BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah PT.X PT. X merupakan suatu perusahaan keuangan non-bank yang diatur oleh Departemen Keuangan. Misinya adalah untuk memberikan modal kerja untuk rumah tangga berpendapatan rendah di Indonesia dalam rangka untuk meningkatkan pendapatan keluarga mereka dan meningkatkan standar hidup. Modal kerja diberikan kepada individu melalui kelompok perempuan. Banyak dari klien berprofesi sebagai buruh tani, dan terlibat dalam perdagangan kecil, menyiapkan dan menjual makanan, pemeliharaan ternak dan sayur-sayuran. PT. X mengubah dirinya dari sebuah yayasan bernama "Yayasan Ganesha Keuangan Mikro" pada akhir 2006. Yayasan ini dioperasikan 2003-2006, dan mencapai sekitar 28.000 klien sampai akhir Desember 2006. Pejabat konservatif memperkirakan, ada 10 juta rumah tangga miskin di Indonesia. Menurut sebuah laporan Bank Dunia kemiskinan di Indonesia diperkirakan bahwa setengah dari total penduduk Indonesia berada di bawah garis kemiskinan pada tahun 2006. Bersama dengan lembaga keuangan mikro lainnya di seluruh dunia, PT.X percaya bahwa ketersediaan modal kerja adalah salah satu senjata yang paling efektif dan langsung untuk melawan kemiskinan dan distribusi pendapatan yang tidak merata. Asumsi utama adalah bahwa masyarakat miskin telah mengembangkan keterampilan bertahan hidup dan siap untuk
bekerja keras dan mereka memiliki keterampilan dan waktu lebih banyak yang dapat mereka gunakan. Masyarakat miskin juga tidak menerima nilai penuh dari pekerjaan mereka, karena rentenir, yang biasanya membebankan biaya 5 10 persen bunga per bulan, mengambil porsi yang signifikan dari pendapatan mereka. Bahkan, pembayaran bunga dari 30 persen per bulan pada pinjaman sangat kecil tidak jarang terjadi di daerah Jawa. PT.X menggunakan pendekatan Grameen Bank untuk memperluas modal kerja sebesar Rp.1.000.000-Rp.3.000.000 untuk perempuan miskin. Pendekatan ini sangat cocok untuk kondisi Indonesia. Dengan total penduduk 230 juta, tenaga kerja terdiri dari 98 juta penerima. Dari jumlah tersebut, hanya 26 juta orang (27 persen) memiliki pekerjaan tetap. Sisanya 69 juta orang (73 persen) yang baik wiraswasta dan pekerja musiman dalam bidang konstruksi dan pertanian. Kemiskinan di Indonesia, pertama-tama bukan masalah rendahnya upah bagi karyawan tetap, tetapi pendapatan yang lebih rendah untuk sebagian besar penerima yang bekerja sendiri. Salah satu kendala utama mereka adalah kurangnya modal kerja untuk mengembangkan usaha mereka agar dapat menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi. Ketersediaan modal kerja dapat membantu ibu-ibu rumah tangga yang pada saat ini, masih produktif agar dapat menggunakan beberapa jam setiap hari untuk memperoleh pendapatan tambahan bagi keluarga mereka.
Visi, Misi dan Tujuan PT.X Visi PT.X adalah untuk menyediakan akses modal kerja, untuk sejumlah besar rumah tangga berpendapatan rendah di Indonesia, terutama di daerah pedesaan dan kota kecil, secara tepat waktu dan efisien. Misi PT.X untuk meningkatkan pendapatan dan standar hidup sejumlah besar masyarakat berpendapatan kecil di Indonesia. PT.X juga memiliki misi jangka menengah bertujuan untuk mencapai satu juta klien pada 2012. Tujuannya penting PT.X adalah untuk belajar praktek-praktek terbaik dari LKM terkemuka di Asia, dan secara aktif menyebarkan praktek-praktek terbaik mereka dan melalui kunjungan lapangan yang sesuai dengan prosedur operasional.
Dasar Hukum PT. X adalah perusahaan keuangan non-bank yang memperoleh izin operasi berlisensi modal usaha ventura dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) pada November 2006. Kepemilikan dokumen hukum adalah sebagai berikut: a. Anggaran Akte Pendirian Perusahan Nomor 3 tanggal 19 September 2006, Notaris Wati Christiana Indro, SH dan M.M. Terdaftar dan bersertifikat Pengesahan oleh Keputusan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia
No W29-00290 HT.01.01-TH.2006, tanggal 30 Oktober 2006, Provinsi Banten. b. Perubahan Anggaran Dasar Asosiasi untuk menyesuaikan dengan Perusahaan UU No 40/2007 No 2, 6 Agustus 2008, Notaris Wati Christiana Indro, SH dan M.M., Kabupaten Tangerang c. Operating License Izin Usaha Modal Ventura berdasarkan keputusan Menteri Keuangan Nomor KEP-138/KM.12/2006, tanggal 28 November 2006, Jakarta d. NPWP NPWP No 02.607.798-411.000, Klasifikasi 65.930 (Venture Capital) Sebagai perusahaan keuangan non-bank, PT.X tidak diperbolehkan untuk mengumpulkan tabungan dari klien. Sebagai perusahaan modal ventura, perusahaan ini beroperasi di atas dasar bagi hasil, mengambil risiko dalam memberikan modal kerja untuk usaha mikro dan usaha kecil tanpa agunan, dan berbagi dalam keuntungan mereka menggunakan pra-kesepakatan pembagian keuntungan disepakati dengan klien.
2. Struktur Organisai PT.X Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT.X
B. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah metode deskriptif yaitu metode yang bertujuan memberikan gambaran secara sistematis, dan akurat mengenai perbandingan perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 karyawan ditanggung perusahaan, ditanggung karyawan, diberikan tunjangan pajak, serta di Gross Up.
C. Definisi Operasional Variabel Variabel penelitian merupakan semua atribut dari sekelompok objek yang diteliti atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan. Adapun variabel yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Perhitungan PPh Pasal 21 ditanggung oleh perusahaan adalah perhitungan pajak penghasilan, dalam hal ini jumlah PPh Pasal 21 terutang akan ditanggung oleh perusahaan yang bersangkutan. Dengan demikian, gaji yang diterima oleh karyawan tersebut tidak dikurangi dengan PPh Pasal 21 karena perusahaanlah yang menanggung biaya atau beban PPh Pasal 21. 2. Perhitungan PPh Pasal 21 ditanggung oleh karyawan adalah perhitungan pajak penghasilan, dalam hal ini jumlah PPh Pasal 21 yang terutang akan ditanggung oleh karyawan itu sendiri, sehingga benar-benar mengurangi penghasilan karyawan. 3. Perhitungan PPh Pasal 21 diberikan tunjangan pajak adalah perhitungan pajak penghasilan dimana karyawan memperoleh tunjangan pajak, dan tunjangan
pajak tersebut merupakan unsur biaya bagi perusahaan. Sehingga untuk menghitung PPh Pasal 21, tunjangan yang diterima ditambah pada penghasilan bruto karyawan. Unsur biaya tersebut dapat dikurangkan dalam perhitungan PPh Badan, sehingga dapat meminimumkan PPh Badan perusahaan. 4. Perhitungan PPh Pasal 21 di Gross Up adalah perhitungan pajak penghasilan dimana pajak atas penghasilan karyawan dihitung berdasarkan gaji bersih karyawan ditambah tunjangan pajak yang besarnya sama dengan pajak yang dipotongkan.
D. Metode Pengumpulan Data Metode Pengumpulan data yang digunakan penulis dalam skripsi ini adalah : 1. Penelitian kepustakaan (library research) Penelitian kepustakaan yaitu usaha yang dilakukan oleh penulis untuk memperoleh data dan informasi sekunder yang bersifat teoritis dan konseptual dengan mempelajari berbagai buku-buku teks, jurnal, peraturan-peraturan pemerintah dan undang-undang mengenai perpajakan, serta informasi lainya mengenai Perbandingan Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 via internet 2. Penelitian lapangan (field research) Penelitian lapangan yaitu usaha yang dilakuakan penulis dalam rangka mendapatkan data primer dengan melakukan wawancara dan observasi langsung pada perusahaan yang dipilih menjadi objek penelitiaan dengan maksud untuk mendapatkan data yang berhubungan dengan hal yang akan
diteliti agar lebih meyakinkan dan lebih akurat. Data yang diperoleh dari penelitian lapangan ini berupa : b. Data primer, berupa keterangan baik tertulis maupun lisan, mengenai aktivitas perusahaan. c. Data sekunder, adalah data yang diambil dari hasil pengumpulan data orang lain, berupa angka-angka laporan aktivitas operasional perusahaan atau gaji bruto seluruh karyawan, laporan laba rugi serta laporan pajak PPh pasal 21 perusahaan untuk tahun 2008.
E. Metode Analisis Data Dalam skripsi ini metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis data deskriptif kualitatif, yaitu data yang berbentuk kata, kalimat, skema, dan gambar. Menjelaskan metode perhitungan pajak penghasilan (PPh) Pasal 21 yang efisien dilakukan oleh PT.X , pajak penghasilan pasal 21 ditanggung oleh perusahaan, ditanggung oleh karyawan, diberikan dalam bentuk tunjangan pajak, dan di Gross Up.