BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kampung Adat Dukuh Desa Ciroyom, Kecamatan Cikelet, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juni dan September 2009. 3.2 Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumen, literatur, laporan, serta keterangan mengenai Kampung Adat Dukuh baik dari data geografi desa dan kecamatan, internet serta keterangan langsung dari penduduk setempat. Untuk pembuatan spesimen tumbuhan/herbarium diperlukan alkohol dan tumbuhan yang akan diambil sampelnya. Alat yang digunakan berupa peta, buku panduan lapang tentang tumbuhan, kamera, kantong plastik, kertas koran, sasak, tally sheet, kuisioner, label gantung, alat tulis, perekam (tape recorder), dan komputer beserta perlengkapannya. 3.3 Metode Penelitian 3.3.1 Tahapan penelitian Penelitian yang dilakukan berlangsung dalam 3 tahap kegiatan yaitu : •
Tahap 1 : Studi pustaka/literatur, laporan penelitian, internet, dan data-data di desa dan kecamatan.
•
Tahap 2 : Kajian lapangan etnobotani masyarakat Kampung Adat Dukuh (kampung dalam dan luar) dalam kehidupan sehari-hari.
•
Tahap 3 : Pengolahan dan analisis data sesuai tahap 1 dan 2. Secara rinci tahapan kegiatan penelitian dan aspek yang dikaji seperti
tersaji pada Tabel 1.
12
Tabel 1 Tahapan kegiatan penelitian dan aspek yang dikaji No 1
Tahapan Kegiatan
Aspek Kajian
Sumber Data
Metode
Studi pustaka
1. Sejarah
Masyarakat
Penelusuran
2. Letak dan luas
Kampung
literatur
3. Demografi
Adat
dan kependudukan 4. Mata pencaharian dan pendidikan 5. Iklim dan topografi
Dukuh Kabupaten Garut, Jawa Barat
6. Keadaan biotik 7. Sosial budaya 2
Kajian Etnobotani Masyarakat
1. Tumbuhan obat a. Spesies tumbuhan obat
Masyarakat Kampung Adat
Kampung
(nama lokal, ilmiah,
Dukuh dan
Adat
famili, habitus)
Lingkungan
Dukuh
b. bagian yang digunakan
sekitar masyarakat
c. kegunaan dan pengolahan
(Hutan, ladang,
2. Tumbuhan pangan, kayu bakar,
kebun, sawah,
bangunan, aromatik, anyaman
kolam, pinggir
dan kerajinan, pestisida nabati,
jalan, sekitar
pakan, ritual adat, hias
tempat tinggal)
1. Wawancara dan kuesioner 2. Survei dan kajian lapangan 3. Herbarium
pewarna, dan minuman : minuman : a. Nama lokal b. Nama ilmiah c. Famili d. Habitus e. Kegunaan f. Bagian dan pengolahan 3. Tingkat kegunaan tumbuhan 4 Praktek konservasi masyarakat 3
Pengolahan data
Pengolahan data dan
Data hasil kajian
Analisis deskriptif/
analisis data
etnobotani masyarakat
kualitatif
dan survei lapangan
13
3.3.2 Pengumpulan data 3.3.2.1 Studi literatur Studi literatur dilakukan dengan mempelajari laporan dan dokumen pemerintah desa dan kecamatan yang membawahi keberadaan Kampung Adat Dukuh secara administratif. Pengumpulan dan pencarian data dilakukan sebelum dan sesudah kajian lapangan. Kegiatan ini bertujuan untuk memperoleh data dan informasi mengenai kondisi umum lokasi. 3.3.2.2 Wawancara dan kuisioner Kegiatan wawancara dan pengisian kuisioner dilakukan terhadap masyarakat Kampung Adat Dukuh baik dalam maupun luar. Sasaran obyek wawancara ditentukan secara terpilih yang mewakili semua elemen masyarakat. Sasaran obyek tersebut meliputi, pupuhu kampung dan wakilnya, tokoh masyarakat, dukun/tabib, dan warga masyarakat lainnya yang mengetahui manfaat tumbuhan berguna di Kampung Adat Dukuh. Jumlah responden dalam penelitian ini berjumlah 68 orang. Wawancara bersifat semi terstruktur dengan kuesioner atau daftar isian yang telah disiapkan. Pendalaman keterangan dilakukan sesuai dengan keperluan. Hasil yang diperoleh dari kegiatan ini berupa data dan informasi mengenai spesies tumbuhan yang dimanfaatkan oleh masyarakat Kampung Adat Dukuh dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya dinilai tingkat kegunaan masing-masing spesies tumbuhan, serta praktek konservasi yang dilakukan oleh masyarakat. 3.3.2.3 Survei dan inventarisasi lapangan Survei dan inventarisasi lapangan dilakukan di dalam kawasan Kampung Adat Dukuh, hutan larangan, hutan tutupan, lahan garapan, lahan titipan, dan lahan cadangan. Selain itu, dilakukan di sawah, ladang, dan kebun milik masyarakat. Kegiatan survei dan inventarisasi lapangan bertujuan untuk menghasilkan data awal yang selama ini belum ada penelitian mengenai tumbuhan dan manfaatnya di Kampung Adat Dukuh. Hasilnya akan diverifikasi (dicocokkan) dengan hasil wawancara. Dalam tahapan pengumpulan data ini dilakukan juga
14
dokumentasi dan pengambilan sampel tumbuhan untuk dijadikan herbarium (spesimen awetan tumbuhan). 3.3.2.4 Pembuatan herbarium Herbarium merupakan koleksi spesimen tumbuhan dalam bentuk kering yang mencakup beberapa bagian penting tumbuhan (ranting lengkap dengan daun, serta jika ada dan memungkinkan bunga dan buahnya). Ada beberapa tahapan dalam pembuatan herbarium yaitu : 1. Mengambil sampel tumbuhan berupa ranting lengkap dengan daunnya (buah dan bunga jika ada). 2. Sampel dipotong dengan gunting sampai panjangnya sekitar 40 cm kemudian diberi label/etiket (3x5 cm) berisi nomor spesies, nama lokal, lokasi pengambilan, dan nama kolektor. 3. Sampel herbarium dimasukan ke dalam lipatan kertas koran. Sampel harus tertutup semuanya dengan kertas koran. 4. Spesimen herbarium disusun di atas sasak yang terbuat dari bambu dan diikat kencang. Setelah itu masukan ke dalam trash bag kemudian siram dengan alkohol 70% yang sebelumnya sudah dicampur air dengan komposisi 1 : 1, sampai diperkirakan merata kesemua herbarium yang ada dalam ikatan. 5. Awetan basah kemudian di oven pada suhu 55º C selama kurang lebih satu minggu. 6. Herbarium yang sudah kering kemudian diidentifikasi untuk melengkapi data yang masih kurang. Identifikasi dilakukan di Laboratorium Konservasi Tumbuhan Obat, Fakultas Kehutanan IPB, atau dilakukan di Herbarium Bogoriense, LIPI Bogor. 3.3.3 Pengolahan dan analisis data Data primer dan sekunder yang diperoleh dari studi literatur, wawancara, survey dan inventarisasi lapangan kemudian diolah, baik manual maupun komputer untuk diperoleh data tentang nama spesies lokal dan ilmiah, famili, habitus, bagian yang digunakan, manfaat dan kegunaan, serta potensi dan
15
penyebarannya. Secara lengkap hasil identifikasi akan disusun berdasarkan famili dan spesies dilanjutkan dengan analilis potensi dan manfaat tumbuhan.
3.3.3.1 Klasifikasi kelompok kegunaan Data yang ada selanjutnya dikelompokkan berdasarkan kepada kandungan manfaat dari masing-masing spesies tumbuhan. Tumbuhan yang ditemukan dikategorikan ke dalam 12 kelompok kegunaan, selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Klasifikasi kelompok kegunaan tumbuhan berguna No
Kelompok Kegunaan
1
Tumbuhan obat
2
Tumbuhan hias
3
Tumbuhan aromatik
4
Tumbuhan penghasil pangan
5
Tumbuhan pakan ternak
6
Tumbuhan penghasil pestisida nabati
7
Tumbuhan penghasil minuman
8
Tumbuhan bahan pewarna dan tanin
9
Tumbuhan penghasil bahan bangunan
10
Tumbuhan keperluan ritual adat dan keagamaan
11
Tumbuhan anyaman dan kerajinan
12
Tumbuhan penghasil kayu bakar
Sumber : Purwanto dan Walujo (1992) diacu dalam Kartikawati (2004) 3.3.3.2 Persentase famili tertentu Persentase famili tertentu merupakan penentuan besarnya persentase suatu famili terhadap seluruh famili dari total spesies tumbuhan yang ditemukan. Perhitungannya menggunakan rumusan :
∑ 100 ∑
16
3.3.3.3 Persentase habitus Persentase habitus merupakan telaah tentang besarnya suatu jenis habitus terhadap seluruh habitus yang ada. Habitus tersebut meliputi pohon, semak, perdu liana/memanjat, bambu, dan herba. Adapun rumus hitungnya sebagai berikut :
∑ 100% ∑
3.3.3.4 Persentase bagian yang dimanfaatkan Persentase bagian tumbuhan yang digunakan meliputi bagian tumbuhan yang dimanfaatakan mulai dari bagian tumbuhan paling atas/daun sampai ke bagian bawah/akar. Untuk menghitungnya digunakan rumus :
∑ 100% ∑
3.3.3.5 Tingkat kegunaan tumbuhan Tingkat kegunaan tumbuhan merupakan analisis sederhana, dimana tingkat kegunaan tumbuhan dihitung berdasarkan pada jumlah kegunaan yang diperoleh dari suatu spesies tumbuhan. Tingkat kegunaan tumbuhan dipengaruhi oleh kegunaan spesies tumbuhan dalam kehidupan masyarakat. Semakin banyak kegunaan suatu spesies tumbuhan maka semakin tinggi tingkat kegunaan tumbuhan tersebut, begitu juga sebaliknya. 3.3.3.6 Praktek konservasi oleh masyarakat Untuk melengkapi data pengetahuan masyarakat tentang etnobotani, maka dilakukan penelitian untuk menelaah sikap dan aksi/praktek konservasi masyarakat terhadap keberadaan tumbuhan di kawasan perkampungan dan hutan. Ada tiga komponen sikap yang akan menghasilkan pola perilaku konservasi baik ke arah positif maupun negatif, yaitu affective (perasaan emosional), cognitive (kepercayaan, pengetahuan dan pengalaman) dan over action (perilaku dan tindakan). Untuk tahapan analisisnya maka dilakukan telaah dengan menggunakan 3 kelompok stimulus yaitu, stimulus alamiah (pengetahuan alami terhadap tumbuhan oleh masyarakat), stimulus manfaat (berkaitan dengan manfaat atau kepentingan masyarakat terhadap tumbuhan), dan stimulus religius/spiritual (kerelaan sikap dan akhlak masyarakat untuk melakukan konservasi).