BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan model Arikunto, dkk (2012). PTK dalam bahasa Inggris disebut sebagai Classroom Action Research (CAR). Pengertian Penelitian Tindakan Kelas menurut Arikunto (2012:2), yaitu sebuah penelitian yang dilakukan di kelas. Dikarenakan ada tiga kata yang membentuk pengertian tersebut, maka ada tiga pengertian yang dapat diterangkan, yaitu: 1.
Penelitian - menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti. 2. Tindakan – menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa. 3. Kelas – dalam hal ini tidak terkait pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula. Dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata ini, yaitu
Penelitian, Tindakan dan Kelas, dapat disimpulkan bahwa “Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar
27
Sa’diah, 2013 PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MEMBUAT PASANGAN (MAKE A MATCH )UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA KONSEP PANCA INDERA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
28
berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama” (Arikunto dkk, 2012:3).
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya. PTK berfokus pada kelas atau pada proses belajar mengajar yang terjadi di kelas, bukan pada input kelas (silabus, materi, dan lain-lain) ataupun output (hasil belajar). PTK harus tertuju atau mengenai hal-hal yang terjadi di dalam kelas (Arikunto, dkk, 2012:58) Penelitian tindakan kelas menurut Mulyasa (2006:155) memiliki karakteristik sebagai berikut: “1. Masalah yang diangkat untuk dipecahkan dan kondisi yang diangkat untuk ditingkatkan harus berangkat dari praktek pembelajaran nyata di kelas; 2. Guru dapat meminta bantuan orang lain untuk mengenal dan mengelaborasi masalah yang akan dijadikan topik penelitian.” Secara umum penelitian tindakan kelas bertujuan untuk: 1. Memperbaiki dan meningkatkan kondisi serta kualitas pembelajaran di kelas; 2. Meningkatkan layanan professional dalam konteks pembelajaran di kelas, khususnya layanan kepada peserta didik; 3. Memberikan kesempatan kepada guru untuk melakukan tindakan dalam pembelajaran yang direncanakan di kelas; dan 4. Memberi kesempatan kepada guru untuk melakukan pengkajian terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukannya (Mulyasa, 2006:155).
B. Rencana Tindakan Secara garis besar, pada penelitian ini terdapat empat tahapan yang dilalui yaitu (1) perencanaan (planning); (2) Pelaksanaan / tindakan (acting); (3) Pengamatan (observing); dan (4) refleksi (reflecting). Adapun
Sa’diah, 2013 PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MEMBUAT PASANGAN (MAKE A MATCH )UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA KONSEP PANCA INDERA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
29
model dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut (Arikunto, dkk:2012). Tahap 1: Menyusun rancangan tindakan (planning) Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.
Tahap 2: Pelaksanaan tindakan (acting) Tahap ke-2 dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan kelas.
Tahap 3: Pengamatan (observing) Tahap ke-3, yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat. Kegiatan
pengamatan
sebenarnya
tidak
bisa
dipisahkan
dengan
pelaksanaan tindakan karena pengamatan seharusnya dilakukan pada waktu tindakan sedang dilakukan.
Tahap 4: refleksi (reflecting) Tahap refleksi adalah kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang telah kita dilakukan. Refleksi sendiri berasal dari bahasa Inggris reflection yang artinya pemantulan. Kegiatan refleksi ini dilakukan ketika selesai melakukan tindakan, kemudian didiskusikan implementasi rancangan tindakan. Sa’diah, 2013 PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MEMBUAT PASANGAN (MAKE A MATCH )UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA KONSEP PANCA INDERA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
30
Observasi Refleksi
Rencana
PRA SIKLUS : Peneliti mengamati kegiatan pembelajaran di kelas IV. : Peneliti sebagai observer menganalisis hal-hal apa saja yang kurang pada kegiatan pembelajaran sehingga siswa kesulitan memahami dan mengingat pelajaran yang telah disampaikan oleh guru. : Peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) tipe membuat pasangan (make a match) pada konsep panca indera manusia di kelas IV.
SIKLUS I Refleksi
: Peneliti dan guru mitra Tindakan : Peneliti sebagai model berkolaborasi untuk menganalisis melaksanakan kegiatan kegiatan pembelajaran dengan pembelajaran di kelas IV dengan menggunakan model pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) kooperatif (cooperative learning) tipe membuat pasangan (make a tipe membuat pasangan (make a match) pada konsep panca indera match) pada konsep panca indera manusia. Jika hasilnya belum manusia. maksimal atau belum mencapai target, maka PTK ini akan dilanjutkan ke siklus berikutnya, sampai maksimal tiga siklus. Observasi : Peneliti bekerjasama dengan guru mitra, mengamati jalannya kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) tipe membuat pasangan (make a match) pada konsep panca indera manusia.
Bagan 3.1 Alur PTK Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match (Modifikasi Arikunto, dkk. 2012:16)
Penjelasan: 1. Pra siklus a. pengamatan
: Peneliti sebagai observer mengamati kegiatan
pembelajaran IPA di kelas IV SDN Jeruk Tipis 3. Sa’diah, 2013 PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MEMBUAT PASANGAN (MAKE A MATCH )UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA KONSEP PANCA INDERA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
31
b. refleksi
: Peneliti menganalisis hal-hal apa saja yang perlu
diperbaiki dalam kegiatan pembelajaran yang menyebabkan siswa kesulitan memahami dan mengingat pelajaran mengenai panca indera manusia yang telah disampaikan oleh guru. Dalam hal ini, pemahaman siswa masih rendah dikarenakan metode mengajar yang digunakan oleh guru cenderung monoton, yaitu metode ceramah dan pemberian tugas mengerjakan lembar kerja siswa yang memungkinkan kurangnya partisipasi aktif siswa sehingga pemahaman dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran cenderung rendah. 2. Siklus I a. Rencana 1) Peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) tipe membuat pasangan (make a match) pada konsep panca indera manusia di kelas IV. 2) Menyiapkan alat dan bahan seperti kartu-kartu pasangan pertanyaan dan jawaban, pluit untuk penanda waktu, hadiah sebagai penghargaan bagi siswa dll.
3) Menyiapkan sumber belajar mengenai materi panca indera manusia yang akan disampaikan yaitu buku paket Sains kelas IV dan buku-buku penunjang lainnya.
4) Menyiapkan soal-soal pretest dan soal evaluasi siklus I.
Sa’diah, 2013 PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MEMBUAT PASANGAN (MAKE A MATCH )UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA KONSEP PANCA INDERA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
32
b. Tindakan 1) Peneliti sebagai model melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas IV dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) tipe membuat pasangan (make a match) pada konsep panca indera manusia sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah disusun sebelumnya. 2) Menyampaikan materi panca indera manusia dengan demonstrasi. 3) Melakukan permainan membuat pasangan (make a match) mengenai materi panca indera manusia dan cara pemeliharaannya yang baru saja dipelajari. 4) Melakukan evaluasi dan memberikan tes formatif siklus I. c. Pengamatan (observasi): Peneliti bekerjasama dengan guru mitra, mengamati jalannya kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) tipe membuat pasangan (make a match) pada konsep panca indera manusia. Hal-hal yang diamati dalam proses pembelajaran adalah: 1) aktivitas siswa 2) aktivitas guru d. Refleksi 1) Peneliti dan guru mitra berkolaborasi untuk menganalisis kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) tipe membuat pasangan (make a match) pada konsep panca indera manusia. Jika hasilnya belum maksimal atau Sa’diah, 2013 PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MEMBUAT PASANGAN (MAKE A MATCH )UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA KONSEP PANCA INDERA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
33
belum mencapai target, maka PTK ini akan dilanjutkan ke siklus berikutnya, sampai maksimal tiga siklus. 2) Siswa dikatakan memenuhi standar ketuntasan belajar minimal, jika mencapai nilai >65. Jika hasilnya rata-rata belum mencapai SKBM, maka dilanjutkan ke siklus II dan seterusnya sampai maksimal tiga siklus.
C. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara menentukan terlebih dahulu sumber data, jenis data, instrumen yang digunakan, serta teknik pengumpulannya. Secara lengkap, teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti akan dijelaskan pada tabel berikut ini. Untuk memperoleh data dari penelitian ini, maka diperlukan instrument penelitian.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
berupa tes dan lembar observasi. 1. Tes formatif tiap siklus, dilakukan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match pada konsep panca indera manusia. Jumlah soal untuk setiap akhir siklus dan post tes sebanyak 10 soal obyektif , lima butir soal pilihan ganda, dan lima butir soal isian singkat, ditambah satu soal subyektif yang menanyakan pendapat siswa tentang proses pembelajaran. Soal yang disusun menunjukkan Sa’diah, 2013 PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MEMBUAT PASANGAN (MAKE A MATCH )UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA KONSEP PANCA INDERA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
34
kemampuan dalam mendeskripsikan hubungan antara struktur panca indera manusia dengan fungsinya serta kemampuan menjelaskan gangguan dan cara memelihara kesehatan panca indera. Berikut ini adalah kisi-kisi dan soal tes pada konsep panca indera manusia.
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Soal Materi Panca Indera Manusia dan Fungsinya Serta Cara Pemeliharaannya Standar
Indikator
Kompetensi
Tingkat
C1
C2
C3
(ingatan)
(Pemaha
(Penerapa
man)
n)
Kesukaran
Memahami
Mendeskripsik
mudah
hubungan antara
an hubungan
sedang
struktur organ
antara struktur
sukar
tubuh manusia
panca indera
dengan fungsinya
dengan
serta cara
fungsinya.
pemeliharaannya.
Menjelaskan
mudah
gangguan dan
sedang
I
1(1)
1(6)
PG
I
1(2)
1(7)
PG
I
1(8)
sukar
1(3)
1
1(4)
5 1(5)
kesehatan panca indera
I.
5
1(9)
(10)
cara memelihara
PG
Jml
Pilihlah salah satu jawaban yang tepat dengan memberi tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d! 1. Allah SWT memberikan kita alat indera yang berfungsi untuk melihat yaitu. . . a. Hidung c. mata b. Lidah d. telinga
Sa’diah, 2013 PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MEMBUAT PASANGAN (MAKE A MATCH )UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA KONSEP PANCA INDERA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
35
2. Alat indera yang dapat merasakan panas atau dingin adalah. . . a. Hidung c. lidah b. Kulit d. telinga 3. Salah satu penyakit yang dapat menyerang hidung adalah. . . a. Batuk c. glukoma b. Diare d. sinusitis 4. Jika kita membaca atau menonton televisi terlalu dekat, itu tidak baik karena dapat mengakibatkan kelainan mata yang disebut. . . a. Hemerolopi c. miopi b. Hipermetropi d. presbiopi 5. Agar kulit kita tetap sehat, maka kita harus menjaganya, kecuali… a. Berganti pakaian bersih setiap hari b. Bermain pasir dan lumpur di halaman c. Mandi minimal dua kali sehari d. Membiasakan cuci tangan dan kaki II.
Mari melengkapi pernyataan-pernyataan di bawah ini dengan jawaban yang tepat. 6. Pada lidah kita terdapat bintil-bintil kecil yang peka terhadap rasa, disebut. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7. Saluran eustachius merupakan saluran yang menghubungkan antara . . . . . . . . . . . . . . . . . dan . . . . . . . . . . 8. Bagian mata yang memberi warna pada mata adalah . . . . … . . . 9. Jika kita terkena sariawan, maka kita harus makan makanan yang banyak mengandung vitamin . . . . . . 10. Dina tidak bisa membaca dengan jelas jika jaraknya lebih dari 30cm, maka Dina dapat ditolong dengan menggunakan kacamata berlensa . . . . . . 11. Bagaimana pelajaran IPA hari ini? Menyenangkan atau tidak? Berikan alasanmu . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ...... 2.
Lembar observasi atau lembar pengamatan, untuk mengukur atau menilai proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match pada konsep panca indera manusia.
Sa’diah, 2013 PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MEMBUAT PASANGAN (MAKE A MATCH )UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA KONSEP PANCA INDERA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
36
Tabel 3.2 Pedoman Observasi Aktivitas Guru Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match NILAI NO
INDIKATOR
1
Menyampaikan tujuan pelajaran yang akan
1
2
3
dicapai dan menekankan pentingnya konsep panca indera manusia yang akan dipelajari, serta memotivasi siswa belajar. 2
Menyajikan materi tentang konsep panca indera manusia.
3
Menyiapkan kartu-kartu soal dan jawaban yang berkaitan dengan konsep panca indera manusia.
4
Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompokkelompok dan membimbing setiap kelompok agar melakukan transisi secara efektif dan efisien.
5
Memberikan instruksi permainan dengan jelas.
6
Membimbing kelompok-kelompok pada saat melakukan tugas kelompoknya masing-masing.
7
Mengelola
jalannya
permainan
agar
tetap
kondusif 8
Membimbing siswa mempresentasikan pasangan kartu.
9
Memberikan penghargaan atas kecocokan kartu dan kerjasama siswa.
10
Mengevaluasi proses pembelajaran. Jumlah Rata-Rata Keterangan: 1: Kurang; 2: cukup; 3: baik; 4: sangat baik
Sa’diah, 2013 PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MEMBUAT PASANGAN (MAKE A MATCH )UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA KONSEP PANCA INDERA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4
37
Tabel 3.3 Pedoman Observasi Aktivitas Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match NILAI NO
INDIKATOR
1
Memperhatikan presentasi materi dari guru dengan
1
2
3
penuh perhatian. 2
Membaca teks yang diberikan guru dan membuat catatan pribadi.
3
Mendengarkan dan mengikuti instruksi permainan dari guru.
4
Melaksanakan permainan dengan tertib.
5
Berdiskusi antar siswa dalam mencocokkan kartu.
6
Mencari pasangan kartu sesuai dengan waktu yang ditentukan.
7
Melaporkan pasangan kartu kepada kelompok penilai / guru.
8
Melakukan transisi kelompok dengan tertib.
9
Mempresentasikan pasangan kartu..
10
Berdiskusi/bertanya antar siswa dan guru Jumlah Rata-Rata
Keterangan: 1: Kurang; 2: cukup; 3: baik; 4: sangat baik
D. Pengolahan Data Setelah data dikumpulkan, kemudian diolah untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa yang dapat diketahui dari hasil belajarnya. Dengan mengambil data dari tes dan tugas yang diberikan oleh guru, untuk menghitung persentase daya serap/ketuntasan belajar menggunakan rumus: Skor Hasil Belajar
= Jumlah jawaban yang benar x 100 Jumlah soal
Sa’diah, 2013 PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MEMBUAT PASANGAN (MAKE A MATCH )UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA KONSEP PANCA INDERA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4
38
Rata-rata Ketuntasan belajar
= Σ skor keseluruhan Jumlah siswa = Σ siswa yang mendapat nilai ≥65 x 100% Σ siswa
Nilai Aktivitas Guru dan Siswa = Jumlah skor yang diperoleh x 100 Skor maksimum Hasil tersebut diinterpretasikan dengan kategorikan sebagai berikut: Tabel 3.4 Klasifikasi Nilai Hasil Belajar Siswa Persentase Pemahaman Siswa 90 - 100 76 - 90 65 -75 < 65
Kriteria Baik Sekali Baik Cukup Kurang
E. Subjek Dan Lokasi Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah kegiatan pembelajaran
dengan
dengan
menggunakan
model
pembelajaran
kooperatif (cooperative learning) tipe membuat pasangan (make a match) pada konsep panca indera manusia. Dilaksanakan di kelas IV SDN Jeruk Tipis 3 yang berjumlah 32 orang siswa yang terdiri dari 14 orang siswa laki-laki dan 18 orang siswa perempuan. 2. Lokasi Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di kelas IV SD Negeri Jeruk Tipis 3 yang berlokasi di Kp. Cikopyah, Desa Tegal Maja, Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang-Banten 42184. Peneliti memilih SD Negeri Jeruk Tipis 3 sebagai lokasi penelitian, dikarenakan lokasinya yang relatif dekat dari tempat tinggal peneliti, sehingga diharapkan dapat membantu memudahkan dalam melakukan proses penelitian. Sa’diah, 2013 PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MEMBUAT PASANGAN (MAKE A MATCH )UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA KONSEP PANCA INDERA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
39
Sa’diah, 2013 PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MEMBUAT PASANGAN (MAKE A MATCH )UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA KONSEP PANCA INDERA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu