BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Objek dan Lokasi Penelitian Sekumpulan objek penelitian, bisa berupa kumpulan orang (individu, kelompok, komunitas, masyarakat, dll); benda (jumlah gedung/bangunan, tempat, dll). Objek penelitian yaitu masyarakat di kawasan Palmerah khususnya pada wilayah Palmerah, Jakarta Barat yang menggunakan motor Honda Supra X 125, dengan lokasi penelitian yang diambil yaitu lokasi-lokasi yang banyak terdapat kendaraan bermotor roda dua merk Honda Supra X 125, seperti tempat parkir, restoran siap saji, pusat perbelanjaan dan tempat hiburan.
3.2 Sejarah Perusahaan dan Produk 3.2.1 PT. Astra Honda Motor PT Astra Honda Motor (AHM) merupakan pelopor industri sepeda motor di Indonesia. Didirikan pada 11 Juni 1971 dengan nama awal PT Federal Motor, yang sahamnya secara mayoritas dimiliki oleh PT Astra International. Saat itu, PT Federal Motor hanya merakit, sedangkan komponennya diimpor dari Jepang dalam bentuk CKD (Completely Knock Down). Tipe sepeda motor yang pertama kali di produksi Honda adalah tipe bisnis, S 90 Z bermesin 4 tak dengan kapasitas 90cc. Jumlah produksi pada tahun 37
pertama selama satu tahun hanya 1500 unit, namun melonjak menjadi sekitar 30 ribu pada tahun dan terus berkembang hingga saat ini. Sepeda motor terus berkembang dan menjadi salah satu moda transportasi andalan di Indonesia. Kebijakan pemerintah dalam hal lokalisasi komponen otomotif mendorong PT. Federal Motor memproduksi berbagai komponen sepeda motor Honda tahun 2001 di dalam negeri melalui beberapa anak perusahaan, diantaranya PT Honda Federal (1974) yang memproduksi komponen-komponen dasar sepeda motor Honda seperti rangka, roda, knalpot dan sebagainya, PT Showa Manufacturing Indonesia (1979) yang khusus memproduksi peredam kejut, PT Honda Astra Engine Manufacturing (1984) yang memproduksi mesin sepeda motor serta PT Federal Izumi Mfg.(1990) yang khusus memproduksi piston. Seiring dengan perkembangan kondisi ekonomi serta tumbuhnya pasar sepeda motor terjadi perubahan komposisi kepemilikan saham di pabrikan sepeda motor Honda ini. Pada tahun 2000 PT Federal Motor dan beberapa anak perusahaan di merger menjadi satu dengan nama PT Astra Honda Motor, yang komposisi kepemilikan sahamnya menjadi 50% milik PT Astra International Tbk dan 50% milik Honda Motor Co. Japan. Saat ini PT Astra Honda Motor memiliki 3 fasilitas pabrik perakitan, pabrik pertama berlokasi Sunter, Jakarta Utara yang juga berfungsi sebagai kantor pusat. Pabrik ke dua berlokasi di Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, serta pabrik ke 3 yang sekaligus pabrik paling mutakhir berlokasi di kawasan MM 2100 Cikarang
38
Barat, Bekasi. Pabrik ke 3 ini merupakan fasilitas pabrik perakitan terbaru yang mulai beroperasi sejak tahun 2005. Dengan keseluruhan fasilitas ini PT Astra Honda Motor saat ini memiliki kapasitas produksi 4.2 juta unit sepeda motor per-tahunnya, untuk permintaan pasar sepeda motor di Indonesia yang terus meningkat. Salah satu puncak prestasi yang berhasil diraih PT Astra Honda Motor adalah pencapaian produksi ke 20 juta pada tahun 2007. Prestasi ini merupakan prestasi pertama yang yang berhasil diraih oleh industri sepeda motor di Indonesia bahkan untuk tingkat ASEAN. Secara dunia pencapaian produksi sepeda motor Honda 20 juta unit adalah yang ke tiga, setelah pabrik sepeda motor Honda di Cina dan India. Guna menunjang kebutuhan serta kepuasan pelannggan sepeda motor Honda, saat PT Astra Honda Motor di dukung oleh 1.600 showroom dealer penjualan yang diberi kode H1, 3.800 layanan service atau bengkel AHASS (Astra Honda Authorized Service Station) dengan kode H2, serta 6.500 gerai suku cadang atau H, yang siap melayani jutaan penggunaan sepeda motor Honda di seluruh Indonesia. Industri sepeda motor saat ini merupakan suatu industri yang besar di Indonesia. Karyawan PT. Astra Honda Motor saja saat ini berjumlah sekitar 15.000 orang, ditambah 130 vendor dan supplier serta ribuan jaringan lainnya, yang kesemuanya ini memberikan dampak ekonomi berantai yang luar biasa. Keseluruhan rantai ekonomi tersebut diperkirakan dapat memberikan kesempatan kerja kepada sekitar 500 ribu orang. PT. Astra Honda Motor akan terus berkarya
39
menghasilkan sarana transportasi roda 2 yang menyenangkan, aman dan ekonomis sesuai dengan harapan dan kebutuhan masyarakat Indonesia. 3.2.2 Honda Supra X Series Honda Supra X adalah salah satu merk dagang sepeda motor bebek yang di produksi oleh Astra Honda Motor. Sepeda motor ini diluncurkan dengan nama Supra X 100 pada tahun 2001 dan diredesign menjadi Supra X 125 pada tahun 2005 untuk menggantikan Honda Karisma. Honda Supra X diluncurkan juga dengan menggunakan sistem injeksi pada sistem bahan bakarnya walau kurang sukses, namun dilanjutkan lagi oleh Supra X 125 Helm In PGM-FI. Jargon Supra X adalah "Rajanya Motor Bebek". Supra X merupakan kasta tertinggi dari motor bebek Honda. a. Generasi Pertama (2001-2005) Pada tahun 2001, Astra Honda Motor melakukan perubahan pada nama Honda Supra. Yaitu Honda Supra X 100 dengan 100cc, dan Supra Fit dengan 100cc pula, bedanya Supra Fit tidak menggunakan rem cakram dan merupakan versi murah dalam jajaran Supra Series. Kelemahan yang begitu mencolok dari motor ini adalah tenaganya yang kalah kuat dan kalah cepat dari kompetitornya, karena saat itu kompetitor sudah menggunakan mesin 110 cc sementara Supra X ini masih 100 cc. b. Generasi Kedua (2005-2007) Merupakan redesign dari Supra X 100, juga mesin ditingkatkan menjadi 125cc
40
c. Generasi Ketiga (2007-2011) Facelift dari generasi kedua. d. Generasi Keempat (2011-sekarang) Facelift dari generasi ketiga dengan penambahan fitur helm-in.
3.3 Desain Penelitian Penelitian ini jika dihubungkan dengan berdasarkan sifat ekplorasi ilmu maka penelitian ini termasuk dalam tipe penelitian dasar. Penelitian dasar dimana tujuan penelitian ini adalah mengembangkan ilmu untuk mencari jawaban baru atas masalah manajemen yang terjadi dalam organisasi, perusahaan atau masyarakat. Sedangkan apabila dikategorikan berdasarkan sifat eksplanasi ilmu maka penelitian ini termasuk pada desain penelitian kausal. Penelitian ini termasuk dalam tipe desain penelitian kausal yaitu untuk mengidentifikasi hubungan sebab dan akibat antar variabel dan peneliti mencari tipe sesungguhnya dari fakta untuk membantu memahami dan memprediksi hubungan, kemudian dikembangkan suatu bentuk model penelitian yang bertujuan untuk menguji hipotesis penelitian yang telah ditentukan. Berdasarkan model penelitian yang telah dikembangkan ini, diharapkan akan menjelaskan hubungan antar variabel sekaligus membuat suatu implikasi yang dapat digunakan untuk peramalan atau prediksi (Ferdinand, 2006).
41
Gambar 3.1 : Pengembangan model pengaruh variabel X terhadap Y Kualitas Produk Kepuasan Konsumen Persepsi Harga
Sumber: Penulis, 2013
3.4 Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan yang diteliti, yang kebenarannya perlu diuji secara empiris. Dalam penelitian ini penulis menggunakan hipotesis sebab akibat adalah jawaban sementara terhadap permasalahan yang diteliti yang kebenarannya diuji secara empiris, jawaban tersebut adalah dasar penelitian yang dilakukan penulis yang kemungkinan besar menjadi suatu kebenaran. Aritonang R.(2007) menjelaskan bahwa hipotesis berfungsi sebagai jawaban sementara atas permasalahan penelitian sebagai jawaban, hipotesis dirumuskan dalam kalimat
pernyataan. Disebut
sebagai jawaban sementara karena
kebenarannya masih harus diverifikasi secara empiris mengenai tiap variabelyang tercakup pada permasalahan maupun hipotesis penelitian. Dari variabel yang dimaksud, peneliti memberikan jawaban sementara bahwa diduga kualitas produk Honda Supra X 125 dan persepsi harga yang timbul berpengaruh terhadap
42
kepuasan konsumen Honda Supra X 125. Berdasarkan model penelitian yang dikembangkan pada poin sebelumnya, penulis membuat hipotesis sebagai berikut: H1 : Kualitas Produk berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan Konsumen. H2 : Persepsi Harga berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan Konsumen. H3 : Kualitas Produk dan Persepsi Harga secara simultan/ bersama - sama berpengaruh terhadap Kepuasan konsumen. H4 : Kualitas Produk cenderung dominan berpengaruh terhadap Kepuasan Konsumen.
3.5 Variabel Dan Skala Pengukuran 3.5.1 Variabel Penelitian Variabel Penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2007). Adapun korelasi variabel yang digunakan bersifat asimetris. Korelasi Asimatris ialah korelasi antara dua variabel dimana variabel yang satu bersifat mempengaruhi variabel yang lain ( Variabel Bebas dan Variabel Terikat ). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Variabel independen (X): 1) Kualitas Produk (X1) 2) Persepsi Harga (X2) b. Variabel dependen (Y): 1) Kepuasan Konsumen(Y1)
43
3.5.2 Operasional Variabel Definisi operasional adalah mendefinisikan variable secara operasional berdasarkan karakteristik yang diamati yang memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena. (Alimul Hidayat, 2007) Definisi operasional ditentukan berdasarkan Parameter yang dijadikan ukuran dalam penelitian. Sedangkan cara pengukuran adalah Cara dimana variable dapat diukur dan ditentukan karakteristiknya. Sehingga dalam Definisi Operasional mencakup penjelasan tentang : a. Nama variabel b. Definisi variabel berdasarkan konsep/maksud penelitian. c. Hasil Ukur / Kategori/ indikator d. Skala Pengukuran. Operasional variabel merupakan suatu konsep yang berupa karangan menjadi sebuah kata-kata yang mnggambarkan perilaku atau gejala yang dapat diamati, dan akan di uji kebenarannya oleh orang lain. Definisi operasional ini bermaksud untuk memberikan batasan-batasan dan penjelasan mengenai variabel-variabel yang akan di gunakan dalam penelitian ini. 1) Dimensionalisasi variabel dari variabel Kualitas Produk Pengukuran variabel ini mengacu pada penelitian Dwi Prasetyo (2009) dimana dimensi yang digunakan disesuaikan dengan produk yang diteliti, yaitu
44
Performance, Features, Conformance to specification, Durability, Aesthetics, dan Serviceability. Adapun indikator yang digunakan adalah kinerja produk, fitur, kesesuaian produk dengan spesifikasi, daya tahan, desain/ penampilan produk, dan sarana perbaikan/ pemeliharaan produk. Gambar 3.2 : Model indikator variabel Kualitas Produk
X1 X2 X3
Kualitas Produk
X4 X5 X6
Sumber: Dikembangkan untuk penelitian ini, 2013
X1: Kinerja Produk X2: Fitur X3: Kesesuaian Spesifikasi Produk X4: Daya Tahan X5: Desain/ penampilan produk X6: Sarana Perbaikan/ Pemeliharaan Produk
45
2) Dimensionalisasi variabel dari variabel Persepsi Harga Variabel ini diukur dengan menggunakan beberapa indikator yang mengacu pada penelitian Dwihapasari (2012), Tristiana Oktariko (2011) yang kemudian dikembangkan untuk penelitian ini. Dimana indikator persepsi harga yang dimaksud yaitu: harga terjangkau, perbandingan harga dengan kompetitor, dan kesesuaian harga dengan kualitas. Gambar 3.3 : Model Indikator variabel Persepsi Harga
X7
X8
Persepsi Harga
X9
Sumber: Dwihapsari (2012); Tristiana Oktariko (2011) dan dikembangkan untuk penelitian ini, 2013
X7: Harga Terjangkau X8: Perbandingan Harga dengan Kompetitor X9: Kesesuaian Harga dengan Kualitas
46
3) Dimensionalisasi variabel dari variabel Kepuasan Konsumen Indikator yang digunakan mengacu pada penelitian Antari Setiyawati (2009), Tjiptono, Fandy (2000: 366), Hendi Muhammad (2009) yang selanjutnya dikembangkan oleh peneliti. Adapun indikatornya yaitu : kesesuaian manfaat produk dengan harapan pelanggan, perasaan senang menggunakan produk, keinginan merekomendasikan kepada orang lain, hubungan yang baik dengan perusahaan/ produk. Gambar 3.4: Model Indikator variabel Kepuasan Konsumen
X10 X11 X12
Kepuasan Konsumen
X13
Sumber: Antari Setiyawati. SE (2009), Tjiptono, Fandy (2000: 366), Hendi Muhammad (2009), dikembangkan untuk penelitian ini, 2013
X10: Kesesuaian manfaat produk dengan harapan konsumen (expectation) X11: Perasaan senang menggunakan produk X12: Keinginan merekomendasikan kepada orang lain X13: Hubungan yang baik dengan perusahaan/ produk
47
3.5.3 Skala Pengukuran Untuk mengetahui hasil tanggapan responden terhadap variabel-veriabel penelitian maka digunakan data interval dari Sangat Setuju (SS) s/d Sangat Tidak Setuju (STS). Jenis kuesioner yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah kuisioner pernyataan dengan sistem skala Likert satu sampai lima yaitu sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju, sangat tidak setuju. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun itemitem instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Jawaban setiap item instrumen mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Untuk mengetahui pengukuran dan interpretasi data, maka data interval dibagi menjadi 5 (lima) skor interval sebagai berikut : Sangat Tidak Setuju
= skor 1
Tidak Setuju
= skor 2
Ragu-ragu
= skor 3
Setuju
= skor 4
Sangat Setuju
= skor 5
48
Tabel 3.1 Definisi operasional variabel Variabel
Definisi operasional variable
Indikator -
Kualitas produk
Evaluasi menyeluruh yang dilakukan pelanggan terhadap keseluruhan kinerja produk tersebut. -
-
Persepsi Harga
Sesuatu yang diberikan/ dikorbankan untuk mendapatkan jasa/ produk.
-
-
-
Kepuasan Konsumen
Respon pelanggan/ konsumen terhadap kesesuaian/ ketidaksesuaian yang dirasakan antara harapan dengan kinerja produk setelah digunakan.
-
-
-
Kinerja Produk Fitur Kesesuaian Spesifikasi Produk Daya Tahan Desain/ penampilan produk Sarana Perbaikan/ Pemeliharaan Produk Harga terjangkau Perbandingan harga dengan kompetitor Kesesuaian harga dengan kualitas Kesesuaian manfaat produk dengan harapan konsumen Perasaan senang menggunakan produk Keinginan merekomendas ikan kepada orang lain Hubungan yang baik dengan perusahaan/ produk
Skala pengukuran
6 item pernyataan dengan skala 1 (STS) – 5 (SS)
3 item pernyataan dengan skala 1 (STS) – 5 (SS)
4 item pernyataan dengan skala 1 (STS) – 5 (SS)
Sumber: Dikembangkan untuk penelitian ini, 2013
49
3.6 Metode Pengumpulan Data 3.6.1 Metode kuesioner Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah metode angket atau questionair dengan memberikan pertanyaan atau pernyataan tertulis. Kuesioner yang diberikan berbentuk pernyataan terstruktur dan pertanyaan terbuka dimana didalam kuesioner tersebut menyajikan pernyataan yang harus ditanggapi oleh responden secara terstruktur disertai pertanyaan mengenai tanggapan yang telah diberikan dengan bentuk pertanyaan terbuka yang diungkapkan dengan tulisan. 3.6.2 Studi kepustakaan Studi Kepustakaan adalah data yang diperoleh secara tidak langsung atau melalui pihak lain, atau laporan historis yang telah di susun dalam arsip yang dipublikasikan atau tidak dalam bentuk yang sudah jadi, sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain (Santoso dan Tjiptono, 2001). Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini berupa jurnal, buku-buku ilmiah, thesis, majalahmajalah perekonomian, dan informasi dokumentasi lain yang dapat diambil melalui sistem on-line (internet).
3.7 Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, dimana data yang didapat adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti secara langsung untuk menjawab suatu permasalahan penelitian. Adapun data yang digunakan berisi tentang kualitas produk, persepsi harga, dan kepuasan konsumen suatu
50
produk yang dijadikan objek penelitian. Data primer yang disajikan adalah hasil dari pengisian kuesioner oleh para responden yang ditentukan sebelumnya.
3.8 Populasi dan Sampel 3.8.1 Populasi Ferdinand (2006) yang dikutip dalam Dipasena Bimantani (2012) mengatakan bahwa populasi adalah gabungan dari seluruh peristiwa, hal atau orang yang memiliki karakteristik yang serupa yang menjadi pusat perhatian seorang peneliti, karena itu dipandang sebagai sebuah semesta peneliti. Dalam penelitian ini populasinya adalah semua orang yang telah membeli dan menggunakan produk merk Honda Supra X 125 di wilayah Palmerah, Jakarta Barat. 3.8.2 Sampel Dipasena Bimantani (2012) juga mengutip pendapat Sugiyono (2007) yang menyatakan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel diambil karena tidak mungkin peneliti meneliti seluruh anggota populasi. Karena jumlah populasi yang terlalu besar dan asumsi dalam penelitian ini bahwa jumlah populasi tidak terbatas, yaitu lebih dari 100 dan keterbatasan waktu, biaya, serta tenaga yang dimiliki, maka jumlah sampel yang akan diambil sebanyak 100 responden yang terdapat dalam populasi tersebut.
51
Dalam penelitian Dwihapsari (2012) jumlah sampel yang digunakan adalah sebanyak 100 orang responden dengan penentuan sampel menurut Widiyanto (2008). Pada penelitian ini populasi yang diambil berukuran besar dan jumlahnya tidak diketahui secara pasti. Dalam penentuan sampel jika populasinya besar dan jumlahnya tidak diketahui maka menurut Widiyanto (2008) digunakan rumus :
=
= =
(
) ,
( , ) ,
Keterangan : n = jumlah sampel Z = nilai Z dengan tingkat keyakinan 95% maka nilai Z = 1,96 (tabel distribusi normal). Moe = margin of error atau kesalahan maksimum adalah 10 %. Untuk memudahkan penelitian maka jumlah sampel ditetapkan sebanyak 100 orang (Dwihapsari, 2012). Adapun teknik pengambilan sampel menggunakan metode Non Probability Sampling,
yaitu
teknik
pengambilan
sampel
yang
tidak
memberi
peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini meliputi sampling sistematis, sampling kuota, sampling aksidental, purposive sampling, sampling jenuh dan snowball
52
sampling.(Rina Astini, 2011). Jenis metode yang digunakan adalah Quota Sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang dapat dilakukan sewaktu-waktu sampai jumlah sampel (quota) yang diinginkan terpenuhi, dan Sampling Aksidental, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan suatu kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel apabila orang yang kebetulan ditemui itu dipandang cocok sebagai sumber data.
3.9 Metode Analisis Data 3.9.1 Analisis Data Deskriptif Analisis deskriptif digunakan untuk mendapatkan suatu gambaran mengenai responden dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini penulis akan membahas mengenai bentuk sebaran jawaban responden terhadap seluruh konsep yang diukur. Dari sebaran jawaban responden selanjutnya akan diperoleh satu kecenderungan atas jawaban responden tersebut. 3.9.2 Analisis Kuantitatif Metode analisis ini dilakukan terhadap data yang diperoleh dari hasil jawaban kuesioner dan digunakan untuk menganalisis data yang berbentuk angkaangka
dan perhitungan dengan
metode statistik.
Data tersebut
harus
diklasifikasikan dalam kategori tertentu dengan menggunakan tabel-tabel tertentu untuk memudahkan dalam menganalisis, untuk itu akan digunakan program analisis SPSS for Windows VERSI 20. SPSS adalah suatu software yang berfungsi
53
untuk menganalisis data, melakukan perhitungan statistik baik untuk statistik parametrik maupun non-parametrik dengan basis windows (Ghozali, 2005). 3.9.3 Uji Instrumen 1. Uji Validitas Aritonang R. (2007) menyatakan, uji validitas digunakan untuk mengukur variabel yang demikian sulit, untuk mengembangkan instrumen yang memiliki validitas yang tinggi karena karakteristik yang akan diukur dari variabel yang demikian tidak dapat diobeservasikan secara langsung, tetapi hanya melalui indikator (petunjuk tak langsung) tertentu. Untuk uraian selanjutnya, instrumen yang dijadikan contoh adalah angket, yaitu daftar yang terdiri atas beberapa butir pertanyaan dan pernyataan. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2005). 2. Uji Reliabilitas Aritonang R. (2007) mengatakan bahwa instrumen reliabel adalah instrumen yang dapat memberikan hasil pengukuran yang (relatif) sama bila instrumen itu digunakan untuk mengukur variabel yang sama pada dua atau lebih waktu yang berbeda dalam keadaan yang kurang lebih sama. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur
54
reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha (α). Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai (α) 0,60 (Ghozali, 2005). 3.9.4 Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil (Ghozali, 2005). b. Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen saling berkolerasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi adalah sebagai berikut: 1) Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen. 2) Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. 3) Multikolonieritas dapat juga dilihat dari nilai tolerance dan lawannya, Variance Inflation Factor (VIF). (Ghozali, 2005)
55
c. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Kebanyakan data crossection mengandung situasi heteroskedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang dan besar) (Ghozali, 2005). 3.9.5 Koefisien Determinasi (R2) Koefisiensi determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variable independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Secara matematis jika nilai R2 = 1, maka Adjusted R2 = 1, sedangkan jika nilai R2 = 0, maka adjusted R2 = (1 - k)/(n – k). Jika k > 1, maka adjusted R2 akan bernilai negatif (Ghozali, 2005).
3.9.6 Analisis Regresi Linear Berganda Analisis regresi dilakukan bila hubungan dua variabel berupa hubungan kausal atau fungsional. Analisis regresi digunakan apabila kita ingin mengetahui
56
bagaimana variabel dependen/kriteria dapat diprediksikan melalui variabel independen atau prediktor, secara individual. Penelitian ini menggunakan analisis regresi ganda yang berguna untuk meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Jadi, analisis regresi ganda akan dilakukan bila jumlah variabel independennya minimal dua (Tristiana, 2011). Persamaan regresi dalam penelitian ini adalah untuk mengukur seberapa besar pengaruh variabel bebas yaitu Kualitas Produk (X1) dan Persepsi Harga (X2) terhadap Kepuasan Konsumen (Y). adapun rumus matematis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
=
+ b1X1 + b2X2 + e ………………
Keterangan: Y= Kepuasan Konsumen a = Konstanta b1 = Koefisien regresi antara kualitas produk dengan kepuasan konsumen b2 = Koefisien regresi antara persepsi harga dengan kepuasan konsumen X1 = Variabel kualitas produk X2 = Variabel persepsi harga e = error
57
3.9.7 Uji Hipotesis 1) Uji Signifikansi Simultan (Uji F) Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. Hipotesis satu (H1) tidak semua parameter secara simultan sama dengan nol. Artinya, semua variabel independen secara simultan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen (Ghozali, 2005). Dalam penelitian ini menunjukkan apakah variabel independen yang terdiri dari variabel kualitas produk dan persepsi harga layak untuk menjelaskan variabel dependennya, yaitu kepuasan konsumen. Adapun kriteria pengujian uji F adalah sebagai berikut: a. Dengan membandingkan nilai F hitung dengan F tabel Apabila F tabel > F hitung, maka H1 ditolak. Apabila F tabel < F hitung, maka H1 diterima. b. Dengan menggunakan angka probabilitas signifikansi Apabila probabilitas signifikansi > 0,05, maka H1 ditolak
2) Uji Parsial (Uji t) Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2005). Menurut Malhotra (2006) uji t merupakan
58
sebuah uji untuk menguji hipotesis rata-rata, uji t dapat dilakukan atas dua ratarata satu sampel atau dua sampel pengamatan. Pengujian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel bebas (kualitas produk dan persepsi harga) terhadap variabel terikat (kepuasan konsumen) secara terpisah ataupun bersama-sama. Untuk menguji variabel yang berpengaruh antara X1, dan X2, terhadap Y secara terpisah maupun bersama-sama, maka digunakan uji t. Adapun kriteria pengujian uji t adalah sebagai berikut: a. Jika signifikansi < 0,05 maka H1 diterima berarti ada pengaruh signifikan variabel independen secara individual terhadap variabel dependen. b. Jika signifikansi > 0,05 maka H1 ditolak berarti tidak ada pengaruh signifikan variabel independen secara individual terhadap variabel dependen.
59