33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan selama masa semester akhir, yaitu dimulai dari bulan September 2013 sampai dengan Januari 2014 dengan menggunakan populasi dan sampel berupa laporan keuangan tahunan perusahaan-perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI).
B. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian: 1. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistematis, actual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat dari populasi (obyek) penelitian. 2. Penelitian korelasional merupakan penelitian untuk mengetahui keeratan hubungan antara suatu variabel dengan variabel lainnya. 3. Penelitian kausal merupakan penelitian untuk mengetahui pengaruh antara satu atau lebih variabel independen (independent variable) terhadap variabel dependen (dependent variable).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
34
C.
Hipotesis Hipotesis adalah dugaan sementara dari suatu penelitian yang akan diuji kebenarannya. Berdasarkan kerangka berpikir yang dibuat, maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan hipotesis alternatif untuk menguji pengaruh CSR dan GCG terhadap Profitabilitas dan Return Saham adalah sebagai berikut: H1 = CSR berpengaruh signifikan terhadap Return Saham H2 = GCG berpengaruh signifikan terhadap Return Saham H3 = Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap Return Saham
D. Definisi dan Operasional Variabel 1. Variabel Independen a) Corporate Social Responsibility (CSR) CSR adalah tanggung jawab suatu organisasi sebagai dampak dari suatu keputusan dan kegiatan kemasyarakatan dan lingkungan. melalui perilaku transparan dan etis yang memberikan kontribusi untuk pembangunan berkelanjutan, kesehatan dan kesejahteraan masyarakat; memperhitungkan harapan para pemangku kepentingan; sesuai dengan hukum yang berlaku dan konsisten dengan norma-norma internasional dan terintegrasi di seluruh
http://digilib.mercubuana.ac.id/
35
organisasi dan dipraktekkan dalam suatu hubungan (ISO 26000. 2010). Dalam penelitian ini CSR akan dihitung dengan menggunakan Corporate Social Disclosure Index (CSDI). Mengingat masih sedikitnya perusahaan di Indonesia yang melaporkan kinerja ekonomi. sosial. dan lingkungannya dalam bentuk sustainability reporting, maka penelitian ini pun terbatas hanya pada data-data yang terdapat dalam laporan tahunan perusahaan. Acuan informasi laporan CSR yang saat ini mendominasi adalah Sustainability Reporting Guidelines (SRG). yang dikeluarkan oleh Global Reporting Initiative (GRI), yang akan dinilai dengan membandingkan jumlah pengungkapan yang dilakukan perusahaan dengan jumlah pengungkapan yang disyaratkan GRI meliputi 79 item pengungkapan yang meliputi tema: economic, environment, labour practices, human rights, society dan product responsibility. Pengukuran indeks pengungkapan CSR dilakukan metode analisis isi (content analysis) yaitu suatu metode pengkodifikasian teks dengan ciri-ciri yang sama ditulis dalam berbagai kelompok atau kategori berdasar pada kinerja yang ditentukan (Weber, 1988 dalam Sembiring. 2005) Hal ini juga agar tidak terjadi kesenjangan antara perusahaan yang sudah membuat sustainability reporting dengan perusahaan yang belum membuatnya. Penghitungan CSDI dilakukan dengan menggunakan pendekatan dikotomi, yaitu setiap item CSR dalam instrumen penelitian diberi nilai 1 jika diungkapkan dan nilai 0 jika tidak diungkapkan (Haniffa.dkk. 2005 dalam Sayekti dan Wondabio. 2007). Selanjutnya, skor dari setiap item dijumlahkan untuk memperoleh
http://digilib.mercubuana.ac.id/
36
keseluruhan skor untuk setiap perusahaan. Rumus perhitungan CSDI adalah sebagai berikut (Haniffa.dkk. 2005 dalam Sayekti dan Wondabio. 2007):
CSDI j = ∑Xij Nj
Keterangan: CSDIj
: Corporate Social Responsibility Disclosure Index perusahaan j
nj
: jumlah item untuk perusahaan j. nj = 79
Xij
: 1 = jika item i diungkapkan; 0 = jika item i tidak diungkapkan.
Dengan demikian. 0 < CSDIt < 1 b) Good Corporate Governance (GCG) Variabel good corporate governance adalah sebuah sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan yang dalam penelitian ini menggunakan proksi sebagai berikut: 1) Kepemilikan manajerial adalah jumlah kepemilikan saham oleh pihak manajemen dari seluruh modal saham perusahaan yang dikelola yang diukur dengan persentase kepemilikan saham yang dimiliki dewan direksi dan dewan komisaris dibagi dengan jumlah saham yang beredar.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
37
2) Komisaris independen adalah anggota dewan komisaris yang berasal dari luar pemegang saham perusahaan, yang bebas dari hubungan bisnis ataupun hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen atau bertindak semata-mata demi kepentingan perusahaan (Komite Nasional Kebijakan Governance. 2004). Proporsi komisaris
independen
diukur
dengan
persentase
jumlah
komisaris
independen dibagi dengan total jumlah anggota dewan komisaris 3) Komite audit adalah komite yang dibentuk oleh dewan komisaris untuk melakukan tugas pengawasan pengelolaan perusahaan. Komite audit diukur dengan menghitung jumlah anggota komite audit dari setiap perusahaan yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini Proksi yang tersebut diatas akan direduksi menjadi satu variabel yang disebut variabel good corporate governance dengan menggunakan confirmatory factors analysis. yaitu analisis faktor yang digunakan untuk mengkonfirmasi apakah suatu konstruk yang secara teoritis telah dibentuk dapat dikonfirmasi dengan data empirisnya (Ghozali. 2001). Analisis
faktor
digunakan
untuk
variabel
kepemilikan
manajerial.
kepemilikan institusional. komisaris independen dan komite audit sehingga menghasilan skor faktor untuk mengkonfirmasi variabel good corporate governance yang akan digunakan dalam analisis regresi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
38
c. Profitabilitas Menurut White dkk (2002) dalam Ulupui (2009), profitabilitas merupakan rasio yang mengukur earnings (laba) perusahaan relatif terhadap revenue (sales) dan modal yang diinvestasikan. Proksi untuk variabel profitabilitas dalam penelitian ini menggunakan Return On Asset (ROA). Return on Asset (ROA) digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimiliki. Tujuan utama rasio ini adalah untuk mengetahui sampai seberapa jauh aset yang digunakan dapat menghasilkan laba. Laba usaha berarti laba dari kegiatan utama perusahaan. Aktiva operasi adalah aktiva yang dipakai untuk menghasilkan laba usaha tersebut. Secara sistematis, ROA dirumuskan sebagai berikut:
Laba Bersih setelah Pajak ROA = Jumlah Aktiva
Tingkat pengembalian (ROA) adalah suatu rasio pembanding. Pembilangnya (numerator) adalah pendapatan yang dilaporkan pada laporan keuangan dan penyebutnya (denominator) adalah aset yang digunakan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
39
2. Dependen Variabel a.
Return Saham Perhitungan tingkat perubahan harga saham akan menggunakan rumus mengikuti Sayekti (2007) dalam Nuryaman (2013): Kt =
Pt - P( t - 1 ) P( t - 1 )
Dimana: Kt
=
Tingkat pengembalian yang diharapkan
Pt
=
Harga pada tahun t
P(t-1)
=
Harga pada tahun t-1
E. Skala Pengukuran Skala pengukuran merupakan skala yang paling sederhana dimana angka yang diberikan pada suatu kategori tidak menggambarkan kedudukan kategori tersebut terhadap kategori lainnya, tetapi hanya sekedar kode atau label. Skala ordinal memungkinkan untuk pengurutan data dari tingkat paling rendah ke tingkat paling tinggi atau sebaliknya dengan interval yang tidak harus sama. Skala interval mengurutkan obyek berdasarkan suatu atribut yang memberikan informasi tentang interval antara satu obyek dengan obyek lainnya. Sedangkan skala rasio mencakup semua ukuran di atas ditambah dengan sifat lain dimana ukuran ini mempunyai titik nol. Angka pada skala rasio menunjukkan nilai sebenarnya dari obyek yang diukur.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
40
Tabel 3.1 Skala Pengukuran Variabel Independen Variabel: -
CSR
-
GCG a. Kepemilikan Manajerial b. Komisaris Independen c. Komite Audit
Indikator/ Rumus
CSDI j =
∑Xij nj
Dependen Variable: - Return Saham
Rasio
Jumlah Saham Manajerial Jumlah Saham Beredar
Rasio
Jumlah Komisari Independen Jumlah Dewan Komisaris
Rasio
Jumlah Anggota Komite Audit Laba Bersih setelah Pajak Jumlah Aktiva
- ROA
Skala Pengukuran
Pt - P( t - 1 ) P( t - 1 )
Rasio Rasio Rasio
F. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan terutama dengan cara studi dokumentasi, yaitu merupakan suatu cara yang digunakan untuk memperoleh data berupa laporan tahunan yang telah dipublikasikan oleh perusahaan sampel pada periode tahun 20102012 di website BEI (www.idx.co.id). Pengumpulan data dilakukan dengan cara menelusuri laporan tahunan perusahaan yang terpilih menjadi sampel.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
41
G. Jenis Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder. Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan telah disajikan oleh pihak lain. Peneliti dapat memanfaatkannya untuk diproses lebih lanjut. Data sekunder ini dikumpulkan dengan menggunakan metode dokumentasi. yaitu dengan cara mencatat dan mendokumentasikan data yang berkaitan dengan penelitian yang diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) dan IDX Company Report pada perusahaan yang sahamnya masuk dalam Indeks Kompas100 dan terdaftar di BEI selama periode 2010 – 2012.
H. Populasi dan Sampel Data Populasi adalah semua individu atau unit-unit yang menjadi objek penelitian. dan sebagian individu atau unit-unit yang diambil dari populasi disebut sampel. Kriteria dari sampel yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan go public yang tergabung dalam Kompas100 di Bursa Efek Indonesia periode 2010 - 2012. 2. Menyediakan data Laporan Keuangan tahunan. 3. Sampel yang digunakan memiliki data lengkap. 4. Terdaftar selama 3 tahun berturut-turut (periode 2010 - 2012).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
42
Tabel 3.2 Ringkasan Pemilihan Sampel Jumlah perusahaan yang tercatat di Kompas100 per tahun Perusahaan yang tidak bertahan selama 3 tahun berturut-turut Perusahaan yang tidak menyajikan laporan keuangan secara rinci Perusahaan yang menggunakan mata uang asing Perusahaan yang mengalami rugi periode 2010-2012 Sampel akhir
100 (52) (13) (7) (2) 26
Daftar perusahaan yang menjadi sampel penelitian dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
Tabel 3.3 Sampel Penelitian No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Nama Emiten PT Astra Agro Lestari Tbk PT AKR Corporindo Tbk PT Aneka Tambang Tbk PT Astra International Tbk PT Bhakti Investama Tbk PT BISI International Tbk PT Global Mediacom Tbk PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk PT Gudang Garam Tbk PT Gajah Tunggal Tbk PT Indofood Sukses Makmur Tbk PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk PT Indosat Tbk PT Jasa Marga Tbk PT Jababeka Tbk PT Kalbe Farma Tbk PT PP London Sumatra Indonesia Tbk PT Media Nusantara Citra Tbk
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Kode Emiten AALI AKRA ANTM ASII BHIT BISI BMTR CPIN GGRM GJTL INDF INTP ISAT JSMR KIJA KLBF LSIP MNCN
43
19 20 21 22 23 24 25 26
PT Bukit Asam Tbk PT Sampoerna Agro Tbk PT Holcim Indonesia Tbk PT Semen Gresik Tbk PT Timah Tbk PT Telekomunikasi Indonesia Tbk PT United Tractors Tbk PT Unilever Indonesia Tbk
PTBA SGRO SMCB SMGR TINS TLKM UNTR UNVR
Sumber: IDX I. Metode Analisa Data Metode analisis data yang digunakan untuk menganalisis data yang telah dikumpulkan adalah Metode Analisis Regresi Linier Berganda. Gujarati dalam Ghozali (2006: 81) menyebutkan bahwa analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependen dengan satu atau lebih variabel independen, dengan tujuan untuk mengestimasi atau memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui. 1. Analisis Statistik Deskriptif Metode analisis deskriptif adalah metode analisis yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi mengenai keadaan perusahaan melalui pengumpulan, penyusunan, dan menganalisis data tentang permasalahan yang ada. Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti mean, standar deviasi, dan lain-lain.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
44
a. Mean Mean adalah rata-rata hitung, mean sering digunakan sebagai dasar perbandingan antara nilai kelompok atau lebih. Mean bisa dirumuskan sebagai berikut: Mean =
X n
b. Median Median adalah nilai tengah dari suatu data yang sudah diurutkan. Jika datanya ganjil, mediannya adalah data yang berada paling tengah dan jika datanya genap maka median dirumuskan sebagai berikut: Median = ½ (n + 1) c. Standar Deviasi Standar deviasi adalah simpangan nilai dari data yang telah disusun dalam tabel distribusi frekuensi atau data bergolong, atau nilai rata-rata dari harga mutlak simpangannya. Standar deviasi dirumuskan sebagai berikut: ( X 1 − X )2 S= ( n-1 )
Dalam penelitian ini metode analisis data yang digunakan adalah dengan melakukan uji statistik regresi berganda untuk melihat ada tidaknya pengaruh secara signifikan antara variabel independen (CSR, GCG, ROA) terhadap variabel dependen (return saham). Model regresi berganda adalah tekhnik analisis regresi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
45
yang menjelaskan hubungan antara variabel dependen dengan beberapa variabel independen. Dalam penggunaan persamaan regresi terdapat beberapa asumsi-asumsi dasar yang harus dipenuhi. Asumsi-asumsi tersebut adalah uji normalitas, uji multikolenearitas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas. Setelah persamaan regresi terbebas dari asumsi dasar tersebut maka selanjutnya dapat dilakukan pengujian hipotesis. 2. Analisis Asumsi Klasik Pengujian asumsi klasik akan terlihat jika asumsi normalitas terlaksana dan tidak terjadi autokorelasi, multikolinearitas dan heteroskedastisitas. Asumsi normalitas dianggap terpenuhi apabila data yang digunakan cukup besar (n > 30). a. Uji Normalitas Data Ghozali (2006: 147) uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Cara untuk mengetahui normalitas residual adalah melalui analisis grafik (Histogram dan Normal P-Plot) dan analisis statistik.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
46
Analisis grafik, yaitu dengan melihat grafik Histogram dan grafik P-Plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal, dasar pengambilan keputusan: 1.
Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2.
Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
Analisis statistik, yaitu dengan melihat uji statistik Non-Parametrik Kolmogorov-Smirnov. Apabila hasil atau nilai Kolmogorov-Smirnov dan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) atau probabilitasnya di atas 0,05, maka data telah memenuhi asumsi normalitas. b. Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas dilakukan untuk melihat apakah ada variabel yang saling berkorelasi pada variabel independen (independent variable). Jika terjadi korelasi maka terdapat masalah multikolinieritas sehingga model regresi tidak dapat digunakan. Ghozali (2006:95) pengujian ini dapat dilihat melalui: 1)
Nilai Tolerance Nilai tolerance, nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai tolerance ≤ 0,10.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
47
2) Nilai Variance Inflation Factor (VIF) Jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) ≥ 10 maka terdapat persoalan multikolinieritas di antara variabel independen. Jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) ≤ 10 maka tidak terdapat persoalan multikolinieritas di antara variabel independen. c. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dapat dilakukan dengan Uji Durbin-Watson (DW test) (Ghozali, 2006: 99). 0 < d < dL, ada autokorelasi positif dL < d < dU, tidak ada keputusan dU < d < 4-dU, tidak ada autokorelasi positif/ negatif 4-dU < d < 4-dL, tidak ada keputusan 4-dL < d < 4, ada autokorelasi negatif d. Uji Heteroskedastisitas Ghozali (2006:125-126) uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi terdapat ketidaksamaan variansi dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut
heteroskedastisitas.
Model
regresi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
yang
baik
adalah
yang
48
homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Kebanyakan data crossection mengandung situasi heteroskedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang, besar). Adapun beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas: 1) Melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED
dengan
residualnya
SRESID.
Deteksi
ada
tidaknya
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot anatara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-studentized. a) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. b) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titiktitik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. 2) Pengujian heteroskedastisitas dapat dilihat pula dari uji Glejser untuk meregresi nilai absolute residual terhadap variabel independen. Sebagai pengertian dasar, residual adalah selisih antara nilai observasi dengan nilai prediksi dan absolut adalah nilai mutlaknya. Adanya heteroskedastisitas berarti adanya variabel dalam model yang tidak sama (konstan). Maka, dengan asumsi (Ghozali, 2006:129):
http://digilib.mercubuana.ac.id/
49
a) Jika probabilitas signifikansi di atas tingkat 5% maka tidak mengalami gangguan heteroskedastisitas. b) Jika probabilitas signifikansi di bawah tingkat 5% maka mengalami gangguan heteroskedastisitas.
3. Uji Kesesuaian Model a. Koefisien Determinasi (R2) Uji R2 atau uji determinasi merupakan suatu ukuran yang penting dalam regresi. karena dapat menginformasikan baik atau tidaknya model regresi yang terestimasi, atau dengan kata lain angka tersebut dapat mengukur seberapa dekatkah garis regresi yang terestimasi dengan data sesungguhnya. Nilai koefisiesn data determinasi (R2) ini mencerminkan seberapa besar variasi dari variabel terikat Y dapat diterangkan oleh variabel bebas X. Bila nilai koefisien determinasi sama dengan 0 (R2 = 0). artinya variasi dari Y tidak dapat diterangkan oleh X sama sekali. Sementara bila R2 = 1 artinya variasi dari Y secara keseluruhan dapat diterangkan oleh X. Dengan kata lain bila R 2 = 1 maka semua titik pengamatan berada tepat pada garis regresi. Dengann demikian baik atau buruknya suatu persamaan regresi ditentukan R2 nya yang mempunyai nilai antara nol dan satu. Menurut Santoso dalam buku (Priyatno. 2008:81). Adjust R square yang telah diseduaikan nilai ini selalu lebih kecil dari R square dari angka ini memiliki
http://digilib.mercubuana.ac.id/
50
haga negative. bahwa untuk regresi dengan lebih dari dua variabel bebas digunakan Adjusted R2 sebagai koefisien determinasi. b. Uji F Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap
variabel
dependen.
Uji
statistik
F
dapat
dilakukandengan
membandingkan Fhitung dengan Ftabel. Jika Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak dan Ha diterima H0 :
βi =
0.
artinya seluruh variabel independen secara bersama-
sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen Ha
:
βi ≠
0.
artinya seluruh variabel independen secara bersama-
sama berpengaruh terhadap variabel dependen Uji F bertujuan untuk mengetahui apakah pengaruh variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen. signifikan yang dilakukan dengan bantuan SPSS 22. Uji statistik F dikenal dengan Uji Serentak atau Uji Anova.
4.
Uji Hipotesis a. Uji t Uji t digunakan unguk menguji secara parsial masing-masing variable. Hasil uji t dilihat pada tabel coefficients pada kolom sig (significance). Jika profitabilitas nilai t atau signifikansi < 0.05, maka dapat dikatakan bahwa
http://digilib.mercubuana.ac.id/
51
terdapat pengaruh antara variabel terikat. Namun jika profitabilitas nilai t atau signifikansi > 0.05, maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signfikan masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. b. Uji Analisis Regresi Berganda Model CSR terhadap profitabilitas dan return saham, model analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan regresi linear berganda sebagai berikut: Y = α + β1x1 + β2x2+ β3x3+ β4x4+ β5x5+ e
Keterangan: Y
= Return Saham
α
= constanta
β1. β2. Β3. Β4. Β5
= regresi koefisien
x1
= Corporate Social Responsibility
x2
= GCG (Kepemilikan Manajerial)
x3
= GCG (Komisaris Independen)
x4
= GCG (Komite Audit)
x5
= ROA
e
= error
http://digilib.mercubuana.ac.id/