BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Negara Indonesia. Penelitian ini dilakukan pada data triwulan dari tahun 2005 sampai dengan data triwulan tahun 2016. Penelitian data dimulai dari bulan April sampai dengan bulan Juni 2017. Objek yang diteliti penulis merupakan inflasi dan pertumbuhan industri pengolahan di Indonesia yang dipublikasikan melalui Website Badan Pusat Statistik (BPS). Data yang digunakan adalah data triwulan yang telah dipublikasikan. Peneliti memilih inflasi sebagai variabel independen, dan industri pengolahan sebagai variabel dependen. Yang terdaftar di Badan Pusat Statistik pada periode 2005-2016.
B. Jenis Penelitian dan Sumber Data 1. Jenis Penelitian Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitaif dan data kualitatif. a. Data Penelitian Kualitatif Yaitu data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan pihak-pihak berkepentingan berupa data lisan dengan penjelasan mengenai pembahasan. b. Data Penelitian Kuantitatif Yaitu data yang diperoleh dari perusahaan yang dapat dibuktikan dengan angka-angka yang akan diolah dan
33
34
dianalisis sesuai dengan metode analisis sehingga dapat terlihat hasilnya. Pada penelitian ini penulis menggunakan data kuantitaif karena data yang diperoleh langsung dari perusahaan yang tersedia di perusahaan tersebut. 2. Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis, yaitu data primer dan data sekunder. a. Data Primer Yaitu data yang diperoleh secara langsung dari objek penelitian melalui observasi dan kuisioner yang disebarkan. Data tersebut tentang brand awareness dan loyalitas konsumen. b. Data Sekunder Yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dari objek penelitian berupa dokumen atau laporanlaporan berupa gambaran umum lokasi penelitian dan data lainnya yang relevan dengan penelitian ini. Dalam hal ini, penulis memilih menggunakan data sekunder sebagai sumber data yang digunakan dalam melakukan penelitian ini. C. Teknik Pengumpulan Data dan Pengolahan Data 1. Teknik Pengumpulan data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dokumentasi data atau informasi yang sudah ada dan disusun oleh seseorang atau badan untuk keperluan penguji
35
suatu
peristiwa.
Dokumentasi
dilakukan
dengan
pengumpulan data sekunder dari Badan Pusat Statistik (BPS) periode 2005-2016. Pengumpulan data dimulai dengan tahap penelitian pendahuluan yaitu melakukan studi kepustakaan dengan mempelajari buku-buku dan bacaanbacaan lain yang berhubungan dengan pokok pembahasan selama penelitian ini. Pada tahap ini juga dilakukan pengkajian data yang dibutuhkan, yaitu mengenai jenis data yang dibutuhkan, ketersediaan data, cara memperoleh data, dan gambaran cara pengolahan data. Tahap selanjutnya adalah
penelitian
pokok
yang
digunakan
untuk
mengumpulkan keseluruhan data yang dibutuhkan guna menjawab persoalan penelitian dan memperkaya literatur untuk menunjang data kuantitatif. Pengumpulan data tersebut dibagi menjadi dua yaitu populasi dan sampel data. a. Populasi Populasi menurut Sugiono adalah “Wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. 1 Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Data yang diambil adalah dari sampel yang mewakili seluruh populasi. Menurut Saifuddin Azwar, sampel adalah bagian dari populasi atau bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki
1
Sugiono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: CV Alfabeta, 2004), Cetakan keenam, hlm 73.
36
oleh populasi tersebut.2 Jadi, objek pada populasi diteliti, hasilnya kemudian dianalisis, disimpulkan dan kesimpulan itu berlaku untuk seluruh populasi. Menurut Burhan Bungin, dilihat dari kompleksitas objek populasi, maka populasi dapat dibedakan, populasi homogen dan populasi heterogen. Populasi yang bersifat homogen yaitu populasi yang unsur-unsurnya memiliki sifat yang sama., sehingga tidak perlu dipersoalkan jumlahnya secara kuantitatif. Misalnya, seorang dokter yang akan melihat golongan darah seseorang, maka ia cukup mengambil setetes darah. Sedangkan populasi yang bersifat heterogen yaitu populasi yang unsurunsurnya memiliki sifat atau keadaan yang bervariasi sehingga perlu ditetapkan batas-batasnya, baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif. b. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Karena besarnya populasi maka tidak mungkin bagi peneliti untuk mengambil data keseluruhan jumlah populasi. Yang diambil peneliti disini hanya industri pengolahan dari tahun 2005-2016 yang dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). 2. Teknik Pengolahan Data Teknik pengolahan data yang digunakan oleh peneliti adalah dengan menggunakan aplikasi Statistic Product and Service Solution (SPSS) Versi 16.0 dan Microsoft Excel. 2
hlm 79
Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011),
37
3. Teknik Analisis Data Untuk
menganalisis
pengaruh
inflasi
terhadap
pertumbuhan industri pengolahan dan untuk mengetahui berapa besar
pengaruh
variabel
dependen
pada
saat
variabel
independen meningkat, maka peneliti menggunakan metode analisis regresi linear sederhana. Untuk pengujian hipotesis, maka peneliti menggunakan uji T statistic untuk menguji signifikansi koefisien regresi linear sederhana secara parsial. Untuk menjelaskan proporsi variasi dalam variabel terikat yang dijelaskan oleh variabel bebas, maka peneliti menggunakan uji R2. Untuk mengetahui model regresi linear tersebut model yang baik, maka peneliti menggunakan Uji Asumsi Klasik. 4. Uji Asumsi Klasik Model regresi linear dapat disebut sebagai model yang baik jika memenuhi asumsi klasik. Oleh karena itu, uji asumsi klasik sangat diperlukan sebelum melakukan analisis regresi.3 a. Uji Normalitas Bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residu memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan uji f mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. 3
Haryadi Sarjono dan Winda Julianita, SPSS vs LISREL, Sebuah Pengantar, Aplikasi untuk Riset, (Jakarta: Salemba Empat, 2011), hlm 53.
38
1. Analisis Grafik. Salah satu cara untuk melihat moralitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara dua observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Namun demikian hanya melihat histrogram hal ini dapat menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probabilitas
plot
yang
membandingkan
distribusi
komulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. 2. Uji Statistik. Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalau tidak hati-hati secara visual kelihatan normal, padahal secara statistik bisa sebaliknya. Oleh sebab itu dianjurkan uji grafik dilengkapi dengan uji statistik. b. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan kepengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan kepengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Ada beberapa cara mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas, seperti uji grafik, uji park, uji glejser, uji spearman’s, rank correlation, dan uji lagrang multiplier (LM). Dalam penelitian
39
ini, akan mengatasi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dengan menggunakan uji Park. c. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama yang lainnya. Uji autokorelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji Durbin Watson (DW Test). Tabel 1.1 Kriteria Nilai Uji Durbin Watson4 Hipotesis nol
Keputusan
Jika
Tidak ada autokorelasi positif
Tolak
0 < d < dl
Tidak ada autokorelasi positif
No desicison
dl ≤ d ≤ du
Tidak ada korelasi negative
Tolak
4 ─ dl < d < 4
Tidak ada korelasi negative
No desicison
Tidak ada autokorelasi positif atau negative
4
Tidak di tolak
4 ─ du ≤ d ≤ 4 ─ dl du < d < 4 ─ du
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19, (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011)
40
5. Analisis Regresi Sederhana Pada umumnya regresi linear sederhana terdiri atas dua variabel. Satu variabel yang berupa variabel terikat atau tergantung diberi symbol Y dan variabel kedua yang variabel bebas diberi symbol X. Regresi sederhana ini menyatakan hubungan kualitas antara dua variabel dan memperkirakan nilai
variabel terikat berdasarkan nilai variabel bebas. Persamaan yang dipergunakan untuk memprediksi nilai variabel Y disebut dengan persamaan regresi. Bentuk umum dari persamaan
regresi
dinyatakan
persamaan
matematikan.5
Persamaan umum regresi linear sederhana adalah: Y = a + bX Nilai a dan b dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
X Y X XY a N X X 2
2
2
b
N XY X Y N X X 2
2
Keterangan: Y = nilai estimasi Y a = nilai Y pada perpotongan antara garis linear dengan sumbu vertikal Y b = slope yang berhubungan dengan variabel 5
Anwar Sanusi, Metodologi Penelitian Bisnis, (Jakarta: Salemba Empat), hlm 131-132.
41
6. Analisis Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi (R2) sering pula disebut dengan koefisien
determinasi
majemuk
(multiple
coefficient
dterminatif) yang hampir sama dengan koefisien r2. Koefisien Determinasi merupakan ukuran untuk mengetahui kesesuaian atau ketepatan antara nilai dugaan atau garis dengan data sampel. Jika semua data observasi terletak pada garis regresi akan diperoleh garis regresi yang sesuai atau sempurna, namun apabila data observasi tersebar jauh dari nilai dugaan atau garis regresinya, maka nilai dugaannya menjadi kurang sesuai. Koefisien determinasi didefinisikan sebagai berikut: Koefisien determinasi adalah bagian dari keragaman total variabel terikat Y (variabel yang dipengaruhi atau dependen) yang dapat diterangkan atau diperhitungkan oleh keragaman variabel bebas X (variabel yang mempengaruhi atau independen).6 7. Analisis Koefisien Korelasi Koefisien korelasi bertujuan untuk menguji ada tidaknya hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain. rxy
2
2 2
2
Keterangan: rxy = Korelasi Pearson antara X dengan Y 6
Suryadi, Purwanto, S.H. Statistika Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern. (Jakarta: Salemba Empat, 2015), hlm 162
42
X = Inflasi Y= Industri Pengolahan n = Jumlah Data Ukuran korelasi antara dua buah variabel yang paling banyak digunakan adalah koefisien korelasi momen yang dikembangkan oleh Pearson.7 Hasil perhitungan korelasi pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) kelompok besar: a. Korelasi positif kuat, apabila hasil perhitungan korelasi mendekati +1 atau sama dengan +1. Ini berarti bahwa setiap kenaikan skor/nilai pada variabel X akan diikuti dengan kenaikan skor/nilai variabel Y. Sebaliknya, jika variabel X mengalami penurunan, maka akan diikuti dengan penurunan variabel Y. b. Korelasi negatif kuat, apabila hasil perhitungan korelasi mendekati -1 atau sama dengan -1. Ini berarti bahwa setiap kenaikan skor/nilai pada variabel X akan diikuti dengan penurunan skor/nilai variabel Y. Sebaliknya, apabila skor/nilai variabel X turun, maka skor/nilai dari variabel Y akan naik. c. Tidak ada korelasi, apabila hasil perhitungan korelasi (mendekati 0 atau sama dengan 0. Hal Ini berarti bahwa naik turunnya skor/nilai satu variabel tidak mempunyai kaitan dengan naik turunnya skor/nilai variabel yang lainnya. Apabila skor/nilai variabel X naik tidak selalu 7
Suharyadi dan Purwanto, S.K, Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan Modern, (Jakarta: Salemba Empat, 2009), hlm 159.
43
diikuti dengan naik atau turunnya skor/nilai variabel Y, begitu sebaliknya. 8 rxy merupakan koefisien korelasi yang nilainya akan senantiasa berkisar antara -1 sampai dengan 1. Bila koefisien korelasi semakin mendekat angka satu berarti korelasi tersebut semakin kuat, tetapi jika koefisien korelasi tersebut mendekati angka 0 berarti korelasi tersebut semakin lemah. Oleh karena itu, untuk mempermudah pemberian kategori koefisien korelasi maka dibuat kriteria pengukuran berikut: Tabel 1.2 Kriteria Koefisien Korelasi Nilai r
Kriteria
0.00 s.d 0.29
Korelasi sangat lemah
0.30 s.d 0.49
Korelasi lemah
0.50 s.d 0.69
Korelasi cukup
0.70 s.d 0.79
Korelasi kuat
0.80 s.d 1.00
Korelasi sangat kuat
8. Pengujian Hipotesis a. Pengujian individu (Uji t) Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (X) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Y). 8
Agus Irianto, Statistik Konsep Dasar, Aplikasi, dan Pengembangannya, (Jakarta: Kencana, 2004), hlm 141
44
Rumus t hitung pada analisis regresi adalah:9 thitung = b Sb Dimana: b = Koefisien Regresi Sb = Standar error Uji ini bertujuan untuk melihat pengaruh variabel bebas yaitu pengaruh inflasi terhadap pertumbuhan industri pengolahan di indonesia. Kriteria pengujian hipotesis adalah sebagai berikut: H0 : βi = 0 : Inflasi (X) tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan industri pengolahan di Indonesia (Y) Ha : βi ≠ 0 : Inflasi (X) berpengaruh terhadap pertumbuhan industri pengolahan di Indonesia (Y). Menentukan nilai t tabel sebagai batas daerah penerimaan atau penolakan hipotesis. Nilai t tabel pada α = 0,05 berdasarkan uji dua pihak dan derajat kebebasan (dk) = n ─ k ─ 1 dimana n = banyaknya sampel, sedangkan k = banyaknya variabel (bebas dan terikat). Kriteria pengambilan keputusan untuk uji t adalah: 1. Jika ttabel ≤ thitung ≤ ttabel, maka hipotesis nol tidak ditolak 2. Jika thitung < ttabel atau thitung > ttabel, maka hipotesis nol ditolak. Daerah penerimaan dan penolakan H0 ditunjukkan pada gambar berikut ini:
9
Dwi Priyatno, Paham Analisis Statistik Data dengan SPSS, (Yogyakarta: Media Kom, 2010), hlm 59.
45
Gambar 1.1 Kurva Uji t
Daerah Penerimaan HO Daerah Penolakan Ho
Daerah Penolakan Ho
0
t tabel
t tabel
9. Operasional Variabel Definisi Operasional Variabel adalah variabel (yang diungkap dalam definisi konsep) tersebut, secara operasional, secara
praktik,
secara
nyata
dalam
lingkup
obyek
penelitian/obyek yang diteliti. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat. a. Variabel Bebas (Independent Variable) Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi, yang menyebabkan timbulnya atau berubahnya variabel terikat. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Inflasi. b. Variabel Terikat (Dependent Variable) Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi karena adanya variable bebas.Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Industri pengolahan.
46
Definisi operasional variabel penelitian merupakan penjelasan dari masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian terhadap indikator-indikator yang membentuknya. Definisi operasional penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini : Variabel
Definisi adalah
Indikator
Inflasi
Inflasi
gejala
yang Indeks
Harga
(X)
menunjukkan kenaikan tingkat Konsumen
(IHK)
harga umum yang berlangsung merupakan
indikator
terus-menerus. Kenaikan harga yang
umum
tersebut dimaksudkan bukan digunakan
untuk
terjadi sesaat. Dari pengertian menggambarkan tersebut, maka apabila terjadi pergerakan
harga.
kenaikan harga hanya bersifat Perubahan IHK dari sementara,
tidak
dikatakan harga
inflasi.
dapat waktu
ke
waktu
Misalnya, menunjukkan
barang-barang
naik pergerakan harga dari
menjelang lebaran atau hari paket barang atau jasa libur lainnya. Karena ketika yang
dikonsumsi
lebaran usai harga kembali masyarakat. kekondisi semula, maka harga seperti
itu
tidak
dianggap
sebagai inflasi. Inflasi juga berkaitan harga
dengan
kenaikan
secara umum, artinya,
kenaikan
harga
satu
jenis
47
barang maupun jasa juga tidak termasuk inflasi, misalnya pada musim
lebaran
pesawat
harga
naik.
tiket
(Rozalinda,
2015) Industri
Industri
pengolahan
Pengolahan
suatu
(Y)
produksi yang terletak pada berhubungan
unit
atau
adalah Kaarakteristik industri kesatuan pengolahan yaitu yang
suatu tempat tertentu yang rumus
dengan
dan
resep
melakukan kegiatan ekonomi, pembuatan, yaitu di bertujuan
untuk
mengubah dalamnya
suatu barang secara mekanik, industri
seperti makanan,
kimia, atau dengan tangan, minuman,
kimia,
sehingga menjadi benda atau farmasi,
barang
barang atau produk baru yang konsumen, nilainya
lebih
tinggi,
kemasan,
dan dan bioteknologi.
sifatnya lebih dekat kepada konsumen akhir. (Banten BPS)
48
10. Alur Penelitian
Mulai
Identifikasi Perumusan Masalah
Penentuan Tujuan Penelitian
Pengumpulan Data
Data Primer
Studi Pustaka
Data Sekunder
Tidak ada
Analisis dan Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
BPS Nasional
Pengamatan Lapangan
49
D. Pedoman Penulisan Skripsi Untuk pedoman penulisan skripsi ini, penulis menggunakan buku pedoman skripsi sebagai berikut: 1. Untuk penulisan skripsi pedoman penulisan karya ilmiah yang dikeluarkan oleh UIN SMH Banten 2. Untuk penulisan ayat Al-qur’an diambil dari Kitab suci AlQur’an dan terjemahannya yang dikeluarkan oleh Kementrian Agama Pusat.