BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Paradigma Penelitian
Dalam penelitian Aktivitas Public Relations dalam Memberikan Informasi Mengenai TVRI sebagai TV Publik, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan penelitian bersifat deskriptif. Menurut Beker dalam buku Metodologi Penelitian Kualitatif karya Lexy Moleong mendefinisikan paradigma sebagai perangkat aturan (tertulis atau tidak tertulis) yang melakukan dua hal: (1) hal itu membangun atau mendefinisikan batasbatas; dan (2) hal itu menceritakan kepada anda bagaimana seharusnya melakukan sesuatu didalam batas-batas itu agar bisa berhasil. 33 Sedangkan menurut Capra dalam buku Metodologi Penelitian Kualitatif karya Lexy Moleong mendefinisikan paradigma sebagai ‘konstelasi konsep, nilai-nilai persepsi dan praktek yang dialami bersama oleh masyarakat, yang membentuk visi khusus tentang realitas sebagai dasar tentang cara mengorganisasikan dirinya’.34 Peneliti mendeskripsikan paradigma sebuah perspektif atau sudut pandang peneliti dalam melakukan sebuah penelitian, peneliti melakukan penelitian Aktivitas Public Relations dalam Memberikan Informasi Mengenai TVRI sebagai TV Publik. Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalamdalamnya melalui pengumpulan data sedalam-dalamnya. Dalam pendekatan kualitatif, periset ikut aktif dalam menentukan jenis data yang digunakan.35
33
Lexy Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung, 2006. Hal. 49 Lexy Moleong, Loc. Cit, hal 49 35 Rachmat Kriyantono. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Kencana Prenada Media Group. Jakarta. 2006. Hal. 56-57 34
Dalam penelitian Aktivitas Public Relations dalam Memberikan Informasi Mengenai TVRI sebagai TV Publik, peneliti mengumpulkan data dengan cara bertatap muka langsung dan berinteraksi dengan orang-orang di tempat penelitian yang berhubungan dengan aktivitas Public Relations di TVRI
Penelitian Aktivitas Public Relations dalam Memberikan Informasi Mengenai TVRI sebagai TV Publik, peneliti menggunakan Penelitian deskriptif yaitu mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatankegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung, dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena.36 Paradigma penelitian yang digunakan adalah konstruktivis. Peneliti mengkonstruksikan obyek penelitian melalui refleksinya sebagai mahluk sosial, politik dan budaya.37 Secara epistemologis kontruktivis adalah pemahaman tentang suatu realitas atau temuan suatu penelitian merupakan produk interaksi antara peneliti dengan yang diteliti.38 Dalam peneltian ini, Peneliti menggunakan paradigma kontruktivis karena menganggap subjek (komunikan/decoder) yaitu Public Relations TVRI sebagai faktor sentral dalam kegiatan komunikasi Aktivitas Public Relations dalam Memberikan Informasi Mengenai TVRI sebagai TV Publik serta hubungan-hubungan sosial.
3.2
Metode Penelitian
Penelitian mengenai Aktivitas Public Relations Dalam Memberikan Informasi Mengenai TVRI Sebagai TV Publik menggunakan metode studi kasus. Studi kasus merupakan metode penelitian dimana di dalamnya peneliti menyelidiki secara cermat suatu program, peristiwa, aktivitas, proses atau sekelompok individu. Kasus – kasus dibatasi oleh waktu dan aktivitas, dan peneliti mengumpulkan informasi secara 36
Mohammad Nasir. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta. 2003. Hal. 54 Semiawan Conny, Metode Penelitian Kualitatif, Grasindo, Jakarta, 2010. hal 10 38 Rakhmat Kriyantono. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Kencana Prenada Media Group. Jakarta. 2006. Hal. 52 37
22
lengkap dengan menggunakan berbagai prosedur pengumpulan data berdasarkan waktu yang telah ditentukan.39
Menurut Mulyana, studi kasus periset berupaya secara seksama dan dengan berbagai cara mengkaji sejumlah besar variable mengenai suatu kasus khusus. Dengan mempelajari semaksimal mungkin seorang individu, suatu kelompok atau suatu kejadian, periset bertujuan memberikan uraian yang lengkap dan mendalam mengenai subjek yang diteliti. Karena itu, studi kasus mempunyai ciri-ciri: 1. Partikularistik. Artinya studi kasus terfokus pada situasi, peristiwa, program atau fenomena tertentu. 2. Deskriptif. Hasil akhir metode ini adalah deskripsi detail dari topik yang diteliti. 3. Heuristik. Metode studi kasus membantu khalayak memahami apa yang sedang diteliti. Interpretasi baru, perspektif baru, makna baru merupakan tujuan dari studi kasus. 4. Induktif. Studi kasus berangkat dari fakta-fakta di lapangan, kemudian menyimpulkan ke dalam tataran konsep atau teori.40 Dalam observasi dengan wawancara dan secara langsung, peneliti akan menganalisa Aktivitas Public Relations Dalam Memberikan Informasi Mengenai TVRI Sebagai TV Publik.
3.3
Teknik Pengumpulan Data Pengumpuan data diperoleh peneliti menggunakan teknik sebagai berikut: 1) Data Premier Data yang diambil dari nara sumber dengan melakukan wawncara terus menerus menggali informasi. Metode ini memungkinkan peneliti untuk mendapatkan alas an detail dari jawaban informan antara lain mencangkup opininya, motivasinya nilai-nilai ataupun pengalamannya.41
39
Creswell. Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. 2010 Hal 20 40 Rachmat Kriyantono. Op. Cit. Hal. 65-66 41 Burhan Bungin Metode Penelitian Kualitatif, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2004, hal 144
23
2) Data sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder. Data ini juga dapat diperoleh dari data primer penelitian terdahulu yang telah diolah lebih lanjut sehingga menjadi informatif bagi pihak lain. Karena data sekunder ini bersifat melengkapi data premier. 42 Peneliti mengumpulkan dokumen mengenai TVRI yang berhubungan dalam segala informasi seperti profil perusahaan, profil program, konsep program, strategi Public Relations. Mendapatkan data sekunder dengan cara menari pasa perusahaan
atau situs media intenet, daya yang didapat
digunakan untuk data penunjang objek dalam penelitian.
3.4
Key Informan Peneliti melakukan wawancara dengan subyek penelitian yang mempu
memberikan penjelasan serta informasi yang dapat dipercaya dan dipertanggung jawabkan. Untuk mendukung penelitian ini, peneliti melengkapi data-datanya untuk mendapatkan data-data valid, dan akurat. Definisi Key Informan menurut Lexy Moleong adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar belakang peneliti.43 Dengan Key Informan atau nara sumber adalah orang yang dianggap peneliti paling mampu dalam memberikan informasi yang berkaitan dengan penelitian. Orang yang berperan besar dan bertangung jawab dalam penyenggaraan kegiatan produksi. 42 43
Ibid, hal 42 Maleong Lexy. Metode Penelitian Kualitatif. Remaja Rosda Karya. 2006. Hal 90
24
Dengan begitu, key informan haruslah memiliki kapabilitas dan kompetensi untuk memberikan informasi yang terkait. Nama sumber dalam penelitian ini terdiri dari 4 Divisi yang terkait dalam “Aktivitas Public Relations Dalam Memberikan Informasi Mengenai TVRI Sebagai TV Publik”. 1) Devi Monica sebagai Staff Ahli Nara suber dipilih sebagai subjek penelitian karena dianggap mengetahui stategi dalam memberikan informasi pemahaman mengenai TV Publik. 2) Barno MM sebagai Manager Produksi Nara
sumber
dipilih
sebagai
subjek
penelitian
karena
dianggap
mengetahui informasi serta bertanggung jawab mengenai program yang ditayangkan oleh TVRI. 3) Estriyani, SH. Sebagai Kepala Bagian Kesekretaritan dan Kehumasan Nara
sumber
dipilih
sebagai
subjek
penelitian
karena
dianggap
mengetahui dan bertanggung jawab atas kegiatan Kehumasan yang dilakukan oleh TVRI. 4) Wiwien Sriesoendari, S.Sos sebagai Kepala Subbagian Kelembagaan, Hukum, dan Humas Nara
sumber
dipilih
sebagai
subjek
penelitian
karena
mengetahui kegiatan Kehumasan yang dilakukan oleh TVRI.
25
dianggap
3.5
Teknik Analisa Data
Dalam penelitian Aktivitas Public Relations Dalam Memberikan Informasi Mengenai TVRI Sebagai TV Publik, tahap analisis data memegang peranan penting dalam riset kualitatif yaitu sebagai faktor utama penilaian kualitas tidaknya riset. Artinya, kemampuan periset memberi makna kepada data merupakan kunci apakah data yang diperolehnya memenuhi unsur reliabilitas dan validitas atau tidak. Ingat, reliabilitas dan validitas data kualitatif terletak pada diri periset sebagai instrument riset. Riset kualitatif adalah riset yang menggunakan cara berfikir induktif, yaitu cara berfikir yang berangkat dari hal-hal yang khusus menuju hal-hal yang umum. 44 Peneliti menggunakan Metode analisis deskriptif dalam Aktivitas Public Relations Dalam Memberikan Informasi Mengenai TVRI Sebagai TV Publik. Metode analisis deskriptif disajikan dalam bentuk kualitatif sebagai hasil olah data dan wawancara mendalam dengan nara sumber yang berkaitan dengan Aktivitas Public Relations Dalam Memberikan Informasi Mengenai TVRI Sebagai TV Publik.
3.6
Teknik Keabsahan Data Teknik pemeriksaan dan keabsahan data digunakan untuk menghindari
kekeliruan dan kesalahan data penelitian yang telah terkumpul. Untuk menghindari hal ini, peneliti menggunakan teknik triangulasi, yaitu teknik pemeriksaaan keabsahan data yang dapat dimanfaatkan di luar data tersebut. Pengukuran validitas dan keabsahan data dapat ditinjau melalui: 1) Kompetensi Subjek Riset, yaitu Subjek riset harus kredibel, caranya dengan menguji jawaban-jawaban pertanyaan berkaitan dengan pengalaman subjek. 2) Trustworthiness, yaitu menguji kebenaran dan kejujuran subjek dalam mengungkap realitas menurut apa yang yang dialami, dirasakan, atau 44
Daymon &Halloway. Metode – metode Riset Kualitatif dalam Public Relations dan Marketing Communications. Penerbit Bentang. Yogyakarta. 2008. Hal. 196
26
dibayangkan. Trustworthiness ini mencangkup 2 hal yaitu Authenticity dan analisis Triangulasi. 3) Intersubjectivity Agreement yaitu semua pandangan, pendapat atau data dari suatu subjek didialogkan dengan pendapat, pandangan atau data dari subjek lainnya, tujuannya untuk menghasilkan titik temu antar data. 4) Conscientization adalah kegiatan berteori, ukurannya: dapat melakukan “blocking interpretation”, mempunyai basis teoritis yang mendalam dan kritik harus tajam. Kegiatan berteori ini harus bisa memaparkan dua hal, yaitu historical situatedness dan unity theory & praxis.45 Terkait penggunaan analisis triagulasi yaitu menganalisis jawaban subjek dengan meneliti kebenarannya dengan data empiris yang bersedia. Disini jawaban subjek di csoss-chek dengan dokumenter yang ada. Menurut Dwidjowinoto dalam buku Teknik Praktis Riset Komunikasi karya Rachmat Kriantono, ada beberapa macam triagulasi, yaitu triagulasi sumber, triagulasi waktu, triagulasi teori, triagulasi periset dan triagulasi metode.46 Uji keabsahan melalui triagulasi ini dilakukan karena dalam penelitian kualitatif, untuk menguji keabsahan informasi tidak dapat dilakukan dengan alat uji statistic. Begitu pula materi kebenaran tidak diuji berdasarkan kebenaran alat sehingga substansi kebenaran tergantung pada kebenaran intersubjektif. Oleh karena itu, sesuatu yang dianggap besar apabila kebenaran itu mewakili kebenaran orang banyak atau kebennaran stakeholder. Kebenaran bukan saja muncul dari wacana etik, namun juga menjadi wacana etnik dari masyarakat yang diteliti. 47
45
Ibid, hal 71-73 Ibid, hal 72-73 47 Ibid, hal 253 46
27