51
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode quasi experiment atau eksperimen semu. Tujuan penilitian ini adalah ingin mengetahui pengaruh model pembelajaran multiliterasi terhadap kemampuan membaca dan kemampuan menulis siswa SD, sehingga pada penelitian ini terdiri dari dua kelompok penelitian, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen (kelas perlakuan/ treatment) merupakan kelompok siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran multiliterasi, sedangkan kelompok kontrol (kelas pembanding) merupakan kelompok siswa yang pembelajarannya tidak menggunakan model pembelajaran multiliterasi, tetapi pembelajaran terlangsung yaitu pembelajaran dengan metode ceramah. Pertimbangan penggunaan metode penelitian quasi experiment ini adalah disebabkan penelitian dilakukan di sekolah, maka peneliti tidak mungkin membentuk dua kelas secara acak, sehingga pada penelitian ini peneliti menggunakan kelas yang telah terbentuk sebelumnya dan keadaan subjek diterima sebagaimana adanya. Apabila dilakukan pembentukan kelas baru, kemungkinan akan menyebabkan kekacauan jadwal pelajaran dan mengganggu efektivitas pembelajaran di sekolah. Penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebasnya adalah model pembelajaran
multiliterasi
dan
pembelajaran
konvensional.
Variabel
terikatnya yaitu kemampuan membaca dan kemampuan menulis. Penelitian ini juga menggunakan statisik deskriptif. Penelitian menggunakan angka-angka statistik perbandingan antara variabel kontrol dan variabel eksperiman (Sukmadinata, 2013, hlm. 53). Selanjutnya angka-angka tersebut dianalisis dan dideskripsikan menggunakan kata-kata. Hasil statistiknya dideskripsikan juga dari hasil karya siswa. Penelitian quasi experiment banyak digunakan dalam bidang pendidikan atau bidang lain yang subjek penelitiannya tidak dapat di manipulasi dan dikontrol secara intensif (Syamsudin, 2011, hlm. 23). Febrina Dafit, 2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MULTILITERASI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA DAN KEMAMPUAN MENULIS SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
52
Desain penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen nonequivalent groups pretest-postest (Schumacher, 2001, hlm. 342). Desain penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut. Group A B
pretest O1 O3
treatment X C
posttest O2 O4
(Adaptasi Schumacher, 2001, hlm. 342) Keterangan : A
= kelas eksperimen
B
= kelas kontrol
X
= perlakuan (treatment) model pembelajaran multiliterasi
C
= perlakuan (treatment) pembelajara terlangsung, yaitu metode ceramah = pretest kelompok eksperimen = posttest kelompok eksperimen = pretest kelompok kontrol = posttest kelompok kontrol
Berdasarkan desain penelitian eksperimen kuasi tersebut, selanjutnya peneliti membuat alur atau langkah-langkah penelitian. Secara garis besar, pembuatan alur penelitian untuk memudahkan pemahaman pembaca terhadap pelaksanaan penelitian yang dilakukan peneliti. Adapun alur penelitiannya yaitu sebagai berikut
Febrina Dafit, 2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MULTILITERASI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA DAN KEMAMPUAN MENULIS SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
53
Studi Lapangan
Studi Literatur Permasalahan & identifikasi masalah
Pengaruh Model Pembelajaran Multiliterasi terhadap Kemampuan membaca dan Kemampuan menulis Siswa SD
Penentuan Subjek Penelitian
Penyusunan, revisi, dan pengesahan instrumen instrumen Pretest
Kelas Eksperimen Model pembelajaran multiliterasi
Observasi Metode Pembelajaran
Kelas Kontrol tidak menggunakan model pembelajaran multiliterasi
Posttest
Pengolahan data
Analisis data
Kesimpulan Gambar 3.1 Alur Penelitian
Febrina Dafit, 2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MULTILITERASI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA DAN KEMAMPUAN MENULIS SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
54
B. Prosedur Penelitian Pada penelitian ini tahapan-tahapan atau prosedur yang ditempuh selama penelitian adalah tahap persiapan, pelaksanaan dan diakhiri dengan analisis hasil serta penyusunan laporan penelitian. 1. Tahapan persiapan Tahapan persiapan dimulai dengan studi pendahuluan guna melihat kondisi pada sekolah. Fokus studi pendahuluan adalah untuk memperoleh informasi dan gambaran serta masalah aktual tentang pembelajaran di sekolah terutama tentang pembelajaran membaca dan pembelajaran menulis. Selanjutnya mengkaji dan menelaah permasalahan pembelajaran membaca dan menulis yang telah ditemukan. Kemudian mencarikan solusi dari permasalahan yaitu mencarikan model pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran membaca dan menulis. Selanjutnya pembuatan instrumen penelitian melalui proses bimbingan dari dosen pembimbing dan jugment (tim ahli) serta melakukan uji coba soal untuk melihat valid atau tidaknya soal yang telah dipersiapkan. 2. Tahapan pelaksanaan Model pembelajaran dan media serta instrumen yang telah disediakan akan digunakan dalam proses pembelajaran membaca dan menulis. Guru melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran dan media yang telah disediakan, sedangkan peneliti melakukan observasi dan pengamatan selama proses pembelajaran. 3. Tahapan analisis data dan penyusunan laporan Hasil data yang diperoleh selama penelitian dan tahap implementasi, kemudian dianalisis dengan bantuan statistika dan program SPSS. Setelah analisis selesai maka dilakukan penyusunan laporan sesuai dengan metode ilmiah penelitian. C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas IV pada salah satu SDN di Kabupaten Lima Puluh Kota semester genap Tahun Ajaran Febrina Dafit, 2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MULTILITERASI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA DAN KEMAMPUAN MENULIS SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
55
2014/2015 dengan materi membaca dan menulis. Peneliti memilih populasi siswa kelas IV dari salah satu SDN di Kabupaten Lima Puluh Kota, karena siswa tersebut merupakan kelompok siswa yang dirasa siap untuk menerima perlakuan penelitian ini baik secara waktu dan materi yang tersedia. 2. Sampel Pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling dengan tujuan penelitian ini dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien terutama dalam hal pengawasan, kondisi subjek penelitian, waktu penelitian, kondisi tempat penelitian serta prosedur perizinan penelitian. Maka peneliti
memilih
sampel
berdasarkan
kebutuhan
penelitian
dan
menganggap sampel tersebut bersifat representif. Jumlah sampel pada penelitian adalah 49 siswa. 49 siswa tersebut terdiri dari 25 siswa kelas eksperimen dan 24 siswa di kelas kontrol. Pengambilan kelas eksperimen dan kelas kontrol dipilih secara acak. D. Definisi Operasional Variabel Judul penelitian ini adalah “Pengaruh Model pembelajaran multiliterasi terhadap Kemampuan membaca dan Kemampuan menulis Siswa Sekolah Dasar”. Pada penelitian ini terdapat tiga variabel, yang mana tiga variabel tersebut didefinisikan untuk memudahkan pembaca terhadap istilah atau variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Pengertian istilah atau variabel tersebut diuraikan sebagai berikut. 1. Model pembelajaran multiliterasi Model pembelajaran multiliterasi adalah pembelajaran yang terkait dengan penggunaan berbagai macam sumber belajar, ilmu pengetahuan lainnya (pada penelitian ini ilmu sains dan ilmu sosial), serta menempatkan kemampuan membaca dan menulis persuasi slogan seefisien mungkin untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis, pemahaman konseptual, kolaboratif, dan komunikatif. Sumber belajar pada penelitian ini adalah pengetahuan awal siswa, buku tentang sampah dan gotong royong, teks tentang sampah dan gotong royong, gambar tentang sampah
Febrina Dafit, 2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MULTILITERASI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA DAN KEMAMPUAN MENULIS SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
56
dan gotong royong, video tentang sampah dan gotong royong, lingkungan yang ada pada sekitar siswa. Pembelajaran multiliterasi menurut McConachi (2010, hlm. 15) adalah
pembelajaran
yang
senantiasa
menggunakan
keterampilan
berbahasa untuk mempelajari dan membentuk pemahaman yang kompleks atas pengetahuan yang berhubungan dengan ilmu lainnya dalam proses kegiatan inkuiri serta sebagai sarana membangun pengetahuan. Komponen-komponen yang harus ada dalam model pembelajaran multiliterasi adalah tujuan pembelajaran, pertanyaan penting, siklus belajar, sumber belajar, penilaian pembelajaran, dan komponen keluaran dari pembelajaran. Sedangkan tahapan atau siklus belajar model pembelajaran multiliterasi yaitu melibatkan, merespons, elaborasi, meninjau ulang, dan mempresentasikan. 2. Kemampuan membaca Membaca adalah aktivitas yang dilakukan untuk memperoleh informasi yang terkandung dalam sebuah bacaan, dan akhirnya pembaca (siswa) memperoleh pemahaman atas isi bacaan. Membaca pemahaman dalam penelitian ini adalah membaca pemahaman kritis dan membaca pemahaman kreatif. Membaca pemahaman kritis adalah membaca untuk memperoleh makna bacaan secara menyeluruh dan dapat mengevaluasi secara kritis terhadap bacaan yang telah dibaca. Sedangkan membaca pemahaman kreatif adalah membaca yang mengoptimalkan kemampuan siswa agar dapat membuat kritikan dan memecahkan masalah melalui bacaan yang telah dibaca. Parameter kemampuan membaca pada penelitian ini adalah kemampuan membaca kritis dan kemampuan membaca kreatif siswa. Adapun untuk mengukur parameter kemampuan membaca tersebut, Indikator membaca pemahaman kritis adalah menemukan ide pokok bacaan, memahami makna yang terkandung dalam bacaan, menemukan informasi dari bacaan, memberikan tanggapan terhadap isi wacana, dan menyimpulkan teks bacaan. Selanjutnya indikator untuk membaca pemahaman kreatif adalah memecahkan masalah praktis dengan menjawab Febrina Dafit, 2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MULTILITERASI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA DAN KEMAMPUAN MENULIS SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
57
pertanyaan berdasarkan wacana dan media, dan mengajukan pertanyaan terhadap teks. 3. Kemampuan menulis Kemampuan menulis adalah kemampuan yang harus dimiliki siswa dari proses keterampilan berbahasa yang digunakan sebagai alat komunikasi secara tidak langsung melalui media tulisan dengan mengungkapkan pikiran dan perasaan siswa kepada pembaca melalui beberapa tahapan. Pada penelitian ini, kemampuan menulis yang dimaksud adalah kemampuan menulis slogan. Kemampuan menulis slogan adalah kemampuan menulis suatu informasi untuk mempengaruhi pandangan serta pendapat kepada orang lain (pembaca). Parameter kemampuan menulis pada penelitian ini adalah kemampuan menulis kreatif, untuk mengukur parameter kemampuan menulis persuasif slogan tersebut maka indikator menulis persuasif slogan pada penelitian ini adalah (1) menulis kalimat slogan dengan kalimat persuasif (ajakan atau informasi), jelas dan padat, serta sesuai dengan tema, (2) menggunakan kreativitas dalam menulis slogan, yaitu mempunyai gambar, berwarna, gambar sesuai dengan kalimat persuasif, (3) memberikan informasi atau mengandung ajakan, informasi yang diberikan mengandung makna, mudah dimengerti pembaca, dan sesuai dengan tema, (4) menggunakan bahasa dan ejaan, dimana pilihan kata yang digunakan baku, penggunaan huruf tepat, serta penggunaan tanda baca tepat. E. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada SDN 04 Andaleh. Alasan pemilihan sekolah ini adalah masih rendahnya kemampuan membaca dan menulis siswa,
belum
dilakukannnya
proses
pembelajaran
dengan
model
pembelajaran multiliterasi sehingga siswa belum melek akan model pembelajaran yang dapat mempengaruhi kemampuan membaca dan kemampuan menulis. Selain itu sekolah tersebut belum pernah dijadikan sebagai objek penelitian yang sejenis. Penelitian ini dilakukan selama enam bulan, yaitu dari bulan Desember 2014 hingga Mei 2015 dan terbagi atas tiga fase, yaitu fase persiapan, fase Febrina Dafit, 2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MULTILITERASI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA DAN KEMAMPUAN MENULIS SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
58
pelaksanaan penelitian, serta fase pengolahan data dan pembuatan laporan penelitian. Fase persiapan dilaksanakan selama tiga bulan (Desember 2014 hingga Februari 2015), fase in meliputi analisis kebutuhan, penyusunan, revisi, dan pengesahan instrumen penelitian untuk mengukur kemampuan membaca dan kemampuan menulis siswa. Fase pelaksanaan selama satu bulan yaitu bulan Maret 2015. Untuk jadwal penelitian dapat dilihat pada lampiran E.1. Fase pengolahan data, pembuatan laporan penelitian, dan revisi selama dua bulan yaitu bulan April 2015 hingga Mei 2015. F. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini adalah tes dan non-tes. Instrumen dalam bentuk tes terdiri dari pretest dan posttest kemampuan membaca dan kemampuan menulis. Instrumen dalam bentuk non-tes adalah lembar observasi dan kuisioner/ angket. Berikut uraian masing-masing instrumen tersebut. 1.
Tes kemampuan membaca dan kemampuan menulis Pelaksanaan tes dilakukan dua kali, yaitu pretest dan posttest. Tujuan tes adalah untuk melihat kemampuan membaca dan kemampuan menulis siswa. Tujuan pelaksanaan pretest dalam penelitian ini adalah untuk melihat kemampuan awal siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Soal tes kemampuan membaca berupa pilihan ganda dan essai berdasarkan indikator-indikator kemampuan membaca yang akan dilaksanakan. Sedangkan untuk tes kemampuan menulis, soal berupa uraian yaitu membuat tulisan persua, yaitu menulis slogan. Penyusunan tes diawali dengan langkah-langkah sebagai berikut: a) menyusun kisi-kisi soal berdasarkan indikator kemampuan membaca dan kemampuan menulis yang akan akan diukur. b) menyusun soal beserta alternatif jawaban untuk soal pilihan ganda dan essai pada kemampuan membaca. c) menyusun soal essai pada kemampuan menulis. Kisi-kisi kemampuan membaca pemahaman dan menulis persuasi yang akan digunakan untuk mengukur kemampuan siswa adalah sebagai berikut.
Febrina Dafit, 2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MULTILITERASI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA DAN KEMAMPUAN MENULIS SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
59
Variabel Membaca Pemahaman
Sub Variabel Kemampuan 1. membaca pemahaman 2. kritis 3. 4. 5. Kemampuan 6. membaca kreatif 7.
Variabel Menulis Persuasi yaitu slogan
1. 2. 3. 4.
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Soal Membaca Pemahaman Indikator No Soal PG Uraian Menemukan ide pokok 1=K4, 6=K4, 21 = K4 bacaan 16=K4, Memahami makna 2=K2, 3=K1, 9=K1, yang terkandung dalam 10=K4, 19=K1 bacaan Menemukan informasi 4=K2, 5=K2, 7=K4, dari bacaan 8=K1, 12=K1, Memberikan tanggapan 20=K1 terhadap isi wacana 11=K4, 18=K5 Menyimpulkan teks bacaan 24 = K6 Memecahkan masalah 13=K4,14=K4, 23 = K3, praktis dengan 15=K4, 17=K1 25 = K4 menjawab pertanyaan berdasarkan wacana Mengajukan pertanyaan terhadap 22 = K5 teks
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Soal Menulis Persuasi Indikator Soal Menulis kalimat ajakan 1. Buatlah kalimat slogan atau informasi dengan tema kebersihan Menggunakan kreativitas 2. Buatlah kalimat slogan dengan tema lingkungan Membuat Isi slogan Bahasa dan ejaan yang tepat
Penilaian kemampuan membaca dan menulis dilakukan dengan kriteria sebagai berikut:
No 1 2 3 4 5 6 7
Tabel 3.4 Pedoman Penskoran Kemampuan Membaca Indikator Jenis soal Menemukan ide pokok bacaan Pilihan Ganda dan uraian Memahami makna yang terkandung dalam bacaan Pilihan Ganda Menemukan informasi dari bacaan Pilihan Ganda Memberikan tanggapan terhadap isi wacana Pilihan Ganda Menyimpulkan teks bacaan Uraian Memecahkan masalah praktis dengan menjawab Pilihan Ganda dan pertanyaan berdasarkan wacana dan media uraian Mengajukan pertanyaan terhadap teks Uraian
Febrina Dafit, 2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MULTILITERASI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA DAN KEMAMPUAN MENULIS SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
60
Keterangan penilaian Pilihan ganda 1 = jawaban benar 0 = jawaban salah Uraian - Soal nomor 21, 23, 25 1 = Benar, 0 = Salah - Soal nomor 22 5 = jika mampu membuat 5 pertanyaan dengan benar 4 = jika mampu membuat 4 pertanyaan dengan benar 3 = jika mampu membuat 3 pertanyaan dengan benar 2 = jika mampu membuat 2 pertanyaan dengan benar 1= jika mampu membuat 1 pertanyaan dengan benar 0 = jika tidak mampu membuat pertanyaan dengan benar - Soal nomor 24 2 = jika mampu membuat intisari dengan benar 1 = jika intisari kurang tepat 0 = jika tidak mampu membuat intisari
No Indikator 1 Menulis kalimat 1. ajakan atau informasi 2. 3.
2
Menggunakan kreativitas
1. 2. 3.
3
Membuat Isi Slogan
1.
2. 3. 4
Menggunakan 1. bahasa dan ejaan 2. yang tepat 3.
Tabel 3.5 Pedoman Penskoran Kemampuan Menulis Komponen penilaian Kriteria penilaian Kalimat mengandung ajakan Skor 3 jika 3 komponen atau informasi terlaksana Kalimat jelas dan padat Skor 2 jika 2 komponen Kalimat sesuai tema terlaksana Skor 1 jika 1 komponen terlaksana Slogan bergambar Skor 3 jika 3 komponen Slogan berwarna terlaksana Gambar slogan sesuai dengan Skor 2 jika 2 komponen kalimat ajakan atau informasi terlaksana Skor 1 jika 1 komponen terlaksana Konteks isi mengandung Skor 3 jika 3 komponen ajakan atau informasi yang terlaksana bermakna Skor 2 jika 2 komponen Ajakan atau informasi tepat terlaksana sasaran Skor 1 jika 1 komponen Ajakan atau informasi mudah terlaksana dimengerti pembaca Pilihan kata baku Skor 3 jika 3 komponen Penggunaan huruf kapital terlaksana yang digunakan tepat Skor 2 jika 2 komponen Penggunaan tanda baca tepat terlaksana Skor 1 jika 1 komponen terlaksana
Febrina Dafit, 2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MULTILITERASI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA DAN KEMAMPUAN MENULIS SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
61
a) Analisis validitas tes Sebelum soal tes kemampuan membaca dan kemampuan menulis diuji cobakan, dilakukan validitas pengujian aspek materi, aspek konstruksi, dan aspek bahasa. Validitas dilakukan dengan meminta pertimbangan ahli (judgment) yang berkompeten dengan kemampuan membaca dan kemampuan menulis. Dalam hal ini yang bertindak sebagai validator adalah 3 orang dosen dari Universitas Negeri Padang, yang telah ahli dan berpengalaman dalam bidangnya. Setelah validasi dilaksanakan dan diperoleh saran, hasil vaidasi dijadikan dasar untuk revisi instrumen tes. Selanjutnya soal tes kemampuan membaca diuji cobakan kepada siswa SDN 01 Batu Balang untuk soal pilihan ganda (multiple choice), SDN 04 Batu Balang untuk soal uraian. Jumlah soal pada uji coba adalah 30 butir soal untuk pilihan ganda (multiple choice) dan 10 butir soal untuk uraian atau esai terbatas. Setelah soal diuji cobakan, maka dilakukan validitas empirik. Validitas empirik adalah validitas yang ditinjau dengan kriteria tertentu. Kriteria ini digunakan untuk menentukan tinggi rendahnya koefisien validitas alat evaluasi yang dibuat melalui perhitungan korelasi product moment dengan menggunakan angka kasar (Arifin, 2013, hlm. 252) yaitu:
r xy
∑ √
∑
∑ ∑
∑ ∑
∑
Keterangan : rxy = Koefisian korelasi antara variabel X dan variabel Y X
= Skor siswa suatu butir tes
Y
= Jumlah skor total suatu butir tes
N
= Jumlah subyek Dengan mengambil taraf signifikan 0,05 dan taraf kebebasan (dk) =
n – 2 , sehingga didapat kemungkinan interpretasi: Jika thitung ≤ ttabel, maka soal tidak valid jika thitung ≥ ttabel, maka soal valid Febrina Dafit, 2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MULTILITERASI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA DAN KEMAMPUAN MENULIS SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
62
Dengan ketentuan klasifikasi koefisien korelasi validitas sebagai berikut:
Batasan 0.800 – 1.000 0.600 – 0.799 0.400 – 0.599 0.200 – 0.399 0.000 – 0.199
Tabel 3.6 Kategori Validitas Instrumen Kategori Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah (Tidak Valid) Sumber : Riduan (2010, hlm. 110)
Pengujian validitas butir soal pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan Anates V.4 for Windows untuk soal pilihan ganda dan uraian. Hasil perhitungan validitas dari soal yang telah di uji cobakan dapat dilihat pada lampiran C.2 untuk uji coba soal pilihan ganda dan C.3 untuk uji coba soal uraian. Hasil rekapitulasi validasi soal tes pilihan ganda dan uraian kemampuan membaca adalah sebagai berikut: Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Soal Pilihan Ganda Kemampuan Membaca No Soal rxy Kriteria Kategori 1 0.37 Valid Rendah 2 0.43 Valid Cukup 3 0.44 Valid Cukup 4 0.53 Valid Cukup 5 0.46 Valid Cukup 6 0.27 Tidak Valid Rendah 7 0.52 Valid Cukup 8 0.38 Valid Rendah 9 0.03 Tidak Valid Sangat Rendah 10 0.45 Valid Cukup 11 0.23 Tidak Valid Rendah 12 0.22 Tidak Valid Rendah 13 0.07 Tidak Valid Sangat Rendah 14 0.37 Valid Rendah 15 0.40 Valid Cukup 16 0.28 Tidak Valid Rendah 17 0.56 Valid Cukup 18 0.35 Valid Rendah 19 0.43 Valid Cukup Febrina Dafit, 2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MULTILITERASI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA DAN KEMAMPUAN MENULIS SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
63
20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
0.00 0.04 0.19 0.29 0.42 0.41 0.16 0.00 0.41 0.46 0.33
Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Tidak Valid
Sangat Rendah Sangat Rendah Sangat Rendah Rendah Cukup Cukup Sangat Rendah Sangat Rendah Cukup Cukup Cukup
Dari 30 butir soal pilihan ganda yang diuji cobakan diperoleh 17 butir soal yang memiliki kriteria valid. Dari 17 butir soal tersebut, 13 butir soal dengan kategori cukup, 4 butir soal dengan kategori rendah. Sedangkan 13 butir soal lainnya terletak pada kriteria tidak valid, dengan kalifikasi 1 butir soal kategori cukup, 5 butir soal kategori rendah, dan 7 butir soal kategori sangat rendah. Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas Soal Uraian Kemampuan Membaca No Soal rxy Kriteria Kategori 1 0.73 Valid Tinggi 2 0.55 Tidak Valid Cukup 3 0.11 Tidak Valid Sangat Rendah 4 0.51 Tidak Valid Cukup 5 0.45 Tidak Valid Cukup 6 0.59 Valid Cukup 7 0.84 Valid Sangat Tinggi 8 0.81 Valid Sangat Tinggi 9 0.64 Valid Tinggi 10 0.61 Valid Tinggi Dari 10 soal uraian kemampuan membaca yang diuji cobakan, diperoleh 6 butir soal yang memiliki kriteria valid, dengan klasifikasi 2 butir soal kategori sangat tinggi, 3 butir soal kategori tinggi, dan 1 butir soal kategori cukup. Sedangkan 4 butir soal tidak valid, dengan klasifikasi 3 butir soal kategori cukup dan 1 butir soal kategori sangat rendah. b) Analisis reliabilitas tes Reliabilitas merupakan ketetapan hasil tes. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat Febrina Dafit, 2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MULTILITERASI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA DAN KEMAMPUAN MENULIS SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
64
memberikan hasil yang tetap (Arikunto, 2012, hlm. 210). Hasil pengukuran harus sama (relatif sama) jika pengukurannya diberikan subjek yang sama meskipun dilakukan oleh orang yang berbeda, waktu yang berbeda, dan tempat yang berbeda pula. Rumus yang digunakan untuk menghitung reliabilitas tes ini adalah rumus Cronbach’s Alpha, yaitu sebagai berikut: [
]
∑
(Ferdandes dalam Nurgiyantoro, 2014, hlm.171) Keterangan: r11 ∑ t
n
= Reliabilitas instrumen i
2
2
= Jumlah varians skor suatu butir tes = Varians total = Banyaknya butir tes Interprestasi mengenai besarnya reliabilitas butir soal kemampuan
membaca adalah sebagai berikut: Tabel 3.9 Kategori Reliabilitas Instrumen Batasan Kategori 0.800 – 1.000 0.600 – 0.799 0.400 – 0.599 0.200 – 0.399 0.000 – 0.199
Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah (Tidak Reliabel) Sumber : Riduan, 2010, hlm. 110
Hasil perhitungan reliabilitas dari soal tes kemampuan membaca selengkapnya dapat dilihat pada lampiran C.2 untuk reliabilitas uji coba soal pilihan ganda dan C.3 untuk reliabilitas uji coba soal uraian. Rangkuman hasil uji reliabilitas tes kemampuan membaca pada soal pilihan ganda dan uraian dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 3.10 Hasil Reliabilitas Soal Kemampuan Membaca Jenis Soal Kriteria Kategori Pilihan Ganda 0.75 Reliabel Tinggi Uraian 0.91 Reliabel Sangat Tinggi Febrina Dafit, 2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MULTILITERASI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA DAN KEMAMPUAN MENULIS SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
65
Berdasarkan Tabel 3.10 terlihat bahwa soal pilihan ganda dan uraian untuk tes kemampuan membaca memenuhi karakteristik yang memadai untuk digunakan dalam penelitian. Kriteria reliabel untuk soal tersebut mengartikan bahwa butir-butir soal akan memberikan hasil yang sama jika diujikan kembali kepada siswa lain. Dengan pengklasifikasian kategori tinggi untuk soal pilihan ganda dan sangat tinggi untuk soal uraian. c) Analisis tingkat kesukaran tes Analisis derajat kesukaran tiap butir soal dilakukan untuk menunjukkan kualitas butir soal untuk mengetahui derajat kesukaran masing-masing soal yang diberikan, apakah soal tersebut termasuk kategori mudah, sedang, atau sukar. Jika suatu soal memiliki tingkat kesukaran seimbang (proposional), maka dapat dikatakan bahwa soal tersebut baik (Arifin, 2011, hlm. 272). Tingkat kesukaran untuk soal pilihan ganda dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: ∑ (Nurgiyantoro, 2014, hlm.195) Keterangan: TK
= Tingkat Kesukaran
∑
= Jumlah peserta didik yang menjawab benar
N
= Jumlah peserta didik Tingkat kesukaran untuk soal uraian dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
(Nurgiyantoro, 2014, hlm.201) Keterangan: TK = Tingkat Kesukaran SA= Jumlah skor kelompok atas suatu butir SA = Jumlah skor kelompok bawah suatu butir JA = Jumlah skor ideal suatu butir
Febrina Dafit, 2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MULTILITERASI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA DAN KEMAMPUAN MENULIS SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
66
Kriteria acuan untuk tingkat kesukaran butir soal adalah sebagai berikut. Tabel 3.11 Klasifikasi tingkat kesukaran Kriteria Tingkat Kesukaran Interpretasi TK = 1.00 Sangat Mudah Mudah 0.70 TK ≤ 1.00 0.30 < TK < 0.70 Sedang Sukar 0.00 TK 0.30 TK = 0.00 Sangat Sukar (Sumber: Arifin, 2011, hlm. 270) Berikut rangkuman derajat kesukaran soal pilihan ganda kemampuan membaca: Tabel 3.12 Hasil tingkat Kesukaran Soal Pilihan Ganda Kemampuan Membaca No Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
TK 0.36 0.88 0.91 0.94 0.55 0.52 0.86 0.67 0.94 0.52 0.33 0.88 0.94 0.82 0.61 0.46 0.52 0.91 0.61 0.82 0.25 0.88 0.64 0.67 0.97
Interprestasi Sedang Sangat Mudah Sangat Mudah Sangat Mudah Sedang Sedang Mudah Sedang Sangat Mudah Sedang Sedang Sangat Mudah Sangat Mudah Mudah Sedang Sedang Sedang Sangat Mudah Sedang Mudah Sukar Sangat Mudah Sedang Sedang Sangat Mudah
Febrina Dafit, 2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MULTILITERASI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA DAN KEMAMPUAN MENULIS SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
67
26 27 28 29 30
0.64 0.88 0.88 0.73 0.49
Sedang Sangat Mudah Sangat Mudah Mudah Sedang
Berdasarkan hasil analisis tingkat kesukaran soal pilihan ganda kemampuan membaca menunjukkan bahwa terdapat 1 butir soal yang memiliki interprestasi sukar, 14 butir soal memiliki interprestasi sedang, 4 butir soal memiliki interprestasi mudah, dan 11 butir soal memiliki interprestasi sangat mudah. Derajat kesukaran soal uraian kemampuan membaca dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 3.13 Hasil Tingkat Kesukaran Soal Uraian Kemampuan Membaca No Soal TK Interprestasi 1 0.56 Sedang 2 0.49 Sedang 3 0.72 Mudah 4 0.58 Sedang 5 0.39 Sedang 6 0.61 Sedang 7 0.62 Sedang 8 0.50 Sedang 9 0.52 Sedang 10 0.44 Sedang Berdasarkan tabel 3.12 terlihat bahwa terlihat bahwa soal uraian kemampuan membaca yang mudah dikerjakan oleh siswa adalah soal nomor 3 dengan tingkat kesukaran 72.22%, sedangkan soal yang lain mendapatkan interprestasi sedang. d) Analisis dan kesimpulan hasil uji coba tes Setelah melakukan uji validitas, uji reabilitas, dan tingkat kesukaran butir soal. Untuk mendapatkan soal yang mampu mengukur kemampuan membaca siswa maka tahap berikutnya dilakukan analisis dan penarikan kesimpulan terhadap hasil uji coba tes. Analisis dan kesimpulan terhadap hasil uji coba tes bertujuan untuk menentukan soal mana yang di pakai, dibuang, atau diperbaiki. Berikut akan disajikan tabel analisis dan penarikan kesimpulan terhadap hasil uji coba tes kemampuan membaca. Febrina Dafit, 2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MULTILITERASI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA DAN KEMAMPUAN MENULIS SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
68
PILIHAN GANDA
Tabel 3.14 Rekapitulasi dan Kesimpulan Hasil Uji Coba Tes Kemampuan Membaca NO KOEFISIEN TES KRITERIA TK Kesimpulan SOAL rxy 1 0.374 Signifikan Sedang Dipakai 2 0.432 Signifikan Sangat Mudah Dipakai 3 0.436 Signifikan Sangat Mudah Dipakai 4 0.525 Sangat Signifikan Sangat Mudah Dipakai 5 0.456 Sangat Signifikan Sedang Dipakai 6 0.266 Tidak signifikan Sedang Dibuang 7 0.524 Sangat Signifikan Mudah Dipakai 8 0.382 Signifikan Sedang Dipakai 9 0.033 Tidak signifikan Sangat Mudah Dibuang 10 0.454 Sangat Signifikan Sedang Dipakai 11 0.233 Tidak signifikan Sedang Diperbaiki 12 0.216 Tidak signifikan Sangat Mudah Diperbaiki 13 0.066 Tidak signifikan Sangat Mudah Dibuang 14 0.366 Signifikan Mudah Dipakai 15 0.401 Signifikan Sedang Dipakai 16 0.283 Tidak signifikan Sedang Dibuang 17 0.564 Sangat Signifikan Sedang Dipakai 18 0.354 Signifikan Sangat Mudah Dipakai 19 0.433 Signifikan Sedang Dipakai 20 0.000 Tidak signifikan Mudah Dibuang 21 0.037 Tidak signifikan Sukar Dibuang 22 0.192 Tidak signifikan Sangat Mudah Dibuang 23 0.293 Tidak signifikan Sedang Dibuang 24 0.415 Signifikan Sedang Dipakai 25 0.411 Signifikan Sangat Mudah Dipakai 26 0.163 Tidak signifikan Sedang Dibuang 27 0.000 Tidak signifikan Sangat Mudah Dibuang 28 0.408 Signifikan Sangat Mudah Dipakai 29 0.457 Sangat Signifikan Mudah Dipakai 30 0.329 Tidak signifikan Sedang Diperbaiki 0.73 1 Sangat Signifikan Sedang Dipakai 0.55 2 Tidak signifikan Sedang Dibuang 0.11 3 Tidak signifikan Mudah Dibuang 0.51 4 Tidak signifikan Sedang Dibuang 0.45 5 Tidak signifikan Sedang Dibuang 0.59 6 Signifikan Sedang Dipakai 0.84 7 Sangat Signifikan Sedang Dipakai URAIAN
Febrina Dafit, 2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MULTILITERASI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA DAN KEMAMPUAN MENULIS SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
69
0.81 0.64 0.61
8 9 10
Sangat Signifikan Signifikan Signifikan
Sedang Sedang Sedang
Dipakai Dipakai Dipakai
Berdasarkan Tabel 3.11 dapat disimpulkan bahwa untuk soal pilihan ganda, 17 butir soal dapat dipakai, 3 butir soal diperbaiki, dan 10 butir soal dibuang. Pada pretest dan posttest, soal pilihan ganda yang digunakan hanya 20 butir soal. Sedangkan untuk soal uraian, 6 butir soal dipakai dan 4 butir soal dibuang. Pada pretest dan posttest, soal uraian yang dipakai hanya 5. Oleh karena itu soal yang dipakai yaitu soal nomor 6 hingga soal nomor 10. 2. Lembar Observasi Lembar observasi digunakan untuk mengamati proses pelaksanaan proses pembelajaran pada saat penelitian. Lembar tersebut mencakup beberapa proses dan aspek pembelajaran yang akan diamati baik dari proses keterlaksanaan pembelalajaran maupun dari siswa. Alat yang digunakan adalah berupa format yang berisi item-item komponen model pembelajaran multiliterasi maupun keterlaksanaan yang terlihat pada siswa selama
proses
pembelajaran
menggunakan
model
pembelajaran
multiliterasi dalam proses pembelajaran membaca dan menulis pada kelas eksperimen. 3. Kuisioner/ Angket Menurut Arikunto (2013, hlm. 56), kuisioner adalah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur (responden). Kuisioner siswa digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran multiliterasi dalam proses pembelajaran membaca dan pembelajaran menulis. Adapun bentuk pertanyaan yang ada dalam kuisioner tersebut berkaitan dengan komponen-komponen model pembelajaran multiliterasi. 4. Wawancara Pada akhir penelitian dilakukan wawancara terhadap guru guna mengetahui tanggapan guru terhadap proses pembelajaran membaca dan menulis dengan model pembelajaran multiliterasi. Pertanyaan-pertanyaan Febrina Dafit, 2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MULTILITERASI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA DAN KEMAMPUAN MENULIS SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
70
untuk mewawancarai guru berkaitan dengan komponen-komponen keterlaksanaan model pembelajaran multiliterasi. Agar cara pengumpulan data terlihat lebih jelas dapat dilihat pada tabel di bawah ini
No 1
Sumber data Siswa
2
Siswa
3
Siswa
5
Guru
Tabel 3.15 Cara mengumpulkan data Jenis data Teknik pengumpulan Hasil penguasaan Pretest dan pemahaman posttest membaca, dan menulis siswa sebelum dan setelah mendapat perlakuan Proses kemampuan Lembar membaca dan observasi kemampuan menulis siswa selama perlakuan menggunakan media multiliterasi Tanggapan siswa Kuisioner terhadap model pembelajaran multiliterasi dengan media film animasi Tanggapan guru Wawancara terhadap model pembelajaran multiliterasi
Instrumen Butir soal pilihan ganda dan essai
Lembar observasi yang mengarah pada indikator kemampuan membaca dan menulis siswa Angket
Lembar jawaban wawancara
G. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data Teknik pengumpulan data merupakan suatu proses yang harus dilaksanakan dalam penelitian guna memperoleh data. Berdasarkan instrumen penelitian yang digunakan maka terdapat dua teknik pengumpulan data hasil penelitian yang diperoleh yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah berdasarkan tes, observasi, angket, dan wawancara. 1. Tes Pemahaman Bacaan Tes ini digunakan untuk mengatahui hasil kemampuan membaca dan kemampuan menulis yang mencakup pretest (dilakukan sebelum Febrina Dafit, 2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MULTILITERASI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA DAN KEMAMPUAN MENULIS SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
71
dilakukan tindakan) dan posttest (setelah dilakukan tindakan). Tes dilakukan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Instrumen ini digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam memahami bacaan. Pemberian pretest untuk melihat kemampuan siswa sebelum mendapat perlakuan
pembelajaran
membaca
dengan
model
pembelajaran
multiliterasi, sedangkan posttest untuk melihat kemampuan siswa setelah mendapat perlakuan model pembelajaran multiliterasi. Teknik pengolahan data dilakukan dengan dua cara yaitu analisis data atau metode deskriptif dan metode statistik. Metode deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan data hasil penelitian. Metode statistik digunakan untuk keperluan pengolahan data kuantitatif seperti uji persyaratan data dan uji hipotesis. Setelah hasil statistik didapat selanjutnya dilakukan penarikan kesimpulan untuk untuk ditafsirkan maknanya. Data-data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis dengan menggunakan program sofeware SPSS. Data proses model pembelajaran multiliterasi terhadap kemampuan membaca dan kemampuan menulis dianalisis dengan tahapan sebagai berikut: pertama, data yang telah dinilai dideskripsikan dengan cara mencari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, nilai terendah (minimum), dan nilai tertinggi (maximum). Kedua, melakukan uji statistik yang mencakup uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas data ini bertujuan untuk menguji apakah data data yang diuji itu berdistribusi normal atau tidak dengan menggunakan uji distribusi Kolmogorov-Simirnov. Sedangkan uji homogenitas dilakukan dengan cara mencari simpangan baku dari kedua data hasil penelitian. Ketiga, setelah melakukan uji persyaratan data selanjutnya dilakukan uji hipotesis penelitian. Berdasarkan pemaparan pengolahan data penelitian. Maka langkah-langkah pengolahan datanya dipaparkan sebagai berikut. a) Uji normalitas Perhitungan uji normalitas data menulis laporan pengamatan siswa dilakukan dengan menggunakan rumus
hitung dengan
tabel,
hipotesis uji normalitas data dalam tabel penelitian yaitu: H0 : sampel berdistribusi normal Febrina Dafit, 2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MULTILITERASI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA DAN KEMAMPUAN MENULIS SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
72
H1 : sampel berdistribusi tidak normal Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji KolmogorovSmirnov dengan taraf signifikan α = 0,05. Hasil analisis data skor pretest dan posttest kemampuan membaca berdistribusi normal, sedangkan kemampuan menulis berdistribusi tidak normal. Untuk data skor yang berdistribusi tidak normal dapat dilakukan pengujian hipotesis penelitian dengan uji nonparametrik Mann Whitney U b) Uji homogenitas data Uji homogenitas data dilakukan untuk mengetahui apakah varians sampel yang digunakan homogen atau tidak. Adapun hipotesis yang akan diuji adalah: : Varians populasi skor pretest/posttest siswa yang belajar melalui model pembelajaran multiliterasi dan pembelajaran tidak dengan model pembelajaran multiliterasi homogen. :
Varians populasi skor pretest/posttest siswa yang belajar melalui model pembelajaran multiliterasi dan pembelajaran tidak dengan model pembelajaran multiliterasi tidak homogen.
Untuk skor pretest dan posttest kemampuan membaca yang berdistribusi normal dapat dilakukan uji homogenitas dengan menggunakan uji Levene. Hasil analisis menunjukkan bahwa skor pretest dan posttest kemampuan membaca homogen. c) Uji perbedaan rataan Untuk skor rataan pretest dan posttess kemampuan membaca yang
memenuhi
syarat
kenormalan
dan
homogenitas
dapat
menggunakan uji perbedaan rataan dengan uji-t (Independent Sample TTest). Sedangkan uji perbedaan rataan skor pretest dan posttess kemampuan menulis yang berdistribusi tidak normal menggunakan uji Mann Whitney U.
Febrina Dafit, 2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MULTILITERASI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA DAN KEMAMPUAN MENULIS SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
73
2. Observasi Observasi digunakan untuk mengamati proses pelaksanaan proses pembelajaran pada saat penelitian. Lembar tersebut mencakup beberapa proses dan aspek pembelajaran
yang akan diamati baik dari
keterlaksanaan komponen pembelajaran maupun dari siswa. Alat yang digunakan adalah berupa format yang berisi item-item komponen model pembelajaran multiliterasi dan aktivitas siswa dalam pembelajaran multiliterasi pada proses pembelajaran membaca dan menulis pada kelas eksperimen. Cara menganalis lembar observasi untuk kemampuan membaca dan menulis adalah sebagai berikut: a) mengubah skor mentah ke dalam persentase nilai dengan menggunakan rumus Nilai =
∑ ∑
x 100%
Keterangan: 1) ∑ Jumlah skor yang diperoleh siswa dalam penilaian (mencakup kinerja kemampuan membaca dan kemampuan menulis) 2) ∑ Jumlah skor maksimal tiap butir pertanyaan yang apat diperoleh siswa dalam penilaian b) melakukan interpretasi penilaian aspek psikomotor siswa 3. Kuisioner/ angket Kuisioner/ angket digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap proses model pembelajaran multiliterasi dalam pembelajaran membaca dan menulis. Adapun bentuk pertanyaan yang ada dalam angket tersebut berkaitan dengan komponen-komponen model pembelajaran multiliterasi. Pengisian angket dilakukan dengan menggunakan alternatif jawaban berikut: 0 = tidak 1 = ya Febrina Dafit, 2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MULTILITERASI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA DAN KEMAMPUAN MENULIS SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
74
Perhitungan nilai akhir data angket dianalisis dengan menggunakan rumus dari Riduwan dan Sunarto (2007, hlm. 23) yaitu sebagai berikut:
Keterangan: NA : Nilai akhir PS : Perolehan skor SM : Skor maksimum Kategori efektifitas model pembelajaran multilitersi berdasarkan nilai akhir yang diperoleh dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.16 Kategori keefektifan model pembelajaran multiliterasi Interval Kategori 0-54 Tidak Efektif 55-59 Kurang Efektif 60-74 Cukup Efektif 75-84 Efektif 85-100 Sangat Efektif (Purwanto, 2006, hlm. 103)
Febrina Dafit, 2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MULTILITERASI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA DAN KEMAMPUAN MENULIS SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu