BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian Objek penelitian dalam penelitian ini adalah teks berita pelecehan seksual yang dimuat di tabloidnova.com yang tayang dari bulan Januari hingga September 2014. Dalam teks berita yang ditayangkan menampilkan beberapa wacana yang menunjukkan bias gender yang terjadi. Selain itu didapati pula bahwa budaya patriarki masih membudaya di ruang redaksi tabloidnova.com.
3.2 Paradigma Penelitian Penelitian ini menetapkan paradigmanya sebagai paradigma kritis. Paradigma ini pada dasarnya adalah paradigma ilmu pengetahuan yang meletakkan epistimologi kritik marxisme dalam sebuah penelitiannya. (Denzin, Lincoln, 2005 : 279-280) Pengaruh gagasan marxisme dan teori kritis mempengaruhi
filsafat
pengetahuan
paradigma
kritis.
Paradigma
kritis
memandang realitas yang ada adalah realitas semu karena dipengaruhi oleh berbagai kekuatan ekonomi, politik, dan sosial. Teori kritis bertujuan mengungkap hakikat dan sifat masyarakat secara lebih aktual. (Ritzer, Goodman, 2011 : 104) Tujuan dilakukannya penelitian dengan paradigma kritis menurut Patton adalah untuk melakukan kritik terhadap kondisi masyarakat dengan cara-cara : mengungkap
sejarah
(historical
situatedness),
meningkatkan
kesadaran
(enlightmen), dan berupaya untuk menyeimbangkan kekuasaan antara yang
60 http://digilib.mercubuana.ac.id/
61
berkuasa dan yang dikuasai (empowerment) (Patton, 2002 : 548) Sementara itu, Neuman mengatakan bahwa tujuan dari penelitian kritis tidak semata untuk mengkaji dunia sosial, tetapi juga untuk mengubahnya. (Neuman, 2006 : 95) Penelitian kritis dilakukan untuk menyibak mitos, mengungkap kebenaranan yang tersembunyi dan membantu masyarakat untuk mengubah kehidupan mereka sendiri, secara spesifik, kelompok yang tertindas oleh kelompok dominan. Begitu pula dengan pemberitaan yang terjadi di tabloidnova.com yang menyajikan informasi bias gender khususnya pada pemberitaan kekerasan seksual. Kajian pada tingkat pertama, menganalisis bias gender yang terjadi pada teks pemberitaan kekerasan seksual kemudian membongkar budaya ruang redaksi dan campur tangan para editor yang memiliki kekuasan yang lebih tinggi.
3.3 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode analisa wacana kritis yaitu wacana yang tidak dipahami semata sebagai studi bahasa. Bahasa dianalisis bukan dengan menggambarkan semata dari aspek kebahasaan tetapi juga menghubungkan dengan konteks. Konteks bahasa diartikan sebagai tujuan dan praktik tertentu seperti praktik kekuasaan. Menurut Eriyanto (2002) analisa wacana kritis juga menggambarkan wacana sebagai praktik sosial yang menyebabkan sebuah hubungan dialektis di antara peristiwa diskursif tertentu dengan situasi, institusi jadi menampilkan efek ideologi.Selain itu dapat memproduksi dan mereproduksi hubungan kekuasaan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
62
yang tidak imbang antara kelas sosial, laki-laki dan wanita, kelompok mayoritas dan minoritas melalui mana perbedaan itu direpresentasikan dalam posisi sosial yang ditampilkan. Dalam analisis wacana kritis konteks dari wacana juga mempertimbangkan latar, situasi, peristiwa dan kondisi. Mengikuti Gay Cook, analisis wacana juga memeriksan konteks dari komunikasi, siapa yang mengkomunikasikan dengan siapa dan mengapa, dalam jenis khalayak dan situasi apa, melalui medium apa, bagaimana perbedaan tipe dan perkembangan komunikasi serta hubungan untuk setiap masing-masing pihak (Eriyanto, 2002). Titik perhatian dari analisis wacana adalah menggambarkan teks dan konteks secara bersama-sama dalam suatu proses komunikasi. Selain itu, yang juga menjadi perhatian utama adalah analisis wacana kritis mempertimbangkan elemen kekuasaan dalam analisisnya. Setiap wacana yang muncul dalam bentuk teks, percakapan atau apapun tidak dipandang sebagai sesuatu yang alamiah, wajar, dan netral tetapi merupakan bentuk pertarungan kekuasaan.Konsep kekuasaan adalah salah satu kunci hubungan antara wacana dan masyarakat. Kekuasaan dalam hubungannya dengan wacana dianggap penting karena dapat melihat apa yang disebut sebagai kontrol. Artian kontrol pun tak hanya dalam bentu fisik semata.Bentuknya bisa bermacam-macam seperti kontrol atas konteks yang secara mudah bisa dilihat dari siapakah yang boleh dan harus berbicara (Eriyanto, 2002).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
63
Teks berita pada paradigma kritis dipandang berbeda mulai dari bagaimana media dan akhirnya berita harus dipahami dalam keseluruhan proses produksi dan struktur sosial. Paradigma kritis yang bersumber dari pemikiran sekolah Frankfurt. Media dianggap menjadi alat pemerintah untuk mengontrol publik, menjadi sarana pemerintah untuk mengobarkan semangat perang. Pada hakikatnya, media bukanlah entitas yang netral tetapi bisa dikuasai oleh kelompok dominan. Kekuatan-kekuatan yang berbeda dalam masyarakat dapat mengontrol proses komunikasi yang ada. Media dan berita dari paradigma kritis dianggap memiliki pandangan tersendiri,bagaimana berita tersebut diproduksi dan bagaimana kedudukan wartawan dan media bersangkutan dalam keseluruhan proses produksi berita. Paradigma kritis akan mempertanyakan posisi wartawan dan media dalam keseluruhan struktur sosial dan kekuatan sosial yang ada dalam masyarakat. Pada akhirnya posisi tersebut akan mempengaruhi berita bukan pencerminan dari realitas yang sesungguhnya.
3.4. Teknik Pengumpulan Data 3.4.1 Data Primer Data utama yang diperoleh dari teks berita yang diunggah dari situs tabloidnova.com. Kemudian melakukan analisis dengan menggunakan analisis wacana kritis Sara Mills untuk mencari wacana bias gender pada berita tersebut.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
64
3.4.2 Data Sekunder Sumber data pendukung dalam penelitian ini diperoleh melalui studi pustaka, untuk mendapatkan teori-teori yang relevan dan data-data yang dipakai untuk menyelesaikan masalah. Data-data pendukung juga diperoleh melalui media massa dan internet.
3.5 Teknik Analisis Data Analisis data dalam penelitian ini mencakup beberapa langkah, yaitu Membongkar teks dan mengidentifikasi bias gender yang diwacanakan kemudian menguraikan berdasarkan teori Sara Mills yaitu klasifikasi subjek-objek (penulis dan narasumber) dan pembaca. Peneliti menyusun dan memaparkan data yang diperoleh dan diteliti dengan menarik kesimpulan berdasarkan analisis wacana kritis.
1.6
Teknik Analisis Keabsahan Data Dalam penelitian ini pengujian keabsahan data (Lexi. J Maleong) dilakukan
dengan cara yaitu : 1. Ketekunan Pengamatan Ketekunan atau keajegan pengamatan dalam pengujian keabsahan data dilakukan dengan mencari secara konsisten penelaah dengan berbagai carai dalam kaitan dengan proses analisis yang konstan atau tentative. Ketekunan pengamatan bertujuan menemukan cirri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang relevan dengan permasalahan yang sedang dibahan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
65
dan kemudian memusatkan diri pada keseluruhan data yang telah dikumpulkan akan diamati secara seksama dan kemudian diidentifikasika sesuai dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini. 2. Triangulasi Triangulasi
adalah
teknik
pemeriksaan
keabsahan
data
yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang akan dilakukan yakni dengan jalan memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya secara teoritik seperti dosen pembimbing dan melalui praktisi. Hal ini dilakukan untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data. Pemanfaatan pengamat lainnya membantu mengurangi terjadinya penyimpangan dalam pengumpulan data sehingga keabsahan data lebih bersifat objektif. 3. Diskusi Teman Sejawat Teknik ini dilakukan dengan cara mengekpos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi dengan rekan-rekan sejawat. Rekan sejawat yang dipilih peneliti untuk mengkonfirmasi hasil analisis peneliti ini adalah rekan sesame mahasiswa program studi. Hasil analisi yang telah diperoleh peneliti selanjutnya dikofirmasi oleh para rekan sejawat.
http://digilib.mercubuana.ac.id/