BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Gambaran Umum Blue chip Istilah ini sebenarnya berasal dari istilah di kasino, di mana blue chip mengacu pada counter yang memiliki nilai paling besar. saham blue chip adalah saham yang perusahaannya mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1. Perusahaannya besar, 2. Memiliki reputasi dan dikenal baik oleh masyarakat minimal di tingkat nasional, 3. Memiliki kinerja atau fundamental yang bagus, 4. Biasanya merupakan pemimpin di industri atau sektornya masingmasing, serta 5. Sahamnya likuid. Disebut ‘blue’ atau ‘berwarna biru’, karena saham blue chip secara umum dianggap lebih valuable dibanding saham biasa. Di BEI, beberapa investor terkadang mendeskripsikan saham-saham blue chip ini sebagai saham yang terdaftar di Indeks LQ45. Anggapan ini tidak keliru, karena sebagian besar saham LQ45 memang merupakan blue chip, namun ternyata tidak semua saham LQ45 adalah blue chip. Sebab kriteria pemilihan saham LQ45 bukanlah berdasarkan kriteria saham blue chip diatas, melainkan lebih hanya berdasarkan likuiditas sahamnya di market. Di Amerika, saham-
37
38
saham blue chip yang memang memenuhi kriteria untuk bisa disebut sebagai ‘blue chip’, diseleksi dengan ketat dan dimasukkan ke dalam satu indeks khusus, yang dikenal dengan nama Dow Jones Industrial Average (DJIA).
B.
Waktu dan Tempat Penelitian Penilitian ini dilakukan tidak datang langsung ke perusahaan, melainkan
melalui Pojok Bursa yang tersedia dikampus Universitas Mercu Buana dan memanfaatkan situs internet yang menyajikan data yang dibutuhkan, sedangkan waktu penelitian dimulai bulan November 2013.
C.
Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kausal (Causal Research) yaitu
penelitian untuk mengetahui pengaruh nilai intrinsik saham (independent variables) terhadap harga saham (dependent variable).
D.
Hipotesis Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara
tehadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Ho = Tidak ada pengaruh antara nilai intrinsik saham dengan metode Price Earning Ratio (PER) terhadap harga saham.
39
H1 = Terdapat pengaruh antara nilai intrinsik saham dengan metode Price Earning Ratio (PER) terhadap harga saham.
E.
Definisi Operasional Variabel dan Skala Pengukuran TABEL 3.1 Definisi Operasional Variabel
Variable
Definisi
Indikator
Skala Pengukuran
Nilai Intrinsik (X)
Nilai harga saham secara fundamental yang diperoleh dari hasil valuasi saham.
P0 = Estimasi EPS X PER
Skala Rasio
Earning Per Share
Ukuran kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan per lembar saham pemilik.
EPS = Laba bersih dibagi Jumlah Lembar Saham yang beredar.
Skala Rasio
Price Earning Ratio
Besarnya rupiah yang harus dibayarkan investor untuk memperoleh satu rupiah earning perusahaan
Harga (Y)
Saham Harga saham akan terbentuk dari adanya transaksi yang terjadi di pasar modal yang ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham. Sumber : Data diolah tahun 2014 F.
Skala Rasio
Penjumlahan transaksi harga saham penutupan selama satu minggu .
Skala Rasio
Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode penelitian kepustakaan (library Research) yang dilakukan dengan mengumpulkan data data teoritis yang berasal dari buku-buku, serta
40
mempelajari, mengkaji, dan menelaah literatur yang berkaitan dengan penelitian agar mendapat gambaran masalah yang diteliti.
G.
Jenis Data Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder, yaitu
data primer yang telah diolah lebih lanjut dan telah disajikan oleh pihak lain. 1.
Daftar nama emiten saham Blue Chip yang listing di BEI dari tahun 2011 sampai tahun 2012.
2.
Laporan keuangan perusahaan sampel yang telah diaudit
dan
dipublikasikan serta berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2012 yang diperoleh dari www.idx.co.id 3.
Harga saham harian selama satu minggu setelah publikasi laporan audit masing-masing emiten.
4.
Suku bunga pada saat tanggal penerbitan laporan audit masing-masing Emiten .
H.
Populasi dan Sampel
1.
Populasi Populasi merupakan keseluruhan subyek penelitian yang mempunyai
kesamaan karakteristik tertentu. Populasi pada penelitian ini meliputi perusahaam indeks saham Blue Chip di BEI dari tahun 2011-2012 yang berjumlah 21 perusahaan. 2.
Sampel
41
Sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan metode purposive sampling dimana sampel dipilih bedasarkan kriteria yang ditentukan peneliti. Adapun kriteria sampel adalah : a.
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia sampai tahun 2012
b.
Memiliki laporan keuangan yang dipublikasikan
c.
Emiten tidak dalam keadaan rugi
d.
Emiten membagikan dividen kas pada periode penelitian
e.
Memeliki nilai intrinsik yang positif atau tidak dalam keadaan negatif. Tabel 3.2 Daftar Perusahaan
No
Kode
Perusahaan
1
BBRI
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
2
BBCA
PT Bank Central Asia Tbk
3
BBNI
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
4
BMRI
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
5
ASII
PT Astra Internasional Tbk
6
INDF
PT Indofood Sukses Makmur Tbk
7
INTP
PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk
8
KLBF
PT Kalbe Farma Tbk
9
MYOR
PT Mayora Indah Tbk
10
SMGR
PT Semen Gresik (Persero) Tbk
11
UNVR
PT Unilever Indonesia Tbk
42
I.
12
AALI
PT Astra Agro Lestari
13
LSIP
PT London Sumatera Plantation Tbk
14
PGAS
PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk
15
PTBA
PT Bukit Asam (Persero) Tbk
16
ANTM
PT Aneka Tambang (Persero) Tbk
17
INCO
PT Vale Indonesia Tbk
18
ITMG
PT Indo Tambangraya Megah Tbk
19
TLKM
PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk
20
AKRA
PT AKR Corporindo Tbk
21
UNTR
PT United Tractor Tbk
Metode Analisis Data
1. Uji Statistik Deskriptif
Analisis deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran mengenai variabel-variabel dalam penelitian ini. Uji statistik deskriptif yang digunakan antara lain : jumlah responden, rata-rata (mean), minimum , maximum, dan standard deviation. Dengan analisis ini pembaca akan lebih mudah memahami variabel-variabel yang diteliti.
2.
Uji asumsi klasik Uji asumsi klasik ini bertujuan untuk mengetahui dan menguji kelayakan
atas model regresi yang digunakan dalam penelitian ini. Ada beberapa
43
metode yang terdiri dari Uji Normalitas, Uji Heteroskedastisitas, Uji Autokerelasi dan Uji Multikolinearitas. a.
Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2011). Ada dua cara untuk mengetahui apakah residual terdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Karena analisis grafik dapat menyesatkan, maka dipilih uji statistic Kolmogorov-Smirnov dengan melihat tingkat signifikansinya. Uji ini dilakukan sebelum data diolah. Pendektesian normalitas data apakah terdistribusi normal atau tidak dengan menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov. Adapun kriteria pengujian normalitas adalah sebagai berikut : a.
Jika angka signifikansi uji Kolmogorov-Smirnov sig > 0,05 maka data berdistribusi normal
b.
Jika angka signifikansi uji Kolmogorov-Smirnov sig < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal.
3. Hasil Uji Hipotesis a. Uji Koefisien Determinasi (r2) Koefisien deteminasi berfungsi sebagai ukuran ketepatan atau kecocokan garis regresi yang dibentuk dari hasil pendugaan terhadap sekelompok data hasil observasi. Koefisien determinasi mencerminkan seberapa besar kemampuan variable independen dalam menjelaskan
44
varians variable dependennya. Makin besar nilai R2 semakin bagus garis regresi yang terbentuk. Besarnya variable determinasi terletak antara nol dan satu (Purbayu dan Muliawan, 2007:256), dimana nilai yang mendekati 1 berarti semakin tinggi kemampuan variable independen dalam menjelaskan varians variable dependennya. Nilai koefisien determinasi adalah : 1 - ∑( Y-Y’)2 r2 = ∑(Y-Y)2 Keterangan
:
r2
= Nilai koefisien determinasi
∑(Y-Y’)2
= Jumlah keseluruhan selisih antara variabel dependen terhadap garis regresi
∑(Y-Y)2
= Jumlah keseluruhan selisih antara variabel dependen terhadap rata-rata variable dependen
b. Uji Signifikan Parameter Individual ( Uji Statistik t ) Uji statistic t menunjukan seberapa jauh pengaruh masing-masing variabel independen secara individu dalam menerangkan variasi variabel dependen. Pada uji statistik t, nilai t hitung akan dibandingkan dengan nilai t tabel, dilakukan dengan cara sebagai berikut :
45
1) Bila t hitung > t tabel atau probabilitas < tingkat signifikan (Sig < 0,05), maka Ha ditolak dan Ho diterima, variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. 2) Bila t hitung < tabel atau probabilitas > tingkat signifikan (Sig > 0,05), maka Ha diterima dan Ho ditolak, variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
c. Analisis Regresi Sederhana Regresi linear menggunakan asumsi adanya hubungan linear antara variabel dependen dan independennya. Tujuan utama analisis ini untuk mengukur signifikan atau tidaknya hubungananatar variabel independen yaitu nilai intrinsik saham terhadap harga saham sebagai variabel dependen
serta
menggunakan
nilai
variabel
independen
untuk
memprediksi nilai dari variabel dependen. Persamaan umum garis regresi untuk regresi linear sederhana adalah :
Y = a + β 1X 1 + e Dimana : Y
= Variabel harga saham
a
= Konstanta
β1
= Koefisien regresi untuk nilai intrinsik
X1
= Nilai intrinsik hasil valuasi saham
46
e
= Error
d. Uji t Dua Sampel Berpasangan (Paired Sample t Test) Sampel berpasangan adalah sebuah sampel dengan subyek yang sama namun mengalami dua perlakuan atau pengukuran yang berbeda (Singgih,2010:94). Tujuan dari uji t dua sampel berpasangan adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata-rata antara dua kelompok sampel yang berpasangan (berhubungan), dalam hal ini yaitu nilai intrinsik dan harga pasar saham. Nilai intrinsik didapatkan dari hasil perhitungan nilai fundamental perusahaan dan harga pasarr didapatkan dari hasil supply and demand dari para pelaku pasar. a. Hipotesis
:
H0
= Tidak ada perbedaan antar nilai intrinsik dan harga saham
Ha
= Ada perbedaan antar nilai intrinsik dan harga saham
b. Dasar pengambilan keputusan : Jika probabilitas > 0.05 maka H0 diterima Jika probabilitas < 0.05 maka H0 ditolak