41
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksnakan di kota Jakarta,dengan subjek yang diteleti adalah Bank Syariah Mandiri dan Bank Mega Syariah yang di dapat dari www.bi.go.id, www.bsmi.co.id, dan www.syariahmandiri.co.id. Waktu penelitian berlangsung selama empat bulan terhitung mulai bulan Maret 2013 sampai dengan Juni 2013.
B.
Metode Penelitian
Dalam penulisan skripsi ini,penulis menggunakan metode deskriptif yaitu dengan cara menganalisis data-data laporan keuangan yang diperoleh dari Internet.Data yangdigunakan dalam penelitian ini adalah berupa data sekunder berupa Laporan Keuangan Bank.Dimana data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersumber dari data Laporan Keuangan Bank yang ada di Website Bank Indonesia (www.bi.go.id) dan Laporan Keuangan Bank yang ada pada Website Bank Mega Syariah (www.bsmi.co.id) serta data Laporan Keuangan Bank yang ada pada Website Bank Syariah Mandiri (www.syariahmandiri.co.id).
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode RGEC, pada penelitian ini factor yang akan diteliti adalah Risiko Kredit,
41
42
Risiko Likuiditas yang mewakili Faktor Risiko, Rentabilitas dan Permodalan (REC). Faktor-faktor tersebut merupakan faktor-faktor yang menentukan tingkat kinerja perbankan sedangkan untuk GCG (G) merupakan aspek dengan penilaian kualitatif sehingga aspek ini tidak diteliti.Dimensi waktu yang digunakan adalah time series dan penelitian dilakukan secara Cross Sectional.
C. Definisi Operasional Variabel Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode RGEC, Perbankan syariah dipilih peneliti karena perkembangannya yang sangat pesat, sedangkan metode RGEC dipilih karena merupakan peraturan baru dalam industri perbankan Indonesia walaupun demikian metode ini merupakan penyempurnaan dari peraturan Bank Indonesia yang telah dikeluarkan sebelum peraturan ini. Pada penelitian ini faktor RGEC diwakili oleh risiko, earning dan capital.Faktor GCG tidak dihitung mengingat penelitian ini membandingkan kinerja keuangan sehingga menggunakan analisis rasio keuangan di dalam metode RGEC. Faktor risiko akan diukur berdasarkan risiko kredit yang diukur dengan NPF (Non Performing Financing), risiko likuiditas akan diukur dengan FDR (Financing to Deposit Ratio), faktor Earning diukur dengan ROA (Return on Asset) dan Capital diukur berdasarkan CAR (Capital Adequecy Ratio).
43
1. Risk Profile (Profil risiko) Menurut Keown et al. (2011: 36) risiko merupakan prospek dari suatu hasil
yang
kurang
menguntungkan,
risiko
juga
menggambar
ketidakpastian akan sesuatu .Faktor-faktor yang menyebabkan suatu kerugian adalah penting dalam analisis risiko.Jika tidak ada kemungkinan kerugian, maka hal ini berarti tidak ada risiko.Untuk industri perbankan sendiri risiko berfokus pada masalah finansial. a) Risiko Kredit Risiko Kredit adalah Risiko akibat kegagalan debitur dan/atau pihak lain dalam memenuhi kewajiban kepada Bank. Dalam menilai Risiko inheren atas Risiko Kredit, parameter/indikator yang digunakan adalahkomposisi portofolio aset dan tingkat konsentrasi,
kualitas
penyediaan
dana
dan
kecukupan
pencadangan, strategi penyediaan dana dan sumber timbulnya penyediaan dana, dan faktor eksternal. Pada penelitian ini untuk mengukur risiko kredit digunakan rasio NPL (Non-Performing loan) menurut Bank Indonesia berdasarkan Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 Kredit bermasalah adalah kredit dengan kualitas kurang lancar, diragukan dan macet. Istilah Loan pada perbankan syariah diganti dengan Financing atau pembiayaan karena dalam perbankan syariah tidak dikenal istilah Loan atau kredit. Sehingga pada penelitian ini menggunakan rasio NPF (Non-Performing Financing).
44
1= Selain itu penelitian in juga menggunakan rasio pembiayaan kualitas rendah per total pembiayaan: 2= Pada rumus NPF dengan menghitung pembiayaan bermasalah merupakan kualitas kredit dengan kriteria kurang lancar (KL), macet (M), dan diragukan (D) dibagi total pembiayaan. Sedangkan NPF Pembiayaan Kualitas Rendah merupakan kualitas kredit dengan kriteria kurang lancar (KL), macet (M), diragukan (D), dalam perhatian khusus (DPK) dibagi total pembiayaan (berdasarkan Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011). b) Risiko Likuiditas Likuiditas mencerminkan kemampuan bank untuk memenuhi penarikan simpanan dan liabilitas lain. Sebuah bank dikatakan memiliki potensi likuiditas yang memadai ketika dia dapat memperoleh dana yang dibutuhkan secara cepat dan pada biaya yang wajar ( Greuning & Iqbal 2011: 143). Untuk mengukur likuiditas, penelitian ini menggunakan rasio Financing to Deposit Ratio (FDR). Menurut Bank Indonesia FDR adalah rasio pembiayaan terhadap dana
45
pihak
ketiga
yang
diterima
oleh
bank.
= FDR dihitung dari perbandingan antara total pembiayaan yang diberikan bank dengan dana pihak ketiga. Total pembiayaan yang dimaksud adalah pembiayaan yang diberikan kepada pihak ketiga (tidak termasuk kredit kepada bank lain). Dana pihak ketiga yang dimaksudyaitu antara lain giro, tabungan dan deposito (tidak termasuk antarbank). Menurut Peraturan bank Indonesia No.12/19/PBI/2010Tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum Pada Bank Indonesia Dalam Rupiah dan Valuta Asing rasio likuiditas memiliki batas bawah sebesar 78% dan batas atas sebesar 100%. Perhitungan FDR sendiri merupakan salah satu indikator untuk mengetahui kemampuan likuiditas bank ketika terjadi penarikan dalam jumlah besar. 2. Earning (Rentabilitas) Pada penelitian ini faktor rentabilitas akan diukur menggunakan ROA (Return On Asset) berdasarkan Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011. ROA =
46
Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia no.9/24/DPbS tanggal 30 Oktober 2007 tentang penilaian kesehatan bank syari‟ah dengan jumlah Return On Assets (ROA) berkisar antara 0,5%-1,25% dikatakan cukup. 3. Capital (Permodalan) persyaratan minimum bagi bank syariah berdasarkan IFSB memiliki CAR (Capital Adequacy Ratio) tidak lebih rendah dari 8%, peraturan ini juga sejalan dengan peraturan Bank Indonesia. Di Indonesia sendiri CAR dihitung berdasarkan Modal per ATMR (Aktiva Tertimbang Menurut Risiko) . CAR = Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 menjelaskan bahwa Modal per ATMR merupakan rasio kecukupan modal dan merupakan indikator faktor penilaian dari permodalan pada penelitian ini faktor modal didasarkan pada 2 hal : a) Modal/ ATMR dengan memperhitungkan risiko penyaluran dana atau pembiayaan, hal ini terkait pada kerugian yang diderita bank akibat tidak dapat memperoleh kembali tagihan atas pinjaman yang diberikan atau investasi yang dilakukan (CAR1). b) Modal/ATMR dengan memperhitungkan modal inti saja sebagaimana di atur dalam Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 (CAR2).
1
Tabel 3.1 DefinisiOperasional
Variabel
Definisi
Risk Profile
Penilaian terhadap risiko inheren dan kualitas penerapan manajemen risiko dalamo perasional Bank.
Indikator NPF,Non Performing Financing.
Instrumen - Pembiayaan Bermasalah. - PembiayaanKualitas Rendah. - Total Pembiayaan.
Rumusan NPF1 = 2=
Skala Rasio NPF1 NPF2
= FDR,Financing to Deposito Ratio.
- Total Pembiayaan. FDR
- Total Dana Earning
Kemampuan Bank dalam meningkatkan labanya.
ROA,Return On Assets.
PihakKetiga. - Laba Sebelum Pajak. - Rata-rata Total Aset.
Capital
Permodalan yang ada didasarkan kepadakewajiban penyediaan modal minimum Bank
CAR,CapitalAdequancy Ratio.
- Modal - ATMR
ROA =
ROA
CAR =
CAR
48
D. Metode Pengumpulan Data 1. Data Primer Data Primer adalah data yang dikumpulkan langsung oleh peneliti dari para responden.dan bukan berasal dari pengumpulan data sebelumnya. Sumber data primer dalam kegiatan penelitian antara lain sebagai berikut : a) Masyarakat Secara Langsung Data yang diperoleh secara langsung dari masyarakat baik melalui wawancara maupun kuisioner merupakan data murni.Data tersebut data ada yang merupakan data murni dan ada pula yang disebut data tidak murni.Data murni adalah data yang diperoleh secara mentah dari masyarakat.Data tidak murni adalah data yang disesuaikan responden dengan jalan pikirannya. b) Benda, Kondisi, Situasi, Proses, atau Perilaku Orang Tertentu Dapat juga diperoleh dari data lapangan. c) Data Laboratorium Data laboratorium bisa digolongkan data primer karena data tersebut dihasilkan melalui percobaan atau test yang dilakukan langsung peneliti.
48
49
2. Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang sudah tersedia sehingga kita tinggal mencari dan mengumpulkan.Data sekunder dapat kita peroleh dengan lebih mudah dan cepat karena sudah tersedia. 3. Jenis Data Data yang digunakan adalah data kuantitatif yaitu data yang diukur dalam satuan skala numeric (angka).Jenis data yang digunakan adalah data skunder. Data sekunder diambil dari data yang telah diolah lebih lanjut dari obyeknya dan disampaikan menjadi buku-buku teks, artikel-artikel atau laporan-laporan yang sejenis, dan literatur lainnya yang menunjang penelitian ini. Data yang digunakan berupa Laporan Keuangan Bank Syariah Mandiri dan Bank Mega Syariah Indonesia yang dipublikasikan dari tahun 2006-2010 yang didapat dari internet.Laporan keuangan bank yang digunakan adalah Neraca, Laporan laba-rugi, Komitmen dan kontijensi, Kualitas Aktiva Produktif, dan perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum. 4. Sumber Data Data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang dikumpulkan dengan menggunakan metode studi pustaka dan dokumentasi. Metode studi pustaka digunakan untuk mengumpulkan data berupa literaturliteratur
mengenai
gambaran
umum
obyek
penelitian
dan
mendokumentasikan laporan keuangan Bank Syariah Mandiri dan
50
Bank Mega Syariah Indonesia periode tahun 2006 sampai dengan 2010. Data-data yang didapat berasal dari laporan keuangan publikasi yang
di
ambil
di
websitewww.bi.go.id,
www.bsmi.co.id,
www.syariahmandiri.co.id. E. Metode Analisis Data Dalam penelitian ini untuk mengolah data dari hasil penelitian ini dengan menggunakan Analisis deskriptif kuantitatif dengan metode REC yang terdiri dari : 1. Risk Profile (Profil Risiko) Penilaian terhadap faktor profil risiko merupakan penilaian terhadap risiko inheren dan kualitas penerapan manajemen risiko dalam operasional Bank yang dilakukan terhadap 8 (delapan) risiko yaitu: risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko hukum, risiko stratejik, risiko kepatuhan dan risiko reputasi. 2. Earning (Rentabilitas) Merupakan kemampuan untuk Bank dalam meningkatkan labanya, apakah setiap periode atau untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh Bank yang bersangkutan.