sig > 0,05, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas dan sebaliknya jika sig < 0,05, maka model regresi tidak memenuh asumsi normalitas. b. Uji Multikolinearitas Ghozali (2005:91)
mengatakan bahwa uji multikolinieritas
bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF).
48
Deteksi tidak adanya multikolinearitas dilihat dari kriteria berikut: 1) Jika nilai VIF >10 atau jika nilai tolerance <0,10, maka ada multikolinearitas dalam model regresi 2) Jika nilai VIF <10 atau jika nilai tolerance >0,10, maka tidak ada multikolinearitas dalam model regresi. c. Uji heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lyang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan lain tetap, maka disebut Homokesdastisitas dan jika berbda disebut Heterokesdatisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homokestisitas atau tidak terjadi heterokesdatisitas. Uji Heterokesdatisitas dapat dilihat dengan menggunakan grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residual (SRESID). Jika grafik plot menunjukkan suatu pola titik seperti titik yang bergelombang atau melebar kemudian mengemput, maka dapat disimpulkan bahwa terjadi homokesdatisitas, tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2005:105). 4. Uji Kesesuaian Model (Goodness Of Fit) Setelah melakukan pengujian normalitas dan pengujian atas asumsi-asumsi klasik, maka langkah selanjutnya adalah menguji apakah variabel-variabel independen mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Pengujian-pengujian yang dilakukan sebagai berikut :
49
a. Koefisien Determinasi (R²) Ghozali (2005:83) mengatakan bahwa koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan varian variabel dependen/terikat. Nilai koefisian determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai
yang
mendekati
satu
berarti
variabel-variabel
independen
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Kelemahan mendasar penggunaan R² adalah bisa terhadap jumlah variabel independen yang dimasukan ke dalam model. Setiap tambahan satu variabel independen maka R² pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Sedangkan nilai Adjusted R² dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model, maka dalam hal ini peneliti akan menggunakan nilai Adjusted R² untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan varian variabel dependen. b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Uji Statistik F dilakukan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2005:84). Uji statistik F pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel independen (bebas)
50
yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/terikat. Uji F akan digunakan untuk menguji hipotesis alternatif. Kriteria yang dipakai dalam pengambilan keputusan terhadap hasil uji hipotesis adalah sebagai berikut : 1) Jika F hitung > F tabel maka H0 ditolak dan Ha diterima. 2) Jika F hitung < F tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak.
Jika F hitung lebih besar dari F tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya model regresi dikatakan memiliki variabel independen yang berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen. Sebaliknya jika F hitung lebih kecil dari F tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya model regresi dikatakan memiliki variabel independen yang tidak berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen. 5. Pengujian Hipotesis a. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) Uji statistik t dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi secara individu terhadap variabel dependen (Ghozali, 2005:84). Uji statistik ini pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh suatu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel
51
independen
secara
parsial
terhadap
variabel
dependen,
apakah
pengaruhnya signifikan atau tidak. Kriteria uji t adalah sebagi berikut: 1) Jika sig t > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, berarti tidak ada pengaruh antara variabel bebas dan terikat. 2) Jika sig t < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, berarti ada pengaruh antara variabel bebas dan terikat. b. Analisis Regresi Berganda Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Regresi Berganda. Analisis Regresi Berganda adalah metode analisis data yang
digunakan
untuk
mengetahui
besarnya
hubungan
variabel
independen terhadap variabel dependen, dengan asumsi variabel yang lain konstan. Teknik analisis regresi berganda dapat menyimpulkan secara langsung mengenai pengaruh masing-masing variabel bebas yang digunakan secara parsial ataupun secara bersama-sama. Model regresi tersebut adalah sebagai berikut:
Y = α + β 1 X1 + β 2 X2 + e
Keterangan : Y
= Variabel Dependen
α
= Konstanta
β1, β2 = Koefisien e
= Error
X1, X2 = Variabel Independen