BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Kerangka Berpikir Berdasarkan uraian latar belakang dan landasan teori pada bab sebelumnya, penelitian ini menggunakan kerangka berpikir sebagai berikut:
BRAND AWARENESS
BRAND ASSOCIATION
CUSTOMER LOYALTY
PERCEIVED QUALITY
Gambar 3.1 Kerangka Berpikir Sumber: Penulis
3.2
Metode Pengumpulan Data Metode yang digunakan adalah kuesioner dan studi kepustakaan. Kuesioner digunakan dalam pengumpulan data dari responden dan disusun
38
39
format pertanyaan yang telah diatur sedemikian rupa untuk menganalisis brand equity yang diajukan kepada responden secara tertulis. Responden dalam penelitian ini adalah penduduk Jakarta Barat yang mengkonsumsi minuman berenergi. Studi kepustakaan, merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan berdasarkan informasi yang diperoleh melalui buku, majalah, dan jurnal yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini. Menurut Supranto (1991), usaha - usaha untuk membuat kuesioner suatu penelitian yang baik harus diarahkan pada dua tujuan utama, yaitu: (1) memperoleh informasi atau data yang berhubungan dengan maksud dan tujuan penelitian, (2) mengumpulkan informasi dengan kecermatan dan ketelitian yang dapat dipertanggungjawabkan. Jenis pertanyaan yang digunakan dalam kuesioner ini adalah pertanyaan tertutup, yaitu pertanyaan yang membatasi jawaban responden dengan keharusan memilih diantara jawaban-jawaban yang sudah tercantum dalam kuesioner. Dimana variabel-variabel yang digunakan akan diukur dengan rasio likert dengan lima alternatif. Setiap pertanyaan atau pernyataan disusun sedemikian rupa agar bisa dijawab dengan menggunakan lima tingkatan, yaitu:
•
Sangat Tidak Setuju
•
Tidak Setuju
40
•
Normal
•
Setuju
•
Sangat Setuju Menurut Supranto (1991), “Likert scales require a respondent to
indicate a degree of a agreement or disagreement with a variety of statement related to the attitude or object”. Artinya, skala likert membutuhkan responden untuk menunjukkan tingkat setuju atau tidak setuju dengan bermacam-macam pertanyaan yang berhubungan dengan sikap atau objek. 3.2.1
Populasi Menurut Sugiyono (2004), populasi adalah objek penelitian yang mempunyai kualitas dan karakteristik yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi dari penelitian ini adalah konsumen energy drink di wilayah Jakarta Barat.
3.2.2
Sampel dan Teknik Sampling Secara umum, besarnya konsumen dari suatu merek jarang diketahui dengan pasti. Produk dengan brand equity yang kuat umumnya memiliki populasi konsumen yang besar, dengan demikian, eksplorasi respons terhadap seluruh anggota populasi berkenan dengan variabel penelitian yang menjadi perhatian akan memakan banyak
41
waktu, biaya, dan tenaga. Karena hal itu dalam penelitian ini digunakan sampel. Sampel adalah sebagian dari observasi yang dipilih dari populasi dengan menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili populasinya (Durianto, Sugiarto, Sitinjak, 2001). Populasi berarti keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup dan waktu yang ingin diteliti. Populasi dibedakan menjadi populasi sasaran
(target
population)
dan
populasi
sampel
(sampling
population). Populasi sasaran adalah keseluruhan individu dalam area yang sesuai dengan tujuan penelitian. Populasi sampel adalah keseluruhan individu yang akan menjadi suatu analisis dalam populasi yang layak dan sesuai untuk dijadikan atau ditarik sebagai sampel penelitian sesuai
dengan
kerangka
sampelnya.
Rangka
sampel
adalah
keseluruhan daftar individu yang menjadi satuan analisis yang ada dalam populasi yang akan diambil sampelnya. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah non probability sampling dengan teknik convenience sampling, yaitu teknik penentuan sampel yang diambil berdasarkan ketersediaan elemen atau responden dan kemudahan untuk mendapatkannya. Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 385 orang
42
yang diambil berdasarkan number of sampling Malhotra Frame. Kuesioner yang disebar dalam penelitian ini adalah 400. Tabel 3.1 Malhotra Number of Sampling
Level of Confidence
Margin Error 90%
95%
99%
99.90%
+/‐ 1.0%
6766
9604
16590
19741
+/‐ 2.0%
1692
2401
4184
4936
+/‐ 3.0%
752
1068
1844
2194
+/‐ 4.0%
423
601
1037
1234
+/‐ 5.0%
271
385
664
790
+/‐ 7.5%
121
171
296
351
+/‐ 10.0%
68
97
166
198
+/‐ 15.0%
31
43
74
88
+/‐ 20.0% +/‐ 50.0%
17 3
25 4
42 7
50 10
Sumber: Malhotra (2004)
Menurut Sugiyono (2004), non probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Masih menurut Sugiyono, convenience sampling atau sampling aksidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang tersebut cocok sebagai sumber data.
43
3.3
Variabel Penelitian Untuk mencapai tujuan maka digunakan variabel - variabel penelitian. Dari permasalahan yang ada maka dapat ditentukan variabel - variabel yang dapat digunakan untuk mencari jawaban dari permasalahan yang akan diteliti. Menurut Sugiyono (2004), variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Variabel dalam penelitian ini adalah: Independent Variable (Variabel Bebas) 3.3.1
Brand Awareness / Kesadaran Merek (X1) Kesadaran responden akan merek Extra Joss dan Kuku Bima Ener-G
dapat dilihat dari segi: kesadaran responden akan iklan dari masing – masing merek, pengingatan kembali merek (brand recall) minuman berenergi yang diingat oleh responden antara Extra Joss dan Kuku Bima Ener-G, merek minuman berenergi yang menempati puncak pikiran (top of mind) responden antara Extra Joss dan Kuku Bima Ener-G, dan kemampuan responden mengenali produk dari rasa.
44 Tabel 3.2 Instrumen Kuesioner Variabel Brand Awareness Indikator
Butir Pertanyaan
Brand Awareness 1
Anda telah lama mengenal Extra Joss dan Kuku Bima Ener‐G.
Brand Awareness 2
Anda mengetahui iklan Extra Joss dan Kuku Bima Ener‐G.
Brand Awareness 3
Extra Joss dan Kuku Bima Ener‐G adalah merek yang anda ingat pertama kali saat membeli minuman berenergi.
Brand Awareness 4
Slogan Extra Joss dan Kuku Bima Ener‐G mudah dimengerti dan diingat. Anda dapat mampu mengenali Extra Joss dan Kuku Bima Ener‐G dari rasanya. Sumber: data kuesioner
Brand Awareness 5
3.3.2
Brand Association / Asosiasi Merek (X2) Asosiasi atau persepsi yang muncul di benak responden setelah mendengar merek minuman berenergi Extra Joss dan Kuku Bima Ener-G dari segi: identitas produk, iklan, bentuk kemasan, harga produk, dan kemudahan untuk memperoleh produk. Tabel 3.3 Instrumen Kuesioner Variabel Brand Association
Indikator
Butir Pertanyaan
Brand Association 1
Merek Extra Joss dan Kuku Bima Ener‐G sangat tepercaya.
Brand Association 2
Iklan Extra Joss dan Kuku Bima Ener‐G inovatif dan menarik.
Brand Association 3
Bentuk kemasan Extra Joss dan Kuku Bima Ener‐G menarik.
Brand Association 4
Harga Extra Joss dan Kuku Bima Ener‐G terjangkau.
Brand Association 5
Extra Joss dan Kuku Bima Ener‐G mudah diperoleh.
Brand Association 6
Extra Joss dan Kuku Bima Ener‐G adalah minuman berenergi yang dikonsumsi oleh para juara/orang hebat. Sumber: data kuesioner
45
3.3.3
Perceived Quality / Persepsi Kualitas (X3) Persepsi kualitas terhadap produk minuman berenergi Extra Joss dan Kuku Bima Ener-G dapat dilihat dari segi: kualitas produk minuman berenergi, persepsi responden mengenai minuman berenergi yang menambah stamina, varian rasa produk yang cocok atau enak dengan cita rasa responden, dan kualitasnya.
Tabel 3.4 Instrumen Kuesioner Variabel Perceived Quality Indikator
Butir Pertanyaan
Perceived Quality 1
Kualitas produk Extra Joss dan Kuku Bima Ener‐G baik.
Perceived Quality 2
Extra Joss dan Kuku Bima Ener‐G adalah minuman berenergi yang menambah stamina.
Perceived Quality 3
Extra Joss dan Kuku Bima Ener‐G memiliki banyak pilihan rasa.
Perceived Quality 4
Extra Joss dan Kuku Bima Ener‐G cocok dan enak rasanya.
Perceived Quality 5
Rasa Extra Joss dan Kuku Bima Ener‐G tak tertandingi dengan minuman berenergi lainnya.
Perceived Quality 6
Harga Extra Joss dan Kuku Bima Ener‐G sesuai dengan kualitasnya.
Sumber: data kuesioner
Dependent Variable (Variable Terikat) 3.3.4
Customer Loyalty / Loyalitas Pelanggan (Y) Loyalitas konsumen terhadap produk minuman berenergi Extra Joss dan Kuku Bima Ener-G dapat dilihat dari segi: kesediaan responden untuk melakukan pembelian berulang terhadap Extra Joss atau Kuku Bima Ener-G, perpindahan merek terhadap kedua minuman
46
berenergi Extra Joss dan Kuku Bima Ener-G, pembelian yang dilakukan karena kebiasaan, kepuasan menggunakan merek Extra Joss atau Kuku Bima, dan komitmen responden terhadap Extra Joss dan Kuku Bima Ener-G. Tabel 3.5 Instrumen Kuesioner Variabel Customer Loyalty Indikator
Butir Pertanyaan
Customer Loyalty 1
Saya akan melakukan pembelian berulang Extra Joss dan Kuku Bima Ener‐G karena cocok dengan selera.
Customer Loyalty 2
Saya akan tetap mengkonsumsi Extra Joss dan Kuku Bima Ener‐G meskipun ada merek minuman berenergi lainnya.
Customer Loyalty 3
Saya membeli Extra Joss dan Kuku Bima Ener‐G karena kebiasaan.
Customer Loyalty 4
Saya puas terhadap Extra Joss dan Kuku Bima Ener‐G.
Customer Loyalty 5
Saya akan merekomendasikan Extra Joss dan Kuku Bima Ener‐G. Sumber: data kuesioner
3.4
Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner adalah suatu daftar yang berisi serangkaian pertanyaan tentang suatu hal atau suatu bidang. Menurut Sugiyono (2004), kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.
47
Kuesioner ini terdiri dari lima bagian. Bagian pertama berisi pertanyaan seputar profil responden, bagian kedua berisi pertanyaan seputar brand awareness, bagian ketiga berisi pertanyaan seputar brand association, bagian keempat berisi pertanyaan mengenai perceived quality, dan bagian kelima pertanyaan mengenai customer loyalty dari Extra Joss dan Kuku Bima Ener-G. Instrumen pada indikator disusun dengan kategori: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Netral (N), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). Masing-masing kategori memiliki bobot yang berbeda, yaitu: Sangat Setuju (diberi bobot 5), Setuju (diberi bobot 4), Netral (diberi bobot 3), Tidak Setuju (diberi bobot 2), Sangat Tidak Setuju (diberi bobot 1). Interpretasi hasil perhitungan rata-rata (mean) terhadap skala likert adalah sebagai berikut: Tabel 3.6 Interpretasi Hasil Perhitungan Mean terhadap Skala Likert
Interval Koefisien 1.00 ‐ 1.80 1.81 ‐ 2.60 2.61 ‐ 3.40 3.41 ‐ 4.20 4.21 ‐ 5.00
Arti
sangat tidak positif / tidak loyal tidak positif / tidak loyal cukup positif / cukup loyal positif / loyal sangat positif / loyal Sumber: Sugiyono (2004)
Rata-rata (mean) variabel brand awareness, brand association, perceived quality dan customer loyalty Extra Joss dan Kuku Bima Ener-G
48
tersebut diuji dengan analisis varians satu arah (One Way Anova) untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara variabel brand awareness, brand association, perceived quality dan customer loyalty Extra Joss dan Kuku Bima Ener-G, dengan hipotesis sebagai berikut: 1.
H0: µ1 = µ2; yang berarti tidak ada perbedaan antara brand awareness Extra Joss dengan brand awareness Kuku Bima Ener-G. H1: µ1 ≠ µ2; yang berarti ada perbedaan antara brand awareness Extra Joss dan brand awareness Kuku Bima Ener-G.
2.
H0: µ3 = µ4; yang berarti tidak ada perbedaan antara brand association Extra Joss dan brand association Kuku Bima Ener-G. H1: µ3 ≠ µ4; yang berarti ada perbedaan antara brand association Extra Joss dan brand association Kuku Bima Ener-G.
3.
H0: µ5 = µ6; yang berarti tidak ada perbedaan antara perceived quality Extra Joss dan perceived quality Kuku Bima Ener-G. H1: µ5 ≠ µ6; yang berarti ada perbedaan antara perceived quality Extra Joss dan perceived quality Kuku Bima Ener-G.
4.
H0: µ7 = µ8; yang berarti tidak ada perbedaan antara customer loyalty Extra Joss dan customer loyalty Kuku Bima Ener-G. H1: µ7 ≠ µ8; yang berarti ada perbedaan antara customer loyalty Extra Joss dan customer loyalty Kuku Bima Ener-G.
49
Hipotesis di atas diuji berdasarkan kriteria: •
Jika F-hitung > F-tabel; maka H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti ada perbedaan antara variabel brand awareness, brand association, perceived quality dan customer loyalty Extra Joss dan Kuku Bima Ener-G.
•
Jika F-hitung < F-tabel; maka H1 ditolak dan H0 diterima yang berarti tidak ada perbedaan antara variabel brand awareness, brand association, perceived quality dan customer loyalty Extra Joss dan Kuku Bima Ener-G.
3.5
Validitas dan Reliabilitas Menurut Sugiyono (2004), valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Hasil penelitian yang valid apabila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Instrumen yang diuji coba analisis dengan tujuan untuk menyeleksi butir-butir valid. Dari uji coba ini dapat dilihat sejauh mana butir-butir instrumen tersebut dapat menginformasikan yang mana saja dari butir-butir yang disediakan dapat mewakili dari variabel yang diukur. Validitas instrumen yang diuji dengan menggunakan koefisien korelasi antara skor butir soal dengan skor total (r-hitung). Hasil pengujian validitas kemudian akan dibandingkan dengan r-tabel dimana tingkat
50
signifikan 5% dengan n = 40 diperoleh angka 0,312. Dasar pengambilan keputusan uji validitas ini adalah: •
Jika r-hitung > r-tabel, maka butir atau variabel tersebut Valid.
•
Jika serta r-hitung < r-tabel, maka butir atau variabel tersebut Tidak Valid. Penelitian ini menggunakan kuesioner, maka perlu dilakukan analisis
validitas untuk meyakinkan hasil pengukuran sesuai dengan apa yang ingin diukur. Uji validitas butir kuesioner terhadap responden dan menguji hasilnya dengan software SPSS 16 (Statistical Product and Service Solution), dengan menguji korelasi tiap butir pertanyaan dengan skor total variabelnya. Instrumen dikatakan valid bila r-hitung lebih besar daripada r-tabel. Dari uji coba terhadap 40 kuesioner, diperoleh hasil butir instrumen tersebut diperoleh 5 butir yang valid dan tidak ditemukan butir yang tidak valid (drop) untuk variabel brand awareness Extra Joss. Tabel 3.7 Validitas Variabel Brand Awareness Extra Joss
Kuesioner Butir 1 Butir 2 Butir 3 Butir 4 Butir 5
Nilai Korelasi (Pearson Corelation)
Kesimpulan
0.917 0.936 0.942 0.977 0.965
Valid Valid Valid Valid Valid
Sumber: data kuesioner
51
Untuk variabel brand awareness Kuku Bima Ener-G ditemukan 5 butir valid dan tidak ditemukan butir yang tidak valid. Tabel 3.8 Validitas Variabel Brand Awareness Kuku Bima Ener-G
Kuesioner Butir 1 Butir 2 Butir 3 Butir 4 Butir 5
Nilai Korelasi (Pearson Corelation)
Kesimpulan
0.952 0.945 0.957 0.949 0.967
Valid Valid Valid Valid Valid
Sumber: data kuesioner
Pada variabel brand association Extra Joss terdapat 6 butir pertanyaan yang valid dan tidak ditemukan butir yang tidak valid (drop).
Tabel 3.9 Validitas Variabel Brand Association Extra Joss
Kuesioner Butir 6 Butir 7 Butir 8 Butir 9 Butir 10 Butir 11
Nilai Korelasi (Pearson Corelation) 0.960 0.952 0.935 0.947 0.947 0.942 Sumber: data kuesioner
Kesimpulan Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Pada variabel brand association Kuku Bima Ener-G ditemukan 6 butir pertanyaan valid dan tidak ditemukan butir pertanyaan yang tidak valid.
52 Tabel 3.10 Validitas Variabel Brand Association Kuku Bima Ener-G
Kuesioner Butir 6 Butir 7 Butir 8 Butir 9 Butir 10 Butir 11
Nilai Korelasi (Pearson Corelation)
Kesimpulan
0.972 0.961 0.970 0.933 0.979 0.927
Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Sumber: data kuesioner
Untuk variabel perceived quality Extra Joss ditemukan 6 butir petanyaan valid dan tidak ditemukan butir yang tidak valid.
Tabel 3.11 Validitas Variabel Perceived Quality Extra Joss
Kuesioner Butir 12 Butir 13 Butir 14 Butir 15 Butir 16 Butir 17
Nilai Korelasi Kesimpulan (Pearson Corelation) 0.929 0.909 0.927 0.930 0.963 0.924 Sumber: data kuesioner
Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Sedangkan variabel perveiced quality Kuku Bima Ener-G juga ditemukan 6 butir pertanyaan valid, tidak ditemukan butir pertanyaan yang tidak valid.
53 Tabel 3.12 Validitas Variabel Perceived Quality Kuku Bima Ener-G
Kuesioner Butir 12 Butir 13 Butir 14 Butir 15 Butir 16 Butir 17
Nilai Korelasi Kesimpulan (Pearson Corelation) 0.938 0.956 0.941 0.919 0.957 0.935 Sumber: data kuesioner
Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Pada variabel customer loyalty Extra Joss ditemukan 5 butir pertanyaan valid dan tidak ditemukan butir pertanyaan yang tidak valid.
Tabel 3.13 Validitas Butir Variabel Customer Loyalty Extra Joss
Kuesioner Butir 18 Butir 19 Butir 20 Butir 21 Butir 22
Nilai Korelasi (Pearson Corelation) 0.949 0.963 0.979 0.960 0.984 Sumber: data kuesioner
Kesimpulan Valid Valid Valid Valid Valid
Pada variabel customer loyalty Kuku Bima Ener-G juga ditemukan 5 butir pertanyaan yang valid dan tidak ditemukan butir pertanyaan yang tidak valid.
54 Tabel 3.14 Validitas Butir Variabel Customer Loyalty Kuku Bima Ener-G
Kuesioner Butir 18 Butir 19 Butir 20 Butir 21 Butir 22
Nilai Korelasi (Pearson Corelation) 0.947 0.931 0.948 0.943 0.953 Sumber: data kuesioner
Kesimpulan Valid Valid Valid Valid Valid
Menurut Sugiyono (2004), hasil penelitian yang reliabel, bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Sebuah instrumen yang valid belum tentu reliabel, tetapi instrumen yang reliabel sudah tentu valid. Pernyataan ini menandakan bahwa sebuah validitas dan reliabilitas adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan dalam pengkonstruksian sebuah instrumen, jika ingin dikatakan baik. Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data, maka diharapkan hasil peneliatian akan menjadi valid dan reliabel. Jadi instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel. Kuesioner dalam penelitian ini merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara brand awareness, brand association, perceived quality dengan customer loyalty. Reliabilitas ini akan dihitung dengan menggunakan software SPSS 16 (Statistical Product and Service Solution). Perhitungan reliabilitas dilakukan setelah perhitungan validitas dilakukan. Dengan hubungan analisa reliabiltas:
55
•
R < 0.20
:
sangat kecil dan bisa diabaikan.
•
0.20 < R < 0.40
:
kecil (tidak erat).
•
0.40 < R < 0.70
:
cukup erat.
•
0.70 < R < 0.90
:
erat (reliabel).
•
0.90 < R < 1.00
:
sangat erat (sangat reliabel).
•
R = 1.00
:
sempurna.
(sumber: http//olahdata.com/analisis validitas&reliabilitas/)
Dari uji coba reliabilitas terhadap 40 kuesioner yang sudah diuji validitasnya, diperoleh perhitungan koefisien korelasi variabel brand awareness Extra Joss dan Kuku Bima Ener-G yang masing-masing terdiri dari 5 butir instrumen yang valid, maka angka koefisien alpha yang diperoleh sebesar 0.970 dan 0.975.
Tabel 3.15 Reliabilitas Variabel Brand Awareness Extra Joss dan Kuku Bima Ener-G
Nilai Korelasi (Cronbach Alpha)
Kesimpulan
Brand Awareness Extra Joss
0.970
Sangat Reliabel
Brand Awareness Kuku Bima Ener‐G
0.975
Sangat Reliabel
Variabel
Sumber: data kuesioner
56
Untuk koefisien korelasi variabel brand association Extra Joss dan Kuku Bima Energi yang terdiri dari 6 butir instrumen valid, memperoleh angka koefisien alpha sebesar 0.977 dan 0.982.
Tabel 3.16 Reliabilitas Variabel Brand Association Extra Joss dan Kuku Bima Ener-G
Variabel
Nilai Korelasi (Cronbach Alpha)
Kesimpulan
Brand Association Extra Joss
0.977
Sangat Reliabel
Brand Association Kuku Bima Ener‐G
0.982
Sangat Reliabel
Sumber: data kuesioner
Koefisien korelasi variabel perceived quality Extra Joss dan Kuku Bima Ener-G yang terdiri dari 6 butir instrumen valid, diperoleh angka koefisien alpha sebesar 0.969 dan 0.974.
Tabel 3.17 Reliabilitas Variabel Perceived Quality Extra Joss dan Kuku Bima Ener-G
Nilai Korelasi (Cronbach Alpha)
Kesimpulan
Brand Perceived Quality Extra Joss
0.969
Sangat Reliabel
Brand Perceived Quality Kuku Bima Ener‐G
0.974
Sangat Reliabel
Variabel
Sumber: data kuesioner
57
Koefisien korelasi variabel customer loyalty Extra Joss dan Kuku Bima Ener-G yang terdiri dari 5 butir instrumen valid diperoleh angka koefisien alpha sebesar 0.982 dan 0.970.
Tabel 3.18 Reliabilitas Variabel Customer Loyalty Extra Joss dan Kuku Bima Ener-G
Nilai Korelasi (Cronbach Alpha)
Kesimpulan
Customer Loyalty Extra Joss
0.982
Sangat Reliabel
Customer Loyalty Kuku Bima Ener‐G
0.970
Sangat Reliabel
Variabel
Sumber: data kuesioner
Dengan demikian diketahui bahwa variabel brand awareness Extra Joss dan Kuku Bima Ener-G memiliki hubungan yang sangat erat (sangat reliabel). Variabel brand association Extra Joss dan Kuku Bima Ener-G juga memiliki hubungan yang sangat erat (sangat reliabel). Variabel perceived quality variabel Extra Joss dan Kuku Bima Ener-G memiliki hubungan yang sangat erat (sangat reliabel). Variabel customer loyalty Extra Joss dan Kuku Bima Ener-G memiliki hubungan yang sangat erat (sangat reliabel).
3.6
Hipotesis Karena hipotesis yang digunakan berkaitan dengan ada atau tidaknya peranan variabel bebas dan variabel terikat, maka digunakan pengujian
58
hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha). Dalam penelitian ini hipotesis yang akan diuji, yaitu: Hipotesis 1:
Ho = ρ = 0; artinya tidak ada hubungan antara brand
awareness, brand association, perceived quality Extra Joss dan Kuku Bima Ener-G dengan customer loyalty. Hipotesis 2:
Ha = ρ ≠ 0; artinya ada hubungan antara brand awareness,
brand association, perceived quality Extra Joss dah Kuku Bima Ener-G dengan customer loyalty. Hipotesis tersebut akan diuji dengan menggunakan rumus korelasi Rank Spearman. Korelasi Rank Spearman digunakan untuk mencari hubungan atau untuk menguji signifikansi hipotesis asosiatif bila masingmasing variabel yang dihubungkan berbentuk ordinal, dan data variabel tidak harus sama (Sugiyono, 2004). Untuk mengetahui hubungan antara variabel X1, X2, X3 dengan variabel Y, dapat diketahui penafsiran koefisien korelasi. Setelah melalui pengujian dan hasilnya signifikan, maka untuk menentukan keeratan hubungan masing-masing variabel dapat digunakan Guilford Criteria, yaitu:
59 Tabel 3.19 Intepretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
Sangat rendah
0,20 – 0,399
Rendah
0,40 – 0,599
Sedang
0,60 – 0,799
Kuat
0,80 – 1,000
Sangat kuat
Sumber: Sugiyono (2004)