33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah quasy experiment. Alasan penggunaan metode ini karena sulit dilakukan pengontrolan variabel sehingga sulit dilakukan eksperimen murni (Sukmadinata, 2009, hlm. 207). Desain penelitian yang digunakan adalah Pretest-Posttest Control Group Design. Kelompok eksperimen dan kontrol memiliki karakteristik yang sama karena diambil atau dibentuk dari populasi yang homogen pula (Sukmadinata, 2009, hlm. 204). Penelitian dilakukan di dalam dua kelas, dengan adanya lima kali pertemuan. Pada pertemuan pertama siswa diberikan pretest mengenai materi fluida statis, pertemuan kedua, ketiga dan keempat siswa diberi model pembelajaran inkuiri abduktif pada materi fluida statis, kemudian pada pertemuan kelima siswa diberi posttest berbasis penguasaan konsep dan literasi sains pada materi fluida statis. Tabel 3.1 Pretest-Posttest Control Group Design Kelompok
Pretest
Perlakuan
Posttest
Eksperimen
O1
X1
O2
Kontrol
O1
X2
O2
Sumber : Sukmadinata (2009, hlm. 204)
Keterangan: O1 adalah tes sebelum pembelajaran dan O2 adalah tes setelah pembelajaran. X1 adalah perlakuan yang berupa model pembelajaran inkuiri abduktif. X2 adalah perlakuan yang berupa model pembelajaran inkuiri pada kelas kotrol. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian yang dilakukan secara bertahap. Desain Penelitian dapat dilihat berdasarkan gambar berikut:
Nurria Latifatul Ulum, 2015 PENERAPAN MODEL INKUIRI ABDUKTIF DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN LITERASI SAINS SISWA SMA PADA MATERI FLUIDA STATIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
34
Potensi Masalah
Studi Literatur
Pembuatan Instrumen
Judgement Instrumen
Uji Coba Instrumen
Post Test Penguasaan Konsep dan Literasi Sains
Model Pembelajaran Inkuiri Abduktif
Pre Test Penguasaan Konsep dan Literasi Sains
Peningkatan Penguasaan Konsep dan Literasi Sains Siswa SMA
Gambar 3. 1 Desain Penelitian
B. Populasi dan Sampel Penelitian Penelitian ini akan mengambil populasi, yaitu kelas X di salah satu SMA Negeri di Kota Cimahi. Sampel penelitian adalah siswa kelas X dengan jumlah 39 orang dan 37 orang. Sampel ditentukan dengan teknik simple nonsampling dengan anggapan bahwa seluruh individu yang menjadi anggota populasi memiliki peluang yang sama dan bebas dipilih sebagai anggota sampel (Sukmadinata, 2012, hlm. 255).
C. Definisi Operasional 1. Model Inkuiri Abduktif Model inkuiri abduktif merupakan model pembelajaran yang terdiri dari empat elemen (Oh, 2013): exploration (eksplorasi), examination (pemeriksaan), selection (seleksi), dan explanation (penjelasan). Dalam setiap tahapan pembelajaran inkuiri abduktif siswa dituntun untuk membuat hipotesis berdasarkan fenomena yang diberikan hingga diperoleh penjelasan terbaik berdasarkan fenomena yang diberikan. Model inkuiri abduktif diobservasi keterlaksanaannya menggunakan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran yang diisi oleh observer yang berlatar
belakang pendidikan
minimal
mahasiswa
jurusan
Nurria Latifatul Ulum, 2015 PENERAPAN MODEL INKUIRI ABDUKTIF DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN LITERASI SAINS SISWA SMA PADA MATERI FLUIDA STATIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
35
kependidikan. Lembar observasi keterlaksanaan tersebut, dapat diukur keterlaksanaan setiap tahapan dalam model inkuiri abduktif.
2. Peningkatan Penguasaan Konsep Penguasaan konsep merupakan kemampuan siswa menguasai materi pelajaran yang diberikan. Penguasaan konsep merupakan dasar dari penguasaan prinsip-prinsip teori artinya untuk dapat menguasai prinsip dan teori harus dikuasai terlebih dahulu konsep-konsep yang menyusun prinsip dan teori yang bersangkutan. Penguasaan konsep pada penelitian ini mencakup 4 aspek sistwm kognitif menurut Marzano dan Kendall (2008, hlm. 16), meliputi penarikan kembali, pemahaman, analisis dan penggunaan pengetahuan.
Peningkatan penguasaan
konsep
siswa
dianalisis berdasarkan tes pilihan ganda yang diberikan sebelum dan setelah dilakukan pembelajaran pada materi fluida statis. Kemudian membandingkan skor N-gain yang ternormalisasi dari dua kelas yang diberikan pembelajaran menggunakan model pembelajaran yang berbeda.
3. Peningkatan Literasi Sains Literasi
Sains
adalah
kapasitas
seseorang
untuk
menggunakan
pengetahuan sains untuk mengidentifikasi pertanyaan dan untuk menggambarkan fakta untuk menghasilkan suatu kesimpulan sehingga dapat mengerti serta dapat membantu dalam membuat keputusan tentang kehidupan kita di alam dan merubah itu untuk peningkatan aktifitas manusia (Programme for International Student Assesment (PISA), Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) dalam Gormally 2012, hlm. 364). Gormally (2012, hlm. 367) mengukur literasi sains siswa berdasarkan tes pilihan ganda. Pada penelitian ini, tes pilihan ganda diujikan sebelum dan setelah dilakukan pembelajaran pada materi fluida statis. Kemudian membandingkan skor N-gain yang ternormalisasi dari dua kelas yang diberikan pembelajaran menggunakan model pembelajaran yang berbeda.
Nurria Latifatul Ulum, 2015 PENERAPAN MODEL INKUIRI ABDUKTIF DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN LITERASI SAINS SISWA SMA PADA MATERI FLUIDA STATIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
36
D. Prosedur Penelitian Penelitian dilakukan dengan prosedur yang terdiri dari 3 tahap utama, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap pelaporan. 1. Tahap Persiapan a. Memperoleh permasalahan yang berkaitan dengan dunia pendidikan, meliputi, model pembelajaran, penguasaan konsep siswa dan literasi sains siswa. b. Menyusun proposal penelitian. c. Melaksanakan seminar penelitian. d. Mengurus surat izin penelitian dan menghubungi pihak sekolah untuk dapat melakukan penelitian di salah satu sekolah menengah atas di Kota Cimahi. e. Melakukan studi pendahuluan, meliputi hasil belajar siswa berupa nilai, soal ulangan harian, observasi keterlaksanaan pembelajaran, wawancara dengan siswa dan guru Mata Pelajaran Fisika. f. Merumuskan masalah penelitian berdasarkan kondisi yang terjadi di lapangan, berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilaksanakan. g. Studi literatur terhadap jurnal, buku, artikel, dan laporan penelitian mengenai abduktif, model inkuiri abduktif, penguasaan konsep dan literasi sains. h. Menelaah kurikulum Fisika SMA mengenai pokok bahasan yang akan dijadikan fokus dalam penelitian, meliputi cakupan materi, waktu pemberian materi, dan banyaknya jam tatap muka dengan siswa. i. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berdasarkan model inkuiri abduktif. j. Menyusun instrumen penelitian berupa soal penguasaan konsep dan soal literasi sains sesuai dengan materi yang telah ditentukan sebelumnya. k. Melakukan judgement instrumen (tes) kepada dua orang dosen untuk soal penguasaan konsep dan dua orang dosen untuk soal literasi sains. Nurria Latifatul Ulum, 2015 PENERAPAN MODEL INKUIRI ABDUKTIF DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN LITERASI SAINS SISWA SMA PADA MATERI FLUIDA STATIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
37
l. Memperbaiki instrumen setelah dikoreksi oleh judgement tes. m. Melakukan uji coba instrumen kepada siswa yang telah memperoleh pembelajaran mengenai materi yang telah ditentukan. n. Menganalisis secara statistik hasil uji coba instrumen yang meliputi validitas, tingkat kesukaran, daya pembeda, dan reliabilitas sehingga dapat diketahui kelayakan instrumen tersebut.
2. Tahap Pelaksanaan a. Melaksanakan pretest penguasaan konsep dan literasi sains pada materi fluida statis pada kedua kelas. b. Melaksanakan pembelajaran menggunakan model inkuiri abduktif pada kelas eksperimen dan pembelajaran menggunakan model inkuiri pada kelas kontrol. c. Melaksanakan posttest penguasaan konsep dan literasi sains pada materi fluida statis pada kedua kelas. d. Mengolah data hasil pretest dan posttest, kemudian membandingkan skor pretest dan posttest sehingga diperoleh gambaran peningkatan kemampuan penguasaan konsep dan literasi sains siswa pada materi fluida statis berupa skor N-gain. e. Menganalisis perolehan skor N-Gain antara kelas eksperimen dan kelas kontrol berdasarkan teori yang relevan. 3. Tahap Pelaporan a. Menarik kesimpulan berdasarkan data dan analisis yang dilakukan. b. Menyusun laporan penelitian. Tahapan penelitian lebih jelas digambarkan pada diagram berikut.
Nurria Latifatul Ulum, 2015 PENERAPAN MODEL INKUIRI ABDUKTIF DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN LITERASI SAINS SISWA SMA PADA MATERI FLUIDA STATIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
38
Tahap Persiapan
Tahap Pelaksanaan
• Memperoleh permasalahan • Penyusunan proposal penelitian • Studi Pendahuluan • Merumuskan permasalahan penelitian • Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) • Menyusun Instrumen • Melakukan Judgement Instrumen • Uji Coba Instrumen • Analisis Butir Soal
• Pretest Penguasaan Konsep dan Literasi Sains pada Materi Fluida Statis • Melakukan pembelajaran menggunakan model inkuiri abduktif pada kelas eksperimen dan pembelajaran menggunakan model inkuiri pda kelas kontrol • Posttest Penguasaan Konsep dan Literasi Sains pada Materi Fluida Statis • Pengolahan Data Hasil Pretest dan Posttest • Analisis data
Tahap Pelaporan • Penarikan Kesimpulan • Menyusun laporan penelitian
Gambar 3. 2 Tahapan Penelitian
E. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan antara lain adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran menggunakan model inkuri abduktif dan model inkuiri, tes penguasaan konsep dan tes literasi sains. Tes penguasaan konsep dan literasi sains disusun dalam bentuk pilihan ganda. Penguasaan Konsep diukur berdasarkan 4 aspek menurut Marzano. Literasi sains diukur menggunakan adaptasi dari Test Of Scientific Literacy Skills (TOSLS) menurut Gormally. Berikut merupakan rincian instrumen yang digunakan dalam penelitian. 1. Lembar Observasi Lembar observasi merupakan lembar yang digunakan peneliti untuk dapat menilai aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran yang berlangsung. Lembar observasi ini menunjukkan persentase keterlaksanaan Nurria Latifatul Ulum, 2015 PENERAPAN MODEL INKUIRI ABDUKTIF DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN LITERASI SAINS SISWA SMA PADA MATERI FLUIDA STATIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
39
tahapan kegiatan guru dan siswa yang berlangsung sesuai dengan penyusunan RPP yang dilakukan sebelumnya sehingga keterlaksanaan tahapan pembelajaran menggunakan model inkuiri abduktif dan model inkuiri dapat digambarkan. Bentuk lembar observasi merupakan lembaran isian ceklis sehingga observer hanya membubuhkan tanda ceklis (v) untuk setiap pernyataan pada format observasi yang diberikan berkaitan dengan kegiatan guru dan kegiatan siswa pada setiap tahapan pembelajaran model inkuiri abduktif dan model inkuiri.
2. Tes Pengetahuan Konsep Tes Penguasaan Konsep merupakan test yang disusun berdasarkan 4 aspek penguasaan konsep menurut Marzano yang meliputi penarikan kembali,
pemahaman,
analisis
dan
penggunaan
pengetahuan.
Tes
penguasaan konsep diberikan dalam bentuk tes pilihan ganda. Tes diberikan dua kali berupa pretest dan posttest. Soal-soal yang digunakan pada pretest dan posttest adalah soal yang sama, agar tidak memberikan pengaruh yang signifikan yang diakibatkan perbedaan kualitas instrumen terhadap perubahan penguasaan konsep yang terjadi. Dengan soal yang sama pula dapat memudahkan analisis peningkatan kemampuan penguasaan konsep siswa. Penentuan skor tes literasi sains menggunakan Right Skor Only artinya jika benar diberi nilai 1 dan jika salah diberi nilai 0.
3. Test Literasi Sains Test Of Scientific Literacy Skills (TOSLS) merupakan tes pilihan ganda untuk dapat mengukur literasi sains siswa yang disusun oleh Gormally. Tes literasi sains pada penelitian ini mengadopsi TOSLS menurut Gormally (2012, hlm. 367) dengan mengukur literasi sains sebagai berikut. (1) Identifikasi argumen ilmiah yang valid, (2) Evaluasi validitas sumber, (3) Evaluasi penggunaan dan penyalahgunaan informasi ilmiah, (4) Memahami elemen desain penelitian dan bagaimana pengaruhnya terhadap Nurria Latifatul Ulum, 2015 PENERAPAN MODEL INKUIRI ABDUKTIF DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN LITERASI SAINS SISWA SMA PADA MATERI FLUIDA STATIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
40
temuan/kesimpulan, (5) Membuat representasi grafik dari data, (6) Membaca dan menafsirkan data yang disajikan dalam bentuk grafik, (7) Menyelesaikan masalah menggunakan keterampilan kuantitatif, termasuk statistik dan probabilitas, (8) Memahami dan menginterpretasikan dasar statistik, dan (9) Membenarkan inferensi, prediksi, dan kesimpulan berdasarkan data kuantitatif. Tes diberikan dua kali berupa pretest dan posttest. Soal-soal yang digunakan pada pretest dan posttest adalah soal yang sama, agar tidak memberikan pengaruh yang signifikan yang diakibatkan perbedaan kualitas instrumen terhadap perubahan skor yang terjadi. Dengan soal yang sama pula dapat memudahkan analisis peningkatan literasi sains siswa. Penentuan skor tes literasi sains menggunakan Right Skor Only artinya jika benar diberi nilai 1 dan jika salah diberi nilai 0.
F. Uji Coba Instrumen Sebelum diujikan pada siswa, soal tes melewati proses judgement, setelah melalui proses judgement soal diuji cobakan pada siswa yang telah memperoleh pembelajaran mengenai fluida statis. Uji coba instrumen dilakukan pada siswa yang memiliki karakteristik yang sama dengan siswa yang akan dijadikan sampel penelitian. Data hasil uji coba instrumen dianalisis secara statistik yang meliputi uji validitas butir soal, uji reliabilitas tes, uji daya pembeda butir soal, dan uji tingkat kesulitan butir soal. 1. Validitas Butir Soal Validitas adalah nilai yang menunjukkan tingkat valid atau sahih dari instrumen, mengukur apa yang hendak diukur (Arikunto, 2012, hlm. 80). Jika suatu instrumen dapat mengukur objek
yang ingin diukur serta dapat
mengungkapkan data sesuai dengan kebutuhan penelitian maka intrumen tersebut dikatakan valid. Nilai validitas instrumen menunjukkan menyimpang atau tidaknya data yang telah terkumpul sebagai gambaran dari tingkat validitas instrument. Nilai validitas ditentukan dengan mencari nilai point biserial dalam Persamaan 3.1. Nurria Latifatul Ulum, 2015 PENERAPAN MODEL INKUIRI ABDUKTIF DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN LITERASI SAINS SISWA SMA PADA MATERI FLUIDA STATIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
41
𝑥̅ − 𝑥̅𝑡 𝑝 √ … (3.1) 𝑆𝑛 𝑞
𝑟𝑥𝑦 =
Sumber: Wikipedia
Keterangan: 𝑟𝑥𝑦 = koefisien korelasi point biserial 𝑥̅
= skor tiap butir soal untuk setiap siswa uji coba
𝑥̅𝑡
= skor total tiap siswa uji coba
p
= jawaban benar
q
= jawaban salah
Sn
= standar deviasi.
Nilai 𝑟𝑥𝑦 yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan validitas butir soal dengan menggunakan kriteria pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Interpretasi Validitas
Koefisien Korelasi
Kriteria Validitas
0,80 < 𝑟𝑥𝑦 ≤ 1,00
Sangat Tinggi
0,60 < 𝑟𝑥𝑦 ≤ 0,80
Tinggi
0,40 < 𝑟𝑥𝑦 ≤ 0,60
Cukup
0,20 < 𝑟𝑥𝑦 ≤ 0,40
Rendah
0,00 < 𝑟𝑥𝑦 ≤ 0,20
Sangat Rendah Sumber: Arikunto (2012, hlm. 89)
2. Reliabilitas Tes Reliabilitas tes adalah tingkat keajegan tes dengan kata lain tingkat konsistensi tes, artinya tingkatan yang menunjukkan tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang ajeg/konsisten (tidak berubah-ubah) ketika dilakukan tes pada situasi yang berbeda-beda (Munaf, 2001, hlm. 59). Reliabilitas tes pada penelitian ini menggunakan metode belah dua dengan persamaan K – R Nurria Latifatul Ulum, 2015 PENERAPAN MODEL INKUIRI ABDUKTIF DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN LITERASI SAINS SISWA SMA PADA MATERI FLUIDA STATIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
42
20, instrumen yang digunakan berupa soal pilihan ganda. Persamaan K – R 20 tersebut pada Persamaan 3.2. 𝑛
𝑆 2 −∑ 𝑝𝑞
𝑟 = (𝑛−1) (
𝑆2
).....(3.2)
Sumber: Arikunto (2012, hlm. 115)
Keterangan : 𝑟11 = realibilitas instrumen p = proporsi siswa yang menjawab item dengan benar q = proporsi siswa yang menjawab item dengan salah S = standar deviasi dari tes n = banyaknya item Nilai 𝑟11 yang diperoleh diinterpretasikan dalam menentukan reliabilitas instrumen dengan kriteria apabila 𝑟11 > rtabel maka instrumen tersebut reliabel , kriteria terdapat pada tabel 3.3.
Tabel 3.3 Interpretasi Reliabilitas
Koefisien Korelasi
Kriteria Reliabilitas
0,81 < 𝑟11 ≤ 1,00
Sangat Tinggi
0,61 < 𝑟11 ≤ 0,80
Tinggi
0,41 < 𝑟11 ≤ 0,60
Cukup
0,21 < 𝑟11 ≤ 0,40
Rendah
0,00 < 𝑟11 ≤ 0,20
Sangat Rendah Sumber: Arikunto (2009, hlm. 75)
3. Tingkat Kesukaran Butir Soal Tingkat kesukaran butir soal merupakan nilai yang diperoleh dari perbandingan keseluruhan siswa yang menjawab benar pada butir soal dalam instrumen. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah menyebabkan siswa tidak terangsang Nurria Latifatul Ulum, 2015 PENERAPAN MODEL INKUIRI ABDUKTIF DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN LITERASI SAINS SISWA SMA PADA MATERI FLUIDA STATIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
43
untuk mempertinggi usaha agar dapat memecahkan persoalan yang ada. Sebaliknya soal yang terlalu sukar menyebabkan siswa menjadi putus asa sehingga berkurang semangat untuk mencoba memecahkan persoalan yang berada di luar jangkauan (Arikunto, 2012, hlm. 222). Nilai yang menunjukkan tingkat kesukaran dari suatu soal disebut indeks kesukaran. Indeks kesukaran berada di dalam rentang nilai antara 0,00 hingga 1,00. Besarnya indeks kesukaran dapat di peroleh dengan menggunakan Persamaan 3.3. 𝐵
𝑃 = 𝐽𝑆.... (3.3) Sumber: Arikunto (2012, hlm. 223)
Keterangan: P = Indeks kesukaran B = Banyak siswa menjawab betul JS = Jumlah siswa. Nilai P yang diperoleh diinterpretasikan dalam menentukan tingkat kesukaran butir soal dengan kriteria Tabel 3.4.
Tabel 3.4 Interpretasi Tingkat Kesukaran
Indeks
Tingkat Kesukaran
0,00-0,30
Sukar
0,30-0,70
Sedang
0,70-1,00
Mudah Sumber: Arikunto (2012, hlm. 225)
4. Daya Pembeda Butir Soal Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah) (Arikunto, 2012, hlm. 226). Persamaan yang digunakan untuk menunjukkan daya pembeda adalah Persamaan 3.4.
Nurria Latifatul Ulum, 2015 PENERAPAN MODEL INKUIRI ABDUKTIF DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN LITERASI SAINS SISWA SMA PADA MATERI FLUIDA STATIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
44
𝐷=
𝐵𝐴 𝐵𝐵 − = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 … . . (3.4) 𝐽𝐴 𝐽𝐵 Sumber: Arikunto (2012, hlm. 228)
Keterangan: J = jumlah peserta tes 𝐽𝐴 = banyaknya peserta kelompok atas 𝐽𝐵 = banyaknya peserta kelompok bawah 𝐵𝐴 = jumlah kelompok atas yang menjawab benar 𝐵𝐵 = jumlah kelompok bawah yang menjawab benar Nilai D yang diperoleh diinterpretasikan dalam menentukan daya pembeda butir soal dengan kriteria Tabel 3.5.
Tabel 3.5 Interpretasi Daya Pembeda
Indeks
Tingkat Daya Pembeda
0,00-0,20
Negatif
0,20-0,40
Cukup
0,40-0,70
Baik
0,70-1,00
Baik Sekali
Negatif
Semuanya tidak baik Sumber: Arikunto (2012, hlm. 226)
G. Hasil Uji Coba Setelah dilakukan judgement tes oleh ahli, Soal Penguasaan Konsep dan Literasi Sains diujikan kepada siswa kelas XI pada salah satu SMA Negeri di Kota Cimahi yang telah mendapatkan pembelajaran materi fluida statis. Soal Penguasaan Konsep yang disusun terdiri dari 18 soal yang meliputi 2 soal aspek penarikan pengetahuan, 8 soal aspek pemahaman, 3 soal aspek analisis 5 soal penggunaan pengetahuan. 4 aspek tersebut merupakan 4 aspek sistem kognitif
Nurria Latifatul Ulum, 2015 PENERAPAN MODEL INKUIRI ABDUKTIF DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN LITERASI SAINS SISWA SMA PADA MATERI FLUIDA STATIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
45
menurut Marzano dan Kendall (2008, hlm. 16). Kemudian dilakukan uji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda seperti pada Tabel 3.6.
Tabel. 3.6 Rekapitulasi Hasil Uji Instrumen Penguasaan Konsep
No. Soal
Validitas Konstruks Nilai
Kategori
1
0,46
2
Reliabilitas
Kesukaran
Ket
Kategori
Nilai
Kategori
Cukup
0,58
Baik
0,56
Sedang
Digunakan
0,55
Cukup
0,58
Baik
0,58
Sedang
Digunakan
3
0,65
Tinggi
0,58
Baik
0,19
Sukar
Digunakan
4
0,62
Tinggi
0,67
Baik
0,33
Sedang
Digunakan
5
0,49
Cukup
0,25
Cukup
0,14
Sukar
6
0,57
Cukup
0,50
Baik
0,28
Sukar
Digunakan
7
0,60
Cukup
0,50
Baik
0,28
Sukar
Digunakan
8
0,62
Tinggi
0,50
Baik
0,22
Sukar
Digunakan
9
0,42
Cukup
0,58
Baik
0,58
Sedang
Digunakan
10
0,61
Tinggi
0,33
Cukup
0,11
Sukar
Digunakan
11
0,43
Cukup
0,33
Cukup
0,17
Sukar
Digunakan
12
0,54
Cukup
0,33
Cukup
0,25
Sukar
Digunakan
13
0,43
Cukup
0,50
Baik
0,67
Sedang
14
0,42
Cukup
0,42
Baik
0,44
Sedang
Digunakan
15
0,33
Rendah
0,58
Baik
0,44
Sedang
Digunakan
16
0,19
0,33
Cukup
0,31
Sedang
17
0,75
Tinggi
0,42
Baik
0,17
Sukar
Digunakan
18
0,50
Cukup
0,42
Baik
0,50
Sedang
Digunakan
Rendah
0,55
Kategori
Tingkat
Nilai
Sangat
Nilai
Daya Pembeda
Cukup
Tidak Digunakan
Tidak Digunakan
Tidak Digunakan
Berdasarkan Tabel 3.6, dari 18 butir soal penguasaan konsep yang telah melalui proses judgement dan uji coba, terdapat tiga butir soal yang tidak digunakan karena indikator tersebut masih terwakili oleh nomor soal lainnya. Sehingga butir soal penguasaan konsep yang akan diujikan sebanyak 15 butir soal. Kemudian dianalisis sebaran instrumen penguasaan konsep dilihat dari validitas point biserial dan tingkat kesukaran pada Gambar 3.3. Nurria Latifatul Ulum, 2015 PENERAPAN MODEL INKUIRI ABDUKTIF DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN LITERASI SAINS SISWA SMA PADA MATERI FLUIDA STATIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
46
Sukar
Sedang
0,8
Tinggi 0,7
Validitas
0,6 0,5
Cukup 0,4 0,3
Rendah 0,2 0,1
Sangat Rendah
0 0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
0,7
Tingkat Kesukaran
Gambar 3. 3 Sebaran Validitas Point Biserial dan Tingkat Kesukaran Instrumen Penguasaan Konsep
Berdasarkan Gambar 3.3, sebaran validitas dan tingkat kesukaran diperoleh nilai uji validitas item butir soal sebesar 5,56% berkategori sangat rendah, 5,56% berkategori rendah, 73,33% berkategori cukup, dan 27,78% berkategori tinggi. Uji reliabilitas yang bernilai 0,55 berkategori sedang. Uji tingkat kesukaran butir soal sebesar 50,00% berkategori sedang dan 50,00% berkategori sukar. Soal penguasaan konsep yang digunakan untuk penelitian sebanyak 15 soal dengan membuang nomor 5, 13 dan 16 karena indikator soal sudah terwakili oleh soal yang lain. Kemudian ada satu soal yang validitasnya rendah yaitu soal nomor 15 masih digunakan karena berdasarkan analisis statistik validitas
konstruk
empirik
yang
berdasarkan
uji
coba
tes
dan
mempertimbangkan hasil validitas isi yang dilakukan oleh judgment tes, soal tersebut dapat mewakili penguasaan konsep siswa karena tidak ada indikator soal lain yang dapat mewakili soal tersebut sehingga soal tersebut digunakan dalam penelitian. Soal Literasi Sains yang disusun terdiri dari 13 soal. Soal tersebut disusun berdasarkan indikator literasi sains menurut Gormally (2012 , hlm. 367) pada penelitian ini digunakan 8 indikator penelitian diantaranya sebagai Nurria Latifatul Ulum, 2015 PENERAPAN MODEL INKUIRI ABDUKTIF DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN LITERASI SAINS SISWA SMA PADA MATERI FLUIDA STATIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
47
berikut: 1) Mengetahui suatu informasi dan analisis menggunakan metode inkuiri sehingga dapat membangun pengetahuan sainstifik, meliputi a) mengidentifikasi kebenaran dari suatu argumen sains sebanyak 2 soal,
b)
mengevaluasi kebenaran sumber sebanyak 2 soal, c) mengevaluasi penggunaan sebanyak 2 soal ; 2) Mengorganisasi, menganalisis, dan menginterpretasi data kuantitatif dan informasi sains, meliputi a) membuat grafik yang dapat merepresentasikan data sebanyak 2 soal, b) membaca dan menginterpretasikan data sebanyak 1 soal, c) menyelesaikan masalah menggunakan kemampuan kuantitatif termasuk probabilitas dan statistik sebanyak 1 soal, d) mengerti dan menginterpretasikan dasar statistik sebanyak 2 soal, e) menganalisis interferensi, prediksi dan kesimpulan berdasarkan data kuantitatif sebanyak 1 soal. Kemudian dilakukan uji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda seperti pada Tabel 3.7.
Tabel. 3.7 Rekapitulasi Hasil Uji Instrumen Literasi Sains
No. Soal
Validitas Konstruks Nilai
Kategori
19
0,62
20
Reliabilitas Nilai
Tingkat Kesukaran
Ket
Nilai
Kategori
Nilai
Kategori
Tinggi
0,67
Baik
0,47
Sedang
Digunakan
0,57
Cukup
0,58
Baik
0,72
Mudah
Digunakan
21
0,65
Tinggi
0,58
Baik
0,50
Sedang
Digunakan
22
0,40
Rendah
0,50
Baik
0,39
Sedang
23
0,61
Tinggi
0,58
Baik
0,25
Sukar
24
0,44
Cukup
0,67
Baik
0,47
Sedang
0,50
Baik
0,33
Sedang
Digunakan
0,59
Kategori
Daya Pembeda
Cukup
Tidak Digunakan Digunakan Tidak Digunakan
25
0,57
Cukup
26
0,69
Tinggi
0,83
Baik
0,42
Sedang
Digunakan
27
0,26
Rendah
0,17
Rendah
0,14
Sukar
Digunakan
28
0,42
Cukup
0,42
Baik
0,22
Sukar
Digunakan
29
0,52
Cukup
0,58
Baik
0,30
Sukar
Digunakan
30
0,54
Cukup
0,67
Baik
0,39
Sukar
31
0,55
Cukup
0,67
Baik
0,36
Sedang
Tidak Digunakan Digunakan
Nurria Latifatul Ulum, 2015 PENERAPAN MODEL INKUIRI ABDUKTIF DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN LITERASI SAINS SISWA SMA PADA MATERI FLUIDA STATIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
48
Berdasarkan Tabel 3.7, dari 13 butir soal literasi sains yang telah melalui proses judgement dan uji coba, terdapat tiga butir soal yang tidak digunakan karena indikator tersebut masih terwakili oleh nomor soal lainnya. Sehingga butir soal literasi sains yang akan diujikan sebanyak 10 butir soal. Kemudian dianalisis sebaran instrumen literasi sains dilihat dari validitas point biserial dan tingkat kesukaran pada Gambar 3.4.
Sukar
Sedang
Mudah
0,8
Tinggi
0,7
Validitas
0,6 0,5
Cukup
0,4 0,3
Rendah
0,2 0,1
Sangat Rendah
0 0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
0,7
0,8
Tingkat Kesukaran
Gambar 3. 4 Sebaran Validitas Point Biserial dan Tingkat Kesukaran Instrumen Literasi Sains
Berdasarkan Gambar 3.4, sebaran validitas dan tingkat kesukaran diperoleh nilai uji validitas item butir soal sebesar 15,38% berkategori rendah, 53,84% berkategori cukup, dan 30,76% berkategori tinggi. Uji reliabilitas yang bernilai 0,59 berkategori sedang. Uji tingkat kesukaran butir soal sebesar 7,69% berkategori mudah, 53,84% berkategori sedang dan 38,46% berkategori sukar. Berdasarkan tabel dan sebaran tersebut, maka soal literasi sains yang digunakan untuk penelitian sebanyak 10 soal dengan membuang soal nomor 22, 24 dan 30 karena indikator soal sudah terwakili oleh soal yang lain. Kemudian ada satu soal yang validitasnya rendah yaitu soal nomor 27 masih digunakan karena berdasarkan analisis statistik validitas konstruk empirik yang Nurria Latifatul Ulum, 2015 PENERAPAN MODEL INKUIRI ABDUKTIF DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN LITERASI SAINS SISWA SMA PADA MATERI FLUIDA STATIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
49
berdasarkan uji coba tes dan mempertimbangkan hasil validitas isi yang dilakukan oleh judgment tes, soal tersebut dapat mewakili literasi sains siswa karena tidak ada indikator soal lain yang dapat mewakili soal tersebut sehingga soal tersebut digunakan dalam penelitian.
H. Teknik Pengumpulan Data Data yang diperoleh terdiri dari dua jenis data yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. 1. Data Kuantitatif Data kuantitatif diperoleh melalui pretest dan posttest adalah nilai penguasaan konsep dan literasi sains yang sebelum dan setelah dilakukan pembelajaran menggunakan model inkuiri abduktif, sehingga dapat menggambarkan peningkatan penguasaan konsep dan literasi sains siswa dengan adanya skor N-gain. Bentuk tes yang digunakan yaitu tes pilihan ganda pada materi fluida statis. 2. Data Kualitatif Data kualitatif dalam penelitian diperoleh format observasi. Format observasi diperlukan untuk mengetahui keterlaksanaan dari tahapan pembelajaran. Data diperoleh berdasarkan observasi menggunakan alat pengumpul data berupa lembar observasi keterlaksanaan model pembelajaran inkuiri abduktif. Observasi dilakukan oleh observer yang berlatar belakang pendidikan minimal mahasiswa jurusan kependidikan.
I. Teknik Pengolahan Data Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Prosedur analisis dari tiap data sebagai berikut. 1. Pengolahan Data Kuantitatif a. Pemberian skor untuk pretest dan posttest. Penskoran yang dilakukan adalah penskoran Rights Only, yaitu pemberian skor 1 untuk jawaban benar dan pemberian skor 0 untuk jawaban salah. Pemberian skor dihitung menggunakan Persamaan 3.5. 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 =
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
× 100....(3.5)
Nurria Latifatul Ulum, 2015 PENERAPAN MODEL INKUIRI ABDUKTIF DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN LITERASI SAINS SISWA SMA PADA MATERI FLUIDA STATIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
50
b. Menghitung skor gain ternormalisasi (N-gain) Skor N-gain merupakan skor yang digunakan untuk mengetahui peningkatan penguasaan konsep dan literasi sains siswa berdasarkan skor pretest dan posttest yang diperolehnya. Sehingga pengaruh penggunaan perlakuan dapat diketahui. Skor gain ternormalisasi diperoleh menggunakan persaman 3.6.
〈𝑔〉 =
𝑆𝑝𝑜𝑠𝑡 −𝑆𝑝𝑟𝑒 𝑆𝑚𝑎𝑘𝑠 −𝑆𝑝𝑟𝑒
....(3.6)
Keterangan : Spost
= skor tes akhir
Spre
= skor tes awal
Smaks
= skor maksimum Nilai 〈𝑔〉 yang diperoleh diinterpretasikan dalam menentukan skor
gain ternormalisasi dengan kriteria seperti pada Tabel 3.8.
Tabel 3.8 Interpretasi Skor Gain Ternormalisasi 〈𝒈〉
Kriteria
〈𝑔〉 ≥ 0,70
Tinggi
0,30 ≤ 〈𝑔〉 <0,70
Sedang
〈𝑔〉 < 0,30
Rendah Sumber: Hake (1999, hlm. 1)
c. Uji normalitas. Uji normalitas merupakan pengujian terhadap data yang sehingga diketahui normalitas distribusi data yang diperoleh berdasarkan penelitian. Data berdistribusi normal digunakan dalam statistik parametrik. Uji Nurria Latifatul Ulum, 2015 PENERAPAN MODEL INKUIRI ABDUKTIF DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN LITERASI SAINS SISWA SMA PADA MATERI FLUIDA STATIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
51
normalitas diperoleh menggunakan Persamaan 3.7 (Sudjana, 2005, hlm. 273). ᵡ2 = ∑
(𝑓𝑜 − 𝑓ℎ )2 . . . . (3.7) 𝑓ℎ
Persamaan diatas merupakan distribusi χ² (chi-kuadrat) dengan derajat kebebasan (k-1). Adapun langkah-langkah untuk melakukan uji normalitas sebagai berikut. 1) Menghitung nilai rata-rata (Mean = M) 2) Menghitung nilai standardeviasi (sd)/membuat frekuensi observasi (Fo) dan Frekuensi harapan (Fh) dengan menentukan: a) Rentang skor: r = skor tertinggi - skor terendah b) Banyak kelas: k = 1 + 3,3 log n c) Panjang kelas: p = r/k d) Tabel distribusi Kelas Frekuensi Batas Kelas (k)
Dengan 𝑧 =
(Oi)
(bk)
zscore
l1-l2
L (l2-l1)
Ei
χ²
𝑏𝑘−𝑀 𝑠𝑑
e) Menentukan derajat kebebasan: υ=k-1 f) Menentukan nilai χ² pada tabel chi kuadrat g) Penentuan normalitas Sumber : Pangabean (2001) Berdasarkan tabel chi-kuadrat dengan 𝛼 = 0,05 dan derajat kebebasan (k1), akan diperoleh nilai χ²total tertentu. Selanjutnya dengan menggunakan perhitungan akan dihasilkan χ²hitung tertentu juga. Jika χ²total lebih besar χ²hitung maka sampel berdistribusi normal.
Nurria Latifatul Ulum, 2015 PENERAPAN MODEL INKUIRI ABDUKTIF DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN LITERASI SAINS SISWA SMA PADA MATERI FLUIDA STATIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
52
Jika data berdistribusi normal, maka pengolahan data dilanjutkan dengan uji homogenitas. Tetapi, jika salah satu dari data tersebut tidak berdistribusi normal pengolahan dilanjutkan kepada uji hipotesis, yaitu Uji Mann Whitney. d. Uji homogenitas. Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui homogen atau tidaknya data yang diperoleh. Pengujian dilakukan dengan menggunakan uji homogenitas varians data N-gain dua kelompok dengan Persamaan 3.8 (Sudjana, 2005, hlm. 219). 𝐹= Jika 𝐹 ≥ 𝐹1𝛼(𝑣 2
1 ,𝑣2)
𝑆 2 𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 𝑆 2 𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
....(3.8)
nilai diperoleh dari daftar distribusi F dengan peluang
1/2𝛼 dan derajat kebebasan v1 dan v2 masing-masing sesuai dengan dk pembilang dan penyebut dalam persamaan tersebut maka tolak H0 dan terima H1. e. Uji hipotesis. Uji hipotesis digunakan agar untuk menentukan hipotesis tersebut dapat diterima atau ditolak (Sudjana, 2005, hlm. 219). Hipotesis penelitian ini yaitu penerapan model Inkuiri Abduktif lebih baik dalam meningkatkan penguasaan konsep dan literasi sains siswa dibandingkan kelas kontrol. Pengujian hipotesis tersebut dengan Uji Mann Whitney. Uji hipotesis bertujuan untuk memperoleh perbedaan yang signifikan antara peningkatan N-gain pada kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen jika zhitung berada di daerah penolakan H0. Pengujian hipotesis dilakukan menggunakan Persamaan 3.9. Z=
𝑛 .𝑛 𝑈− 1 2 2
....(3.9)
𝑛 .𝑛 .(𝑛 +𝑛 +1) √ 1 2 1 2 12
Keterangan : 𝑈1 = Statistik Uji U1 𝑈2 = Statistik Uji U2 𝑅1 = jumlah rank sampel 1 𝑅2 = jumlah rank sampel 2 𝑛1 = banyaknya anggota sampel 1 Nurria Latifatul Ulum, 2015 PENERAPAN MODEL INKUIRI ABDUKTIF DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN LITERASI SAINS SISWA SMA PADA MATERI FLUIDA STATIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
53
𝑛2 = banyaknya anggota sampel 2
2. Pengolahan Data Kualitatif Data hasil observasi diperoleh dari lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran.
Lembar
observasi
ini
bertujuan
untuk
mengetahui
keterlaksanakan dari fase-fase pembelajaran yang digunakan. Dalam lembar observasi ini disediakan kolom kritik dan saran berupa keterangan. Hal ini dilakukan agar kekurangan serta kelemahan yang terjadi selama pembelajaran dapat diketahui sehingga diharapkan pembelajaran selanjutnya bisa lebih baik. Adapun presentase data lembar observasi tersebut dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan 3.10.
% 𝐾𝑇 =
∑ 𝑘𝑒𝑔𝑖𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑠𝑎𝑛𝑎 × 100% … (3.10) ∑ 𝑘𝑒𝑔𝑖𝑎𝑡𝑎𝑛
Setelah data dari lembar observasi tersebut diolah, kemudian diinterpretasikan dengan mengadopsi kriteria presentase angket seperti Tabel 3.9.
Tabel 3.9 Interpretasi Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran
KT (%)
Kriteria
𝐾𝑇 = 𝑂
Tak satu pun kegiatan terlaksana
𝑂 < 𝐾𝑇 ≤ 25
Sebagian kecil bagian terlaksana
25 < 𝐾𝑇 < 50
Hampir setengah kegiatan terlaksana
𝐾𝑇 = 50
Setengah kegiatan terlaksana
5𝑂 < 𝐾𝑇 ≤ 75
Sebagian besar kegiatan terlaksana
75 < 𝐾𝑇 < 100
Hampir seluruh kegiatan terlaksana
𝐾𝑇 = 100
Seluruh kegiatan terlaksana Sumber : Korsawa (2010, hlm. 49)
Nurria Latifatul Ulum, 2015 PENERAPAN MODEL INKUIRI ABDUKTIF DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN LITERASI SAINS SISWA SMA PADA MATERI FLUIDA STATIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
54
Keterangan: KT = Keterlaksanaan Pembelajaran
Nurria Latifatul Ulum, 2015 PENERAPAN MODEL INKUIRI ABDUKTIF DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN LITERASI SAINS SISWA SMA PADA MATERI FLUIDA STATIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu